Kominkan CLC of Japan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV. KOMINKAN (Citizens public halls) (Community Cultural and Learning Centers) Sunami Kominkan (Urban Kominkan) Kimitsu City

KOMINKAN SEBAGAI PUSAT BUDAYA DAN BELAJAR MASYARAKAT JEPANG (Community Cultural Learning Centers) Oleh: Mustofa Kamil Abstract

Bagian I Pendahuluan KOMINKAN 2

Penataan Kelembagaan PKBM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dampak diberlakukannya Undang Undang tentang otonomi daerah

Strategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016

PENGEMBANGAN KONSEP DASAR PKN

Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Anastasia Octavia Tambunan, FE UI, 2009.

Bab V. BAGAIMANA MEMBANGUN PKBM (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan) Hinode Kominkan Urayasu City

FILOSOFI PENYULUHAN (2) FILOSOFI VISI MISI

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEREMPUAN DALAM MATA RANTAI KAKAO: SUSTAINABLE COCOA PRODUCTION PROGRAM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

PENDIDIKAN NONFORMAL (PNF) BAGI PENGEMBANGAN SOSIAL PENDAHULUAN

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

I. PENDAHULUAN. Setelah lebih dari 60 tahun bangsa Indonesia merdeka, masih terdapat

BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 9.I Kesimpulan Hasil penelitian ini menjawab beberapa hal, sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian tesis ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SOCIETY OF ECONOMIC GEOLOGISTS UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDENT CHAPTER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUA N. mensejahterakan kehidupan masyarakat. Ketatnya persaingan dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tersebut adalah peningkatan aktualisasi potensi-potensi manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

METODE SOCIAL GROUP WORK

keputusan ataupun produk yang tangible atau intangible. Pada intinya, informasi

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendahuluan

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

Senior Resident Asrama Universitas Indonesia Maryam Azizah Hanif Geografi FMIPA UI 2013

JOURNAL READING A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

MEDIA PROFIL TABLOID FENG ZHONG

Librarians, space, and the atmosphere

MARI BELAJAR DI INDIA. Bab 4 Dewan India untuk Hubungan Budaya / Indian Council for Cultural Relations (ICCR)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam fungsi,platform (program partai) dan dasar pemikiran. Fungsi Partai

Baucau Administration Assistant

Treasury : Rancangan Program

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2OOO TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Drs. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd.

PANDUAN KELAS INSPIRASI. Cerita tentang bagaimana cara membuat Kelas Inspirasi di daerah kamu

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

Dokumentasi Hasil Rapat Penyusunan Proses Bisnis SIM Pemda Bidang Pendidikan. Bandung, 27 Mei Oleh Tenaga Ahli: Solikin, M.T.

Kendala Penerapan USO. Taufik Hasan TELKOM R&D Center Seminar: Membuat Program USO Tak Terseok-seok Ikatan Alumni ITS Bandung, 20 April 2006

Inovasi dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia

PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak

Bahwa penerapan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Seiring berkembangnya teknologi informasi tersebut, manusia lebih mudah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan oleh setiap instansi. Humas mengambil bagian penting dalam proses penetapan

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja, serta mengembangkan

SEJARAH MBS DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERAN SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL DAN KOMPLEMENTER

BAB II GAMBARAN UMUM PROFIL HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL

2011 Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG

PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU BAHASA INGGRIS SD DI KECAMATAN TEMBALANG

PERATURAN DAERAH NOMOR 16 TAHUN 2000

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan umum kabupaten/kota

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

KELOMPOK IMFORMASI MASYARAKAT ( KIM )

PENGANTAR PERKOPERASIAN

REALITA Individu yang berkelainan khusus umumnya: Memiliki status pekerjaan yang lebih rendah dari individu normal, pada wanita kondisinya lebih buruk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya

BAB1 PENDAHULUAN. Zaman globalisasi yang ditandai dengan berbagai kemajuan. disiplin ilmu yang disertai dengan kemajuan sumber informasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

VISI, MISI RPJMD KOTA CILEGON TAHUN

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

Career Management.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Kominkan CLC of Japan LAPORAN PERJALAN KE JEPANG Studi Banding Kominkan 公民館 Ela Yullaelawati. Ph. D. Dr. Mustofa Kamil

Sejarah/Peraturan Kominkan Kominkan berdiri satu tahun setelah berakhirnya perang Dunia ke II. Sehingga Kominkan telah berkembang dan dikenal begitu lama atau hampir setengah abad lebih (60 tahun). Dengan demikian Kominkan didirikan sekitar tahun 1946 atau lebih tua empat tahun dari Undang-Undang Pendidikan Sosial. Kominkan atau Citizens Public Halls dikembangkan berdasar kepada aturan article 5: dalam Lifelong learning in Japan dijelaskan, tentang berbagai kegiatan yang harus dilakukan kantor pendidikan kota sehubungan dengan social education, maka ada dua model kominkan yang di bawah pengawasan social education administration, a) urban Kominkan dan, b) rural Kominkan

