BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia belum memiliki ketahanan pangan yang cukup. Barat unggul di tanaman pangan yang tersebar merata pada seluruh Kabupaten

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

JUMLAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG DENGAN JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010

PENDUDUK, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan alam Indonesia yang beriklim tropis mempunyai banyak habitat

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan Zat Gizi Komoditas Kedelai. Serat (g) Kedelai Protein (g) Sumber: Prosea 1996 ( Purwono: 2009)

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

JADWAL PENGAMBILAN FOTO DAN SIDIK JARI PNS TAHAP II DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Majalengka

DAFTAR ISI. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Sasaran Metodologi Ruang Lingkup Wilayah 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enok Yanti, 2013

ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH MENURUT JENISNYA TAHUN ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH Anggaran. Realisasi JENIS PENDAPATAN ( Rp.

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kab. Majalengka, Purbalingga, Gunung Kidul, Madiun, Gowa, Aceh Tamiang, Ngawi dan Donggala

Draft Laporan Akhir. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Paningkiran GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

IV. KONDISI UMUM LOKASI STUDI

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Majalengka Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

BAB II METODE PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 HUBUNGAN SIFAT LAHAN SAWAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir

Gambar 4.15 Kenampakan Satuan Dataran Aluvial. Foto menghadap selatan.

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

ZONASI KONDISI KAWASAN HUTAN NEGARA DI DIENG DAN ARAHAN PENGELOLAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN T U G A S A K H I R. Oleh : INDIRA PUSPITA L2D

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan lahan semakin meningkat seiring dengan pertambahan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN RAKYAT MELALUI PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH LOKAL SPESIFIK (Studi Kasus pada DAS Cisadane)

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS POTENSI LAHAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam hayati karena dilihat dari letak astronomisnya, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak tumbuhan bisa hidup dan cepat tumbuh, Indonesia juga terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral. Curah hujan dan tanah yang kaya akan mineral membuat tanah di Indonesia menjadi subur sehingga banyak di manfaatkan sebagai lahan pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesiabermata pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam.eva Banowati dan Sriyanto (2013 : hlm 122) Kurang lebih 55% tenaga nasional berada di sektor pertanian dan lebih dari 70% penduduk menggantungkan kehidupan dalam sektor pertanian, baik secara langsung maupun tidak langsung, masih banyaknya penduduk yang bekerja di bidang agrikultur di banding bidang lain membuat Indonesia di kenal sebagai negara agraris. Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia dapat di temukan di Pulau Jawa karena Pulau Jawa di lalui jalur gunung api aktif, yang membuat tanah di Pulau Jawa kaya akan sumber mineral membuat tanah di Pulau Jawa subur dan Pulau Jawa juga dilihat dari hasil pertanian, terutama hasil pertanian semusim, kedudukan Pulau Jawa sangat penting. I Made Sandi (1996 : 242) kira-kira 62 persen dari hasil beras yang pada tahun 1982 berjumlah 23 ton lebih itu, berasal dari Jawa (1986) lebih dari 70 persen hasil jagung yang besarnya 4.509.300 ton (1980), berasal dari jawa. Majalengka merupakan salah satu kabupaten yang berada di jawa barat yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang agrikultur Pada tahun 2010 sumber mata pencaharian penduduk sebagian besar masih bergerak di sektor pertanian 37,03 persen, sektor perdagangan 23,91 persen, sektor industri pengolahan 15,05 persen, dan jasa lainnya 12,37 persen. (http:bappeda.majalengkakab.go.id) Keadaan morfologi di Kabupaten Majelangka sangat bervariatif karena perbedaan ketinggian disuatu daerah dengan daerah lainya sangat terlihat, keadaan 1

