APLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah;

Rancangan Sistem Assessment Keselamatan Kebakaran Kapal Penyeberangan Roll On Roll Off

BAB I PENDAHULUAN. lautan 38% : 62%, memiliki pulau, dimana 6000 di antaranya telah

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN SEKTOR PERHUBUNGAN DALAM RANGKA PENGANGKUTAN LIMBAH B3

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

2013, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA DAERAH PELAYARAN KAPAL PELAYARAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006), hampir 83% pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10% di

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha, tentulah diikuti dengan risiko. Apabila risiko tesebut datang

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

ANALISA EVAKUASI PENUMPANG PADA KAPAL RO-RO MENGGUNAKAN DISCRETE EVENT SIMULATION DAN SOCIAL FORCE MODEL

2016, No Republik Indonesia Nomor 4152); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

G. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005

BIDANG PERHUBUNGAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN KABUPATEN 1. Perhubungan Darat. 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)

Latar Belakang. Luaran yang Diharapkan Metodologi. Hasil analisa Kesimpulan dan Rekomendasi

Pesawat Polonia

ANALISA FIRE RISK ASSESMENT PADA KAPAL PENUMPANG (STUDI KASUS RANCANGAN KAPAL 5000 GT MILIK DINAS PERHUBUNGAN DARAT)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG PERKAPALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG INVESTIGASI KECELAKAAN TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG P E R K A P A L A N PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PAS KECIL UNTUK KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

KAJIAN TEKNOLOGI KAPAL DAN POLA PELAYANAN PELAYARAN- RAKYAT SEBAGAI MASUKAN UNTUK PEMBERDAYAAN MELALUI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG INVESTIGASI KECELAKAAN TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

MENGAMATI KESELAMATAN PENUMPANG ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kata Pengantar. Jakarta, PT. Diksa Intertama Consultan

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN TAHUN (Database KNKT, 25 November 2016) Oleh: Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran

MAKALAH PERLENGKAPAN KAPAL

Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penataan angkutan penyeberangan Kepulauan Seribu

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493]

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 NOMOR 4

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR

BUPATI BANGKA TENGAH

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

DESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

BABl PENDAHULUAN. Keselamatan pelayaran merupakan hal yang sangat penting dan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENERBITAN / PERPANJANGAN PAS KECIL KAPAL DI KABUPATEN BADUNG

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 104 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian karcis pada kapal cepat yang berpenumpang orang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Desain Kapal 3-in-1 Penumpang-Barang- Container Rute Surabaya Lombok

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

APLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI Cholil, Minto Basuki, I Putu Andhi Indira Kusuma Teknik Perkapalan ITATS, Jl. Arif Rahman Hakim No. 100 Surabaya ragilcholil@gmail.com ABSTRAK Dengan maraknya kejadian kecelakan kapal akhir-akhir ini maka peralatan keselamatan memegang peranan yang sangat penting untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa. Pada penelitian ini bertujuan membahas mengenai perencanaan peralatan keselamatan yang berdasarkan peraturan SOLAS, dimana peralatan keselamatan yang direncanakan adalah Fire Fighting Equipment, Life Saving Appliances (LSA), Radiocommunications, Safety of Navigation dan Carriage of Cargoes pada KMP. LEGUNDI milik PT. ASDP Indonesia yang melayani rute Merak-Bakauheni. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan keadaan sebenarnya dengan peraturan SOLAS. Kemudian data yang digunakan adalah gambar rencana umum KMP. LEGUNDI dan data pengamatan lapangan terhadap peralatan keselamatan pada kapal tersebut. Hasil dari pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa masih terdapat ketidaksesuaian antara keadaan sebenarnya dengan peraturan SOLAS. Sehingga, dalam penelitian ini didapatkan perancangan peletakan peralatan keselamatan yang berdasarkan peraturan SOLAS serta dapat memberi masukan kepada operator kapal mengenai pentingnya peralatan keselamatan, agar dapat mengurangi jatuhnya korban jiwa apabila terjadi kecelakaan di laut. Kata kunci : SOLAS, Keselamatan Pelayaran, Peralatan Keselamatan pelayaran 1. PENDAHULUAN Meningkatnya perekonomian dunia dan dibukanya kebutuhan pasar global manusia dewasa ini, mengakibatkan semakin banyaknya masyarakat membutuhkan angkutan transportasi murah serta efektif, disamping itu dengan meningkatanya perusahaan yang membutuhkan jasa pengangkutan laut maka semakin banyak pula perusahaan pelayaran menambah armadanya guna memenuhi permintaan pasar yang semakin banyak. Namun masih banyak perusahaan menambah armadanya tapi tidak memperhatikan tentang alat keselamatan diatas kapal, dimana perusahaan menginginkan bagaimana kapal tersebut dapat beroperasi dan menghasilkan keuntungan tanpa memperhatikan keselamatan para awak kapal yang ada di kapal tersebut. Hal ini sudah diatur tentang alat-alat keselamatan dalam SOLAS (Safety of Life At Sea) yang seharusnya diaplikasikan pada semua kapal, apabila alat keselamatan diatas kapal tidak dilengkapi maka ketika terjadi sesuatu keadaan darurat yang tidak diinginkan seperti kapal bocor, tenggelam, kebakaran maka alat yang akan digunakan tidak ada dan hal ini berakibat sangat fatal bagi keselamatan jiwa manusia yang berada di atas kapal tersebut. Pada penelitian terdahulu telah dilakukan analisa mengenai aplikasi peraturan SOLAS (Safety of Life At Sea) pada kapal. Menjelaskan keselamatan sangatlah penting bagi suatu perusahaan untuk mencapai sebuah tujuan. Peralatan keselamatan sangat berpengaruh bagi aktifitas produksi suatu perusahaan, untuk itu ditentukan cara yang tepat guna mengoptimalkan peralatan keselamatan pada kapal secara tepat dan efesien (Khoiri, 2015) Oleh karena itu perlu diberikan rekomendasi kepada para pihak terkait untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan transportasi laut. Sehingga perlu diberikan rekomendasi rute evakuasi dan skenario distribusi penumpang. Rekomendasi prosedur keselamatan diberikan sebagai saran dan masukan bagi para awak kapal dalam melakukan proses evakuasi dengan harapan bias meminimalisir terjadinya korban jiwa (Praditya,2012) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspek Perencanaan Kapal Kapal merupakan bangunan terapung yang dapat mengangkut penumpang dan berang di perairan laut dan memiliki sifat bergerak dan berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Form follow function merupakan prinsip dalam teori design, bentuk design C - XV - 1