Perkembangan Legal Kominkan Sejak Tahun 1947-2008 25000 20000 15000 20268 19410 13785 15752 17520 17562 17819 18257 17947 17947 17143 Kominkan 10000 5000 3534 0 1947 1950 1963 1968 1975 1984 1993 1996 1999 2002 2006 2008 Autonomous Kominkan 公民館 76.883 buah

Transition of Number of CLC from 1999 to 2005 3500 3000 3064 3064 2500 2000 1500 1000 815 1643 1643 1650 2000 PKBM (CLC) 500 0 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Tujuan Kominkan 1. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, wawasan yang dapat menunjang karier, pekerjaan, sekolah, organisasi, kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. 2. Memfasilitasi berbagai kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup baik dari segi sosial politik, teknologi, ekonomi, bisnis, maupun olah raga dan rekreasi. 3. Menyediakan berbagai sumber iformasi yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan masyarakat. 4. Memfasilitasi berbagai kegiatan masyarakat dalam rangka pengembangan budaya tradisional masyarakat Jepang dan perkembangan budaya modern.

Ciri utma Kominkan: Kominkan adalah institusi pendidikan yang tidak hanya sekedar menanamkan informasi yang khusus (spesifik) dalam memberikan pengetahuan, atau keahlian bekerja, akan tetapi juga Kominkan memiliki tujuan untuk memberikan tambahan berbagai informasi pengetahuan dll kepada masyarakat melalui kontak langsung secara personal. Mengacu pada karakteristik pertama, maka beberapa kegiatan Kominkan tidak hanya disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan untuk bekerja, akan tetapi sampai pada bagaimana masyarakat (sasaran kegiatanmn) dilibatkan dalam pencarian aktualisasi diri (self-actualization) atau makna hidup. Salah satu alasan dasar belajar di Kominkan adalah untuk meningkatkan tingkat budaya seseorang sehingga dapat mempertinggi kualitas hidup. 3. Kominkan tidak terbatas pada pendidikan orang dewasa dan pendidikan masyarakat pada umumnya, akan tetapi melibatkan berbagai kalangan termasuk kegiatan para pemuda dan anak-anak, karena Kominkan merupakan sistem yang terbuka bagi semua kalangan. Keyakinan ini timbul ketika melihat kondisi Kominkan yang dikelola oleh pemerintah kota dan Kominkan yang secara langsung dikelola oleh masyarakat secara sukarela, berkembang bersama dan mendapat sambutan masyarakat secara representatif. Di samping itu pula Kominkan yang dikelola pemerintah berkembang dengan tidak menggantungkan diri anggarannya pada sumbangan masyarakat (sukarelawan) semata.

Social Education Fascilities Museum Library Community NPO NGO Kominkan Network Neighborhood Association School Public health center

JUMLAH SPONSOR YANG MEMBIAYAI BERBAGAI KEGIATAN KOMINKAN Others 18.180 Citizen and society awareness 19.936 Career skills and technology 18.379 Home economics and lifestyle 34.679 Sport and recreation 49.415 Cultural activities Hobbies and tradisional arts 128.668 200.623 0 60.000 120.000 180.000 240.000

Standar pengembangan dan pendirian Kominkan: pertama, terjaminnya asas kebebasan dan persamaan hak. Asas ini bukanlah tugas yang mudah tetapi ini adalah asas yang tidak dapat diganggu gugat, dan Kominkan telah menemukan sejumlah metoda atau cara untuk mencapainya, seperti menyediakan layanan penitipan anak bagi ibu muda yang ingin ikut andil dalam kegiatan. kedua, layanan yang disediakan Kominkan harus gratis, sperti halnya asas yang dipakai untuk perpustakaan publik di seluruh dunia dan untuk perpustakaan publik Jepang yang diatur oleh Undang-undang tentang perpustakaan. Tutor (Pengajar, pembimbing, pelatih) dan pelajaran yang disponsori oleh Kominkan juga gratis. Untuk mendorong partisipasi yang lebih besar lagi, kelompok yang ingin menggunakan sarana tersebut juga tidak akan dipungut biaya asalkan mereka telah memenuhi kriteria tertentu. ketiga, otonomi sebagai institusi untuk belajar dan tempat pengembangan budaya. Sebagai sebuah institusi pendidikan, staf Kominkan harus mengatur Tutor (Pengajar, pembimbing, pelatih) dan pelajaran; jika tidak, Kominkan hanyak akan menjadi gedung pertemuan belaka. keempat, Kominkan harus memiliki pegawai (staff). Sangatlah penting memberikan kesempatan belajar kepada semua golongan usia, konsep ini merupakan inti dalam Kominkan sebagai implementasi konsep pembelajaran sepanjang hayat. Berdasar pada konsep itu staf Kominkan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar melalui pengembangan program pendidikan baca tulis, program bagi orang-orang cacat, dan pelajaran yang dirancang untuk orang-orang yang kehilangan kesempatan untuk belajar (unopportunity). kelima, Kominkan tidak boleh berlokasi di tempat terpencil melainkan harus berlokasi di tempat yang mudah dijangkau orang atau masyarakat luas, sehingga mereka dapat memanfaatkan kesempatan yang ada. Oleh karena itu, pemerintah kota merencanakan untuk membangun Kominkan di setiap distrik Sekolah Menengah Pertama. keenam, sarana yang tersedia di Kominkan harus memadai/terstandarisassi khususnya untuk memudahkan akses bagi orang-orang lanjut usia dan orang-orang cacat. Banyak hal yang masih harus dilakukan pada bagian ini. Rencana yang sedang sedang dikembangkan saat ini adalah membuat jalan khusus (akses) dan lift untuk kursi roda, sarana toilet yang layak, dan bus bagi mereka yang memerlukan bantuan untuk pergi ke Kominkan. terakhir, partisipasi masyarakat setempat. Pihak pengelola diwajibkan secara penuh untuk menjelaskan visi, misi, tujuan dan program Kominkan kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan baik melalui rapat masyarakat, panitia perencana pembangunan kota, pertemuan informal dengan para pengguna Kominkan dll. Di samping itu pula, Dewan Manajemen Kominkan harus membentuk perwakilan masyarakat daerah untuk mengawasi kegiatan Kominkan. National Kominkan Association (2006).