2 morfologi Majalengka dapat di bagi kedalam tiga zona yaitu zona dataran rendah, zona berbukit dan bergelombang, dan zona perbukitan terjal lebih jelasnya bisa di lihat di tabel 1.1. Tabel I.1Zona Morfologi Kabupaten Majelangka Morfologi Keterangan Zona Dataran Rendah Zona berbukikan dan Bergelombang Zona Perbukitan Terjal Zona dataran rendah pada umumnya berada didaerah utara Majalengka yang meliputi kecamatan kadipaten, panyingkiran, dawuan, kasokandel, jatiwangi, sumberjaya, ligung, jatitujuh, kertajati, cigasong, Majalengka, leuwimunding dan palasah, pada umumnya daerah ini kemiringan lereng 5%-8% dengan ketinggian 20-100m di atas permukaan laut, namun kecamatan Majalengka tidak semuanya pada zona dataran rendah tersebar beberapa perbukitan rendah dengan kemiringan 15% - 25%. Zona ini meliputi kecamatan rajagaluh dan sukahaji sebelah selatan, kecamatan maja, sebagian kecamatan Majalengka, kemiringan lerengmya 15% - 40% dengan ketinggian 300 700 meter diatas permukaan laut. Zona ini berada di daerah kawasan sekitar gunung ciremai sebagian kecil daerah kecamatan rajagaluh, argapura, sindang, talaga, sebagian kecamatan sindangwangi, cingambul, banjaran, bantarujeg malausma. Sumber: http//majalengka.go.id Sebagian besar pertanian di Majalengka merupakan jenis pertanian tanaman pangan. Tanaman pangan merupakan tanaman pertanian yang dimanfaatkan untuk bahan pangan manusia dan pakan ternak, tanaman pangan dibagi menjadi tiga yaitu padi-padian, palawija, dan holtikultura. Tanaman pangan yang jumlah produksinya paling banyak di majalengka adalah padi dan yang kedua adalah jagung. Data mengenai produksi tanaman pangan (padi dan palawija) di Majalengka tertera pada Gambar 1.1

3 Sumber: BPS Majalengka 2014 Gambar I.1Diagram Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Majelangka Tahun 2012-2013 Produksi Jagung di Kabupaten Majelangka mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya namun pada tahun 2013 produksi jagung mengalami kemunduran dari tahun 2012 yang sebanyak 130,3 Ton menjadi 119,7 Ton per tahunnya. PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012-2013 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalat Tahun 2012 646,624 7,337 130,388 1,912 0,924 1,051 18,753 12,17 Tahun 2013 699,214 7,824 119,701 0,814 0,845 1,14 16,926 12,328 Tabel I.2Produksi Jagung di Kabupaten Majaelngka 2008-2013 119,701 Ton PRODUKSI 2013 PRODUKSI 2012 PRODUKSI 2011 PRODUKSI 2010 PRODUKSI 2009 PRODUKSI 2008 130,388 Ton 106.684Ton 112.462Ton 89.526Ton 62.299Ton Sumber : http://regionalinvestment.bkpm.go.id/ Hampir seluruh kecamatan di Majalengka memproduksi jagung hanya dua kecamatan yang tidak ada tanaman jagungnya, untuk lebih jelasnya bisa di lihat di Tabel 1.3.

4 Tabel I.3Luas Tanam, Luas Panen dan produksi Jagung dirinci perkecamatan Kabupaten Majelangka 2013 Kecamatan Luas Produksi Rata-rata Produksi Tanam (Ton) (Kwintal) (Ha) Lemahsugih 212 1551 69,5 Bantarujeg 4299 28045 70,7 Malausma 1721 19556 68,73 Cikijing 1130 6645 68,37 Cingambul 86 1936 69,04 Talaga 688 9077 69,59 Banjaran 727 7657 70,01 Argapura 610 3944 69,19 Maja 4556 32223 70,65 Majalengka 477 5040 71,41 Cigasong 88 966 69,15 Sukahaji 15 128 68,33 Sindang 15 93 68,3 Rajagaluh 32 152 69,09 Sindangwengi 81 231 66 Leuwimunding 1 6 60 Palasah 8 53 67,87 Jatiwangi 0 0 0 Dauan 5 32 66,55 Kasokandel 15 246 64,93 Panyingkiran 97 719 71,61 Kadipaten 4 40 66,67 Kertajati 35 584 58,4 Jatitujuh 64 362 56,15 Ligung 79 415 66,07 Sumberjaya 0 0 0 JUMLAH 15045 119701 67,34625 Sumber: BPS Majalengka 2014 Keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan perlindungan lingkungan merupakan modal untuk pembangunan berkelanjutan, agar tercapai semua itu salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah adanya perencanaan tata guna lahan. analisis sumber daya lahan merupakan dasar dari perencanaan tata guna lahan untuk pembangunan berkelanjutan. Hasil dari analisis lahan akan memberika informasi dan arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan. Dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi geografis, analisis sumber

