BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

BAB 1 PENDAHULUAN. bermunculan, dari teknologi Voice Over IP hingga GPRS (General Packet Radio

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Simulasi dan Analisis Mobile IPv6 dengan Menggunakan Simulator OMNeT++ Gede Pradipta Yogaswara gunadarma.ac.id Jurusan Teknik

Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6

BAB I PENDAHULUAN. jaringan mengalami down. Jalur redundansi pada jaringan akan segera mem-backup

ANALISA PENGARUH ROUTER ADVERTISE INTERVAL PADA PERFORMA JARINGAN MIPV6 MENGGUNAKAN SIMULATOR JARINGAN OPNET

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R

BAB III PERANCANGAN SISTEM

NETWORK MANAGEMENT TASK 2

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

B A B IV A N A L I S A


BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti

IP Subnetting dan Routing (1)

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

BAB 4. PERANCANGAN.

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB 3 KONSEP MOBILE IP. Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu

BAB III METODE PENGEMBANGAN

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006/2007

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Tutorial Perancangan Jaringan Komputer Pada Cisco Paket Tracer

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TUGAS 3 JARINGAN KOMPUTER. Analisa: Gambar di atas adalah topologi jaringan VLAN dengan menggunakan dua switch. PC A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem. diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1.

BAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

1 BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan komputer dapat saling berkomunikasi meskipun dengan jarak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Uji Performansi Jaringan menggunakan Kabel UTP dan STP

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara

Percobaan VLAN. Konfigurasi VLAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed

5. QoS (Quality of Service)

DESIGN JARINGAN KOMPUTER KEDAI JAMU BERAS KENCUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

BAB III PEDOMAN PEDOMAN

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Company co. Sursoft Indonesia Development Center adalah lembaga

BAB III PERANCANGAN MODEL SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Rancang Bangun VLAN untuk Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Modul 4 Koneksi ke Router Lain

PERBANDINGAN IMPLEMENTASI ROUTING

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

TEKNIK VIRTUALISASI ROUTER MENGGUNAKAN METAROUTER MIKROTIK (STUDI KASUS: LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap router yang dilewati saat lalu lintas data berlangsung akan memberikan

1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL)

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki cakupan luas seperti jaringan WAN (Wide Area Network). Jaringan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Transkripsi:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: Gambar 3. 1 Topologi Sistem Jaringan 27

28 Pada implementasinya, terutama dalam IOS device-device komponen Mobile IP, yaitu: Tabel 3. 1 Versi IOS Software yang Dibutuhkan Topologi jaringan diatas dibuat sedemikian rupa sehingga kondisi sebenarnya di lapangan dapat tergambarkan dengan jelas dan sederhana, yang mana didesain untuk demonstrasi semua fungsi dasar dari masing-masing komponen Mobile IP secara terpisah. Di dalam topologi tersebut terdapat sebuah Home Agent, dua buah Foreign Agent (FA), 3 buah Mobile Node, Correspondent Node (CN) yang bukan merupakan bagian utama dari Mobile IP dan Intermediate System (IS). IOS Software seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 harus dapat dijalankan oleh router yang bersangkutan. Router yang berfungsi sebagai router Intermediate System dalam IPv4 backbone layaknya cloud pada jaringan internet dimana sebagai pemberi routing untuk jaringan lainnya. Semua router pada topologi di atas adalah dedicated router. Router yang digunakan adalah Cisco Router 2600, yang memiliki IOS version 12.2.

