BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI DAMPAK PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V PENGEMBANGAN KABUPATEN BANGKALAN SEBAGAI DAERAH LOKASI KEGIATAN INDUSTRI DI PROPINSI JAWA TIMUR TERKAIT RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. menjadi dua bagian utama, yaitu Jawa Timur dataran dengan. seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur dan 10% merupakan

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

ANALISIS INDEKS WILLIAMSON PADA SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN II ( SWP ) JAWA TIMUR SKRIPSI. Oleh : Dhino Taufan / FE / EP.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi pilar-pilar pertumbuhan ekonomi

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran dari zaman orde baru

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

PENGKAJIAN DAMPAK SOSIAL LINGKUNGAN AKIBAT PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

TUGAS AKHIR OLEH : SARTIKA SARI AGUSTIN NPM :

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2003 TENTANG PEMBANGUNAN JEMBATAN SURABAYA-MADURA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri pengolahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB IV GAMBARAN UMUM

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Indonesia sedang melakukan pembangunan wilayah yang bertujuan menyejahterakan rakyat atau menjadi lebih baik dari sebelumnya. Indonesia terdiri dari pulau-pulau besar maupun kecil yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan terdiri dari bermacam-macam suku dan kebudayaan. Tidaklah mudah bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan dengan keadaan yang beranekaragam. Tentu pembangunan tersebut harus disesuaikan dengan keadaan wilayah dimana pembangunan itu dilaksanakan. QS Ar-Rum 41 Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Pada surat Ar-Rum 41 menjelaskan bahwa, Dia menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini sebagai suatu kebaikan dan kasih sayang untukmu agar diambil manfaatnya, akan tetapi manusia harus tetap menjaganya juga melestarikan apa yang telah diciptakan oleh Allah SWT, karena pada dasarnya yang menyebabkan terjadinya kerusakan adalah tangan manusia itu sendiri. Allah SWT juga memberikan isyarat bahwa apa yang akan dilakukan oleh manusia akan mengakibatkan sebuah dampak, baik positif maupun negatif. Allah memberikan sumber daya alam bagi manusia untuk diolah menggunakan akal dan fikirannya, sumber daya alam tersebut diolah menjadi alat pemenuh kebutuhan manusia seperti sandang, pangan dan papan. Dewasa ini manusia telah banyak menggunakan akal dan fikirannya dalam melakukan suatu pembangunan di alam ini. 1

2 Pembangunan tersebut menimbulkan dampak yang memengaruhi beberapa macam aspek seperti lingkungan, keadan sosial, hingga keadaan ekonomi suatu wilayah. Termasuk pembangunan Jembatan Suramadu yang menyambungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura yang dibangun untuk mempermudah aksesibilitas masyarakat setempat dalam melakukan kegiatannya, hal tersebut juga akan memberikan beberapa macam dampak, dan salah satunya adalah dampak ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya. Pembangunan merupakan usaha sadar dan berencana meningkatkan mutu hidup yang dalam pelaksanaannya akan selalu menggunakan dan mengelola sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya buatan. Salah satu tujuan pokok dari pembangunan itu adalah pembangunan wilayah-wilayah yang ada di dalamnya terutama dalam keserasian perkembangan atau laju pertumbuhan antar wilayah dalam daerah tersebut. Penduduk Indonesia berjumlah 200 juta jiwa lebih, kekayaan alam melimpah ruah yang terbentang diseluruh nusantara. Hal ini merupakan suatu modal yang sangat penting bagi pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Sumber daya manusia di Indonesia sangatlah besar dan sangat mendukung keberhasilan pembangunan. Rakyat Indonesia belum merasa sejahtera meskipun sumber daya alam yang dimiliki bangsa sangat besar. Sepertinya tujuan-tujuan pembangunan belum tercapai dan masih banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pembangunan juga belum merata diseluruh pelosok tanah air, masih banyak daerah-daerah terutama di luar Jawa yang membutuhkan perbaikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Geografi Indonesia sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau dengan sarana komunikasi dan pengangkutan yang belum sempurna. Hal ini mengakibatkan banyaknya hambatan dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Kemudian keadaan rakyat, yang menjadi sarana penerangan dan penyuluhan, masih sangat heterogen dengan kondisi sosial ekonomi dan tingkat pendidikan serta kecerdasan yang masih sangat terbatas. Keterikatan sebagian besar rakyat pada tradisi dan kondisi lingkungan juga merupakan hambatan untuk mengadakan pembaharuan dalam pandangan maupun sikap hidupnya. Pembangunan sarana dan prasarana bertujuan untuk melengkapi fasilitas suatu daerah, seperti pembangunan jembatan Suramadu yang mempermudah aksesibilitas masyarakat Madura dan Surabaya untuk melakukan kegiatannya. Jembatan Suramadu adalah akses yang efisien dan efektif untuk meningkatkan

