BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer yaitu data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Muarareja yang terletak di Kel. Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

BAB III METODE PENELITIAN. Borobudur pada bulan Oktober November 2016 yang berusia 20 tahun ke atas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

3. PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Lokasi dalam penelitian ini adalah Arena Futsal Score Purwokerto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karena berada di daerah jalur transportasi umum dan jalur wisata, tepatnya pada jalur

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. kedua dalam penerimaan devisa negara setelah minyak dan gas. Oleh. dibangun dengan harapan agar wisatawan banyak datang berkunjung

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah pedagang. dan kelompok acuan serta keputusan pembelian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Peneltian Dan gambaran Dari Populasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah pada pada PT. Medco E & P yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pembangkitan Jawa-Bali Unit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dari penelitian ini adalah lingkungan persaingan (X1),

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah di Zalora.co.id,

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif dan sumber data yang digunakan. berhubungan dengan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk. Menengah (UKM) pada daerah tersebut.

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT.Capella Dinamik Nusantara yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dimanapenelitian yang lebih menekankan pada angka-angka serta teknik

BAB III METODE PENELITIAN. ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu. yaitu metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lowokwaru, Kota Malang. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan keluarga peserta didik. Adapun yang menjadi subjek dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kayu Jati yang berada di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan asli. sarana pendukung, dan jumlah obyek wisata.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah Kelurahan Merjosari RW 12,

BAB III METODE PENELITIAN. pembeli Mobil Pribadi Merek Toyota. Dengan pertimbangan bahwa sekarang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. kuesioner pada pemilik usaha kerajinan gerabah di Desa Bangunjiwo. Kasongan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Kota Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek /Subjek Penelitian Ngebel. Objek pada penelitian ini yaitu para pengunjung objek wisata alam Telaga B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Ponorogo tepatnya di lokasi wisata alam Telaga Ngebel. C. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data Sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik Provinsi Ponorogo, Dinas Pariwisata Ponorogo dan pengelola objek wisata terkait. Data primer adalah data yang diperoleh dengan interaksi langsung kepada responden, seperti wawancara dan dibantu dengan menggunakan kuesioner. Dalam hal ini, data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden yang berada di objek wisata Telaga Ngebel. 3

33 D. Teknik Pengambilan Sampel Penentuan atau pengambilan keseluruhan objek penelitian dilakukan dengan cara random sampling. Beberapa kelebihan dari random sampling adalah prosedur pemilihan sampel yang sangat mudah, unit pemilihan sampel hanya satu macam, kesalahan klasifikasi dapat dihindarkan, cukup dengan gambaran garis besar dari populasi dan merupakan desain sampel yang paling sederhana dan mudah. Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih atau teknik pengambilan sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan bersedia untuk dijadikan responden. Penentuan sampelnya dicari dengan memakai rumus Slovin yaitu: N n = 1 + N e Keterangan: n N : Jumlah sampel yang akan diteliti : jumlah populasi (Pengunjung Obyek Wisata Telaga Ngebel tahun 015) e :persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih di tolerir (ditetapkan 10%) n = N 1 + Ne n = 17541 1 + 17541(10%) n = 99.94076 100

34 Hasil dari rumusan Slovin tersebut diperoleh jumlah responden yang nantinya akan digunakan sejumlah 100 responden sebagai jumlah responden minimum yang akan digunakan. Namun peneliti mengambil sampel sebanyak 10 responden yang merupakan pengunjung objek wisata Telaga Ngebel. Dipilih secara acak dari jumlah pengunjung yang merupakan wisatawan nusantara. Pertimbangannya karena relatif lebih mudah, cepat, serta menghemat biaya. E. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) Metode Dokumentasi. Mencari serta mengumpulkan data yang sudah ada, baik yang ada dibuku, majalah dan Koran, oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, BPS ataupun data yang tersedia pada internet dan sumber lainnya. ) Metode Studi Kepustakaan. Suatu cara untuk memperoleh suatu data dengan membaca literature atau jurnal-jurnal terdahulu yang masih berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 3) Metode Kuisioner/ angket. Suatu metode dengan pengambilan data secara langsung dengan mewawancarai responden yang akan dijadikan sampel untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan bantuan berupa sejumlah pertanyaan secara

