kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
tanggap terhadap kebutuhan pembangunan serta pengembangan ilmu

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

STANDAR ISI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Hal ini sejalan dengan Kementerian Pendidikan Nasional yang memiliki target

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

STANDAR HASIL PENELITIAN

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Sertifikat Keahlian Dosen Karyawan A5/D.33 1

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

BAB I PENDAHULUAN. diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber daya yang ada.kendatipun berbagai

STANDAR ISI PENELITIAN

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Kualifikasi Akademik Tenaga Kependidikan D.30 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR EVALUASI VISI MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

SERTIFIKASI DOSEN DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Sertifikat Keahlian Tenaga Kependidikan A6/D.32 1

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kerja Perguruan Tinggi Di Kota Sibolga Dan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Kompetensi Tenaga Kependidikan D.28

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Rasio Dosen dan Mahasiswa D.39

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

STANDAR PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

2016, No Strata Tiga kedinasan, dilakukan penyetaraan dengan lulusan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi,

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

02/PP/DITDIKTENDIK/2014 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN KETUA PROGRAM STUDI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sebagai mahluk sosial memerlukan pendidikan sebagai usaha

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.23 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 2/ 10 BAB I VISI dan MISI A. Visi ISTA Visi Institut Sai

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan diri agar berupaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi baik

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS

BAB I PENDAHULUAN. program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah bidang ilmu

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

STANDAR PENILAIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STANDAR MUTU PENGABDIAN KEPADA

STANDAR HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10

PENJELASAN PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

MONITORING DAN EVALUASI PERGURUAN TINGGI SWASTA JAKARTA 2009

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

SOSIALISASI PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

POKOK-POKOK ORGANISASI SEKOLAH TINGGI DAN AKADEMI Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor 3 Tahun 1988 Tanggal 10 Maret Presiden Republik Indonesia,

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

kepada mahasiswa, pengembangan dibidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Visi, misi dan tujuan pengembangan dosen yunior bara sebatas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN

MANUAL PENINGKATAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

STANDAR 2 : STANDAR ISI PEMBELAJARAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

Transkripsi:

STRATEGI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA AKADEMIK PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDDDDXAN TINGGI (Studi Kasus di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta) BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi (PP No. 30/1990). Selanjutnya dikemukakan bahwa pendidikan tinggi adalah: (1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. (2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Makna yang tersirat dalam rumusan tujuan tersebut mengimplementasikan bahwa pendidikan tinggi dituntut untuk menghasilkan manusia terdidik yang mampu meningkatkan tarap hidup masyarakat. Dalam konteks itulah perguruan tinggi diasumsikan mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam pembangunan nasional. Seorang ahli bernama Kerr (1982) menggambarkan perguruan tinggi sebagai institut yang di dalamnya terdiri dari masyarakat ilmuwan, masyarakat humanis,

masyarakat profesional, masyarakat personal non-akademik dan masyarakat administrator. Berbagai ragam kegiatan akan terdapat di dalamnya mulai dari kegiatan pengajaran, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan pengembangan, memperiuas kesadaran nasional dan intemasional sampai kepada pengabdian dan pelayanan sosial kemasyarakatan. Pemikiran Kerr mungkin sekali sejalan dengan pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990 yang menyatakan bahwa perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Dari sudut lain, tiga misi pokok perguruan tinggi tersebut dapat ditinjau analoginya dengan pandangan Perkins (1966) yang mengemukakan ketiga aspek pengetahuan yakni pemerolehan (acquisition), pengalihan (transition), dan penerapan (application). Pengetahuan diperoleh melalui proses penelitian, dan pengetahuan yang diperoleh tersebut dialihkan dari generasi satu ke generasi berikutnya supaya dapat dipelihara kelangsungannya (survival) melalui kegiatan pendidikan dan pengajaran. Selanjutnya pengetahuan yang diperoleh dan dialihkan ini diaplikasikan agar tidak steril serta dapat bermanfaat bagi masyarakat melalui program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga misi pokok tersebut yang lebih dikenal dengan sebutan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada hakekatnya menunjukkan konsep tentang peranan dan fiingsi perguruan tinggi dalam pembangunan nasional. Penerapan perguruan tinggi dalam pembangunan nasional sekurang-kurangnya dapat dilihat dari tiga sudut, yaitu : (a) sebagai penghasil agen-agen perubahan yang mampu merancang, mendorong dan memelopori perubahan dalam berbagai aspeknya menuju masyarakat modern, (b) pencipta dan pendukung ide-ide baru yang selalu hidup, dan

