1 Informasi tersebut diambil dari sebuah artikel yang dimuat di website:

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. perbandingan kebijakan pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia dalam

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA WORKSHOP DAU & DAK DAERAH PERBATASAN. Pontianak, 26 Juni 2008

KAWASAN PERBATASAN ENTIKONG Perjalanan Panjang Menuju Beranda Depan

Penentuan Prioritas Penanganan Aksesibilitas Infrastruktur Kawasan Perbatasan di Desa Kumba Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. UU No. 24 tahun 1992, wilayah perbatasan juga merupakan salah satu kawasan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Bab V ini peneliti ingin menyimpulkan keseluruhan dari hasil

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Profil Tata Ruang. Provinsi Kalimantan Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

Warta Kebijakan. Tata Ruang dan Proses Penataan Ruang. Tata Ruang, penataan ruang dan perencanaan tata ruang. Perencanaan Tata Ruang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah meilhat beberapa penjelasan mengenai yang terjadi di wilayah Desa Jagoi Babang, ada beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berita Penelitian. Robert Siburian. (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN SANGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SIDING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Grand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan.

BORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G

Masyarakat Nantikan Manfaat Ekonomi Keberadaan PLBN Jumat, 17 Maret 2017

BAB III KONDISI PERBATASAN INDONESIA DAN MALAYSIA DI KALIMANTAN

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kegiatan Jual Beli. kompetensi dasar. Peta Konsep. Kata Kunci

BAB 4 POLA PEMANFAATAN RUANG

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA KUNJUNGAN PASIS SESKOAU

Lampiran 1 Penilaian potensi penawaran ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara, Sangatta

PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN AKSESIBILITAS INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN DI DESA KUMBA KECAMATAN JAGOI BABANG KABUPATEN BENGKAYANG

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG

Yang Mulia Ketua dan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi ; Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati.

KETAHANAN SOSIAL DI PERBATASAN: STUDI KASUS PULAU SEBATIK

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

PENYUSUNAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

1.1 Latar Belakang Permasalahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-X/2012 Tentang Pembentukan Kabupaten Bengkayang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

SKALA PRIORITAS DAN KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DI DESA GRESIK KECAMATAN JAGOI BABANG KABUPATEN BENGKAYANG

Executive Summary PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA PADA ERA PRESIDEN JOKO WIDODO (STUDI DI PROVINSI KALIMANTAN)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

2 Badan Nasional Pengelola Perbatasan untuk menetapkan Masterplan Pos Lintas Batas Negara Terpadu; d. bahwa penetapan Masterplan Pos Lintas Batas Nega

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN PERDAGANGAN LINTAS BATAS INDONESIA - MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertani sayur guna memenuhi

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

KEMISKINAN SEBAGAI PENYEBAB STRATEGIS PRAKTIK HUMMAN TRAFFICKING DI KAWASAN PERBATASAN JAGOI BABANG (INDONESIA-MALAYSIA) KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Propinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

BAB V PENUTUP. a. Pengawasan Pelaksanaan Special Arrangments 1993: untuk memberikan kepastian hukum mengenai ruang lingkup wilayah

DUALISME PELAYANAN INFRASTRUKTUR DESA PERBATASAN PAGERHARJO DAN SEDAYU

PELABUHAN LINTAS BATAS NUNUKAN Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

KATA PENGANTAR. Hormat kami. Tim penyusun

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

2015, No d. bahwa penetapan Masterplan Pos Lintas Batas Negara Terpadu oleh Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan sebagaimana dimaksud dala

STATISTIKPENGGUNAAN LAHAN

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Inspektorat Kabupaten Bantul. PELAYANAN UMUM. PRASARANA. Hari. Kawasan. Bebas Kendaraan Bermotor.