5 daya lahan dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. Proses yang cepat dengan tampilan yang interaktif akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan dalam kebijakan perencanaan tata guna lahan, khususnya di sektor tanaman Jagung. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN MAJELANGKA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi masalah yang terjadi diwilayah penelitian bahwa tanaman jagung di tanam di hampir tumbuh di seluruh Kabupaten Majelngka sedangkan Kabupaten Majelangka memiliki morfologi yang berbeda-beda dari dataran rendah sampai dataran tinggi dan keberagaman kondisi fisik Kabupaten Majelengka yang dimana tanaman jagung harus tumbuh di daerah yang cocok sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jagung guna memaksimalkan produksi jagung. Produksi jagung di majalengka merupakan penghasil ke dua terbesar ke dua di Jawa Barat. Penulis memfokuskan penelitian pada mencari tahu tingkat kesesuain lahan untuk tanaman jagung dan menganalisis lokasi dimana saja yang cocok untuk tanaman jagung. 1.3 Rumusan Masalah Adapun Rumusan masalah yang menjadi landasaran penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Bagaimana kondisi fisik di Kabupaten Majalengka? 1.3.2 Bagaimana Tingkat kesesuain lahan pertanian untuk Tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka? 1.3.3 Dimanakahlokasi lahan yang berpotensi sebagai kawasan Pengembang pertanian tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1.4.1 Mengevalusi kondisi fisik di Kabupaten Majalengka

6 1.4.2 Menganalisis tingkat kondisi kesesuain lahan pertanian untuk tanaman Jagung di Kabupaten Majelangkamenggunkan Sistem Informasi Geografi. 1.4.3 Menganalisis lokasi lahan yang berpotensi sebagai kawasan pertanian tanaman jagung dikabupaten Majelangkamenggunkan Sistem Informasi Geografi. 1.5 Manfaat Penelitian manfaat penelitian ini besar harapannya penulis dapat bermanfaat untuk pihak-pihak sebagai berikut: 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berkaiatan dengan tingkat kesesuan lahan tanaman jagung. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang lokasi mana saja yang sesuai untuk tumbuh tanaman jagung di Kabupaten Majelangka. 1.5.2 Manfaat Praktis Sebagai bahan masukan kepada pemerintah Kabupaten Majelangka dalam pengambilan kebijakan dalam tata ruang pertanian khusnya jagung. Sebagai masukan kepada peneliti yang lain yang akan membahasa masalah yang sama untuk dijadikan bahan referensi. Sebagai bahan masukan untuk mata pelajaran geografi di Sekolah Menengah Atas kelas XI/Ganjil dalam menjelaskan persebaran Flora dan Fauna. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi Urutan penulisan dalam penelitian ini terdiri dari Bab 1 yakni pendahuluan dimana pada bab ini memaparkan mengenai latar belakang dalam penelitian yang dilakukan, rumusan msalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai dan manfaat penelitian yang hendak dicapai. Bab II yakni tinjauan pustaka dimana pada bab ini memaparkan beberapa kajian teori yang mendukung penelitian yang dilakukan dinataranya lahan, Faktor pendukung pertanian, Jagung, dan Sitem Informasi Geografis.