(c) pemberi sumbangan bagi kemajuan intelektual dan sosial di masyarakat (Sonhaji: 1990). Ketiga peran tersebut mengisyaratkan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi serta perwujudan dinamika masyarakat sehingga memberikan sumbangan yang berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional. Oleh sebab itu pendidikan tinggi harus terus dibina dan dikembangkan untuk menyiapkan perserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional, serta kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian dan memiliki rasa tanggungjawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara (GBHN : 1993). Dengan perkataan lain, sebagai konsekuensinya perguruan tinggi hendaknya diusuhakan dan dikelola agar mampu menyelenggarakan pendidikan, melakukan penelitian dan pengkajian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan pengabdian kepada masyarakat yang bermanfaat bagi kemanusian dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Untuk itu maka upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi hendaknya ditelusuri dari keterandalan perguruan tinggi dalam melakukan tridharma perguruan tinggi dalam kaitannya dengan tujuan pembangunan nasional. Salah satu faktor dominan yang mempengaruhi mutu pendidikan tinggi terletak pada pengembangan sumberdaya manusia terutama tenaga akademik atau tenaga pengajar (dosen). Oleh sebab itu peningkatan mutu, relevansi dan produktivitas tenaga akademik (dosen) di perguruan tinggi perlu dikembangkan secara terencana, terpola dan terpadu dalam satu sistem pengelolaan perguruan tinggi. Dalam GBHN dinyatakan bahwa "Pendidikan, pengadaan dan pembinaan guru serta tenaga kependidikan

lainnya pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan dikembangkan untuk meningkatkan kualitaspendidikan diseluruh tanah air" (GBHN : 1993). Upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu tenaga akademik di perguruan tinggi telah banyak dilakukan. Upaya tersebut antara lain berupa penataran dan lokakarya, program pencangkokan, pendidikan lanjutan ke S2 dan S3 baik didalam maupun diluar negeri, Akta Mengajar, Applied Approach dan Pusat Antar Universitas untuk Sistem Instruksional. Upaya peningkatan mutu dosen ini nampaknya akan terus ditingkatkan sebagaimana diisyaratkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada Rapat Kerja Para Pembantu Rektor Bidang Akademik, Koordinator Kopertis Wilayah dan Konsorsium Keilmuan di Bandung di penghujung tahun 1993. Dinyatakan dalam kertas kerja Direktur Pembinaan Sarana Akademik, Ditjen Dikti, bahwa pada pelita VI nanti direncanakan peningkatan jumlah dosen S2/S3 menjadi 50% dan sebagian beasiswa akan diberikan kepada PTS dengan kualifikasi S2 dan S3 meningkat dari 8% menjadi 15% (Dikti : 1993). Yang jadi persoalan adalah : Apakah usaha-usaha peningkatan mutu dosen ] (tenaga akademik) sebagaimana prinsip atau konsep yang dikemukan di atas telah I menjamin peningkatan mutu pendidikan tinggi? Adakah kendala dan hambatan dalam upaya pengembangan tenaga akademik itu baik sebelumnya maupun setelah mereka selesai dan kembali dari program S-2/S3 itu? Adakah usaha lain yang lebih strategik dalam membina dan mengembangkan mutu tenaga akademik yang dapat secara langsung meningkatkan mutu pendidikan tinggi? empirik. Studi ini akan mencoba menelusuri pertanyaan tersebut melalui kajian teoritik dan

B. Masalah Masalah yang berkaitan dengan tenaga akademik (dosen) dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi berkisar pada prestasi dan kepuasan kerja, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas akademik maupun tugas-tugas yang berkaitan dengan manajerial pendidikan. Jumlah dan kualifikasi dosen menyatakan tersedianya dosen yang memiliki kualifikasi yang disyaratkan berdasarkan rasio dosen mahasiswa. Makin kecil rasio dosen mahasiswa diduga akan semakin meningkatkan mutu proses dan output pendidikannya. Mutu dosen berkaitan dengan kemampuan akademik yang dimilikinya baik dilihat dari tingkat pendidikannya, dalam hal ini lulusan S2/S3, jabatan akademik yang disandang, maupun kompetensinya sebagai pengajar, ilmuwan dan peneliti yang profesional, dan tingkat motif berprestasinya. Perkerjaan diperhatikan dari sudut kepuasan yang dirasakan mahasiswa dan pihak -pihak lain. Dengan relevansi dimaksudkan adanya kesesuaian antara kemampuan dan keahlian yang dimiliki dosen dengan tuntutan dan kebutuhan perguruan tinggi baik dalam hal keilmuannya maupun tugas-tugas akademik dan tugas-tugas profesionalnya. Produktifitas berkaitan dengan jumlah dan mutu kegiatan yang dihasilkan dosen, dalam hal ini yang telah selesai menempuh program S2/S3, sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab baik sebagai tenaga pengajar, peneliti dan ilmuwan maupun sebagai tenaga pengelola pendidikan di perguruan tinggi. Sedangkan motivasi dan kepuasan kerja berkaitan dengan semangat dosen dan pihak-pihak lain untukberkerja dan berkarya menunjang kehidupannya. Pembinaan dan pengembangan mutu tenaga akademik/dosen yang mencakup semua dimensi yang dikemukakan diatas harus dilakukan secara terencana, terpola dan bersinambung baik oleh dosen yang bersangkutan maupun unsur-unsur lain pada perguruan tinggi. Untuk itu strategi dan pengembangan mutu tenaga akademik/dosen

