BORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G
|
|
- Suryadi Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G LUAS WILAYAH : Ha LOKASI : Kec. Entikong dan Sekayam (Kab. Sanggau) JARAK DARI IBU KOTA KAB : 147 Km JUMLAH PENDUDUK : Jiwa (jumlah penduduk di dua kecamatan)
2 LATAR BELAKANG 1. Aksesibilitas yang tinggi terhadap prasarana transportasi di Sarawak Malaysia dan Brunei Darussalam dengan keberadaan PPLB Entikong 2. Perkembangan volume dan nilai barang yang keluar masuk melalui PPLB Entikong 3. Perkembangan jumlah orang yang keluar masuk melalui PPLB Entikong 4. Kesenjangan kesejahteraan masyarakat di kedua sisi perbatasan 5. Adanya kegiatan illegal yang berpotensi merugikan negara (illegal logging, illegal trading, traficking, dll) 6. Tersedianya potensi sumber daya alam
3 ASPEK LEGAL 1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 2. KEPPRES No. 150 Tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) 3. KEPPRES No. 13 Tahun 1998 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Sanggau 4. PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 5. PP No. 147 Tahun 2000 tentang Perlakuan Perpajakan di KAPET 6. INPRES No. 7 Tahun 2002 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia 7. KEPMENKEU RI No. 130/KMK.05/2000 tentang Perubahan semua Keputusan Menteri Keuangan tentang KAPET 8. PERDA No. 5 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Barat 9. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Tata Ruang Kawasan Perbatasan Kalimantan Sarawak Sabah (KASABA) 10. SK Gubernur Kalimantan Barat No. 188 Tahun 2002 tentang Perluasan Wilayah KAPET Sanggau dan perubahan nama KAPET Sanggau menjadi KAPET Khatulistiwa 11. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sanggau
4
5 RENCANA KEGIATAN 1. KAWASAN INDUSTRI / BERIKAT 2. KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS 3. PENGALIHAN POS PEMERIKSAAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA 4. TERMINAL BARANG (PERSIAPAN DRY PORT) 5. PUSAT PELATIHAN DAN PELAYANAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) 6. KAWASAN PERMUKIMAN (RUSUNAWA DAN PERUMAHAN RAKYAT) 7. KAWASAN PARIWISATA
6 MANFAAT PEMBANGUNAN KAWASAN 1. Meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat kedua negara secara menyeluruh baik secara kualitas maupun kuantitas melalui percepatan kegiatan ekspor impor 2. Memperbesar peluang ekonomi bagi masing-masing kawasan di kedua sisi perbatasan dengan meningkatkan peran swasta dan masyarakat yang pada gilirannya memberikan dampak positif bagi kemandirian ekonomi kedua kawasan 3. Meningkatkan volume jalinan kerjasama program-program strategis antar kedua negara baik dalam bidang pertahanan dan keamanan maupun dalam menunjang kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam 4. Memperkecil terjadinya kegiatan illegal yang berpotensi merugikan negara
7 REALISASI KEGIATAN Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pusat Niaga Terpadu dan Industri Pengolahan Entikong (± Ha) Pembebasan lahan seluas ± 33 Ha (Pemkab. Sanggau ± 21,84 Ha dan BP KAPET ± 11,7 Ha) Penyusunan Rencana Tindak Pembangunan Border Development Center (BDC) Entikong Studi Kelayakan Pembangunan Terminal Barang Entikong Studi Sektor Strategis dalam rangka pengembangan Entikong Kesepakatan bersama (MoU) antara BP KAPET Khatulistiwa dengan PemKab. Sanggau dalam rangka pembangunan terminal barang/ pelabuhan darat di kawasan BDC Entikong Penyusunan studi pendukung pembangunan Terminal Barang Entikong meliputi Site Plan, Business Plan dan AMDAL Penyusunan Master Plan Kawasan Perkampungan Transmigrasi Industri Menengah dan Kecil Entikong oleh Kementerian Negara PPKTI (Kementrian Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal) Penyusunan Rencana Rinci Penataan Kawasan Perumahan Entikong seluas 60 Ha oleh Kementerian Negara Perumahan Rakyat Pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) Dukungan pembangunan perumahan kawasan khusus Entikong oleh Kementerian Negara Perumahan Rakyat
8 KOMITMEN/ DUKUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH 1. Ditetapkannya pembangunan kawasan perbatasan sebagai salah satu program prioritas dalam JAKSTRANAS Percepatan Pembangunan KTI 2. Pembangunan pasar rakyat Entikong 3. Pembangunan PPLB Entikong yang baru (mundur m dari lokasi yang lama) 4. Pembentukan Badan Persiapan Pembangunan Kawasan Perbatasan (BP2KP) oleh Gubernur Kalimantan Barat 5. Kesepakatan bersama (MoU) antara PemKab. Sanggau dan Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam rangka program transmigrasi industri 6. Dijadikannya Entikong sebagai pusat pelatihan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 7. Upaya menciptakan kondisi iklim investasi yang dapat mendukung masuknya investor di berbagai bidang usaha melalui kemudahan perizinan, jaminan keamanan, penyediaan infrastruktur serta penyediaan fasilitas pendukung lainnya 8. Kerjasama pemerintah dengan LSM dalam rangka penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terlatih oleh LSM
KAWASAN PERBATASAN ENTIKONG Perjalanan Panjang Menuju Beranda Depan
KAWASAN PERBATASAN ENTIKONG Perjalanan Panjang Menuju Beranda Depan Dalam UU No. 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Kawasan Perbatasan adalah bagian dari Wilayah
