BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia memiliki beragam profesi. Profesi yang umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, hal ini tidak terlepas dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. juga rohani. Ketika mahluk hidup ingin memenuhi kebutuhannya tersebut, mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian disektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

Bab I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di tanah air Indonesia tercinta ini. Contohnya tanaman tebu yang

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. pengertiannya seringkali rancu. Sesungguhnya pengertian lahan lebih luas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

BAB I PENDAHULUAN jiwa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebanyak jiwa

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hak dasar rakyat. Infrastruktur adalah katalis pembangunan. Ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam penyediaan pangan, pangsa pasar, dan hasil produksi.

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian nasional. Peranan yang diberikan sektor pertanian diantaranya:

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemanfaatan lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Baik keberagaman hayati

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris karena sebagian besar penduduknya

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Sejarah pembangunan di wilayah pedesaan di Indonesia memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara memiliki tujuan untuk memakmurkan atau

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang penting yaitu sebagian besar penggunaan lahan. Pertanian di Indonesia dapat berjalan dengan baik karena didukung adanya

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Penggolongan pertanian terbagi atas dua macam, yakni pertanian tanaman perkebunan (keras) dan pertanian tanaman pangan (palawija). Banyak produk nasional yang berasal dari pertanian, menjadi bukti bahwa sektor pertanian mempunyai peranan penting. Perkembangan sektor pertanian khususnya pertanian tanaman pangan, memiliki kaitan erat dengan masalah ketahanan pangan negara. Beras yang tergolong ke dalam pertanian tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data BPS 2002, bidang pertanian menyediakan lapangan pekerjaan bagi 44,3% penduduk Indonesia dan menyumbang sekitar 17,3 % dari total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org). Umumnya petani di Indonesia merupakan petani subsistensi, yakni mereka yang mengolah sawah atau tanah mereka untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya sendiri. Keberadaan petani dan lahan bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Jika baik dan bernilai positif di satu sisi maka berlaku pula untuk sisi yang lain, begitu juga sebaliknya. Sampai saat ini, di Indonesia, lahan dan petani menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai. Secara spasial, permasalahan lahan terjadi di semua tempat, baik di pedesaan pulau jawa maupun luar pulau jawa.

Kehidupan di Desa sangat bergantung pada kekuatan-kekuatan alam. Akan tetapi ironisnya, kekayaan alam di Desa saat ini sangat gencar dikonversi dalam berbagai bentuk kegiatan ekonomi yang semakin mengikis peluang kerja. Masalah yang dihadapi petani di Desa adalah ketika lahan yang dimiliki oleh mereka semakin terbatas. Jumlah penduduk pedesaan yang terus bertambah serta maraknya pembangunan, tidak diiringi dengan bertambahnya luas lahan telah menyebabkan semakin berkurangnya pendapatan yang dapat diraih petani kecil, terkadang kekuatan-kekuatan ini mengancam hidup mereka, tidak dapat diperhitungkan dan tidak dapat dikuasai. Bagi petani, terbatasnya lahan berarti berkurangnya lapangan kerja dan berkurangnya sumber-sumber ekonomi untuk kelangsungan hidup mereka. Petani yang bekerja di sektor pertanian karena sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan yang dimilikinya. Keterbatasan sumber daya, khususnya lahan dan biaya, yang dimiliki petani, sehingga petani lebih memilih melaksanakan kegiatan usaha taninya dengan resiko yang paling rendah. Sikap seperti inilah yang oleh Scott (1994) disebut sebagai moral ekonomi petani, khususnya petani kecil, yang hakiki, yaitu rasionalitas yang didasarkan kepada kemampuan sumberdaya yang dimilikinya. Petani diperkirakan hanya mempunyai modal yang sangat terbatas, dan lebih banyak mengandalkan tenaga kerja keluarga. Ketika lahan yang dimiliki oleh petani tidak terlalu luas atau terbatas, maka hasil yang didapatkan dari mengolah lahan pertanian juga tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Pada saat hasil usaha tani tidak mampu menutupi kebutuhan, maka rumah tangga petani