hendaknya dilakukan secara simultan dan terpadu dalam satu sistem pengelolaan pendidikan tinggi mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada tahap pengawasan dan pengendalian. Sejalan dengan pokok pikiran di atas, maka dalam penelitian ini diajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Dengan visi, misi dan tujuan apa, juga dengan menggunakan strategi apa, para pimpinan yayasan dan perguruan tinggi membina dan mengembangkan tenaga akademik dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan itu? (2) Bagaimana kebijakan program pembinaan dan pengembangan tenaga akademik tersebut dilaksanakan dalam kesatuan sistem pengelolaan perguruan tinggi? (3) Hal-hal apakah yang menjadi perhatian utama atau prioritas dalam melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga akademik dari sudut harapan dan kebutuhan mereka maupun perguruan tinggi yang bersangkutan? (4) Apakah upaya peningkatan mutu/kualitas tenaga akademik yang selama ini telah dilakukan memenuhi harapan dan kebutuhan mereka baik dilihat dari tuntutan pribadinya, tuntutan profesinya, maupun harapan dan kebutuhan perguruan tinggi yang bersangkutan? (5) Potensi, kekuatan, kelemahan, ancaman dan kendala apa yang dihadapi dalam melaksanakannya serta bagaimana cara memanfaatkannya atau mengatasinya? Penelitian dibatasi pada perguruan tinggi swasta yang ada di DKI Jakarta, mengambil sampel dan kasus di beberapa perguruan tinggi yang diduga telah melakukan upaya-upaya peningkatan mutu tenaga akademik.

C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi dan analisis mengenai visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan peningkatan mutu tenaga akademik (dosen) dan pelaksanaannya, terutama ditinjau dari sudut konsep-konsep pengembangan sumber daya manusia, konsep manajemen strategik, konsep manajemen mutu terpadu dan perilaku organisasi. Di kemudian hari diharapkan studi dapat dilanjutkan dengan tujuan lain, yaitu menemukan alternatif-alternatif model pembinaan dan pengembangan mutu tenaga akademik yang dikaitkan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang: (1) Indikator-indikator tentang mutu tenaga akademik dan mutu pendidikan tinggi, (2) Profil tentang strategi pembinaan dan pengembangan tenaga akademik, (3) Profil pelaksanaan dan pengembangan tenaga akademik, (4) Kendala yang dihadapi dalam pembinaan dan pengembangan tenaga akademik dan upaya pemecahannya. D. Manfaat Yang Diharapkan Hasil penelitian tentang strategi pembinaan dang pengembangan tenaga akademik perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi dengan mengambil sebagai studi kasus di perguruan tinggi swasta yang berada di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ini, diharapkan akan bermanfaat baik bagi tenaga akademik (dosen) yang bersangkutan sendiri maupun bagi pimpinan dan para pembinanya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Bagi dosen diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan, sikap dan kemampuan profesional, sehingga mendorong

motivasi dan kepuasan kerja mereka di dunia perguruan tinggi. Bagi pimpinan perguruan tinggi dan pembinanya, dalam hal ini yayasan atau badan penyelenggara pendidikan tinggi, perguruan tinggi dan atau instansi pembina yang terkait diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat dalam rangka menentukan standar (baku) mutu kualifikasi dan kinerja tenaga akademik (dosen) sehubungan dengan peningkatan mutu profesi dan layanannya serta untuk keperluan akreditasi perguruan tinggi tempat mereka bekerja. Khusus bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini selain akan memperiuas wawasan tentang strategi pembinaan dan pengembangan tenaga akademik perguruan tingi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tinggi, lebih lanjut diharapkan dapat pula memperiuas wawasan dan sekaligus memotivasi untuk melakukan studi lebih lanjut dalam aspek yang sama atau berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan tenaga akademik perguruan tinggi atau barangkali juga perlu meluaskan studi lebih lanjut mengenai mutu pendidikan tinggi itu sendiri baik melalui studi mandiri atau dalam rangka mencapai gelar tertinggi pada strata tiga dalam Administrasi Pendidikan.