mengikuti fungsinya. Selain memenuhi fungsi, ada empat aspek design dalam perancangan kapal harus dipenuhi jika suatu produk design ingin dianggap berhasil (Sachri, dalam Pane, 2010), yaitu: (i) Aspek keamanan (Safety), (ii) Aspek kenyamanan (Ergonomic), (iii) Aspek keindahan (Estetika) dan (iv) Aspek filosofi Aspek keamanan dan kenyamanan sudah diatur dalam hukum dan peraturan kemaritiman yang disebut Safety Of Life At Sea (SOLAS). Peraturan biro klasifikasi pada kapal juga acuan dalam kelayakan kapal tersebut untuk berlayar. 2.2 Kapal Penumpang Pada SOLAS (Safety Of Life At Sea) Bab 1 Point 5 menerangakan bahwa Kapal penumpang adalah kapal yang mebawa lebih dari 12 penumpang. Sedangakan menurut Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2010 Tentang Angkutan Perairan, Angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya. Untuk meningkatkan efesiensi atau melayani keperluan yang lebih luas kapal penumpang dapat berupa kapal ro ro. Salah satu contoh kapal penumpang adalah KMP. Legundi. Kapal ini memiliki bobot tonase sebesar 5000 GT (Gross Tonnage) yang merupakan jenis kapal Fery Ro ro yang didesain untuk memenuhi kebutuhan angkutan laut dengan rute Merak Bakeuheni. Kapal ini merupakan kapal terbesar yang pernah di bangun oleh Departemen Perhubungan Darat pada tahun 2011, dan selesai dibangun pada tahun 2012. Sumber : PT ASDP Indonesia Gambar 1. Rencana umum KMP. LEGUNDI milik PT.ASDP Indonesia yang melayani rute pelayaran Merak-Bakahuni. Dalam perencanaan kapal penumpang harus memenuhi aspek-aspek perencanaan kapal seperti yang tertera pada sub bab sebelumnya. Namun kenyataannya masih banyak kapalkapal penumpang yang tidak mematuhi aspek tersebut serta peraturan mengenai keselamatan pelayaran. Guna menjamin keselamatan bagi penumpang, ABK (Anak Buah Kapal), muatan yang dibawa serta kapal itu sendiri, maka pemerintah menerbitkan suatu peraturan yang tertuang dalam peratutan pemerintah (PP) pasal 1 angka 10 pada Undang-Undang Pelayaran yang mensyaratkan tentang kelaiklautan kapal yaitu keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegaahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, pemuatan, kesehatan dan kesehjahteraan awak kapal, serta penumpang status hukum kapal untuk berlayar di perairan tertentu. C - XV - 2