Lebih terperinciLombok, 26 November 2013 Disampaikan oleh Prof. Ir. H. M. ALAMSYAH, HB. Wakil Ketua/Kepala Pelaksana Harian BP KAPET Khatulistiwa
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) Kebijakan Dan Arah Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Dalam Mendukung Implementasi Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Lombok, 26 November 2013
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik
KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA MATERI PEMAPARAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA PADA RAKORBANGPUS 16 SEPTEMBER 2002 KEMENTERIAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN
Lebih terperinciREKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu- ASISTEN DEPUTI URUSAN PENATAAN RUANG DAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Jakarta, 12 Februari 2014 Pengembangan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Pembangunan di daerah perbatasan telah menjadi perhatian serius bagi
BAB IV KESIMPULAN Pembangunan di daerah perbatasan telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia. Pembangunan daerah perbatasan berkaitan dengan misi pembangunan nasional, terutama untuk menjamin
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tolitoli merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tolitoli (SSK)
Lebih terperinciPERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG TATA RUANG
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG TATA RUANG INVENTARISASI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DIBIDANG PENATAAN RUANG KELOMPOK : UNDANG-UNDANG 1 UU No. 5 Tahun 1960 Peraturan dasar pokok-pokok Agraria 2 UU
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INDONESIAN DEVELOPMENT FORUM (IDF)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INDONESIAN DEVELOPMENT FORUM (IDF) Jakarta, 10 Agustus 2017 PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN DAERAH Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT
DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 7/DPD RI/I/2013-2014 PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KABUPATEN TAYAN SEBAGAI
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KABUPATEN SANGGAU
PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU PROPINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI SANGGAU Mei 2015 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SANGGAU Kabupaten terluas keempat di Prov. Kalbar, terletak 265 km timur Pontianak Luas wilayah Posisi
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT Selasa, 6 Mei 2008 Jam 09.00 WIB Di Hotel Orchard Pontianak Selamat
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang banyak memiliki wilayah perbatasan dengan negara lain yang berada di kawasan laut dan darat. Perbatasan laut Indonesia berbatasan
Lebih terperinciBAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Proses Pembangunan Kabupaten Musi Rawas lima tahun ke depan tidak bisa dilepaskan dari capaian kinerja lima tahun terakhir, selain telah menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciPOKOK-POKOK METERI FORUM (MIF) 2016 GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA :
POKOK-POKOK METERI GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA : MANDIRI INVESTMENT FORUM (MIF) 2016 2 3 3 4 4 5 5 6 105.54 110 100.67 100 100.45 90 80 70 60 2013 2014 2015 77 15.801 15.776 10.744 5.329 2013 5.633
Lebih terperinciREPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPOSISI KAPET 2014 KELEMBAGAAN DIPERKUAT, PROGRAM IMPLEMENTATIF, KONSISTEN DALAM PENATAAN RUANG MEMPERKUAT MP3EI KORIDOR IV SULAWESI LEGALITAS, KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PU DALAM MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dengan upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
Lebih terperinciPengembangan Pantura Jakar ta
Pengembangan Pantura Jakar ta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pada FGD Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Sinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET)
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) DirektoratPengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayhan Industri 2013 POKOK
Lebih terperinciKEMUDAHAN INVESTASI DI KABUPATEN SAMPANG
KEMUDAHAN INVESTASI DI KABUPATEN SAMPANG LANDASAN 14 buah KEBIJAKAN INVESTASI 1 PERDA NO.6 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH; 2 PERDA NO.7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB.SAMPANG
Lebih terperinciPokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI
Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI LATAR BELAKANG PP TENTANG KAWASAN INDUSTRI Dengan diberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
Lebih terperinciSTRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Lebih terperinciVISI KALTIM BANGKIT 2013
VISI KALTIM BANGKIT 2013 Mewujudkan Kaltim Sebagai Pusat Agroindustri Dan EnergiTerkemuka Menuju Masyarakat Adil Dan Sejahtera MENCIPTAKAN KALTIM YANG AMAN, DEMOKRATIS, DAN DAMAI DIDUKUNG PEMERINTAHAN
Lebih terperinciBAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 2014
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciKEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGAN NASIONAL