~ 53 ~ PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup Jelas. Pasal 2 Cukup Jelas. Pasal 3 Cukup Jelas

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Masalah (perbatasan darat Indonesia Malaysia) Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu Malaysia. Pulau ini terdapat 2 provinsi yang berbatasan darat dengan Malaysia, salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Barat. Kalimantan Barat memiliki dua pintu masuk legal dari pemerintah, yakni di Aruk dan Entikong. Masyarakat yang akan ke Malaysia dari jalur darat di Kalimantan Barat, harus cap paspor di dua wilayah tersebut. SANGGAU, KOMPAS.com Masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan antara Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia, lebih menyukai melakukan kegiatan jual-beli dan barter ke wilayah Malaysia karena mudah dijangkau dengan berjalan kaki. Hal ini disampaikan oleh Dewan Adat Dayak Kecamatan Sekayam, Yordanus Pinjamin. 1. Ada banyak pertimbangan yang diutarakan oleh Pinjamin mengenai masyarakat di kawaan perbatasan dalam artikel tersebut. Seperti akses yang jauh lebih mudah ke Malaysia, sistem barter masih bisa digunakan dengan orang lain, adanya penampung hasil bumi di Malaysia, dan masih ada hubungan kekerabatan dengan masyarakat Malaysia. Hal-hal tersebut yang kemudian menjadi pertimbangan masyarakat lebih memilih bertandang ke Malaysia daripada ke wilayah Indonesia lainnya yang relatif jauh. Dari sisi keamanan, kawasan ini didukung oleh 26 pos pengamanan perbatasan (Pos Pamtas) yang diisi oleh aparat militer. Sarana prasarana keamanan dalam jumlah dan kualitas yang memadai sangat diperlukan, karena kawasan ini dicirikan oleh tingginya kegiatankegiatan ilegal sekitar di garis perbatasan, dalam bentuk pembalakan liar, penyelundupan barang, tenaga kerja ilegal, dan sebagainya. Beberapa masyarakat jagoi dan P.Made selaku koordinator Pos Terpadu yang ada diwilayah tersebut juga membenarkan berita tersebut. Selain itu, beliau juga membenarkan bahwa kawasan perbatasan, terutama Jagoi Babang, termasuk wilayah yang sangat bebas. Beberapa wilayah yang belum menjadi border resmi masih terdapat beberapa jalan tikus yang mampu ditempuh masyarakat ke negara seberang. Seorang warga yang menjadi petugas Pos terpadu, bernama Napoleon, juga menjelaskan dan menunjukkan jalan-jalan yang dipergunakan rutin oleh masyarakat untuk menyeberang ke Malaysia. Jalan tembus tersebut menuju desa Stas dan adapula yang menuju Sebobok. Wilayah-wilayah seperti itulah yang memerlukan perhatian ekstra dalam pengawasannya. 1 Informasi tersebut diambil dari sebuah artikel yang dimuat di website: http://batas.bappenas.go.id//index.php?option=com_content&task=view&id=113&itemid=9 ; yang diakses pada hari Rabu tanggal 29 Mei 2013 pada pukul 22.00 WIB

Potensi sumberdaya alam wilayah perbatasan di Kalimantan cukup besar dan bernilai ekonomi sangat tinggi, terdiri dari hutan produksi (konversi), hutan lindung, taman nasional, dan danau alam, yang semuanya dapat dikembangkan menjadi daerah wisata alam (ekowisata). Namun demikian secara umum infrastruktur sosial ekonomi di kawasan ini, baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, maupun sarana prasarana penunjang wilayah, masih memerlukan banyak peningkatan. Jika dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, kawasan ini masih relatif tertinggal pembangunannya. Hal serupa juga dikatakan oleh P.Mita (ketua RW di Dusun Jagoi Babang) dan beberapa masyarakat Jagoi Babang mengenai wilayah perbatasan. Dalam hal ini, Jagoi Babang merupakan kawasan perbatasan Indonesia Malaysia yang terdapat di kabupaten Bengkayang, akan tetapi belum dibangun border yang bersifat resmi. Untuk kesehatan dan pendidikan merupakan sesuatu yang mahal baik dari segi akses jarak maupun biaya. Rumah sakit terdekat dari kawasan perbatasan Jagoi Babang berada di pusat Kabupaten Bengkayang yang ditempuh 2-3 jam perjalanan roda empat. Pelayanannya pun belum tentu memuaskan. Sedangkan mengenai kualitas pelayanan, menurut P.Mita, P.Jombian, P.Jo dan beberapa warga masih jauh lebih baik Malaysia. Begitu pula mengenai pendidikan, banyak yang membandingkan dengan negara tetangga, yaitu Malaysia. Cucu P.Jombian hampir semua bersekolah di Malaysia. Cucu yang paling kecil memang belum bersekolah, akan tetapi saat sudah waktunya sekolah akan disekolahkan di Malaysia kata beliau. Banyak saudara masyarakat Jagoi yang memilih tinggal dan menetap di Malaysia, jadi sedikit banyak bisa mendengarkan cerita mengenai pelayanan kesehatan dan pendidikan di Malaysia, dan menurut beberapa warga banyak yang menilai bahwa baik pelayanan kesehatan maupun pendidikan, di kawasan itu jauh tertinggal dari Malaysia. Untuk masalah perdagangan, produk Malaysia banyak yang diperjualbelikan oleh masyarakat kawasan perbatasan Jagoi Babang. Produk gula, minyak goreng, makanan ringan, dan banyak produk lainnya didominasi produk produksi Malaysia. Menurut P.Jo (pemilik salah satu warung di Jagoi) dan beberapa pedagang di kawasan ini, produk produksi Malaysia lebih murah karena lebih dekat menyetok barangnya. Apabila produksi Indonesia harus ke Pontianak yang kurang lebih 7-8 jam perjalanan darat. Untuk produk hasil pertanian seperti sahang (merica), beberapa jenis sayur dan buah lokal, kebanyakan akan dijual di pasar Serikin yang berada di wilayah Malaysia dikarenakan jarak yang lebih dekat untuk mengurangi biaya produksi. Hal itupun dibenarkan oleh P.Nogen sebagai kepala dusun Jagoi Babang. beliau tinggal didekat titik nol Indonesia Malaysia, jadi beliau mengetahui garis besar barang-barang Indoneia yang dijual di Malaysia dan sebaliknya.