7 Bab III yakni prosedur penelitian dimana pada bab ini memaparkan mengenai beberapa hal kegiatan atau proses yang ditempuh dalam penelitian. Berdasarkan hal tersebut bab ini terdiri dari penjelasan menegnai Lokasi penelitian, metode, populasi, sampel, variabel penelitian pengumpulan data teknik analisi data dan diagram alur penelitian. Bab IV yakni hasil penelitian dan pembahasan dimana pada bab ini memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan pengolahn data atau analisis data sehingga menghasilkan pemamaran mengenai analisis kesesuain lahan pertanian untuk tanaman pangan di Kabupaten Majelangka. Pada terakhir yakni Bab V merupakan bagian kesimpulan dan saran dimana Bab ini memaparkan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan oleh penulis kepada pihak yang telah dilakukan dan saran yang diberikan oleh penulis kepada pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini dari hasil tersebut. 1.7 Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini dibuat untuk mengetahui peramaan dan perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sebelumnya yang telah dilakukan. Penelitian ini berjudul Analisi Kesesuain Lahan Tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Majalengka merupakan penghasil jagung terbanyak ke dua di Jawa Barat setelah Kabupaten Garut dan dari 23 kecamatan yang di Kabupaten Majelangka hanya dua kecamatan yang tidak ada tanaman jagungnya, hal ini yang membuat penulis ingin lebih tahu tentang kondisi lahan untuk tanaman jagung apakah sudah sesuai tanaman jagung ini tumbuh di 21 kecaman di Kabupaten Majelangka dan bagaimana tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jagung di Kabupaten Majelangka. Penelitian lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nani Wanarsih, Chandra Wijaya, Budi Gunawan, dan Agus Hidayat. Penelitian ini memiliki persamaannya terdapat pada metode dan kajian penelitiannya, meode yang digunakan adalah metode Sistem Informasi Geografis dan kajian penelitiannya adalah analisis kesesuaian lahan pertanian.

8 Perbedaan penelitian ini dengan 4 peneliti. Perbedaannya terdapat pada rumusan masalah, tujuan, dan variabel penelitian. Untuk mengetahui perbedaan anatara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.4

9 Tabel I.4Keaslian Penelitian No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan 1 Nani Warnasari 2004 Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Menganal isis Kemampu an Lahan Pertanian di daerah Aliran Cilutung Bagaimana Karakteristik Fisik Lahan Pertanian Di Daerah Aliran Ci Lutung. Bagiamana Kemampuan Lahan Pertanian Di Daerah Aliran Ci Lutung. Bagaimana aplikasi SIG dalam menganalisis dan mengevaluasi kemampuan lahan pertanian di daerah Aliran Ci Lutung.Exploratif Mengidentifikasi karakteristik lahan pertanian di daerah Aliran Ci Lutung. Mengetahui kelas kemampuan lahan pertanian di daerah aliran Ci Lutung. Menganalisis dan mengevaluasi kemampuan ;ahan pertanian dengan menggunakan sistem informasi geografi. Variabel Bebas: Karakteristik Lahan yang meliputi kemiringan lereng, tanah, erosi, drainase, kedalaman solum, vegetasi dan iklim. Variabel Terikat kelas kemampuan lahan Kondisi topografi di daerah akiran Ci Lutung sebagian besar daerahnya berombak sampai dengan yang bergelombang di dominasi oleh keiringan lereng yang curam. Jenis tanah yang terdapat di lokasi penelitian adalah tanah aluvial, regoosol, kelompok podzolik, mediterania, latosol, dan tanah grumosol. Penggunaan lahan di daerah aliran Ci Lutung ini terdiri dari pemukiman, sawah, kebun campuran, tegalan, semak belukar, hutan, dan tanah kosong.

