VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian

dokumen-dokumen yang mirip
V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

! "# # $ # % & % # '(()

III RANCANGAN DAN PROFIL GIG! GERGAJI A. Tipe Gigi

VII. VOLUME DAN SORTIMEN. A. Penaksiran Volume Kayu Gergajian

ANALISA JENIS LIMBAH KAYU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN ANTARA INDUSTRI PENGOLAHAN DENGAN KAITANNYA DENGAN SUATU PROSES PENGGERGAJIAN KAYU ABSTRAK

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

PENGGERGAJIAN KAYU. Oleh : Arif Nuryawan, S.Hut, M.Si NIP

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri pengolahan kayu merupakan industri yang mengolah kayu atau

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. sangat penting, yaitu untuk menghilangkan kulit atau penutup luar buah atau

V. KEADAAN UMUM INDUSTRI KAYU DI KECAMATAN CIGUDEG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

BAB II METODE PERANCANGAN

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

.:::: Powered By Ludarubma ::::. KAYU CENDANA

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat

BAB III METODE PENELITIAN

Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

BAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

Bab II SISTEM PEMANENAN HASIL HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran.

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang

BAB 8 CONTOH UJI MUATAN KAYU YANG DIKERINGKAN

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu. kayu dibedakan atas 4 (empat) komponen yaitu:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3. Kambing ex

BAB II METODE PERANCANGAN

Penelitian sifat-sifat fisika dan mekanika kayu Glugu dan Sengon kawasan. Merapi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Merapi

BAB 10 PERLAKUAN PARIPURNA, TEGANGAN PENGERINGAN DAN CASE HARDENING

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM

ALAT DAN MESIN PANEN PADI

BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN TARIF BEA KELUAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kayu lapis Istilah dan definisi

ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1995 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, khususnya di negara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB I PENDAHULUAN I-1

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

Lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : P. 14 /VI-BIKPHH/2009 Tanggal : 10 November 2009

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, maka

BAB IV PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN

Kayu gergajian Bagian 2: Pengukuran dimensi

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN UMUR BAMBU TERHADAP KUALITASNYA SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN KERAJINAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

II. PASCA PANEN KAYU MANIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN

BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN TARIF BEA KELUAR

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

LAMPIRAN 1. No. NOMOR POS TRIF

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

IV. PEMILAHAN DAN OPTIMASI PENGGERGAJIAN, PENGERINGAN DAN PENGERJAAN KAYU UNTUK PEMBUATAN MOLDING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

: mampu membaca gambar potongan dan irisan benda. A. Pendahuluan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

KAYULAPIS Teknologi dan Sertifikasi sebagai Produk Hijau

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri pengolahan kayu yang semakin berkembang menyebabkan

Tunjukkan rasa cinta dan kasih saying kepada keluarga, teman, tetangga, dan lingkunganmu.


MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KEKUATAN RANGKA PADA MESIN BAND SAW. Disusun oleh : Idris Panutan ( )

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Transkripsi:

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian Agar suatu industri penggergajian yang didirikan dapat berjalan lancar, sesuai dengan rencana, selama jangka waktu perusahaan, maka hal-hal berikut harus diperhatikan dan dilaksanakan. 1.baqhan baku harus tersedia selama jangka waktu perusahaan, tersedoa sampai di pabrik dari waktu ke waktu. Hal ini berarti bahwa bahan baku itu tidak hanya tersedia cukup di hutan saja, tetapi juga menyangkut transportasinya sampai di pabrik, dari waktu ke waktu, selama jangka waktu perusahaan. Selain itu, jenis dan diameter kayunya juga harus sesuai dengan kondisi dan kapasitas mesin-mesinnya di pabrik. 2. Penumpukan kayu di logyard ataupun di logpond beserta inventorenya, harus cermat menurut jenis kayu, diameter, ukuran panjang dan kualita. 3. Panjang dek, atau lintasan pemasok kayu bulat untuk gergaji utama, harus cukup untuk mengantisipasi kemacetan traktor pemasok kayu bulat dan logyard ataupun logpond, paling tidak, kemacetan selama 1/2 jam. 4. Kapasitas mesin pengupas kulit harus cukup, agar tidak terjadi keterlambatan persediaan kayu bulat yang akan dibelah di gergaji utama. 5. Sediakan motor cadangan maupun mesin cadangan untuk setiap mesin, untuk menghindari terhentinya proses menggergaji karena kemacetan salah satu mesin. 6. Gunakan komputer untuk mengamati kelurusan, bentuk penampang dan cacat-cacat kayu bulat pada waktu pembelahan pertama, sekaligus untuk merancang pola pembelahannya, sehingga menghasilkan rendemen tertinggi. 7. Gunakan sinar laser untuk menggambar garis pembelahan pada kayu bulat dan pada pelurusan pinggir. 8. Sediakan mang yang cukup untuk proses penumpukan (green chain). 9. Kapasitas lapangan dan!atau oven pengering hams cukup, seimbang dengan volume produksi kayu gergajian.