35 tertulis yang telah dipersiapkan sebelumnya dan pertanyaan tersebut akan dijawab oleh responden. F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1) Willingness to Pay Willingness to Pay merupakan jumlah maksimum yang rela dibayarkan oleh seseorang untuk memperoleh kualitas pelayanan yang baik (Akhmad Fauzi, 004 dalam Dyah Ayu 014). Konsep willingness to pay sebenarnya adalah harga di tingkat konsumen dimana merefleksikan nilai barang atau jasa serta pengorbanan untuk mendapatkannya (Simonson dan Drolet, 003 dalam Nugroho, 01). ) Tingkat penghasilan Tingkat penghasilan pada penelitian ini adalah jumlah penghasilan per bulan yang diperoleh wisatawan atau responden yang telah bekerja dan berpenghasilan. Pada penelitian ini, untuk responden pelajar dan mahasiswa tingkat penghasilan mereka adalah uang saku yang diterima per bulan. Besar kecilnya penghasilan seseorang akan mempengaruhi jumlah pengeluarannya. 3) Lama pendidikan Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lama pendidikan formal yang telah dicapai oleh pengunjung objek wisata terkait.

36 4) Biaya Rekreasi Biaya rekreasi yang dimaksud disini yaitu total biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan terkait kegiatan wisata yang dilakukan di lokasi wisata tidak termasuk biaya tiket masuk. Biaya rekreasi mencakup biaya transportasi, biaya konsumsi, akomodasi, dokumentasi dan lain-lain. 5) Frekuensi Kunjungan Frekuensi kunjungan adalah seberapa sering wisatawan mengunjungi lokasi wisata atau sudah berapa kali wisatawan mengunjungi lokasi wisata tersebut dalam waktu satu tahun terakhir G. Alat Analisis Metode yang sering digunakan dalam menghitung nilai willingness to pay (WTP) adalah analisis regresi berganda dan contingen valuation method (CVM) dengan melakukan survey secara lagsung terhadap responden. Contingent Valuation Method (CVM) yaitu metode survei secara langsung bertanya kepada pengunjung tentang kerelaan untuk membayar (willingness to pay) untuk memelihara alam sekitar Telaga Ngebel. Contingent Valuation Method mampu mengukur nilai suatu barang yang tidak memiliki pasar seperti barang lingkungan. Metode ini dapat mengetahui tingkat maksimum kerelaan membayar dan cukup memberikan informasi yang jelas mengenai barang tersebut kepada penerima manfaat. Willingness to pay dapat diperkirakan melalui hasil jawaban dari responden mengenai kesediaan membayar karena yang dapat merasakan

37 secara langsung manfaat pengguna fasilitas adalah pengunjung obyek wisata alam Telaga Ngebel. Dari hasil tersebut akan diperoleh rata-rata penjumlahan keseluruhan willingness to pay yang kemudian akan dibagi dengan jumlah responden. Berikut adalah langkah yang digunakan dalam menghitung willingness to pay: 1. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP Penawaran besarnya nilai WTP dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka, perantara telepon, atau dengan menggunkan surat. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai WTP (Fauzi, 006 dalam Rahmawati 014), yaitu : a. Bidding Game, yaitu metode tawar-menawar dimana responden ditawarkan sebuah nilai tawaran yang dimulai dari nilai terkecil hingga nilai terbesar hingga mencapai nilai WTP maksimum yang sanggup dibayarkan oleh responden. b. Closed-ended Referendum, yaitu metode dengan memberikan sebuah nilai tawaran tunggal kepada responden, baik responden setuju ataupun responden tidak setuju dengan nilai tersebut. c. Payment Card, yaitu suatu nilai tawaran disajikan dalam bentuk kisaran nilai yang dituangkan dalam sebuah kartu yang mungkin mengindikasikan tipe pengeluaran responden terhadap barang/ jasa publik yang diberikan.