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGAN NASIONAL KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 28 Oktober 2013 1. KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL 2 Ketersediaan
Lebih terperinciKAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha
LUAS WILAYAH : 107.932,71 Km2 LUAS DARATAN 86.411,90 Km2 LAUTAN 21.478,81 Km2 GARIS PANTAI 2.078,15 Km2 KAWASAN DARATAN KAB. ROKAN HULU 16 KEC,153 KEL, 543.857 Pddk, 722.977,68 Ha KAB. KAMPAR 21 KEC,245
Lebih terperinciDokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Melawi BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciBAB VI MAYANG TERURAI
BAB VI RANCANGAN PENGEMBANGAN TERMINAL AKAP MAYANG TERURAI 6.1. Penyusunan Program Pengembangan Terminal Mayang Terurai Dari berbagai potensi, hambatan dan kendala yang dihadapi dalam penanganan masalah
Lebih terperinciPERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki wilayah kelautan yang cukup luas. Tujuh puluh lima persen wilayah Indonesia adalah kelautan termasuk Zona
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN
KEGIATAN PERDESAAN POTENSIAL DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-CIPTA KARYA-AN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN RAPAT KOORDINASI MINAPOLITAN TAHUN 2014 BATAM 21 23 SEPTEMBER 2014 DIREKTORAT PENGEMBANGAN
Lebih terperinciProspek Pengembangan KEK di Sulawesi Selatan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Dipaparkan dalam: Workshop Pengembangan Kawasan Ekonomi di sulawesi Selatan Makassar ǀ November 2013 Prospek
Lebih terperinciLaporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN
BA B PENDAHULUAN I 1.1. Latar Belakang Sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan potensi sumber daya alam yang luar biasa, sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pelaku ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Sujarto (dalam Erick Sulestianson, 2014) peningkatan jumlah penduduk yang tinggi dan perpindahan penduduk ke daerah perkotaan, merupakan penyebab utama pesatnya
Lebih terperinciDUKUNGAN KEMENTERIAN UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN
DUKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KEMENTERIAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciTANTANGAN PENGEMBANGAN INFSRASTRUKTUR PERMUKIMAN DI KAWASAN PERBATASAN ANTAR NEGARA Studi Kasus : Pulau Nunukan
TANTANGAN PENGEMBANGAN INFSRASTRUKTUR PERMUKIMAN DI KAWASAN PERBATASAN ANTAR NEGARA Studi Kasus : Pulau Nunukan Oleh Kuswara Peneliti Muda Bidang Tata Ruang Bangunan dan Kawasan Puslitbang Permukiman Departemen
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah : 1. Isu yang dikembangkan dalam tahap perumusan masalah dari kebijakan
Lebih terperinciDRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI
DRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI WORKSHOP PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI Integrasi Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kamis, 14 November 2013 Page
Lebih terperinciTahun Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan penduduk (jiwa/ km 2 )
H a l a m a n 1-1 BAB 1 GAMBARAN UMUM 1.1 Geografis Provinsi Kalimantan Selatan terletak pada 114⁰19 13 BT - 116⁰33 28 BT dan - 1⁰21 49 LS - 4⁰10 14 LS. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan adalah
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGEMBANGAN POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN) RUPAT KABUPATEN BENGKALIS
PERENCANAAN PENGEMBANGAN POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN) RUPAT KABUPATEN BENGKALIS SATUAN KERJA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2015 LAP. DRAFT
Lebih terperinciPembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan
Rilis PUPR #1 18 Juli 2017 SP.BIRKOM/VII/2017/352 Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan Yogyakarta--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki
Lebih terperinci- Laut Seram di sebelah utara - Papua Barat di sebelah timur - Laut Indonesia dan Laut Arafuru di sebelah selatan - Sulawesi di sebelah barat
H a l a m a n 1-1 BAB 1 GAMBARAN UMUM 1.1 Geografis Provinsi Maluku terletak pada 124⁰ BT - 136⁰ BT dan - 2⁰30 LS - 9⁰ LS. Luas wilayah Provinsi Maluku adalah 46.914 km 2. Provinsi Maluku terdiri dari
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:
MATERI 1. Pengertian tata ruang 2. Latar belakang penataan ruang 3. Definisi dan Tujuan penataan ruang 4. Substansi UU PenataanRuang 5. Dasar Kebijakan penataan ruang 6. Hal hal pokok yang diatur dalam
Lebih terperinciBuletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara
Tentang Program Kotaku Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar, dimana kondisi pusat kota yang demikian padat menyebabkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perkotaan sekarang ini terasa begitu cepat yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang semakin tinggi. Hal ini terutama terjadi di kotakota besar, dimana
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka menggali potensi lahan daerah kabupaten wilayah Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan investasi pada daerah tersebut.
