BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ninna Anggi Ristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Winda Widyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. atau menghasilkan kembali sesuatu yang telah kita pelajari. Secara sederhana,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang sudah menjadi salah satu bahasa yang banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar kadang kala membosankan apabila materi yang

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU KARUTA DALAM PEMBELAJARAN KANJI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu melalui media lisan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin orang bisa mengunakan bahasa tersebut (Sartinah, 1988;71).

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai tahap pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hayanah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau. produktif atau aspek penggunaan (Danasamita 2009:76).

ANALISIS KESULITAN BELAJAR HURUF HIRAGANA PADA SISWA KELAS X SMAN 24 BANDUNG. Studi Deskriptif pada siswa kelas X SMA Negeri 24 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penelitian banyak dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang dikuasai maka keterampilan berbahasanya akan semakin baik. Kosakata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa asing untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Kurniawati, 2014

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah satu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

Bab 1. Pendahuluan. seseorang perlu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Selain sebagai bahasa negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN WRITE ON BACK DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut berkaitan satu sama lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herlin Marliyana, 2014

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA/SMK/MA mulai tahun ajaran 2013/2014 telah menggunakan sistem kurikulum 2013. Yang dimana bahasa Jepang bukan lagi merupakan muatan lokal ataupun pelajaran wajib, melainkan sebagai pelajaran untuk peminatan. Adapun materi bahasa Jepang yang diajarkan di kelas X berdasarkan silabus Kurikulum 2013, yaitu semester 1 diajarkan materi mengenai identitas diri yang terdiri dari aisatsu (salam dan ungkapan), jikoshoukai (mengenalkan diri sendiri), tashashoukai (mengenalkan orang lain), denwa bango to sumu tokoro (menyebutkan nomor telepon dan tempat tinggal), mono (kata benda), dan kepemilikan benda. Dan semester 2 materi mengenai kehidupan sekolah yang terdiri dari nama dan letak ruangan di sekolah, posisi dan keberadaan teman di kelas, hari, tanggal dan bulan, jadwal kegiatan sekolah, jadwal sekolah, waktu kegiatan, kesan terhadap pelajaran, dan tempat berkegiatan. Kedudukan bahasa Jepang sebagai kelas lintas minat bisa dikatakan beda dari kelas biasanya, yang dimana satu kali pertemuannya adalah 3x45 menit yakni 135 menit dalam seminggu. Sebagai mata pelajaran yang diminati siswa, bahasa Jepang harus mempunyai sesuatu yang lebih agar dapat membuat siswa yang memilihnya menjadi tertarik untuk terus belajar bahasa Jepang. Oleh karena itu, dalam kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Jepang pada kurikulum 2013, tidak hanya memahami materi-materi tersebut, tapi juga dapat mengaplikasikannya baik secara lisan maupun tulisan. Pengaplikasian secara lisan tentu saja bisa diwujudkan dengan melakukan percakapan, sedangkan pengaplikasian secara tertulis diwujudkan dengan menuliskan teks dialog dari percakapan tersebut dengan menggunakan huruf bahasa Jepang sebagai nilai keterampilan menulis siswa. Dengan kata lain huruf Jepang berperan besar dalam proses pembelajaran, baik itu huruf 1

2 hiragana maupun katakana. Hanya saja yang lebih ditekankan untuk dikuasai adalah huruf hiragana. Akan tetapi, berdasarkan data survei yang dilakukan di SMA Negeri 14 Bandung, tepatnya kelas Lintas Minat Bahasa Jepang 1, telah ditemukan ada beberapa siswa kelas lintas minat bahasa Jepang yang masih belum menguasai huruf hiragana di semester 2 ini. Hanya sebagian kecil dari mereka yang menguasainya. Adapun sebagian kecil itu merupakan siswa-siswi yang mengikuti klub bahasa Jepang di sekolah, sedangkan siswa lainnya yang tidak mengikuti klub tersebut belum cukup menguasai huruf hiragana. Adapun survei yang telah dilakukan, menggunakan soal tes dan angket. Soal tes mencakup tes menulis kata, frasa, dan kalimat dengan menggunakan huruf hiragana sebanyak 30 soal yang berisi materi yang telah diajarkan. Disamping itu, soal angket essay mengenai kesulitan belajar huruf kana terutama huruf hiragana. Adapun hasil surveinya adalah sebagai berikut. Tabel 1.1. Hasil Survei Nilai Siswa Nilai yang diperoleh (kkm=67) Jumlah orang Prosentase Lebih dari sama dengan kkm 4 12.5 % Kurang dari kkm 28 87.5 % Tabel 1.2. Hasil Survei Kesulitan Siswa Kesulitan menguasai huruf hiragana Prosentase Sulit membedakan huruf kecil dan huruf besar (Yoo on) 15.625% Bingung langkah penulisannya 15.625% Jumlah huruf yang terlalu banyak 6.25% Banyak huruf yang mirip 46.875% Jarang digunakan jadi cepat lupa 15.625%