akan dihadapkan pada dua pilihan yaitu menekan konsumsi dan meningkatkan produktifitas kerja untuk menambah pendapatan. Lahan usaha tani semula dikembangkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pangan dan kemudian beralih menjadi lebih luas bukan hanya memenuhi kebutuhan akan pangan, tetapi juga kesehatan, pendidikan bagi anak serta kebutuhan lainnya. Petani yang memiliki lahan yang luas serta cadangan modal yang kuat dapat mengadopsi modernisasi dan melakukan komersialisasi pertanian, namun petani yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak memilikinya, justru mengalami kemerosotan hidup. Masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa bagian yang memiliki hubungan. Akibat dari perubahan yang terjadi yakni penyempitan lahan yang menyebabkan posisi tawar petani menjadi semakin lemah, dan pada akhirnya akan mempengaruhi struktur sosial. Keberlangsungan hidup petani sangat bergantung pada lahan, karena di situlah mereka selalu berjuang untuk mempertahankan hidup bersama keluarganya, maka jika terjadi perubahan pada fungsi lahannya, hal ini juga akan turut mempengaruhi nilai-nilai keluarga mereka. Chambers dalam (Kurnadi 2007:42) menyebutkan, masyarakat Desa termasuk masyarakat yang dinamis dan pekerja keras, karena jika tidak mereka tidak mungkin akan dapat bertahan dalam memenuhi kebutuhan agar mereka tetap dapat hidup ditengah perubahan serta pembangunan yang mempengaruhi mata pencaharian utama mereka sebagai petani. Bekerja merupakan salah satu simbol aktivitas seseorang. Bekerja sebagai petani dilakukan agar menghasilkan sesuatu untuk kepentingannnya sehari-hari,

dan juga menjadi tuntutan kehidupan yang didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan lahan sebagai ruang kerja, sehingga bukan hanya untuk tujuan dan tuntutan kebutuhan jasmani seperti pangan, papan, prestise keluarga maupun individu anggota masyarakat. Oleh sebab itu, sumber-sumber ekonomi sangat penting bagi mereka sebagai lahan kerja, walaupun pada realitanya mereka juga menggantungkan hidup dari hasil mereka bertani. Pada masa globalisasi ini masyarakat berkembang semakin maju. Masyarakat awalnya bekerja hanya untuk memenuhi tiga kebutuhan pokok yakni, pangan serta sandang dan papan. Semakin berkembangnya masyarakat akibat dari pembangunan, maka masyarakat bekerja bukan hanya untuk memenuhi tiga kebutuhan pokok, tetapi juga kebutuhan yang lainnya yang cukup penting seperti kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Semakin banyaknya kebutuhan masyarakat juga mempengaruhi kehidupan petani, sehingga bekerja bagi petani bukan hanya untuk memenuhi tiga kebutuhan pokok sandang serta pangan dan papan saja tetapi juga kebutuhan lainnya. Ketika pendapatan dari hasil pengolahan lahan miliknya tidak mencukupi, maka petani akan melakukan berbagai usaha lain dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Tekanan terhadap lahan juga berwujud penyempitan rata-rata penguasaan lahan oleh petani, baik sebagai implikasi pewarisan maupun berbagi pengusahaan dan kemiskinan (shared poverty), keadaan tersebut jelas semakin mempertajam suasana tidak kondusif bagi keberlangsungan pertanian. Lahan merupakan salah satu sarana produksi bagi petani di Desa, tetapi karena semakin berkembangnya masyarakat, maka fungsi lahan semakin berkembang. Perkembangannya tidak

