Perceraian Meningkat, Solusi atau Tragedi Oleh : Dra. Hj. Harijah Damis, MH (Ketua PA Sidrap)

dokumen-dokumen yang mirip
BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

Salinan P U T U S A N NOMOR.../Pdt.G/2010/PA.Pso

P U T U S A N Nomor 351/Pdt.G/2010/PAJP.

bismillahirrahmanirrahim

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

bismillahirrahmanirrahim

PUTUSAN Nomor : 140/Pdt.G/2012/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PUTUSAN. Nomor : 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 1302/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 0603/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

PUTUSAN /Pdt.G/2014/PA Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM MENOLAK GUGATAN REKONVENSI DALAM. PUTUSAN No: 1798 / Pdt.G/2003/PA.Sby

PUTUSAN. Nomor : 1636/Pdt.G/2012/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0082/Pdt.G/2014/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor:0069/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN /Pdt.G/2014/PA Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

PUTUSAN Nomor 98/Pdt.G/2014/PA.JP

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal yang dijalankan berdasarkan tuntutan agama. 1

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

P U T U S A N. Nomor : 0240/Pdt.G/2009/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN. Nomor 0847/Pdt.G/2014/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0745/Pdt.G/2014/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi oleh pasangan suami istri yang terikat

BAB IV CERAI TALAK DALAM PERSPEKTIF YURIDIS. DALAM PUTUSAN PERKARA NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs PENGADILAN AGAMA GRESIK

Salinan P U T U S A N

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

PUTUSAN Nomor 0157/Pdt.G/2015/PA.Plg

P U T U S A N Nomor xxxx/pdt.g/2012/pa.tse

PUTUSAN Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 0296/Pdt.G/2014/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERNIKAHAN AWAL

P U T U S A N. Nomor : 37/Pdt.G/2009/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

P U T U S A N. Nomor: 0072/Pdt.G/2010/PA.Spn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

P U T U S A N Nomor : 429/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1765/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN Nomor : 192/Pdt.G/2010/PA.NTN

Bismillahirrahmanirrahim

BAB I. Pendahuluan. melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing dalam membangun keluarga

PUTUSAN. Nomor : 0571/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

PUTUSAN. Nomor : 0613/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N. Nomor : 84/Pdt. G/2009/PA. Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N. Nomor 335/Pdt.G/2010/PA Prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1239/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

P U T U S A N Nomor 44/Pdt.G/2011/PTA. Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 0436/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N Nomor :0570/Pdt.G/2010/PA.Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor Putusan : 102/Pdt.G/2010/PA.GM Para pihak : Penggugat Vs Tergugat Tahun : 2010 Tanggal diputus : 24 Juni 2010

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERAN HUKUM BP4 DALAM MEMINIMALISIR PERCERAIAN DI KABUPATEN BOJONEGORO

PUTUSAN Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

PUTUSAN. Nomor : 1769/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N Nomor 0847/Pdt.G/2015/PA.Plg

TENTANG DUDUK PERKARANYA

PENETAPAN. Nomor 0214/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. umur 54 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir

- Bahwa penggugat adalah istri sah tergugat, telah melangsungkan pernikahan di. P U T U S A N Nomor: 622 / Pdt.G/2011/PA Prg.

Nomor : 561/Pdt.G/2011/PA.Tbh.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Bismillahirrahmanirrahim

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

PUTUSAN Nomor: 0485/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan

------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu. pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Gugat

PUTUSAN Nomor 21/Pdt.G/2016/PTA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n

P U T U S A N. Nomor: 0891/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 424/Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor : XXX/Pdt.G/2011/PA.Ktb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N. Nomor 330/Pdt.G/2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 969/Pdt.G/2011/PA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 122/Pdt.G/2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. semua yang diciptakan olehnya senantiasa berpasang-pasangan. Keadaan ini dapat dilihat dari

