BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam kinerja, kesuksesan, dan kefektifan organisasi. Perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan suatu organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Udayana (Unud) sebagai sebuah lembaga pemerintah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada jaman era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai dengan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menukarkan jasa tenaga dan pikirannya dengan uang (imbalan moneter) yang. makanan, pakaian, perumahan, dan keperluan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia atau istilah asingnya sering disebut dengan Human

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dalam pemerintahan sangat menentukan berhasil tidaknya tercapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan terdapat orang-orang yang dapat berkomunikasi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu mengenai bagaimana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. keefektifan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kepuasaan kerja

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap instansi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sama. Setiap organisasi atau perusahaan beroperasi menggunakan sumber daya

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang-orang yang berperan didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO DAN TELEVISI KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

perusahaan tidak hanya pada sektor produksi, pemasaran, keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri perbankan di Indonesia merupakan salah satu faktor pendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan manusia sebagai sumber daya sangat penting dalam perusahaan, karena

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memiliki peran vital guna mencapai tujuan kesuksesan organisasi. Dalam organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha Indonesia agaknya sudah melalui masa trauma pasca krisis

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan terus menerus, pembentuk proses serta budaya yang secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan organisasi. Dengan kata lain, ketika dikaitkan kepada organisasi, maka pada dasarnya penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan harus didukung oleh inisiatif serta kemauan sumber daya manusia yang berada di dalamnya untuk turut aktif melakukan berbagai aktifitas kerja yang efektif sehingga mampu memberikan kontribusi berupa hasil kerja yang maksimal meskipun banyak perubahanperubahan eksternal yang mungkin akan selalu mempengaruhi kondisi perusahaan. Kemauan karyawan untuk secara aktif berpartisipasi dalam organisasi, bergantung kepada tujuan yang ingin diraihnya dengan bergabung dalam organisasi yang bersangkutan. Organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai keunggulan, maka diperlukan kinerja individual yang maksimal, karena pada dasarnya kinerja individual mempengaruhi kinerja kelompok ataupun tim kerja dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Kinerja yang baik menuntut perilaku kerja karyawan yang sesuai dengan harapan organisasi. Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi ini bukan hanya berupa in-

2 role tetapi juga extra-role. Perilaku extra-role ini disebut juga dengan organization citizenship behavior (OCB). organization citizenship behavior (OCB) menggambarkan ciri atau karakteristik karyawan yang memiliki keterikatan yang kuat dengan tempat ia bekerja sehingga seringkali menunjukkan perilaku-perilaku positif bagi perusahaan yang sifatnya non-formal/bukan merupakan kewajiban dan sifatnya sukarela. OCB dinilai dapat meningkatkan kinerja organisasi (organizational performance) karena perilaku ini merupakan pelumas dari mesin sosial dalam organisasi, dengan kata lain dengan adanya perilaku ini maka interaksi sosial pada anggota-anggota organisasi menjadi lancar, mengurangi terjadinya perselisihan, dan meningkatkan efisisensi. Perilaku ini muncul karena perasaan sebagai anggota organisasi dan merasa puas apabila dapat memberikan kontribusi lebih kepada organisasi yang hanya terjadi apabila karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap organisasinya. Einsberger (1990: 500) mengungkapkan bahwa: Perilaku ini berkembang sejalan dengan seberapa besar perhatian organisasi pada tingkat kesejahteraan karyawan dan penghargaan organisasi terhadap kontribusi mereka. Persepsi karyawan yang baik terhadap dukungan organisasional (Perceived Organizational Support/POS) kepada kualitas kehidupan kerja mereka akan menimbulkan hutang budi dalam diri mereka pada organisasi sehingga mereka akan merasa memiliki kewajiban untuk membayarnya. Studi milik Shore dan Wayne (1993: 80) mengungkapkan bahwa : Persepsi terhadap dukungan organisasional (POS) menjadi predictor organization citizenship behavior (OCB) dan berhubungan positif dengan kinerja dan OCB.

