FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKNIK MENYUSUI PADA IBU DI PUSKESMAS PATTALLASSANG KA- BUPATEN TAKALAR

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKNIK MENYUSUI PADA IBU PRIMIPARA

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Manajemen Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Samaenre Kabupaten Sinjai Tahun 2014

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

Nisa khoiriah INTISARI

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

ANALISIS KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI MALIAH PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. indikator dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. besarnya janin sesuai usia kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PATEBON 01 KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita Indonesia.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Putri Kusumawati Priyono

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENYUSUI DENGAN PELAKSANAAN TEKNIK MENYUSUI

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan kehidupan manusia, dengan menyusui ibu telah

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGARABOMBANG KABUPATEN TAKALAR

Transkripsi:

Al-Sihah : Public Health Science Journal 130-138 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKNIK MENYUSUI PADA IBU DI PUSKESMAS PATTALLASSANG KA- BUPATEN TAKALAR Syamsul Alam 1, Sukfitrianty Syahrir 2 1, 2 Bagian Gizi FKIK UIN Alauddin Makassar ABSTRAK Rendahnya cakupan ASI juga dipengaruhi oleh teknik menyusui yang salah. Teknik tidak benar dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi jarang menyusu karena bayi enggan manyusu akan berakibat kuarang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pattallassang Kec. Pattalassang Kab. Takalar. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor -faktor yang berhubungan dengan teknik menyusui pada ibu. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tehnik menyusui pada ibu dimana nilai p adalah 0,000 < 0,05 dan tidak ada hubungan antara paritas dengan teknik menyusui diperoleh nilai p adalah 0,54 > 0,05. Disarankan bagi ibu menyusui menambah pengetahuan, wawasan dan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang cara menyusui yang benar serta meningkatkan hubungan antar individu yang nantinya bisa berbagai informasi, pengalaman serta saling mendukung dalam memberikan ASI kepada anaknya. Kata Kunci : Teknik Menyusui, Pengetahuan, Paritas PENDAHULUAN ASI merupakan makanan utama dan paling sempurna bagi bayi. Dimana ASI mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (Pollard,2016). Durasi menyusui di Negara berkembang tergolong tinggi tetapi praktek menyusui masih kurang baik. Di Filipina dan Srilanka, praktek menyusui hanya dilakukan sekitar 4 bulan. Sedangkan di Indonesia, Pakistan dan Thailand hanya dilakukan hampir 2 bulan (Singh,2010). Cakupan ASI Eksklusif di Indonesi masih rendah, di antaranya disebabkan penyebarluasan informasi mengenai ASI di antara petugas kesehatan dan masyarakat yang tidak optimal, yaitu hanya sekitar 60% masyarakat tahu informassi tentang ASI dan baru ada sekitar 40% tenaga kesehatan terlatih yang bisa memberikan konseling menyusui. Rendahnya cakupan ASI juga dipengaruhi oleh teknik menyusui yang salah (Kristiyanti, 2014). Data dari Profil Kesehatan Provinsi Alamat Korespondensi: ISSN-P : 2086-2040 Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar ISSN-E : 2548-5334 Email: syeamanchuu@yahoo.co.id Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2016

131 AL-SIHAH VOLUME VIII, NO. 2, JULI-DESEMBER 2016 Sulawesi Selatan Tahun 2011 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 sebesar 77,18% kemudian kembali menurun pada tahun 2009 sebesar 59,80%dan kembali meningkat pada tahun 2010 sebesar 66,85%. Data tersebut menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif di Sulawesi Selatan belum mencapai target yang ditentukan secara nasional yaitu sebesar 80%. Cakupan pemberian ASI eksklusif tertinggi tahun 2012 dicapai oleh Kabupaten Luwu yaitu sebesar 67,25% dan cakupan pemberian ASI eksklusif terendah berada di Kabupaten Luwu Timur yaitu sebesar 11,00%. Sementara Kabupaten Takalar berada di tengah-tengah dengan pencapaian sebesar 67,9%. Cakupan pemberian ASI eksklusif yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar Tahun 2012 mengalami penurunan hingga setengah dari pencapaian pada tahun -tahun sebelumnya, pada tahun 2012 tercatat sebanyak 5.409 bayi, hanya 3.673 (67,9%) bayi yang diberi ASI eksklusif padahal pada tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 cakupan ASI eksklusif sebesar 100,9%, tahun 2010 sebesar 97,0%,dan tahun 2009 sebesar 91,51% dengan jumlah bayi yang sama besar. Data tersebut menunjukkan pada tahun 2009 hingga 2011 cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Takalar telah melampaui target nasional sebesar 80% namun pada tahun 2012 mengalami penurunan hingga di bawah target nasional. Faktor yang mempengaruhi dalam pemebrian ASI diantaranya usia ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu dan paritas ibu (Septia,2012). Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi jarang menyusu karena bayi enggan manyusu akan berakibat kuarang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya, namun sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat Asi dan tentang teknik menyusui yang benar (Roesli, 2011). Pengetahuan tentang teknik menyusui harus dikuasai dengan benar, langkahlangkah menyusui, cara pengamatan teknik menyusui dan lama frekuensi menyusui. Yang paling penting dari teknik menyusui setelah tidak terdapat kendala dari ibu maupun bayi adalah lama dan frekuensi yang tidak dijadwal sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menetukan sendiri kebutuhannya. (Creasoft,2008). Teknik menyusui yang tidak dikuasai oleh ibu maka akan berdampak pada ibu dan bayi itu sendiri. Dampak pada ibu beru-