10 No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan 2 Chandra Wijaya Analisi Kebijakan Optimalisa si Potensi Sumber Daya Lahan Berbasis SIG (Studi kasus : Kecamatan Lembang, Batu Lappa, dan Duampanu a, Kabupaten Pinrang) Agar keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan perlindungan lingkungan dalam skala wilayah dapat tercapai, salah satu upaya yang dapat digunakan adalah adanya perencanaan tata guna lahan, evaluasi sumber daya lahan merupakan dasar perencanaan tata guna lahan untuk pembangunan berkelanjutan. Lokasi: Kecamatan Lembang, Batu Lappa dan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan. Bahan: Peta intensitas curah hujan, peta pengguanaan lahan, peta elevasi, peta kemiringan lereng, peta sistem lahan, peta kawasan hutan, dan data kareakteristik tanah di 3 Kecamtan tersebut. Tahapan penelitian: Pesiapan. Analisis Spasial, Klasifikasi kesesuaian lahan. Desain dan pemprograman Sistem Informasi Lahan (SIL) Menganalisis kesesuaian lahan pertanian untuk komoditas tertentu dengan memamdukan data karakteristik lahan dengan kriteria dengan kriteria persyaratan tumbuh tanaman pangan, holtikultura dan peerkebunan. Peta Intensitas Hujan Peta Penggunaan Lahan Peta Elevasi Peta Kemiringan Lereng Peta Sistem Lahan Peta Kawasan Hutan Data karakteristik Tanah Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi Sistem Informasi Lahan yang bersifat interaktif berbasis teknologi SIG. Aplikasi ini dibuat dengan bahasa pemprograman Visual Basic. NET, Delphi dan pustaka Dotspatial. Dengan aplikasi ini pengguna dapat menampilkan berbagai peta tematik, peta karakteristik lahan, untuk 35 macam komoditas pertanian. Selain itu pengguna dapat mengakses informasimengenai luas kelas kesesuain lahan serta informasi karakterstik lahan dan potensi keuntungan hasil tani pada lahan terpilih. Dengan demikian, pihak pengambil kebijakan dapat menjadikan sebagai salah satu dasar dalam perencanaan tata guna lahan, khususnya di sektor pertanian.

11 No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan 3 Budi Gunawan 2011 Pemanfaat an sistem informasi geografis untuk analisis potensi sumber daya lahan pertanian di kabupaten kudus Dalam kegiatan yang membutuhkan informasi tentang sumber daya lahan pertanian dari suatu daerah diperlukan waktu dan biaya yang cukup mahal. Oleh sebab itu, digunakanlah suatu teknologi yang menggunakan sensor satelit, sepert pengindraan jauh atau citra satelit sampai teknologi penyajian data Lokasi : Kabupaten Kudus Tahap pengumpulan data Peta digital Kabupaten Kudus berformat *.shp Data teks: data tekstual memberikan keterangan mengenai Kabupaten Kudus. Data grafis : foto-foto Perangkat Lunak : ArcView 3.3 Tahap analisis kebutuhan sistem, menentukan bagaimana orang, data, proses dan teknologi informasi dapat saling terhubung. Tahap pengolahan data atribut: pemilihan data, penulisan data, dan pengubahan data dari office ke coreldraw. Tahap penggabungan data, data yang telah diolah yaitu data peta, data atribut grafis dan data atribut teks kemudian digabungkan dengan menggunakan perangkat lunak. Tahap uji coba sistem Penelitian ini bertujuan memetakan sumber daya lahan pertanian di kabupaten kudus dengan sistim informasi geografis berdasarkan data citra satelit, memberikan informasi tentang sumber daya lahan pertanian yang berguna untuk mengenali potensi suatu wilayah sehingga dapat digunakan untuk pengembangan sumberdaya lahan wilayah, khususnya pertanian dan memberikan informasi tentang ketersediaan lahan pertanian dan potensi khusus yang dimiliki. variabel tutupan vegetasi (Tajuk) Kemiringan lereng Tingkat erosi Spasial produktivitas Kriteria manajemen Luas kekritisan lahan di Kabupaten Kudus pada tahun 2009 seluas 33% (naik 13% dari tahun 2007). Luas lahan kritis yang paling besar terdapat pada kawasan budidaya pertanian sebesar 9.314,12 Ha atau 21,9 %, kawasan hutan produksi sebesar 2.833,63 Ha atau 6,66%, kawasan hutan lindung sebesar 1.052,15 Ha atau 2,47 % dan luas paling kecil kekritisan lahannya yaitu pada kawasan lindung di luar hutan sebesar 834,02 Ha atau 1,9% dari total luas wilayah.