38 d. Open-ended Question, yaitu suatu metode pertanyaan terbuka tentang WTP maksimum yang sanggup mereka berikan dengan tidak adanya nilai tawaran sebelumnya. Namun, metode ini biasanya responden mengalami kesulitan untuk menjawab, khusunya bagi yang belum memiliki pengalaman sebelumnya mengenai nilai perdagangan komoditas yang dipertanyakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan metode pertanyaan terbuka untuk memeperoleh besarnya nilai penawaran, karena peniliti ingin mengetahui seberapa besar masyarakat peduli dengan kebersihaan dan perlunya menjaga kelestarian obyek wisata alam.. Memperkirakan Nilai Rata-rata Willingness to Pay Nilai rata-rata yang akan dikeluarkan oleh responden yang bersedia membayar data dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini (Hasiani dkk,013 dalam Hardiyani 015): Keterangan: EWTP = n i=1 Wi n EWTP Wi i n : Rata-rata nilai WTP pengunjung : Besar WTP yang bersedia dibayarkan : Responden yang bersedia membayar : Jumlah responden 3. Setelah menduga nilai tengah dari WTP selanjutnya menduga nilai total WTP.

39 Setelah menduga nilai tengah WTP maka selanjutnya diduga nilai total WTP dari responden dengan menggunakan rumus (Hasiani dkk,013 dalam Hardiyani 015): n TWTP = WTPi i=1 ni N P Keterangan : ƩTWTP : Total WTP WTPi Ni : WTP individu sampel ke-i : Jumlah sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP N : Jumlah sampel H. Model Penelitian Berdasarkan studi empiris maka model regresi dalam penelitian ini sebagai berikut : WTP = f (Inc, Edu, BR, Vis)...(1) Kemudian fungsi tersebut dinyatakan dalam bentuk hubungan WTP dan Inc, Edu, BR, Vis maka, WTP = β 0 + β 1 Inc + β Edu + β 3 BR + β 4 Frek + e...() Persamaan di atas diubah ke dalam bentuk linier berganda sehingga menjadi, LnWTP = β 0 + β 1 LnInc+ β LnEdu+ β 3 LnBR+ β 4 Frek+ e...(3) Keterangan :

40 WTP β 0 β 1,,β 4 Inc Edu BR Frek e = Willingness to Pay (Rp) = Intersep = Koefisien regresi = Tingkat Penghasilan (Rp per bulan) = Lama Pendidikan = Biaya Rekreasi (Rp) = Frekuensi Kunjungan (kali) = Error term I. Uji Validasi dan Reabilitas a) Uji Validitas Uji validitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner atau angket (Widyaningtyas, 010 dalam Hardiyani 015). Kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu menjawab sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner. Untuk menguji tingkat validitas instrument penelitian yang menggunakan korelasi, maka harus diketahui total skor untuk tiap-tiap responden. Menurut Sudarmanto, 005 dalam Rahmawati, 014 untuk menguji tingkat validitas instrumen atau yang menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan angka kasar maka rumusnya dapat dinyatakan sebagai berikut : r xy= NXY (X)(Y) [NX (X) ][(NY ) (N )]

41 Keterangan: r xy X Y ƩX ƩY ƩX : Koefisien validitas item yang dicari : Skor responden untuk tiap item : Total skor tiap responden dari seluruh item : Jumlah skor dalam distribusi X : Jumlah skor dalam distribusi Y : Jumlah kuadrat masing-masing skor X ƩY : Jumlah kuadrat masing-masing skor Y N : Jumlah subyek b) Uji Reliabilitas Reliabilitas instrument menggambarkan pada kemantapan dan keajegan alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas atau keajegan yang tinggi atau dapat dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil (ajeg) sehingga dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan untuk meramalkan (predictability) (Sudarmanto, 005 dalam Rahmawati, 014). Keterangan : k r = b k 1 t r k b t : Reliabilitas instrument : Banyak butir pertanyaan : Jumlah varians butir : Varians total