2.3 Peraturan Peralatan Keselamatan SOLAS SOLAS adalah singkatan dari Safety Of Life At Sea jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah Keselamatan Jiwa di Laut. Pelayaran memiliki risiko yang cukup tinggi dan yang tidak bisa diduga adalah faktor alam. Seperti cuaca yang buruk, angin kencang, gelombang yang tinggi, badai secara terus menerus. Selain itu seperti peralatan permesinan dan Sumber Daya Manusia (SDM) juga tidak kalah pentingnya. SOLAS (Safety Of Life At Sea) menerangkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan peralatan keselamatan pada beberapa chapter (bab) adalah sebagai berikut : Chapter II-2 : Construction Fire Fighter Protection,Fire Detection and Fire Extinction Chapter III : Live Saving Appliances and Arranggement. Chapter IV : Radiocommunications Chapter V : Safety of Navigation Chapter VI : Carriage of Cargoes 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Dilakukan studi literatur dengan tujuan merangkum teori-teori dasar mengenai perencanaan peletakan peralatan keselamatan pelayaran : Life Saving Appliances, Fire Fighting Equitment, Radiocommunications, Safety of Navigations, dan Carriage of Cargoes berdasarkan peraturan SOLAS. Serta untuk memperoleh berbagai informasi pendukung lainya. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari pengamatan langsung atau dengan wawancara kepada pihak yang ahli dalam bahasan ini. Data data yang dibutuhkan untuk proses pengerjaan tugas akhir ini di antaranya : 1. Generral arrangement KMP. LEGUNDI milik PT. ASDP Indonesia yang melayani rute pelayaran Merak - Bakauheni 2. Data pengamatan peralatan keselamatan KMP. LEGUNDI milik PT. ASDP Indonesia yang melayani rute pelayaran Merak Bakauheni 3.3 Analisa Data Tahap analisis di lakukan setelah proses identifikasi pada penerapan perlengkapan peralatan keselamatan yang telah di lakukan pada kapal. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tingkat pengaplikasian peralatan keselamatan menurut SOLAS yang telah diterapkan. 3.4 Analisa Data dan evaluasi Pada tahap ini dilakukan perbandingan antara peralatan keselamatan yang telah di aplikasikan pada kapal dengan ketentuan yang ada pada SOLAS. Hasil dari evaluasi ini adalah berupa daftar tingkat pengaplikasian peralatan keselamatan pada kapal. Sehingga dapat direncanakan aplikasi penerapan peraturan peralatan keselamatan yang sesuai dengan SOLAS. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Dalam pembuatan perencanaan peralatan keselamatan, dibuat berdasarkan data General Arranggement atau rencana umum dari KMP. LEGUNDI milik perusahaan PT. ASDP yang melayani rute pelayaran Merak Bakahuni serta pengamatan lapangan yang telah di lakukan. Pada gambar rencana umumnya kapal terbagi kedalam beberapa geladak yaitu: Geladak navigasi, Geladak penumpang 02, Geladak penumpang 01, Geladak kendaraan 02, Geladak antara, Geladak kendaraan 01, Kompartemen lambung. Berikut merupakan gambar rencana umum KMP. Legundi dengan pembagian geladak beserta kompartemennya. C - XV - 3

Sumber : PT ASDP Indonesia Gambar 2. Pandangan samping rencana umum KMP. LEGUNDI milik PT. ASDP Indonesia yang melayani rute pelayaran Merak-Bakauheni 4.2 Analisa Awal Pada tahapan perencanaan peletakan peralatan keselamatan terdapat beberapa analisa berdasarkan fungsi geladaak-gelaladak diantaranya geladak navigasi, geladak penumpang 02, geladak penumpang 01, geladak kendaraan 02, geladak antara, geladak kendaraan 01, dan kompartemen lambung. Dalam analisa awal ini akan menganalisa kemungkinan-kemungkinan bahaya yang terjadi pada tiap-tiap geladak tersebut. 4.3 Analisa Lapangan Tahap selanjutnya adalah analisa lapangan terhadap peralatan keselamatan pada KMP. LEGUNDI milik PT ASDP Indonesia yang melayani rute pelayaran Merak-Bakauheni, dimana didapatkan hasil pengamatan berupa tabel-tabel mengenai peralatan keselamatan yang sesuai dengan peraturan SOLAS (Safety Of Life At Sea). Pada Geladak Kendaraan 01 KMP LEGUNDI perlengkapan peralatan keselamatan Fire Fighting Equipment (FFE) terdapat ketidaksesuain dengan peraturan SOLAS (Safety Of Life At Sea), seperti penempatan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang tidak berada pada tempatnya. 4.4 Analisa Akhir Setelah dilakukannya analisa pada KMP. LEGUNDI milik PT. ASDP Indonesia yang melayani rute pelayaran Merak-Bakahuni, maka dapat dilakukan perencanaan peletakan peralatan pencegahan kebakaran dan keselamatan pelayaran untuk kapal ini mengggunakan data general arrangement yang telah didapatakan dari lapangan. Dalam perencaanan mengacu pada peraturan SOLAS chapter II-2, dimana terdapat beberapa gambar yang meliputi gambar rute evakuasi, peralatan keselamatan dan peralatan sistem pemadam kebakaran. Pembuatan gambar Fire Fighting Equipment arrangement menggunakan gambar rencana umum KMP. LEGUNDI. Dalam gambar ini diketaui posisi peletakan peralatan pemadam kebakaran sesuai dengan peraturan SOLAS, guna mempermudah penaanggulangan bahaya kebakaran. Sedangkan, Safety plan arrangement dibuat dengan tujuan untuk membuat gambar rencana peletakan peralatan keselamatan Live saving appliances, Radiocommunications, Safety of Navigation sesuai dengan peraturan SOLAS, selain itu melalui gambar dapat dilihat rute evakuasi yang disarankan sebagai jalan ketika terjadi suatu kondisi darurat. C - XV - 4