12 No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan 4 Agus Hidayat Ema S. Adinings ih Parwati Setiawan 2014 Analisis Pengemba ngan Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah Di Jawa Barat Dari Data Landsat Dengan Sistem Informasi Geografis Meningkatnya kebutuhan akan kacang tanah yang tinggi Kurangnya pemetaan daerah-darah yang berpotensi bagi budidaya kacang tanah Metode pengolahan data landsat : pengolahan awal (pemilihan data yang bagus dan bebas dari tutupan awan) dan pengolahan lanjutan (proses klasifikasi penutup/penggunaan lahan. Metode klasifikasi yang digunakan adalah metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood). Seluruh pengolahan data Landsat dilakukan dengan menggunakan prangkat lunak ER-Mapper Metode pengolahan peta arahan pengembangan tanaman kacang : peta arahan pembangunan kacang tanah menggunakan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kacang tanah. Kemudian mencocokkan Menganalisis pengembangan lahan untuk tanaman kacang tanah di Jawa Barat berdasarkan kesesuaian lahan dan kondisi penutupan lahan dari data Landsat ETM+ tahun 2002 Menentukan daerah yang berpotensi untuk pengembangan aral kacang tanah berdasarkan data kesesuaian lahan dan penutupan lahan dari data Landsat ETM+ Ketinggian Tempat, Curah Hujan tahunan, Bulan kering, dan tanah Data Landsat ETM+ dan sistem informasi geografis dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam upaya perluasan areal kacang tanah. Daerah pertanaman kacang tanah di daerah penelitian sebagian besar berada pada lahan yang berpotensi rendah sampai sedang selama 3 tahun memiliki produktifitas kacang tanah yang tergolong sedang sampai tinggi ( 10.94-15,97 kw/ha) Daerah yang berpotensi baik untuk dikembangkan sebagai area kacang tanah terletak di Kabupaten Bogor sekitar wilayah Tinarjaya. persyaratan tumbuh tanaman dengan kualitas / karakteristik lahan yang dinilai dengan menerapkan sistem informasi geografis

13 No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan 5 Muhamad Husni Mubarok Saputra 2015 Analisis Kesesuain Lahan Pertanian Tanaman Jagung di Kabupaten Majelangk a Mengguna kan SIG Bagaimana Tingkat kesesuain lahan pertanian untuk Tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka menggunkan Sistem Informasi Geografi? Dimanakahlokasi lahan yang berpotensi sebagai kawasan Pengembang pertanian tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka? Analisis Spasial (SIG) Mengevaluasi tingkat kondisi kesesuain lahan pertanian untuk tanaman Jagung di Kabupaten Majelangkamenggu nkan Sistem Informasi Geografi. Menganalisis lokasi lahan yang berpotensi sebagai kawasan pertanian tanaman jagung dikabupaten Majelangkamenggu nkan Sistem Informasi Geografi. Variabel Terikat: Curah Hujan (Iklim Oldeman) Kemiringan Lereng Tanah Ketinggian Tempat Data Karakteristik Lahan Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung Varibel Bebas : Kesesuain Lahan Tanaman Jagung Di Kabupen Majalengka Mengetahui tingkat kesesuai lahan pertanian untuk tanaman jagung di kabupen majalengka \mencari lokasi yang tepat untuk tanaman jagung sesuai syarat tumbuh tanaman jagung. Sumber: Dari berbagai sumber di olah

14