3 mobilitas perekonomian yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan sebagai penggerak pembangunan ekonomi Pulau Madura untuk bersaing dengan daerah daerah lain. Kegiatan pembangunan seyogyanya berpotensi untuk melahirkan dampak perubahan positif seperti pola pemikiran, perekonomian dan peningkatan kapasitas SDM di masyarakat. Pembangunan jembatan Suramadu ditujukan untuk mempercepat pembangunan di pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Pertumbuhan dan perkembangan wilayah Pulau Madura tertinggal di Jawa Timur terlihat dari rendahnya pendapatan perkapita Provinsi Jawa Timur. Rendahnya angka pendapatan penduduk ini terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat aksesibilitas wilayah di Pulau Madura dengan pusat kegiatan nasional maupun pusat-pusat kegiatan wilayah di Jawa Timur. Berdasarkan indikator tingkat kemiskinan di Jawa Timur persentase penduduk miskin pada bulan Maret 2014 dibandingkan September 2013 turun sebesar 0,32 persen dari 12,73 persen pada September 2013 menjadi 12,42 persen pada Maret 2014. Sementara itu, Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 hingga triwulan III tahun 2011 mencapai 7,12 persen dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur tahun 2013 tumbuh sebesar 6,55 persen dibandingkan dengan tahun 2012. (BPS Jawa Timur 2011-2013). Dengan Jembatan Suramadu, yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, bersaing dengan daerahdaerah lain. Tata wilayah dan tata guna lahan juga akan terbentuk secara proporsional. Mobilitas Pulau Madura diperkirakan bertambah cepat dan banyak, baik mobilitas penduduk, pelaku ekonomi, maupun barang dan jasa. Kebutuhan transportasi akan menjadi kebutuhan vital untuk pergerakannya. Adanya pembangunan jembatan Suramadu menyebabkan perubahan fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan keberadaan ekosistem laut. Hal tersebut,

4 mengakibatkan perubahan masyarakat sekitarnya baik dari kondisi sosial meliputi: pendidikan, keagamaan, interaksi sosial, dan kegiatan masyarakat maupun kondisi ekonominya meliputi: penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan transformasi tenaga kerja. Dengan demikian perlu adanya kesiapan pemerintah daerah akan perubahan yang akan terjadi di masyarakat setempat agar mampu bersaing dengan kemajuan IPTEK. Di Kabupaten Pamekasan, Sumenep, dan Sampang, tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun (2009-2012) secara berturut-turut masing-masing berkisar antara 0,71%-0,51% atau dengan pertumbuhan yang cenderung menurun, 0,66%-1,45% dan 0,44%-0,50%. Jika jumlah penduduk dibandingkan dengan dan tanpa Jembatan Suramadu maka jumlah penduduk rata-rata per tahun di Bangkalan akan bertambah sebanyak 59,30%, Pamekasan (23,42%), Sumenep (18,65%), dan Sampang (12,62%). Gambar 1.1 Proses Pembangunan Jembatan Suramadu Dengan terbangunnya jembatan Suramadu dan telah beroperasi sejak pertengahan Juni 2009, yang berfungsi mempermudah segala aktivitas masyarakat Madura, seharusnya kabupaten-kabupaten di Pulau Madura juga dapat berkembang dari kondisi sebelumnya seperti wilayah Gresik dan Sidoarjo sebagai wilayah Hinterland. Kabupaten Sumenep khususnya yang berada pada Ujung pulau Madura di harapkan mampu berkembang dengan cepat meskipun berada diujung Pulau Madura. Manfaat langsung dari Jembatan Suramadu adalah meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang. Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti menghemat waktu dan biaya. Manfaat selanjutnya adalah merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian.