3 Pekerja yang merasa bahwa mereka didukung oleh organisasi akan memberikan timbal baliknya (feedback) dan menurunkan ketidakseimbangan dalam hubungan tersebut dengan terlibat dalam perilaku citizenship. Berbagai manfaat organization citizenship behavior terhadap kinerja karyawan dalam perusahaan telah banyak digambarkan melalui berbagai penelitian, diantaranya menyebutkan bahwa manfaat organization citizenship behavior terhadap kinerja organisasi (diadaptasi dari Podsakoff dan MacKenzie oleh Podsakoff, dkk, 2000, dalam Elfina P, 2003 : 5-6), di antaranya adalah dapat meningkatkan produktivitas rekan kerja dan manajer, menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi secara keseluruhan, membantu menghemat energi sumber daya yang langka untuk memelihara fungsi kelompok, dapat menjadi sarana efektif untuk mengkoordinasi kegiatankegiatan kelompok kerja, meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawan terbaik, meningkatkan stabilitas kinerja organisasi, dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Keseluruhan manfaat tersebut dapat diimplementasikan dengan lebih optimal ketika dihadapkan pada perusahaan ataupun institusi/lembaga yang di dalamnya menuntut kinerja karyawan yang lebih efektif dan berdasarkan pada kesadaran diri karyawan atas tanggung jawab terhadap penyelesaian pekerjaan yang sifatnya fleksibel atau dengan kata lain dibutuhkan inisiatif yang tinggi untuk dapat menghasilkan produksi kerja yang maksimal. Meskipun pada dasarnya setiap perusahaan ataupun lembaga membutuhkan tertanamnya sikap

4 organization citizenship behavior pada setiap karyawannya agar dapat memberikan manfaat seperti yang telah dijelaskan di atas, namun beberapa perusahaan ataupun lembaga dalam penyelesaian kerjanya dan untuk memperoleh produksi kerja yang optimal sangat bergantung pada adanya sikap organization citizenship behavior tersebut. Karyawan di sini dituntut untuk menunjukkan inisiatif dan kesadaran diri yang tinggi untuk memenuhi tuntutan kerja yang dibebankan kepada masing-masing karyawan. Demikian halnya dengan sistem kerja karyawan yang bekerja dalam divisi pemberitaan TVRI. Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial. Melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara. Hal tersebut kemudian juga mempengaruhi nilai dasar yang melandasi berdirinya TVRI, yaitu sebagai pengawal kepentingan publik, bersifat independen, netral dan tidak komersial, dalam hal ini berarti tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi lebih mengutamakan peningkatan pelayanan kepada masayarakat.

5 Struktur Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia terdiri dari: 1. Dewan Pengawas 2. Dewan Direksi 3. TVRI Pusat 4. TVRI Stasiun Daerah 5. Satuan Pengawasan Intern 6. Pusat Pendidikan dan Pelatihan 7. Pusat Penelitian dan Pengembangan 8. Perwakilan Luar Negeri 9. Lembaga Penyiaran Publik Lokal yang berafiliasi dengan TVRI Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia Stasiun Daerah Jawa Barat yang berlokasi di Bandung yang dalam hal ini sekaligus merupakan lokasi dilakukannya penelitian termasuk kepada salah satu Stasiun Daerah milik TVRI. TVRI Stasiun Daerah berfungsi sebagai Satuan Kerja TVRI Pusat sekaligus sebagai kekuatan pendukung dalam penyelenggaraan siaran lokal, regional, nasional dan internasional. TVRI Stasiun Daerah diklasifikasikan atas Stasiun Tipe A, Stasiun Tipe B, dan Stasiun Tipe C. Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia Stasiun Daerah Jawa Barat dan Banten termasuk ke dalam Stasiun Tipe A. Klasifikasi tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain adalah faktor lokasi, luas jangkauan siaran, jumlah jam siaran, presentasi mata acara yang diproduksi sendiri, asset yang dikelola, sumber daya manusia dan faktor penentu lainnya dari masing-masing stasiun penyiaran. Di mana setiap satuan kerja di lingkungan TVRI berpedoman kepada ketentuan

6 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan mengutamakan transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan kewajaran dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. Karyawan TVRI adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat dan bukan PNS yang ditempatkan di pusat dan di daerah-daerah. Ketentuan kepegawaian TVRI memuat sekurang-kurangnya hubungan kerja, alih tugas dan mutasi (rotasi, promosi, demosi), hak dan kewajiban, status karyawan dan persyaratan tertentu untuk memangku jabatan tertentu, waktu kerja, tata tertib, penggajian, tunjangan dan bantuan, perlindungan keselamatan dan kelengkapan kerja, kesempatan memperoleh pendidikan dalam dinas, perawatan dan kesehatan, waktu istirahatncuti dan ijin, fasilitas kedinasan, perjalanan dinas, penghargaan dan imbalan prestasi, keluhan dan pengaduan, dan pemberhentian kerja. Secara umum, struktur organisasi TVRI stasiun penyiaran tipe A terdiri atas lima divisi utama: 1. Bidang Berita Bidang ini memiliki tugas untuk melaksanakan Visi, Misi, Kebijakan Umum, Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya di bidang program, produksi, siaran berita dan non berita serta pendokumentasian. 2. Bidang Pengembangan dan Usaha Bidang ini memiliki tugas untuk melaksanakan Visi, Misi, Kebijakan Umum, Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya di bidang pengembangan dan usaha.