Untuk pengaturan pengalamatan IPv4 digunakan alamat seperti yang tertera pada tabel di bawah ini: 29 Component Interface Device s0/0 s0/1 s0/2 fa0/0 eth0 Intermediate System 192.168.1.1 192.168.3.1 192.168.4.1 192.168.2.1 n/a Correspondent Node nc nc nc 192.168.2.2 n/a Mobile Router nc nc nc 192.168.100.10 n/a Mobile Node (PC) n/a n/a n/a n/a 192.168.100.13 Mobile Node (Laptop) n/a n/a n/a n/a 192.168.100.16 Home Agent 192.168.1.2 nc nc nc n/a Foreign Agent 1 nc 192.168.3.2 nc 192.168.5.1 n/a Foreign Agent 2 nc 192.168.4.2 nc 192.168.6.1 n/a Tabel 3. 2 Pengaturan IP Address 3.2. ARSITEKTUR SISTEM PEMODELAN Dari gambar 3.1 arsitektur jaringan yang dibuat terdiri dari elemen-elemen yang umum digunakan dalam MIPv4. Arsitektur dibuat sedemikian rupa karena dengan batasan dan standarisasi yang telah ditetapkan. Konfigurasi yang dirancang telah dapat digunakan untuk melihat performansi dan reliabilitas sistem. Dimana terdapat Home Agent, Correspondent Node, Mobile Node dan Foreign/Remote Agent. 3.2.1 Intermediate System Berfungsi untuk menunjukkan interaksi antara Mobile IP dengan routing protocol tradisional, sehingga pada Intermediate System tidak ada konfigurasi dari Mobile IP yang spesifik.

30 3.2.2 Correspondent Node Coresspondent node digunakan sebagai peer dari traffic yang berasal dari Mobile Node. Penggunaan CN mendemonstrasikan infrastruktur routing di dalam infrastruktur Mobile IP, dan proses interaksi di antara keduanya. Sebuah CN hanya perlu dikonfigurasi IP address pada interfacenya. Correspondent Node dapat berupa sebuah PC atau juga dapat berupa router. 3.2.3 Mobile Node Merupakan node yang dapat bergerak dan berpindah-pindah dalam hal ini direpresentasikan oleh laptop computer dan PC. Pergerakan dan perpindahan ini bisa dikarenakan perpindahan secara fisik seperti device dalam mobil atau kereta atau dikarenakan karena ada perubahan topologi jaringan. 3.2.4 Home Agent Router yang terletak di home network berfungsi untuk pemetaan pegalamatan IP dari mobile node yang sedang berada pada jaringannya ataupun sedang berpindah-pindah. Dalam hal ini direpresentasikan dengan Cisco Router 2600. 3.2.5 Foreign Agent Foreign Agent memiliki fungsi yang hampir sama dengan home agent, tetapi berada pada foreign network.

31 3.3. KONFIGURASI TEST-BED Konfigurasi ini merupakan skenario yang akan dibuat dalam pelaksanaan pengujian kualitas layanan. Secara garis besar komponen seperti pada gambar 3.1 merupakan inti dari sistem yang dibuat. a. Topologi jaringan pada gambar 3.1 diimplementasi pada laboratorium Cisco Networking Academy Program di BiNus Center Syahdan. b. Media yang digunakan pada pengujian ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu guided (wire) digunakan kabel UTP Cat 5e dan unguided (wireless) digunakan teknologi Wi-Fi 802.11b. c. Agar tercipta coverage Access Point yang tidak saling tumpang tindih pada ruang lab Cisco maka diputuskan lokasi Access Point ke-2 dipindah ke ruang kelas Network Administrator (Ruang A) di mana ruang kelas ini berada di lantai 1, sedangkan ruang lab Cisco (Ruang E) sendiri berada pada lantai 2. Untuk link antara Access Point 2 dan switch digunakan teknik penyambungan antara device-device testbed pada ruang lab Cisco dengan jaringan backbone yang telah dimiliki oleh BiNus Center di mana semua ruang kelas yang ada pada lingkungan training center ini telah tersambung satu sama lain.

32 Gambar 3.2 Denah Ruang di BiNus Center Syahdan d. Setelah dilakukan pemindahan lokasi Access Point 2 ke lantai bawah dilakukan site survey untuk melihat apakah tujuan pemindahan lokasi agar tidak terjadinya coverage yang saling tumpah tindih tercapai. e. Mobile Node dalam hal ini berupa Mobile Router, Laptop, dan sebuah Personal Computer yang akan berpindah network disebut dengan MN. f. Home Agent yang berada dalam Home Network dalam hal ini akan disebut sebagai HA. Foreign/Remote Agent yang berada dalam Foreign Network dalam hal ini akan disebut sebagai FA. Terdapat 2 buah FA yaitu: FA1 yang berada dalam Foreign Network pertama dan FA2 yang berada dalam Foreign Network kedua. Home Network, Foreign Network pertama dan Foreign Network kedua merupakan network-network yang saling berbeda Network ID. Dan perpindahan sebuah node di antara network-network tersebut tanpa