3 Berdasarkan hasil survei di atas, maka penulis memutuskan untuk mencari metode atau cara agar siswa tersebut dapat meningkatkan kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana. Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana, diantaranya metode dictation. Dan dengan berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengambil judul skripsi sebagai berikut Metode Dictation dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis dan Membaca Huruf Hiragana (Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014). B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka secara umum masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut. a. Bagaimana kemampuan siswa sebelum melakukan latihan dengan menggunakan metode dictation? b. Bagaimana kemampuan siswa setelah melakukan latihan dengan menggunakan metode dictation? c. Apakah metode dictation mampu meningkatkan kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana? d. Apa kelebihan dan kelemahan metode dictation dalam melatih kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana? 2. Batasan masalah a. Penelitian ini hanya ditujukan pada siswa kelas X Lintas Minat Jepang, SMA Negeri 14 Bandung. b. Penelitian ini hanya difokuskan pada latihan kemampuan menulis, kemudian diikuti dengan kemampuan membacakan kembali huruf hiragana yang telah ditulisnya melalui kegiatan dictation tersebut. c. Bahan latihan berupa kata, frasa dan kalimat bahasa Jepang sederhana yang belum dipelajari oleh sampel penelitian.

4 d. Jenis metode dictation yang dilakukan merupakan metode dictation jenis Dicto-Comp dengan bantuan media visual sedangkan desain pendikteannya dirancang sendiri oleh peneliti. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka penelitian ini ditujukan untuk: a. Mengetahui kemampuan siswa sebelum melakukan latihan dengan menggunakan metode dictation. b. Mengetahui kemampuan siswa setelah melakukan latihan dengan menggunakan metode dictation. c. Mengetahui keberhasilan metode dictation dalam meningkatkan kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana. d. Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode dictation dalam melatih kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana. 2. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai suatu metode latihan untuk meningkatkan kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut. a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan, terutama memberikan informasi bahwa ada cara lain untuk melatih kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana yaitu metode dictation. b. Manfaat Praktis Manfaat praktis merupakan nilai guna hasil penelitian bagi pihak-pihak yang terkait langsung dengan hasil penelitian, diantaranya: 1) Bagi Peneliti Secara khusus bagi peneliti yang Insya Allah merupakan calon pengajar bahasa Jepang, penelitian ini bermanfaat untuk

5 memberikan informasi dan ide tentang cara melatih kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana yang bisa peneliti praktikan saat menjadi seorang pengajar bahasa Jepang di kemudian hari. 2) Bagi Lembaga Memberikan informasi baru mengenai cara melatih kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana bila para siswanya merasa kesulitan dalam menghafal huruf hiragana. Disamping itu, metode dictation juga dapat diterapkan dalam melatih kemampuan menghafal huruf-huruf lainnya. Misalnya katakana, dan kanji dalam bahasa Jepang. 3) Bagi Pembelajar Bahasa Jepang Memberikan informasi mengenai satu di antara banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghafal huruf hiragana. Sehingga dapat membantu siswa untuk melatih kemampuan dirinya dalam belajar bahasa Jepang terutama huruf Jepang, hiragana. D. Definisi Operasional Menurut Darmayanti, definisi operasional adalah rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan dan penelitian karya ilmiah. Definisi operasional dari judul penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Metode Dictation Macquarie berpendapat bahwa metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu. The teacher read you the text, dictated it, and then read it a third time so ou could check through. This is dictation (Davis and Rinvolucri, 1988: 1) Seorang guru membacakan sebuah teks, mendiktenya, kemudian membacanya hingga tiga kali agar kalian dapat mengecek ulang. Inilah yang dinamakan dictation.

6 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dictation untuk melatih sampel penelitian dalam hal menulis huruf hiragana kemudian sampel penelitian membaca kembali apa yang telah ditulisnya sebagai latihan membaca huruf hiragana. Adapun bacaan yang akan digunakan sebagai soal latihan oleh penulis nanti, bukan berupa bacaan narasi, melainkan kata, frasa, kalimat sederhana. 2. Kemampuan Menulis dan Membaca Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa seperti menyimak/mendengarkan, berbicara dan menulis. Menulis adalah suatu keterampilan dalam berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2013: 3). Membaca juga merupakan keterampilan dalam bahasa. Menurut Anderson (1972: 209-210), membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess) berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat, yakni bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya ingin agar tulisan kita dibaca oleh orang lain, paling sedikit dapat kita baca sendiri. Adapun menulis yang dimaksudkan dalam penelitian ini bukanlah menulis karangan, melainkan menulis huruf, kata, frasa, dan kalimat sederhana dengan menggunakan huruf hiragana dengan kakikata (cara penulisan huruf hiragana) yang benar, dan membaca huruf hiragana sesuai dengan yomikata (cara membaca huruf hiragana) yang benar. 3. Huruf hiragana Huruf hiragana merupakan hyoo on moji, yaitu huruf yang hanya melambangkan bunyi tanpa memiliki arti. Adapun huruf hiragana digunakan untuk menuliskan kosakata yang berasal dari bahasa Jepang asli yang terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang melengkung,