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0750/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Artikel Bebas Perceraian Meningkat, Solusi atau Tragedi Oleh : Dra. Hj. Harijah Damis, MH (Ketua PA Sidrap) Perceraian, halal tetapi dibenci oleh Allah swt. Kalimat singkat, tetapi sarat dengan makna apabila dikaji secara komperhensip. Halal tapi dibenci. Halalnya penceraian hanya merupakan solusi untuk mengakhiri hubungan perkawinan bagi pasangan suami isteri yang pada kondisi tidak dapat lagi dipersatukan dalam satu rumah tanga karena pertikaiannya sudah sangat parah. Perceraian merupakan solusi mengakhiri pertikaian, dan apabila bercerai dipandang lebih banyak mamfaat dari pada terikat dalam perkawinan yang malah menyengsarakan suami atau istri. Perceraian terjadi tentunya setelah melewati tahap perdamaian, baik di luar pengadilan (juru damai dari keluarga masing-masing, ulama dan umara) maupun setelah berproses pada Pengadilan Agama. Meningkatnya perceraian sebagai sebuah realita kini, apakah masih merupakan solusi atau tragedi? Penulis sebagai seorang seorang perempuan, sebagai seorang ibu, sangat prihatin menyaksikan perobahan pola pikir dan prilaku masyarakat secara perlahan-lahan, lamban tapi pasti. Lenturnya nilai-nilai sakralitas perkawinan, pondasi rumah tangga semakin rapuh, perceraian dianggap hal yang biasa. Sebagai praktisi, penulis dapat menyimpulkan sementara bahwa indikator semakin rapuhnya pondasi rumah tangga dan lenturnya nilai sakralitas perkawinan yang pada gilirannya perceraian semakin meningkat antara lain: 1. Perkawinan dilaksanakan tanpa kesiapan dari masing-masing pasangan. Dari segi ekonomi misalnya, tidak sedikit perempuan mengajukan gugatan cerai karena sejak menikah tidak pernah diberi nafkah oleh sang suami karena suami tidak mempunyai pekerjaan, perkawinan dilaksanakan pada usia masih muda dan belum siap untuk bekerja mencari nafkah. Dari segi kesiapan mental, tidak berbilang lagi cerai gugat atau cerai talak diajukan ke Pengadilan Agama khususnya tempat tugas penulis karena alasan perbedaan keinginan

mengenai tempat tinggal, sang istri tidak mau berpisah dengan orang tuanya demikian sebaliknya atau ada salah satu pihak yang ingin mandiri. Apabila perkawinan terlaksana oleh pasangan yang sudah matang pemikirannya dan memahami hak dan kewajiban dalam rumah tangga, perbedaan tentang tempat tinggal bersama tidak akan menjadi prahara dalam rumah tangga yang berakhir dengan perceraian. 2. Perubahan pola pikir. Pengaruh mas media. Suatu hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia kini adalah pengaruh mas media. Di berbagai tayangan dipertontonkan pasangan muda yang begitu mudahnya bercerai. Hal ini disadari atau tidak, sangat besar pengaruhnya untuk merubah pola pikir dan prilaku masyarakat umumnya menyangkut perkawinan dan rumah tangga, sehingga persoalan yang hanya sepele menjadi pemicu perselisihan dan perceraian. Misalnya, sang suami menerima telpon salah sambung, lalu sang istri mencurigai ada wanita lain, menjadi penyebab perselisihan dan tidak terselesaikan karena tidak ada komunikasi yang sehat dalam rumah tangga, berakhir dengan perceraian. 3. Tanggung jawab terhadap anak tidak dipahami dan dampak perceraian tidak pernah dipikirkan. Dari ketiga indikator tersebut, yang perlu mendapat catatan khusus adalah dampak perceraian bagi anak-anak. Semakin meningkat perceraian semakin meningkat pula jumlah anak sebagai generasi pelanjut yang secara psikis menderita. Dari pengalaman penulis sebagai praktisi, dampak yang paling ringan adalah menurunnya prestasi belajar anak akibat perceraian orang tuanya. (anak menjadi bingung mau ikut siapa, ayah atau ibu, kehilangan idola yang harus diteladani dalam rumah tangga). Gejolak hati tidak dipahami oleh para orang tua, tetapi menjadi salah satu indikator ketidak seimbang anak dalam meniti hidup dan kehidupannya. Ketika perceraian makin meningkat, semakin meningkat pula anak yang broken home. Hasil akhirnya adalah mengurangi jumlah generasi (anak bangsa) yang berkualitas.