7 3. Bagian Keuangan Bidang ini memiliki tugas untuk melaksanakan Visi, Misi, Kebijakan Umum, Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya di bidang keuangan, meliputi anggaran, keuangan dan akuntansi. 4. Bidang Teknik Bidang ini memiliki tugas untuk melaksanakan Visi, Misi, Kebijakan Umum, Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya di bidang teknik, meliputi teknik produksi, teknik penyiaran, teknik informatika, dan media konvergensi. 5. Bagian Umum Bidang ini memiliki tugas untuk melaksanakan Visi, Misi, Kebijakan Umum, Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya di bidang umum, aset, sumber daya manusia, kelembagaan, organisasi dan ketatalaksanaan. Oleh karena kepemilikannya yang dipegang penuh oleh pemerintah, maka sebagian besar karyawan yang bekerja pada lembaga ini merupakan PNS, dimana beberapa karyawan lain sisanya merupakan tenaga kontrak. Sehingga pendapatan yang kemudian diterima oleh karyawan disesuaikan dengan golongan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan dan dibebankan pada APBD. Salah satu divisi yang terdapat dalam struktur organisasi TVRI stasiun penyiaran tipe A adalah bidang berita yang memiliki kurang lebih sebanyak 46 orang karyawan. Salah satu karakteristik dari sistem kerja karyawan pada bidang ini adalah mayoritas bertugas di lapangan. Yang dimaksud dengan tugas lapangan disini adalah karyawan bertugas turun langsung ke lapangan di mana suatu acara

8 diadakan atau sumber berita tersedia untuk kemudian diliput dan disiarkan kepada publik. Secara sederhana, untuk pemenuhan kebutuhan tugas lapangan ini, dibutuhkan sedikitnya dua orang karyawan yang masing-masing berkompetensi dalam bidang penyiaran/reporter dan cameramen. Mengacu kepada data karyawan yang diperoleh di lapangan, sebanyak kurang lebih 90% karyawan pada divisi ini bertugas lapangan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan secara nonsistematis oleh peneliti, diketahui bahwa setiap harinya, kepada masing-masing karyawan diberikan pemberitahuan ataupun pengumuman mengenai acara ataupun berita yang menjadi tugas untuk mereka liput keesokan harinya. Dalam surat pengumuman ataupun edaran tersebut dicantumkan berbagai informasi mengenai acara ataupun berita yang akan diliput, termasuk di dalamnya adalah judul, lokasi, waktu dan nama karyawan yang bertugas untuk meliput acara atau berita tersebut. Lebih lanjut berdasarkan kepada informasi yang didapat dari salah satu karyawan, beberapa acara ataupun berita seringkali bersifat mendadak. Permintaan untuk meliput acara ataupun berita yang seperti ini umumnya disanggupi oleh pihak TVRI. Kondisi inilah yang kemudian memberikan dampak ketidakpastian mengenai jadwal kerja dari karyawan pada bidang berita ini. Oleh karena jadwal kerja yang selalu menyesuaikan dengan tuntutan berita yang tidak sama setiap harinya, maka sulit bagi karyawan untuk secara konsisten menyanggupi setiap tugas meliput acara ataupun berita yang diberikan padanya.