33 merubah pengalamatan IP merupakan sesuatu yang mustahil jika tanpa teknologi Mobile IP. g. Intermediate System disebut IS memberikan routing advertisement dan routing table. h. Correspondent Node yang berfungsi sebagai peer traffic dari MN untuk selanjutnya akan disebut CN. i. Tes konektivitas akan dilakukan antara MN dengan device-device lainnya. kecuali dengan IS dan dilakukan pencatatan round trip delay. Hal ini dilakukan agar performa jaringan yang dibuat dapat terlihat dengan jelas untuk digunakan pada analisa selanjutnya. Tes konektivitas dilaksanakan dengan cara dilakukannya proses pengiriman paket icmp (ping) yang bervariasi, kecil (64 byte) dan besar (1024 byte), sebanyak 100 kali. j. Untuk mengamati lalu-lintas data yang terjadi pada Mobile IP Protocol dilakukan uji routing. Uji routing dilaksanakan dengan dilakukannya traceroute antara MN dengan device-device lainnya. Data yang didapatkan pada uji routing akan digunakan pada proses analisa selanjutnya. k. Tes konektivitas tidak hanya dilakukan ketika MN berada pada sebuah jaringan, tetapi juga dilakukan ketika terjadi proses handover, yaitu ketika MN berpindah dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Handover dilakukan dengan cara berpindah antar coverage jaringan wireless. Sedangkan pada jaringan wire dilakukan proses switching MN antar VLAN yang sebelumnya telah dikonfigurasi pada manageable switch yang ada. Pengambilan data pada tes konektivitas ketika terjadi handover dilakukan sebanyak 5 kali untuk

mendapatkan data yang valid. Data yang didapatkan akan digunakan pada proses analisa selanjutnya. 34 3.4. PARAMETER PENGUKURAN Berdasarkan arsitektur jaringan yang sebelumnya, akan dilihat parameterparameter yang digunakan untuk pengukuran kualitas layanan seperti delay/latency, loss,dan availability. 3.4.1. Round Trip Delay Delay/latency merupakan jangka waktu atau durasi yang diperlukan untuk sebuah node mengirimkan data dan diterima oleh penerimanya Dalam router, latency dapat juga dipandang sebagai interval waktu ketika paket data diterima dan ditransmisikan kembali. Delay dapat terjadi tergantung pada media transmisinya dan congestion pada setiap jalur yang dilaluinya. Untuk pengetesan kali ini delay akan dilihat dengan metode pengiriman paket ICMP (Internet Control Message Protocol) dengan perintah ping, hasilnya merupakan RTT (Round Time Trip) yang didapat. 3.4.2. Loss Packet loss merupakan paket yang hilang ketika data ditransmisikan. Jika paket hilang dalam jaringannya maka error rate performance akan berdampak, terutama untuk aplikasi streaming video. Semakin besar paket maka akan semakin besar kemungkinan paket hilang dan performansi sistem akan terganggu.

35 Parameter ini akan dilihat dengan memberikan pesan ICMP untuk melaporkan kesalahan dalam pengolahan paket dan untuk memberikan fungsi pada layer internet lainnya. Data dapat diperoleh dari metode pengukuran delay dengan menggunakan ping. Packet loss didapat jika terdapat loss dalam 100 kali pengetesan ping. 3.4.3. Handover Delay Merupakan jangka waktu atau durasi yang diperlukan sebuah mobile node untuk terkoneksi kembali, sesaat setelah berpindah network. 3.4.4. Availability Merupakan reliabilitas koneksi dalam jaringan, dibuat untuk melihat uptime dari jaringan selama terjadi proses kirim terima paket data. Pada semua ISP (Internet Service Provider) faktor ini menjadi penentu kualitas layanan yang merupakan value-added untuk kepuasan pelanggan. Availability yang diberikan ISP umumnya di atas 99% up-time, tergantung Service Level Agreement yang diberikan ISP kepada pengguna layanan. Availability dapat dihitung dengan rumus seperti berikut : Availability = (paket sukses/total paket) x 100%