4 J. Pengujian Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dalam model regresi adalah: a. R cukup tinggi (0,7 0,1), tetapi uji-t untuk masing-masing koefisien regresi nya tidak signifikan. b. Tingginya R merupakan syarat yang cukup (sufficent) akan tetapi bukan syarat yang perlu (necessary) untuk terjadinya multikolinearitas. sebab pada R yang rendah < 0,5 bisa juga terjadi multikolineraritas. c. Meregresikan variabel independen X dengan variabel-variabel independen yang lain, kemudian di hitung R nya dengan uji F; Jika F * > F tabel berarti H 0 di tolak, ada multikolinearitas Jika F * < F tabel berarti H 0 di terima, tidak ada multikolinearitas Masalah multikolinearitas juga dapat dilihat pada nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dalam analisis regresi pada program spss. Apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi masalah multikolinearitas.

43. Heterokedastisitas Heterokedastisitas merupakan keadaan dimana dalam fungsi regresi terdapat gangguan yang memiliki varian yang tidak sama. Asumsi penting pada model regresi linear variance masing-masing disturbance adalah sama dengan s. Asumsi ini disebut dengan homokedastisitas. Secara simbolis dinyatakan sebagai berikut: E (u i ) = ϭ i = 1,,,n Kenyataannya variance tidak selalu sama pada masing-masing i. Hal ini disebut dengan heterokedastisitas. Penyebab adanya heterokedastisitas adalah error learning model, perbaikan dalam pengumpulan data dan kesalahan spesifikasi model. Akibat dari adanya heteroskedastisitas pada hasil regresi, adalah sebagai berikut : a. Varians tidak lagi minimum. b. Pengujian dari koefisien regresi menjadi kurang kuat. c. Koefisien penaksir menjadi bias. d. Kesimpulan yang diambil menjadi salah. Masalah heterokedastisitas dapat dideteksi dengan menggunakan Uji White pada program eviews, dengan cara melihat nilai probabilitas Obs*R Square. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas Obs*R Square yang dihasilkan lebih besar dari 5 persen. Jika nilai probabilitas Obs*R Square lebih besar dari 5 persen maka dapat dikatakan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Jika nilai probabilitas Obs*R Square kurang dari 5 persen

44 maka dapat dikatakan terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model regresi dan tidak dapat dilakukan analisis lebih lanjut. K. Uji Hipotesis 1. Uji t Uji t merupakan suatu bentuk pengujian koefisien regresi secara parsial yang digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi perubahan variabel terikat. Pada pengujian ini diasumsikan variabel bebas lainnya dalam keadaan konstan. Uji t menggunakan hipotesis sebagai berikut: H 0 : βi = β H 1 : βi β βi adalah koefisien variabel independen ke-i sebagai nilai parameter dari hipotesis. Nilai β biasanya dianggap nol, berarti tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y. Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Koefisien t hitung dirumuskan sebagai berikut : Dimana : βi : Koefisien bebas ke-i t hitung = (βi β) Sb β : Nilai hipotesis nol Sb : Simpangan baku dari variabel bebas ke-i

45. Uji F Uji F merupakan pengujian secara bersama-sama untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F dapat diperoleh dengan membandingakan antara F statistik dengan F tabel pada tingkat tertentu dan derajat bebas tertentu. Pengujian ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Dimana: = f h i t u n g R = koefisien determinasi R / k ( 1 R )/( n k 1) k n = jumlah parameter yang diasumsikan = jumlah sampel Bila F hitung > F tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak, berarti secara bersama-sama variabel independen berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap variabel dependen. Bila F hitung < F tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H a diterima, berarti secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen. 3. Uji R Determinasi R ini digunakan untuk mengukur proporsi variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. R = e l/ ( N K ) ( 1) y ln

46 Nilai R adalah terletak 0 R 1. Semakin mendekati 1, berarti modelnya semakin baik. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar persentase variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan dalam bentuk persentase.