5 Gambar 1.2 Jembatan Suramadu Meningkatkan Aksesibilitas Masyarakat Pulau Madura dan Kota Surabaya Sedangkan Manfaat tidak langsung antara lain: Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya permintaan barang dan jasa. Selanjutnya akan merangsang meningkatnya kegiatan perekonomian, berkembangnya usaha di sektor pertanian, industri, perdagangan, jasa dan meningkatnya arus barang masuk ke Pulau Madura Khususnya Kabupaten Sumenep. Gambar 1.3 Pelabuhan Kamal di Bangkalan yang Tampak Sepi Setelah Adanya Jembatan Suramadu Tidak hanya menimbulkan dampak yang positif, pembangunan jembatan suramadu juga menimbulkan efek yang negatif. Berfungsinya jembatan suramadu merugikan sebagian kelompok, misalnya penurunan aktifitas yang terjadi di pelabuhan Kamal, Bangkalan. Penurunan jumlah penumpang akibat adanya jembatan suramadu ini berdampak pula pada para pedagang yang ada di sekitar pelabuhan, usaha mereka perlahan semakin merugi (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bangkalan, 2014)

6 Gambar 1.4 Deretan PKL yang ada di sepanjang Ujung Jembatan Suramadu Sisi Madura Akibatnya dari penurunan penumpang di Pelabuhan, para pedagang dan PKL di pelabuhan berbodong-bondong memindahkan lapaknya ke kaki jembatan suramadu sisi Madura. Dengan adanya PKL yang tidak beraturan di sepanjang jalan kaki jembatan suramadu, mengurangi nilai estetika jembatan tersebut. PKL tersebut tidak beraturan karena belum adanya lapak yang disediakan oleh pemerintah (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bangkalan, 2014). Adanya jembatan Suramadu sendiri menjadi sebuah polemik di Pulau Madura. Menurunnya fungsi dari pelabuhan adalah salahsatu kerugian ekonomi yang terjadi di Pulau Madura. Dari 4 kabupaten yang terdapat di Pulau Madura hanya 1 Kabupaten yang menyatakan tidak setuju dengan Jembatan Suramadu, yaitu Kabupaten Bangkalan sebagai kabupaten yang tepat berada di kaki jembatan suramadu. Dengan adanya polemik mengenai hal tersebut harus adanya kajian mengenai ekonomi dipulau Madura. Akan tetapi melalui pembangunan jembatan Suramadu antara Pulau Madura dan Kota Surabaya tentu diharapkan adanya peningkatan dari segi ekonomi masyarakat Madura maupun Surabaya. Ini ditunjukan pada data tingkat pengangguran di Madura yang turun secara signifikan setelah pembangunan Jembatan Suramadu dapat dilihat pada Gambar 1.5 Tingkat Pengangguran Terbuka Madura Terhadap Jawa Timur. Begitu juga tingkat pengangguran di Kabupaten Sumenep berangsur berkurang setelah pembangunan jembatan tersebut.

7 Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Jawa Timur 6,79 6,42 5,08 4,25 4,16 2007 2008 2009 2010 2011 Tingkat pengangguran di Madura menurun cukup signifikan setelah ada jembatan Suramadu Gambar 1.5 Tingkat Pengangguran Terbuka Pulau Madura Terhadap Jawa Timur Sumber : BPS Jawa Timur, Tahun 2012 Berdasarkan data tingkat pengangguran Madura Terhadap Jawa Timur setelah pembangunan Jembatan Suramadu terlihat bahwa pengangguran di Madura setiap tahunnya menurun, termasuk di dalamnya adalah Kabupaten Sumenep. Kabupaten Sumenep adalah Kabupaten yang berada di paling timur Pulau Madura, hal tersebut mempengaruhi keadaan ekonomi di Kabupaten tersebut. Berdasarkan data Renstra Bapel BPWS tahun 2014-2019 ada 5 wilayah pengembangan ekonomi, termasuk di dalamnya adalah Kabupaten Sumenep karena memiliki lokasi yang paling jauh dari Jembatan Suramadu. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Kabupaten Sumenep setelah pembangunan Jembatan Suramadu maka perlu dilakukan analisis ekonomi agar kita mengetahui kondisi masyarakat Kabupaten Sumenep setelah dibangunnya Jembatan Suramadu yang telah beroperasi sejak tahun 2009 hingga sekarang. Analisis tersebut juga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak jembatan tersebut mempengaruhi kehidupan masyarakat dan kondisi Kabupaten Sumenep tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan penelitian mengenai Analisis Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Kabupaten Sumenep