B. Mesin-Mesin Gergaji 1. Gergaji utama Terdapat beberapa tipe gergaji utama, tergantung pada besar-kecilnya modal, diameter kayu yang akan digergaji, kualita irisan dan volume produksi per hari atau per bulan. Gergaji bundar tunggal. Gergaji ini menghasilkan irisan yang kasar, diameter kayu yang digergaji juga terbatas dan serbuknya banyak. Harga dan perawatan relatif lebih murah. Gergaji bundar rangkap. Gergaji ini untuk memproduksi kayu gergajian dengan tebal yang seragam dan cepat, tetapi dengan diameter yang terbatas. Gergaji pita tunggal. Gergaji yang paling fleksibel untuk membelah kayu bulat dengan diameter beragam, irisan halus dan serbuknya sedikit. Harga dan perawatan relatif lebih mahal. Gergaji pita rangkap. Gergaji ini digunakan untuk memproduksi kayu dengan tebal atau lebar yang seragam secara cepat. Gergaji ram. Gergaji yang digunakan untuk memperoleh tebal kayu gergajian yang seragam dengan lebih cepat, tetapi diameter kayu bulatnyapun harus seragam. Gergaji tunggal bolak-balik. Kurang diminati, karena proses kerjanya yang jauh lebih lambat dan gergaji bundar dan pita, meskipun dapat menggergaji kayu dengan diameter tidak terbatas. Hasil irisan kasar, denganjumlah serbuk sedang. Chip-N-Saw. Satu unit mesin yang terdiri dari penceriping kayu di bagian depan dan gergaji bundar rangkap di bagian belakang. Penceriping kayu bekerja secara terprogram, mengubah bakal sebetan dan potongan ujung langsung dari kayu bulatnya menjadi ceriping kayu. Diameter kayu yang dikerjakan harus seragam. 2. Gergaji ulang Gergaji ini bertugas mengerjakan atau menyelesaikan output gergaji utama. Oleh karenanya jumlah gergaji ulang harus disesuaikan dengan jumlah potongan kayu yang dihasilkan oleh gergaji utama, agar terjadi keseimbangan kecepatan produksi. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya penumpukan kayu di antara kedua mesin tersebut. Gergaji yang dapat dipakai meliputi gergaji bundar tunggal atau rangkap, gergaji pita tunggal dan gergaji ram.

3. Gergaji pelurus pinggir Gergaji pelurus pinggir bertugas untuk meluruskan pinggir kayu gergajian yang belum lurus pinggirnya dan juga membuang cacat pinggir. Gergaji yang dapat digunakan yaitu gergaji bundar baik tunggal ataupun rangkap dan gergaji pita tunggal. 4. Gergaji pemotong ujung Gergaji ini selamanya gergaji bundar. 5. Mesin pemilah Pemilahan kayu gergajian dapat dilakukan secara manual oleh tenaga orang ataupun dengan mesin. Mesin mi dioperasikan oleh satu orang. Aliran kayu gergajian dikendalikan dengan mesin untuk diarahkan ke tempatnya masing-masing, dengan sistiin buka-tutup lintasan. C. Tata-Letak Mesin Pengaturan tata-letak mesin dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan lancar dan efisien. Pengaturan ini berarti penempatan mesin sesuai dengan fungsi dan urutan proses pada jarak dan posisi yang tepat, sehingga tidak terjadi penumpukan kayu di antara dua mesin yang dapat mengganggu proses produksi. Juga dimaksudkan untuk mempermudah dan mengefisienkan gerak pekerja. Jadi pekerja tidak perlu bergerak terlalu banyak, atau pekerja bergerak sesedikit munkgin. Tata letak sangat tergantung pada jenis dan jumlah mesin, kapasitas mesin, diameter kayu, volume produksi, jenis produksi dan luas maupun bentuk areal pabrik yang tersedia. Oleh karenanya, jarang terdapat dua pabrik penggergajian yang memiliki tata-letak yang sama, kecuali bahwa keduanya memiliki kondisi yang persis sama, baik dalam hal permodalan, jenis dan volume bahan baku dan macam produknya. Di bawah ini diberikan contoh-contoh tata-letak mesin menurut jenis produk dan keragaman bahan bakunya.

Gambar 12. Tata Letak Mesin Pabrik Usuk Gergaji Pita Rangkap 4