7 seperti あ か し つ ぬ, dan sebagainya. (Sudjianto dan Dahidi, 2012: 73). E. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu. Metode penelitian diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi: 53). Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian pre eksperimental design. Adapun penelitian pre eksperimental design yaitu merupakan uji coba atau eksperimen yang tidak sebenarnya. Disebut demikian karena eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah (Arikunto, 2006: 84). Adapun persyaratan yang dimaksud adalah adanya kelompok lain yang tidak ikut mendapatkan pengamatan atau biasa disebut dengan kelas kontrol (Arikunto, 2006: 86). Penelitian eksperimen dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan metode dictation dalam meningkatkan kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana terhadap siswa kelas X Lintas Minat Jepang, SMA Negeri 14 Bandung. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian Manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut dengan populasi penelitian, kemudian sebagian dari populasi yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih untuk dijadikan subjek penelitian, disebut dengan sampel penelitian (Sutedi, 2011: 179). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 14 Bandung tahun ajaran 2014/2015. b. Sampel Penelitian Menurut Dedi Sutedi (2011: 179), sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Yang dijadikan sebagai sampel penelitan dalam penelitian ini adalah siswa

8 kelas X Lintas Minat Jepang 1. Dalam menentukan sampel penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Susilawati, 2013: 23). 3. Instrumen Penelitian Menurut Dedi Sutedi (2011:155), Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan soal yang terdiri dari soal pre-test dan post-test yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir sampel penelitian, soal latihan yang digunakan untuk treatment, dan soal angket yang digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode dictation. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan beberapa data dari beberapa sumber. Adapun sumber data penulis yaitu dari blog, kamus cetak, kamus online, jurnal, skripsi terdahulu, buku referensi, dan uji coba pada siswa SMA Negeri 14 Bandung kelas X Lintas Minat Jepang. Variable bebas dalam penelitian ini adalah metode dictation, sedangkan variable terikatnya adalah peningkatan kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana. Maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data keterlaksanaan metode dictation, skor hasil pretest dan post-test dan sebagai data tambahan diambil dari angket. 5. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh setelah melakukan pre-test, treatment dan posttest merupakan data yang masih mentah, oleh karena itu perlu diolah terlebih dahulu sehingga dapat menggambarkan hasil sebuah penelitian. Adapun nantinya data-data tersebut akan penulis olah dengan menggunakan perhitungan statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana siswa antara sebelum dan sesudah mendapatkan treatment yang berupa latihan menulis dan membaca dengan menggunakan metode dictation. Begitu pula dengan

9 data yang didapat dari data keterlaksanaan metode dictation dan data angket. 6. Anggapan Dasar dan Hipotesis a. Anggapan Dasar Anggapan dasar yaitu suatu anggapan ataupun pendapat yang mengacu pada anggapan seseorang. Adapun anggapan dasar terhadap penelitian ini diantaranya: Dictation dapat dipakai dan sebaiknya dilaksanakan setiap pertemuan baik diawal pelajaran, ditengah, maupun diakhir pelajaran sebagai latihan khusus bagi siswa, serta sebagai review pada pelajaran yang telah lalu. Dictation membentuk sifat aktif siswa, sebab dalam dictation siswa dituntut untuk aktif dan kreatif menggerakkan tangannya, mendengar kalimatnya, juga didukung melihat gerak-gerik ucapan yang terlontar dari guru. (M. Khozin: 2006) Dalam pembelajaran banyak metode yang digunakan salah satunya adalah metode dictation, teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar dimana siswa di dalam kelas diuji kemampuannya untuk menangkap dan menerima dengan baik dan benar tentang apa yang dikatakan atau yang didiktekan oleh guru, baik dari segi tulisan atau ejaan. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Disamping itu, metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. (Candera: 2010) b. Hipotesis Hipotesis yaitu suatu anggapan atau jawaban sementara yang dicetuskan oleh penulis sendiri. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Metode dictation dapat membuat siswa menjadi berkonsentrasi penuh dalam proses belajar.

10 Latihan dengan menggunakan metode tersebut dapat mempermudah siswa dalam menghafal huruf hiragana tidak hanya dalam bentuk tulisan tapi juga dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf hiragana. F. Sistematika Penulisan Bab I: Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika pembahasan dari penelitian yang dilakukan. Bab II: Landasan Teori. Bab ini berisi teori-teori yang melandasi kegiatan penelitian ini dilakukan. Maksudnya yaitu berisi tentang penjelasan mengenai metode dictation, kemampuan menulis dan membaca, serta mengenai huruf hiragana secara lebih detail. Bab III: Metodologi Penelitian. Dalam bab ini dijelaskan mengenai metode apa yang dilakukan, alasan menggunakan metode tersebut, populasi dan sampel, dan instrumen yang digunakan. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi laporan dari hasil penelitian, diantaranya deskripsi kemampuan siswa sebelum melakukan latihan dengan menggunakan metode dictation, deskripsi kemampuan siswa setelah melakukan latihan dengan menggunakan metode dictation, penjelasan mengenai berhasil atau tidaknya metode dictation dalam meningkatkan kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana, penjabaran kelebihan dan kelemahan metode dictation dalam melatih kemampuan menulis dan membaca huruf hiragana. Bab V: Kesimpulan dan Rekomendasi. Berisi jawaban dari masalah yang diteliti dan beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.