9 Salah satu karyawan yang ditanyakan pendapatnya mengenai hal tersebut menyatakan bahwa apabila salah satu karyawan menyatakan ketidaksanggupannya untuk memenuhi tugas meliput suatu acara ataupun berita (dengan alasan-alasan tertentu) kepada salah satu ataupun beberapa rekan kerjanya, maka pengambilan keputusan mengenai karyawan yang menggantikan tugas karyawan yang berhalangan tersebut umumnya dilakukan secara intern oleh karyawan yang berada pada divisi tersebut. Selama masih terdapat karyawan yang secara sukarela bersedia menggantikan tugas dari rekannya yang berhalangan tersebut, maka permasalahan ini berada di luar campur tangan anggota karyawan dari divisi lain yang terkait ataupun atasan. Namun apabila terdapat kesulitan menemukan karyawan yang bersedia menggantikan tugas dari rekan kerjanya yang berhalangan tersebut, maka permasalahan ini dapat diajukan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap penentuan jadwal tugas tersebut ataupun jika tidak juga ditemukan pemecahan masalahnya, maka atasan dapat dilibatkan untuk ikut memberikan alternatif pemecahan masalah. Dengan pola dan permasalahan kerja, termasuk di dalamnya yang berhubungan dengan kesanggupan karyawan dalam melakukan tugas lapangan yang memiliki kondisi dan waktu kerja yang selalu fleksibel, maka hal penting yang harus dimiliki oleh karyawan untuk dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap perusahaan adalah organization citizenship behavior (OCB).

10 Ketika dilakukan wawancara yang kembali dilakukan secara non-sistematis oleh peneliti untuk kepentingan memperoleh informasi, salah seorang karyawan ketika ditanyakan mengenai alasan dibalik keputusannya yang dengan sukarela menggantikan pekerjaan karyawan lain yang berhalangan untuk melakukan tugas, mengungkapkan bahwa dirinya membantu menyelesaikan tugas karyawan tersebut karena pada dasarnya sebagian besar karyawan yang berada pada divisi tersebut telah terbiasa untuk saling membantu apabila salah satu karyawan berhalangan untuk menyelesaikan tugas ke lapangan. Perilaku tersebut diakuinya sebagai salah satu bentuk loyalitas antar teman satu profesi. Dalam contoh ini, dapat dilihat bahwa karyawan ini bersedia membantu karyawan lain dengan dasar hubungan sosial yang kuat, maka dengan kata lain, dapat diasumsikan bahwa karyawan ini telah terpenuhi kepuasan kerja dalam segi hubungan dengan rekan kerjanya. Peneliti kemudian berhasil menemukan sebuah fakta yang menarik ketika melakukan wawancara terhadap beberapa karyawan yang berada pada divisi berita bahwa ketika bertugas di lapangan, banyak komisi yang pasti akan diperolehnya meskipun TVRI secara formal tidak menarik biaya untuk setiap berita yang akan diliput, namun pada kenyataannya, sebagian besar pemilik acara ataupun berita akan memberikan komisi khusus terhadap para karyawan yang bertugas di tempatnya. Hal ini dinilai menguntungkan bagi karyawan yang masih merasa kurang dengan upah atau imbalan yang diterima dari perusahaan, meski demikian, mereka mengakui bahwa kesediaannya untuk menggantikan rekan kerjanya yang berhalangan bertugas murni karena loyalitas terhadap sesama karyawan.

11 Dari contoh tersebut, ditemukan fakta bahwa karyawan mengkategorikan perolehan imbalan dari luar perusahaan sebagai sesuatu yang menguntungkan baginya. Dengan kata lain, karyawan diasumsikan masih merasa kurang puas terhadap imbalan atau upah yang diterimanya dari dalam perusahaan. Sedangkan imbalan atau upah sendiri merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hasibuan (2002: 203), mengungkapkan bahwa: Kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: Balas jasa yang adil dan layak, penempatan yang sesuai dengan keahlian, berat-ringannya pekerjaan, suasana dan lingkungan kerja, peralatan yang menunjuang peaksanaan pekerjaan, sikap pimpinan dalam kepemimpinannya, dan sifat pekerjaan monoton atau tidak. Terlebih beberapa karyawan yang juga bekerja dalam divisi ini merupakan tenaga kontrak dan bukan PNS dengan upah ataupun imbalan yang berada di bawah PNS. Meskipun banyak faktor ketidakpuasan lainnya yang juga diungkapkan oleh beberapa karyawan, namun sebagian besar karyawan terfokus pada kurangnya pemenuhan dari faktor imbalan atau upah. Kepuasan kerja dinilai banyak memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan kerja karyawan. Hasibuan (2002: 203) mengungkapkan bahwa: Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Oleh karena belum diketahui secara pasti mengenai hubungan kepuasan kerja dan perilaku organization citizenship behavior, maka penelitian ini kemudian ditujukan untuk memberikan hasil yang empiris terhadap korelasi antar