Secara garis besar, masyarakat perbatasan di Kalimantan Barat memang lebih cenderung untuk bertandang ke Malaysia untuk berjualan hasil perkebunan, sawah, maupun kerajinan tangan mereka seperti tangguk, juah, bubu, ataupun bidai, maupun untuk membeli keperluan sehari hari toko di Malaysia. Hal tersebut terlihat saat observasi dilakukan di Pos Terpadu. Mengenai jual beli barang daerah perbatasan juga dibenarkan oleh pengrajin bidai dan beberapa pemilik toko termasuk P.Nogen selaku Kepala Dusun. Jual beli didaerah perbatasan menggunakan ringgit, sehingga membuat peredaran rupiah di daerah itu sangat minim. 1.1.1. Masyarakat Kawasan Perbatasan Jagoi-Serikin Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di Kabupaten ini terdapat jalur transportasi darat terdekat ke wilayah Malaysia. Jalur tersebut berada di tengah-tengah jalur border Entikong dan Aruk, sehingga jalur ini sering digunakan sebagai jalur alternatif penduduk Kalimantan Barat saat akan bertandang ke Malaysia. Dari keterangan imigrasi Desa Jagoi sampai saat ini, status jalur yang berada di Kecamatan Jagoi Babang ini masih bersifat ilegal, atau tidak resmi. Sehingga hanya masyarakat yang bertempat tinggal disekitar perbatasan itulah yang bisa melewati jalur ini, hanya saja mereka menggunakan buku khusus yang bernama PLB (Pas Lintas Batas) yang dikeluarkan oleh pihak imigrasi Desa Jagoi. Selain itu, diketahui bahwa Suku Dayak Bidayuh menjadi mayoritas masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan. Selain suku Dayak Bidayuh, di Dusun Risau mayoritas masyarakatnya merupakan suku Dayak Bekatik. Selain dua subsuku dayak tersebut, di desa Jagoi juga terdapat beberapa masyarakat transmigran dari Jawa dan Madura, akan tetapi, dalam lingkup wilayah desa, Dayak Bidayuh masih menjadi Mayoritas suku di kawasan itu. Untuk bahasa sehari-hari setiap subsuku Dayak berbeda di setiap wilayah. P. Nogian sebagai Kepala Dusun Jagoi Babang menjelaskan, bahwa berbeda subsuku, berbeda pula bahasa daerahnya. Suku dayak yang masih sama subsuku tetapi berbeda wilayah tinggalnya pun sudah berbeda bahasa, seperti halnya bahasa adat Bekatik berbeda dengan Bidayuh. Selain itu, sesama suku Dayak Bidayuh tetapi satu kelompok tinggal di Jagoi, yang satu lagi tinggal di Sebujit, itupun sudah berbeda bahasa. Untuk suku lain ada beberapa dari transmigran yang tinggal di kawasan tersebut. Sehingga, bahasa yang digunakan antar suku untuk berkomunikasi adalah bahasa Indonesia. Dengan keadaan kawasan perbatasan seperti seperti yang telah sedikit dijelaskan, sungguh sangat mengherankan apabila pemerintah Indonesia masih belum mengambil langkah yang signifikan dalam upaya membangun kawasan perbatasan.