Anak sangat memerlukan cinta dan kasih sayang dari kedua orang tuanya sebagaimana ia memerlukan makanan. Jiwa anak-anak sangat lembut dan mudah terpengaruh. Anak adalah miniatur orang dewasa yang belum memiliki jati diri dan identitas diri. Anak sangat butuh cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya dalam pembentukan jati diri dan indentitas diri. Anak memerlukan refleksi cinta dan kasih sayang dari kedua orang tuanya dalam tindakan nyata. 1 Dengan latar belakang pemikiran itu, meningkatnya perceraian merupakan tragedi, dan pantaslah apabila persoalan meningkatnya perceraian menjadi keprihatinan banyak kalangan. Keprihatian itu tentu akan menimbulkan berbagai persespsi yang berbeda sesuai latar belakang kelimuan dan atau latar belakang sosial. Kalau seorang Prof. Dr. Nazaruddi Umar mengungkapkan rasa ingin tahu mengapa perceraian di Indonesia meningkat dan menurutnya hakim di Pengadilan Agama terlalu mudah menceraikan dan kebanyakan hakim mencari kredit point untuk promosi karir seperti yang ditulis Rahmat Arijaya S.Ag.M.Ag. dalam artikelnya yang termuat di badilag net dengan judul mengapa perceraian di Indonesia meningkat. Apabila berlatar belakang pengajar (dosen dan guru) dengan sistem kredit point, terutama untuk kenaikan pangkat, tidak salah anggapan bahwa hakim terlalu mudah untuk menceraikan dengan motivasi mendapat kredit point, apabila sistem karir hakim didasarkan pada semakin banyak menceraikan, semakin tinggi kredit pointnya. Dalam realitas karir hakim tidak didasarkan pada kredit point, bahkan pernyataan tentang semakin banyak menceraikan, semakin tinggi kredit pointnya sangat bertolak belakang dengan SEMA RI. Nomor 2 tahun 2008 tentang Proses Mediasai di Pengadilan. Pada SEMA RI. tersebut diatur tentang kewajiban melakukan proses mediasi untuk setiap perkara, termasuk perkara perceraian. Di samping proses mediasi, juga upaya perdamaian oleh majelis hakim dengan perdamaian yang sungguh-sungguh. 2009), h. 81. 1 Lihat Harijah Damis, Meredam Prahara Malawan Perceraian (Cet. I; Jakarta: MT. Al-Itqon,

Oleh sebab itu dari sudut pandang karir hakim maka, pantaslah Rahmat Arijaya menulis pernyataan Apakah benar hakim mencari kredit point? Ini merupakan tuduhan yang menyakitkan. Terlepas dari perbedaan pendapat di atas dengan sudut pandang yang berbeda, peningkatan perceraian perlu mendapat perhatian yang serius bagaimana upaya meredam. Ada beberapa hal yang perlu dikaji menyangkut masalah perkawinan: 1. Tentang Usia Perkawinan. Pada Undang-Undang RI. Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan mengatur usia perkawinan 16 tahun bagi wanita dan 19 tahun bagi laki-laki. Pada kenyataannya tidak sedikit perkara yang penulis tangani karena menikah dengan usia sekitar itu (usia masih belia). Usia belia, belum matang secara emosional, belum mandiri dari sisi ekonomi dan secara spiritual (kecenderungan beragama) juga belum mantap. Adanya kecenderungan beragama misalnya merupakan hijab untuk berbuat sesuatu yang menjadi pemicu keretakan rumah tangga. Agama mengajarkan untuk menjalin komunikasi dengan baik (musyawarah), bertutur sapa dengan lemah lembut, sederhana dalam segala hal dan lain sebagainya. 2 Dari segi ekonomi, rumah tangga dibangun sangat ditopang dengan kemampuan finansial, walau tidak berorientasi materialistik. Rumah tangga tidak bisa tenang apabila pada malam harinya pasangan suami istri masih memikirkan apa yang akan dimakan esok harinya. 2. Penyuluhan/Pembekalan tentang tujuan perkawinan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban dalam rumah tangga sebelum menikah kepada calon mempelai pria dan wanita benarbenar dilakukan secara bersunguh-sunguh. 3. Penyuluh yang akan memberi pembekalan bagi pasangan yang akan menikah adalah personal yang betul memahami masalah perkawinan terutama tentang hak dan kewajiban dalam rumah tangga dan juga dapat memberi keteladanan. 2 Lihat Harijah Damis, Menguak Hak-Hak Wanita (Cet. II, Jakarta: Yapma, 2008), h. 5-7.

4. Tayangan tentang kawin cerai diminimalisir atau sekaligus ditiadakan. Wallahualam bissawab Sidrap, 22 Oktober 2011