Jenis atau ruang lingkup bantuan atau bahan pembelajaran yang dibutuhkan program Kominkan (masyarakat partisipan) 1. Menyiapkan atau menyediakan ruang pertemuan sebagai tempat kegiatan atau tempat berkumpul masyarakat. Pada tempat tersebut masyarakat dapat belajar bersama guna meningkatkan pembangunan daerahnya. 2. Menyiapkan tempat pembelajaran bagi masyarakat guna memperoleh pengetahuan, keterampilan serta sikap hidup yang lebih baik terutama dalam menemukan jalan hidup mereka sendiri. Pada tempat tersebut masyarakat dapat membangun hubungan yang lebih baik antar sesamanya, memahmi hubungan antar makhluk hidup, dan lingkungan sekitarnya. Hal-hal yang dipelajari tidak terbatas pada jenis pengetahuan dan kebudayaan tertentu saja, akan tetapi apa yang dipelajari harus relevan dengan semua aspek kehidupannya. 3. Membangun jaringan antar anggota masyarakat dan antar kelompok masyarakat sehingga mereka dapat saling tukar pengalaman, pengetahun atau keahlia-keahlian khusus, sehingga pengetahuan, pengelaman dan keahlian-keahlian tersebut bermanfaat dalam rangka membantu pembangunan daerahnya. 4. Pembangunan Masyarakat, Kominkan menyediakan tempat dan kesempatan bagi semua warga masyarakat dalam membangun diri dan masyarakatnya. (Develop themselves and their communities) 5. Penemuan-penemuan baru (inovasi), Kominkan membantu menemukan hal-hal baru dan mengembangkan temuan-temuan yang sudah ada di masyarakat, di mana hasil-hasil temuan tersebut disediakan bagi masyarakat serta menjadi informasi bagi orang-orang yang membutuhkan. Kominkan (2006)

Pembagian Wilayah Kominkan (Citizen Public Halls) Manajement Council Eastern Citizaens Public Halls Manajement Council Western Citizaens Public Halls Manajement Council Central Citizaens Public Halls Manajement Council Southern Citizaens Public Halls Manajement Council Northern Citizaens Public Halls Eastern region: Resident Group Western region: Resident Group Central region: Resident Group Southern region: Resident Group Northern region: Resident Group

KARAKTERISTIK PROGRAM KOMINKAN 8 % 7 % 35.2 % Hobby 22 % Rekreatif Home economic Lifestyle Karier Profesi 27.8 %

Perbedaan Jumlah Legal KOMINKAN Dengan Program Pendidikan Lainnya Junior High Schools 10,915 Eelemntary Schools 22,476 Museums 1,196 Public libraries 2,979 Kominkan 17,143 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

Annual Number of Kominkan Users 12,449,303 Organizational users 20,698,418 25,750,937 Individual users Large-scale event partcipant Participant in classes and courses 185,450,559

Model Jaringan Pengembangan Kominkan

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan/program Kominkan Individuals group 20,400,781 Other Group 59,232,739 Senior Group 10,754,607 Adult Group 79,000,737 Data Women's Group Youth group 20,029,984 20,000,000 0 13,942,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000

Kominkan (CCLC) sebagai resource center Economic /business Education/Training Culture and social Recreation Kominkan Agriculture Sport Technology Health

Perbandingan Kegiatan antara Kominkan dengan Fasilitas Pendidikan Sosial Lainnya 6.08 % 5.19 % 8.1% GGM Museum Perpus Kominkan 80.63 % 472,697 Kegiatan bersama yang direncanakan kominkan dengan berdasar pada inisiatif organisasi masyarakat dan anggota masyarakat Laporan penelitian 2007/2008

Terimaksih Thank You Very Mach Arigato Gozaimasu