12 variabel tersebut sehingga mampu memberikan kontribusi ilmu bagi penelitian lanjutan yang serupa. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran umum kepuasan kerja pada karyawan divisi pemberitaan TVRI Bandung? 2. Bagaimanakah gambaran umum perilaku organization citizenship behavior pada karyawan divisi pemberitaan TVRI Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan organization citizenship behavior pada karyawan divisi pemberitaan TVRI Bandung? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran umum kepuasan kerja pada karyawan divisi pemberitaan TVRI Bandung. 2. Untuk mengetahui gambaran umum perilaku organization citizenship behavior pada karyawan divisi pemberitaan TVRI Bandung. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan perilaku organization citizenship behavior pada karyawan divisi pemberitaan TVRI Bandung.

13 1.4. Kegunaan Penelitian Dari segi teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi cabang ilmu psikologi khusunya dalam bidang industri dan organisasi dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai hubungan antara berbagai dimensi kepuasan kerja dengan organization citizenship behavior yang selama ini selalu mejadi topik dari faktor dan karakteristik kinerja utama yang sifatnya harus diobservasi dan diteliti. Dari segi praktis, Penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangan terhadap sistem dalam perusahaan agar dapat menyempurnakan kinerja dari para karyawannya sehingga didapatkan SDM yang memiliki mutu dan daya saing yang baik untuk kemajuan perusahaan yang lebih baik. Bagi Peneliti Selanjutnya, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan serta referensi bagi peneliti-peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa ataupun penelitian lanjutan. 1.5. Asumsi Individu memiliki kecenderungan untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik itu primer maupun sekunder dan dapat berbentuk materi ataupun non-materi, contohnya suatu bentuk afiliasi dengan orang-orang di sekitarnya.

14 Ketika individu tersebut dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka akan terbentuk suatu perasaan puas. Kepuasan ini sendiri kemudian akan kembali membentuk suatu motivasi bagi individu itu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang merupakan sarana bagi dirinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara berulang-ulang. Rasa puas itu memperkecil kesempatan terjadinya masalah. Sebaliknya, memungkinkan unuk munculnya sikap-sikap yang positif terhadap apa yang menjadi sumber pemenuhan kebutuhannya tersebut, dalam hal ini adalah tempat kerja beserta kondisi (termasuk rekan kerja, lingkungan kerja dan lain-lain). Sehingga kepuasan kerja ini dapat mendorong perasaan kelekatan antara individu dengan tempat kerjanya dan mengarahkan dirinya untuk melakukan aktivitasaktivitas yang bermanfaat bagi tempat kerjanya, seperti menggantikan ataupun membantu rekan kerjanya. Maka peneliti mengasumsikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan organization citizenship behavior (OCB). 1.5. Hipotesis H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan organization citizenship behavior H0: ρ = 0 H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan organization citizenship behavior H1 : ρ 0

15 Hipotesis ini diuji dengan menggunakan α = 0.05 Jika nilai α yang dihitung berada di luar daerah penerimaan H0, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Namun bila nilai α yang dihitung berada di dalam daerah penerimaan H0, maka H0 diterima dan H1 ditolak. 1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif terhadap masingmasing variabel yang menjadi fokus penelitian (dalam hal ini adalah kepuasan kerja dan organization citizenship behavior) dan kemudian hasil korelasi antar dua variabel tersebut dipergunakan untuk melihat hubungan antar variabel tersebut. 1.6.2. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner yang telah disesuaikan dengan ketentuan skala Likert 5 kategori. 1.6.3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan serta analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi tata jenjang (rangking) Spearman. 1.6.4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan kuesioner. Dalam penelitian ini terdiri 2 (dua) variabel, maka alat ukur yang digunakan menggunakan 2 (dua) alat ukur, yaitu kuesioner tentang kepuasan kerja dan kuesioner tentang organization citizenship behavior. Kedua alat

16 ukur tersebut berdasarkan pada konsep-konsep yang terdapat pada teori yang digunakan. 1.6.5. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Tempat diadakannya penelitian adalah Kantor Divisi Pemberitaan LPP Televisi Republik Indonesia Bandung yang berlokasi di Jalan Raya Cibaduyut No. 269, Bandung. Sampel penelitian menggunakan keseluruhan dari populasi penelitian berjumlah 46 orang dengan karakteristik karyawan bekerja pada divisi pemberitaan, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang telah memiliki lama kerja minimal 5 tahun.