Lebih terperinciBAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI
BAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI A. Tahapan Pelaksanaan MP3EI merupakan rencana besar berjangka waktu panjang bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, implementasi yang bertahap namun
Lebih terperinci18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan
18 Desember 2013 STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 18 Desember 2013 Peran Jakarta
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA KUNJUNGAN PASIS SESKOAU
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA KUNJUNGAN PASIS SESKOAU Yang saya hormati: Hari : Selasa Tanggal : 2 September 2008 Pukul : 10.30 WIB Tempat : Balai Petitih - Komandan Sekolah Staf dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan. Tanjung Balai Karimun. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1 2 3 4 1 A Pembangunan Perumahan TIDAK SESUAI dengan peruntukkan lahan (pola ruang) Permasalahan PENATAAN RUANG dan PERUMAHAN di Lapangan B Pembangunan Perumahan yang SESUAI dengan peruntukkan lahan,
Lebih terperinciKeterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur
P E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur Oleh: Ir. Suprihanto, CES (Kepala BAPPEDA Kab. Kutai Timur)
Lebih terperinciPembangunan dan Pengembangan Permukiman Berdasarkan IMAN
Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Berdasarkan IMAN #Pecha Kucha 12-DJCK 15 Agustus 2014 HADI SUCAHYONO HARI INI LEBIH BAIK DARI KEMARIN HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 UUD
Lebih terperinci6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI
6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI 6.1 Model Pengembangan Agrowisata Mempertimbangkan berbagai hasil yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka model pengembangan agrowisata berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan. Dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal dan menggunakan transportasi
Lebih terperinci: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar)
Kota Kekerabatan Maja dan Masa Depan Oleh : Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar) Persoalan perumahan masih menjadi salah satu issue penting dalam pembangunan ekonomi mengingat
Lebih terperinciPengembangan Kawasan Industri Dalam Perspektif Rencana Tata Ruang Wilayah KABUPATEN GROBOGAN
Workshop Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Industri Pengembangan Kawasan Industri Dalam Perspektif Rencana Tata Ruang Wilayah KABUPATEN GROBOGAN Purwodadi, November 2014 PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciPENGELOLAAN KAWASAN ANDALAN YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN INVESTASI DUNIA USAHA DI KTI
PENGELOLAAN KAWASAN ANDALAN YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN INVESTASI DUNIA USAHA DI KTI OLEH: DRS.H.M. ILHAM ALIM BACHRIE, MM WAKIL KETUA UMUM KADIN SULAWESI SELATAN PENTINGNYA KAWASAN ANDALAN DI KTI Kawasan
Lebih terperincidan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011
Strategi Nasional, Pengembangan Kelembagaan, dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011 Perhatian khusus terhadap hutan bukan hal baru 2007 2008 2009 Jan 2010 Mei 2010
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Keynote Speech Kebijakan Business Development Center Untuk Mendukung Penanganan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1 AGUSTUS 2016 PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT Daftar Proyek Strategis Nasional Prov. Kalbar 1. Pengembangan
Lebih terperinciPe r ke m b a n ga n
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Perkembangan Pe r ke m b a n ga n Kawasan Ekonomi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Khusus D i I n d o n e s i a
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012
Halaman : i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumberdaya sesuai dengan kewenangan atau mandat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
Lebih terperinciBupati Bengkulu Utara. Disampaikan :
Bupati Bengkulu Utara Disampaikan : Arga Makmur, 10 Oktober 2016 KONDISI UMUM BENGKULU UTARA PETA ADMINISTRASI Letak Geografis 101º32-102º8 BT 2 º15-4ºLS Pulau Enggano (Luas 397,2 Km 2 ) Pulau Mega (Luas
Lebih terperinciBAB III ANALISIS ISU STRATEGIS
BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL
MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL Ir. H.A. Helmy Faishal Zaini (Disampaikan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: ARI KRISTIANTI L2D 098 410 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciSedangkan menurut Sumaatmadja (1988, hlm. 9), bahwa pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha pemerintah dan segenap lapisan masyarakat yang ditujukan guna mencapai kesejahteraan bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Pembangunan
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA WORKSHOP DAU & DAK DAERAH PERBATASAN. Pontianak, 26 Juni 2008
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA WORKSHOP DAU & DAK DAERAH PERBATASAN Yang saya hormati, Pontianak, 26 Juni 2008 - Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal;
Lebih terperinci1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.