1.1.2. Kasus Konflik Implementasi Kebijakan Pemerintah Dengan Masyarakat Kawasan perbatasan merupakan daerah yang memerlukan perhatian ekstra dalam pengembangannya. Dalam pelaksanaannya, banyak kebijakan belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Beberapa cerita konflik dengan masyarakat seperti yang diceritakan oleh P.Mijen, beliau adalah sekretaris Forum Masyarakat Adat, bahwa pernah ada program pelebaran dan pengaspalan jalan di Dusun Sei Take menuju Desa Sekida. Proyek pengaspalan jalan ini merupakan proyek dari pemerintah pusat, dari Jakarta. Dari segi luas jalan, memang mulai dari perempatan Sei Take terlihat sangat luas. Akan tetapi, ketika akan masuk ke desa Sekida, jalan tersebut menyempit. Dahulu, ada informasi bahwa proyek tersebut sempat bermasalah dengan warga sekitar. Hal tersebut dikarenakan ada tanah warga yang ikut tertimpa proyek pengaspalan jalan, sedangkan tidak ada obrolan dengan seluruh warga yang memiliki tanah di sekitar areal jalan yang akan diaspal. Hal tersebut terjadi diluar kesepakatan dengan masyarakat yang memiliki tanah. Konflik tersebut sempat menunda pekerjaan pelebaran jalan. Saat ini sudah tidak ada konflik dengan masyarakat. Walaupun begitu, pengaspalan jalan berhenti sampai waktu yang tidak ditentukan. Sampai saat ini, jalan Sei Take ke Desa Sejaro masih berpasir dan kerikil. Kasus berbeda didapat dari P.Obaja, beliau adalah Ketua BAPPEDA periode ini, beliau bercerita mengenai adanya proyek pembuatan penampungan air bersih di Kecamatan Jagoi Babang. Proyek tersebut merupakan program dari pemerintah pusat. Akan tetapi, saat pelaksanaannya, tidak ada koordinasi dengan pemerintah kabupaten maupun kecamatan, sehingga saat tanggal yang ditentukan untuk memulai pelaksanaan proyek, ternyata lokasi pembangunan penampungan air tersebut belum ditentukan. Akibatnya adalah peralatan untuk membangun penampungan air tersebut sempat mangkrak beberapa hari di wilayah Jagoi Babang, dan akhirnya peralatannya ditarik kembali. Kasus mengenai konflik dan kesalahan koordinasi masih menjadi masalah yang sering terjadi saat implementasi kebijakan di Kawasan Jagoi Babang. Beberapa konflik dengan masyarakat yang bisa berakibat hukum adat, sampai tidak adanya koordinasi antar pemangku kepentingan yang berakhir pada tidak terlaksananya program dengan baik. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Dengan beberapa permasalahan yang muncul saat implementasi kebijakan di kawasan Jagoi Babang, maka muncul pertanyaan penelitian : Bagaimana komunikasi, trust, dan lokalitas diakomodasi dalam proses implementasi kebijakan di Desa Jagoi Babang?

1.3. Tujuan Penelitian a. Mengetahui lokalitas dalam implementasi kebijakan di lokasi penelitian b. Mengetahui jalur komunikasi dalam implementasi kebijakan terhadap masyarakat Desa Jagoi khususnya masyarakat Suku Dayak Bidayuh. c. Mengetahui akomodasi proses komunikasi dan trust dengan lokalitas dalam implementasi kebijakan kawasan perbatasan. 1.4. Manfaat Penelitian a. Menambah pengetahuan pengelolaan masyarakat kawasan perbatasan bagi masyarakat umum. b. Menambah pengetahuan mengenai Suku Dayak yang tinggal di kawasan perbatasan c. Hasil penelitian dapat digunakan oleh pemerintah atau instansi terkait sebagai referensi pembuatan program dikawasan perbatasan yang lebih relevan. d. Hasil penelitian dapat digunakan untuk referensi penelitian selanjutnya, terutama penelitian kawasan perbatasan.