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dibuatlah rumusan masalah seperti berikut : 1. Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Kabupaten Sumenep setelah pembangunan jembatan Suramadu? 2. Bagaimana keterkaitan ekonomi terhadap kebijakan pengembangan wilayah jembatan Suramadu Madura? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan diadakannya penelitian ini untuk mendapatkan hasil temuan mengenai: 1. Mengetahui dampak yang disebabkan pembangunan jembatan Suramadu bagi kondisi ekonomi masyarakat di Kabupaten Sumenep. 2. Keterkaitan dampak ekonomi dengan kebijakan pengembangan wilayah jembatan suramadu di Kabupaten Sumenep. 3. Merekomendasikan hasil kegiatan studi sebagai masukan dalam kebijakan Kabupaten Sumenep. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah, sebagai pengembangan keilmuan perencanaan wilayah dan kota dalam memahami dampak dari suatu pembangunan, serta sebagai referensi untuk penelitian lain yang tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai dampak ekonomi wilayah yang mengalami pembangunan. Juga bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perencanaan di Kabupaten Sumenep dalam upaya pengembangan ekonomi di wilayah tersebut. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan ini meliputi, ruang lingkup wilayah studi dan ruang lingkup materi/kegiatan 1.5.1 Ruang lingkup wilayah Studi Wilayah penelitian terdapat di Kabupaten Sumenep yang termasuk kedalam wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara geografis Kabupaten Sumenep terletak pada koordinat 40 55 00 Lintang Selatan (LS) sampai dengan 70 24

9 00 LS dan 1130 32 54 Bujur Timur (BT) sampai dengan 1160 16 48 BT. Dilihat dari orientasi Jawa Timur, Kabupaten Sumenep terletak di posisi bagian utara wilayah Provinsi Jawa Timur atau sebelah utara Kota Surabaya dengan jarak ± 200 km. Adapun batas administrasi Kabupaten Sumenep yaitu sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Laut Jawa / Laut Flores Sebelah Selatan : Selat Madura Sebelah Barat : Kabupaten Pamekasan Secara geografis wilayah Kabupaten Sumenep terbagi atas dua yaitu : (a) Bagian Daratan dengan luas 1.146,93 Km² (54,79 % ) yang terbagi atas 17 Kecamatan dan 1 Pulau di Kecamatan Dungkek. (b) Bagian Kepulauan dengan luas 946,53 Km² (45,21 % ) yang meliputi 126 pulau, 48 pulau berpenghuni dan 78 pulau tidak berpenghuni. Gambaran mengenai wilayah studi dapat dilihat pada Gambar 1.6 Peta orientasi Kabupaten Sumenep terhadap Pulau Madura, Gambar 1.7 mengenai Peta Administrasi Kabupaten Sumenep. 1.5.2 Ruang Lingkup Materi Dalam sebuah studi untuk mengetahui dampak dari pembangunan ada beberapa aspek yang harus dilihat, misalnya aspek sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan sekitar pembangunan. Dalam studi yang dilakukan di Kabupaten Sumenep ini, dampak yang akan dikaji adalah dampak ekonomi, karena tercantum pada Perpres no 27 tahun 2008 mengenai Badan Pengembangan Wilayah Suramadu, terdapat 5 wilayah pengembangan ekonomi termasuk di dalamnya Kabupaten Semenep. Lingkup Studi kegiatan Analisis Dampak Ekonomi Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Kondisi Masyarakat Kabupaten Sumenep mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Tinjauan Kebijakan - RTRW Kabupaten Sumenep - RPJM Bapel BPWS 2) Identifikasi Kondisi - Data potensi daerah

10 - Data kependudukan - Data PDRB 3) Analisis data dan informasi berdasarkan hasil inventarisasi data survey lapangan, mencakup hal hal sebagai berikut - Wawancara kepada stakeholder terkait yaitu pemerintah dan masyarakat - Identifikasi dampak ekonomi dari pembangunan Jembatan Suramadu Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan ekonomi Ketimpangan wilayah Ekonomi Masyarakat 1.6 Sistematika Penulisan Tahapan penulisan Proposal Tugas Akhir mengenai Analisis Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Kabupaten Sumenep, disajikan pada sistematika pembahasan berikut ini: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian, ruang lingkup wilayah dan materi, serta sistematika penyajian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menguraikan mengenai beberapa tinjauan pustaka yang digunakan sebagai pengarah bagi pemilihan metodologi kajian. BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN METODOLOGI Bagian ini berisikan kerangka berfikir dan metodologi yang menjelaskan mengenai analisis ekonomi terhadap kondisi masyarakat Sumenep. Setelah metode terpilih maka dapat diuraikan metode pendekatan studi, metode pengumpulan data pada saat pelaksanaan survey dan metode analisis. BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisi gambaran umum wilayah lokasi penelitian analisis dampak pembangunan Jembatan Suramadu terhadap kondisi masyarakat kabupaten Sumenep.

11 BAB V BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis dan pembahasan mengenai penelitian dampak pembangunan Jembatan Suramadu terhadap kondisi masyarakat kabupaten Sumenep. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil analisis dampak pembangunan jembatan suramadu terhadap kondisi masyarakat kabupaten Sumenep.

12

13