37 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang menjabarkan pembangunan sesuai dengan kondisi, potensi dan kemampuan suatu daerah tersebut.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013
Halaman : i RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya sesuai dengan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang
IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang Hasil inventarisasi peraturan perundangan yang paling berkaitan dengan tata ruang ditemukan tiga undang-undang, lima peraturan pemerintah, dan empat keputusan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA KAWASAN INDUSTRI
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan
Lebih terperinciKebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline
Lebih terperinciRUMUSAN LOKAKARYA NASIONAL PENYUSUNAN MASTER PLAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BOGOR, TANGGAL DESEMBER 2002
RUMUSAN LOKAKARYA NASIONAL PENYUSUNAN MASTER PLAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BOGOR, TANGGAL 16-17 DESEMBER 2002 Dengan memperhatikan presentasi draft MP-RHL Nasional oleh Tim Pakar, presentasi hasil
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH
PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH I. Pendahuluan Dengan mengacu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Visi-Misi Presiden serta Agenda Prioritas Pembangunan (NAWA CITA),
Lebih terperinciBAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI
BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor
Lebih terperinciPROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan dalam RATAS Presiden RI, 21 Februari 2017 bappeda.ntbprov.go.id NUSA TENGGARA BARAT Kemajuan Nyata,Tantangan
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
Bab 1 ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap ke 4 dari 6 (enam) tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Setelah penyelesaian dokumen
Lebih terperinciMENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNG PRIOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERIPERHUBUNGAN, surat Gubernur OKI Jakarta Nomor 3555/1.711.531 tanggal 29 Oesember 2006
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 Pendahuluan Bab ini berisi uraian mengenai hal-hal yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan sistematika pembahasan 1.1. LATAR
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 JAKARTA, 16 FEBRUARI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Pimpinan Komisi
Lebih terperinciProgram Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari)
Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari) disampaikan pada Seminar dan Diskusi : Pembangunan Desa Berkelanjutan di wilayah Koridor Rimba Berbasis Ekonomi Hijau Padang, 21
Lebih terperinciPerluasan Lapangan Kerja
VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus
Lebih terperinciTarakan, 5 April 2017 UPUNTAKA SEJAHTERA
Tarakan, 5 April 2017 UPUNTAKA SEJAHTERA 1 Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas Dan Berdaya Saing; 3 Mengembangkan Perekonomian Daerah Yang Berorientasi Kepada Kepentingan Rakyat; 5 Meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tindaklanjut dari penyusunan Dokumen Buku Putih (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten
Lebih terperinci[ U.25 ] PENELITIAN PELAYANAN ANGKUTAN ANTARMODA DI KAWASAN PERBATASAN GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN MOBILITAS
[ U.25 ] PENELITIAN PELAYANAN ANGKUTAN ANTARMODA DI KAWASAN PERBATASAN GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN MOBILITAS Tim Peneliti : 1. Elviana R. Simbolon, S.Kom, M.MTr 2. Drs. Win AKustia 3. Kustining Rchamani
Lebih terperinciI 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan layanan sanitasi sebuah wilayah perlu didasari oleh suatu rencana pembangunan sanitasi Jangka menengah (3 sampai 5 tahunan) yang komprehensif dan bersifat
Lebih terperinci