hanya sebagai lahan pertanian saja, tetapi juga dipergunakan sebagai perumahan, pusat bisnis dan industri. Pembangunan yang berjalan menguras sumber daya yang ada di Desa dan memberi dampak pada sektor pertanian, berkembangnya fungsi lahan ini membuat ketersediaan lahan sebagai sarana produksi bagi petani semakin berkurang, seperti yang terjadi pada petani di Sumatera Utara. Daerahnya yang strategis memiliki kekayaan alam beragam dengan luas daratannya mencapai 71.680 km², sehingga pertanian dapat berkembang pesat dan banyak masyarakat yang mengandalkan kehidupan dari sektor ini, bahkan sektor pertanian juga menjadi salah satu komoditi andalan daerah ini (id.wikipedia.org). Kabupaten Deli Serdang termasuk dalam bagian wilayah Sumatera Utara. Masyarakat Desa di Kabupaten Deli Serdang sebagian mengandalkan hidup mereka pada sektor pertanian. Pertanian yang berkembang di daerah ini adalah padi, palawija, ubi kayu, sayur mayur seperti cabai, dan lainnya serta coklat, sawit, dan tebu dari sektor perkebunannya (id.wikipedia.org). Kabupaten Deli Serdang memiliki 22 Kecamatan yang tersebar di dalam wilayahnya, salah satunya adalah Kecamatan Pantai Labu. Kecamatan Pantai Labu mempunyai potensi dari sektor pertanian, perikanan, peternakan unggas serta pariwisata karena letak daerahnya yang berada pada garis pantai. Denai Kuala merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Pantai Labu. Hal menarik dari Desa ini adalah keadaan masyarakat yang beragam etnik, agama, dan budaya yang dibawa oleh etnik tersebut, selain itu, dengan kontur bumi yang termasuk datar, tanah Desa cukup subur untuk ditanami dengan berbagai jenis tumbuhan yang dapat menopang kehidupan

masyarakatnya, sehingga sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Bermacam-macam jenis tanaman yang ditanam, tetapi umumnya padi dan tanaman palawija yang mereka tanam, serta sebagian kecil yang menanam sayur mayur dan jenis tanaman keras seperti sawit atau coklat. 1.2. Perumusan masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diformulasikan Bagaimana strategi adaptasi petani pemilik lahan terbatas dalam memenuhi kebutuhan keluarganya? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian tersebut adalah: 1. Mengetahui bagaimana realita kehidupan petani di di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu kabupaten Deli Serdang. 2. Memberikan gambaran tentang bagaimana para petani harus bertahan dan melakukan bermacam-macam strategi agar dapat beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai hal-hal apa saja yang menjadi gambaran kehidupan petani dan strategi apa saja yang akan dilalukan oleh petani dalam mempertahankan keberlangsungan

kehidupan keluarganya. Dan dapat menjadi kontribusi yang positif secara akademis bagi kajian sosiologis. 1.4.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi masyarakat, khususnya pemerintah dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kepedulian dan tingkat kesejahteraan kehidupan petani, khususnya petani yang memiliki lahan terbatas di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. I.5. Defenisi Konsep Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah definisi, suatu abstraksi mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (Moleong, 1997:67). Disamping agar tidak menimbulkan kesalah pahaman konsep yang dipakai dalam penelitian ini, maka dibuat batasanbatasan makna dan arti konsep yang dipakai yaitu: 1. Strategi adalah rencana atau cara yang dilakukan untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan. Strategi yang dimaksudkan adalah strategi adaptasi yakni cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang terjadi. 2. Petani musiman adalah individu yang memiliki mata pencaharian sebagai petani dan hanya dapat melakukan aktifitas bertaninya pada musim-musim

tertentu saja. Petani musiman yang dimaksudkan adalah petani padi yang hanya dapat melakukan aktifitasnya bercocok tanam padi, pada masa-masa tertentu saja berkaitan dengan musim atau cuaca yang berlangsung. 3. Masyarakat Desa adalah masyarakat yang umumnya tinggal di daerah terpencil dan biasanya masyarakat Desa memiliki ciri-ciri umum hidup sederhana dan memiliki rasa kekerabatan yang sangat erat dengan sesamanya dan kehidupannya bergantung dengan kekayaan alam.