4.5 Rencana Pengikatan Kendaraan (Lashing) Untuk menjaga keamanan muatan kendaraan diperlukan lashing yang baik dan benar. Sebagaimana diketahui bahwa kapal pada saat berlayar mengalami pergerakan karena gelombang laut, angin dan oleh muatan kapal itu sendiri. Sehingga memungkinkan kendaraan akan bergerak keberbagai arah selama pelayaran dan akhirnya dapat mengakibatkan kendaraan tersebut rusak / penyok karena benturan antara kendaraan yang satu dengan yang lain atau berbenturan dengan dinding kapal sehingga dapat merusak kendaraan tersebut dan konstruksi kapal itu sendiri. 5. KESIMPULAN Berdasarakan analisa aplikasi penerapan peraturan SOLAS dalam perencanaan peralatan keselamatan KMP. Legundi, maka dapat diambil keseimpulan antara lain sebagai berikut : 1. Dalam kondisi awal Fire Fighting Equipment (FFE) masih terdapat ketidak sesuaian dengan peraturan SOLAS, seperti contoh pada geladak kendaraan 01 peralatan pemadam portable ditempatkan disatu lokasi pada gudang geladak antara. Sehingga dalam penelitian ini peralatan tersebut sudah diletakan sesuai dengan peraturan SOLAS. 2. Dalam kondisi awal peralatan Life Saving Appliances (LSA) masih terdapat ketidak sesuaian dengan peraturan SOLAS, seperti contoh penempatan lifejacket pada geladak penumpang 01 dikumpulkan dalam beberapa lemari, hal ini dapat mengahambat penggunaan lifejacket tersebut. Sehingga dalam penelitian ini peralatan tersebut sudah diletakan sesuai dengan peraturan SOLAS. 3. Kondisi peralatan Radiocommunications dan Safety of Navigation sudah memenuhi peraturan SOLAS. 4. Dalam kondisi awal peralatan Carriage of Cargoes masih terdapat ketidak sesuaian dengan peraturan SOLAS, seperti contoh tidak diterapkannya peraturan pengikatan kendaraan (lashing) selama pelayaran. Sehingga dalam penelitian ini peralatan tersebut sudah diletakan sesuai dengan peraturan SOLAS. DAFTAR PUSTAKA Arfi,A.A., 2011, Analisa Fire Rik Assesment Pada Kapal Penumpang Studi Kasus Perancangan Kapal 500 GT Milik Dinas Perhubungan Darat, Teknik Sistem Perkapalan,Fakultas Teknologi Kelautan, ITS, Surabaya. Kementerian Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Laut. Surat Edaran. UM.003/5/10/OK-16, Standart keselamatan Pengangkutan Kendaraan Pada Kapal Penumpang R0- R0, 2016, Jakarta Khoiri,F.F.2015, Analisa Implementasi SOLAS Pada Perencanaan Sistem Keselamatan Kapal SPOB. Petro Ocean XVI Produksi PT.Bahana Shipyard. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perkapalan, FTK, ITATS, Surabaya Pemberlakuan Standart dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia, Edisi 1. Februari 2012. Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Laut. NTR.DITKAPEL.HUBLA. Praditya, A.2012, Implementasi Discrete Event Simulation Untuk Analisa Evakuasi penumpang Kapal RO-RO Pada Kondi List dan Normal, Teknik Sistem Perkapalan,Fakultas Teknologi Kelautan, ITS, Surabaya. Pane,A.H.2010, Analisa Teknis Dan Ekonomis Kapal KMP. Sapta Pesona Untuk Jalur Pelayaran Pantai Bandengan Pulau Panjang Jepara Yang Mengalami Perubahan Fungsi. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perkapalan, Universitas Diponegoro, Semarang.,IMO, 2009, Safety Of Life At Sea Convention.,Instruction and Maintenance Manual for K.M. LABOBAR BUILDING S.663, 2004. PT Pelayaran Nasional Indonesia, Pelni Lines, Jakarta C - XV - 5