VOLUME VIII, NO. 2, JULI-DESEMBER 2016 AL-SIHAH 132 pa mastitis, payudara bergumpal, putting sakit, sedangkan pada bayi dapat dipastikan, bayi tidak mau menyusu yang berakibat bayi tidak akan mendapat ASI (Sulistyowati, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rhipiduri (2014) untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dan faktor yang paling menjadi penentu yang berhubungan dengan teknik menyusui. Menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (p=0,039) yaitu ada hubungan bermakna dengan teknik menyusui. Setelah melakukan observasi di Puskesmas Pattalassang Kab.Takalar pada bulan Mei 2016, diperoleh hasil 43 ibu bersalin dan 17 ibu post partum primipara. Penulis menemukan dari 43 ibu bersalin tersebut ada sekitar 19 ibu yang mengalami lecet putting susu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan teknik menyusui pada ibu di Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan teknik menyusui pada ibu dalam satu periode waktu. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di Puskesmas Pattallassang Kec. Pattalassang Kab. Takalar direncanakan pada bulan juni-juli 2016. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu primipara yang menyusui bayinya berada didalam lingkup kerja puskesmas Pattallassang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan sampel dengan nonprobability sampling dengan tipe accidental sampling. Dimana jumlah sampel yang akan dijadikan responden sebanyak yang memenuhi kriteria inklusi yaitu Ibu yang mempunyai bayi 0-1 bulan, Ibu yang bersedia menjadi responden, Ibu yang menyusui bayinya. Analisis Data Setelah data terkumpul dari lembaran observasi dan lembaran kuesioner yang ada maka dilakukan pengolahan data. Proses menguraikan atau memberika interprestasi terhadap data yang terkumpul dengan menggunakan metode statistic atau biasanya langsung menggunakan computer dengan program SPSS 11,5, uji chi square data yang diperoleh akan dilakukan analisa univariat dan analisa bivariate. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa

133 AL-SIHAH VOLUME VIII, NO. 2, JULI-DESEMBER 2016 responden yang berumur 18 21 tahun sebanyak 2 orang (6,7%), yang berumur 22 40 tahun sebanyak 28 orang (93,3%). Responden yang berpendidikan SMP sebanyak 8 orang (26,7%), pendidikan SMA sebanyak 21 orang (70,0 %), dan S1 sebanyak 1 orang (3,3 %). Responden yang tidak bekerja sebanyak 29 orang (96,7%), dan yang bekerja sebanyak 1 orang (3,3%). Untuk pengetahuan ibu tentang cara menyusui di Puskesmas Pattallassang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar, dari orang (33,3%). Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui ibu yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 20 orang (66,7%) mempunyai teknik menyusui yang baik, 1 orang (3,3%) mempunyai teknik menyusi kurang. Ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebanayak 9 orang (30%) mempunyai tehnik menyusui kurang. Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi Square di peroleh nilai p adalah 0,000 < 0,05. Dengan Tabel 1. Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Dengan Tehnik Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar Pengetahuan Baik Teknik Menyusui Kurang Total P n % n % N % Baik 20 66.7 1 33.3 21 70 Kurang 0 0 9 30 9 30 0.000 Total 20 66.7 10 33.3 30 100 Sumber: Data Primer, 2016 30 responden terdapat 8 responden pengetahuan baik (26,7%), dan 22 responden dengan pengetahuan kurang (73,3%). Distribusi responden berdasarkan paritas ibu primipara sebanyak 22 orang (73,3%) dan ibu yang multipara sebanyak 8 orang (26,7%). Distribusi responden dengan tehnik menyusui kategori baik sebanyak 20 orang (66,7%) dan responden yang mempunyai tehnik menyusui kurang sebanyak 10 demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tehnik menyusui pada ibu Tabel 2 menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai teknik menyusui baik adalah responden paritas primipara sebanyak 15 orang (50%) lebih besar dibandingkan dengan paritas multipara sebanyak 5 orang ( 16,7%), sedangkan responden yang

VOLUME VIII, NO. 2, JULI-DESEMBER 2016 AL-SIHAH 134 mempunyai teknik menyusui kurang adalah responden dengan paritas primipara sebanyak 7 orang 23,3%) dan paritas multipara sebanyak 3 orang 10%). Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi Square di peroleh nilai p adalah 0,54 > 0,05. Dengan demikian, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan teknik menyusui. PEMBAHASAN Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi jarang menyusu karena bayi enggan manyusu akan berakibat kuarang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya, namun sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang teknik menyusui yang benar (Roesli, 2014). Faktor yang mempengaruhi dalam pemeberian ASI diantaranya usia ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu dan paritas ibu (Septia,2012). Pengetahuan Pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar sangat penting sebab dari pengalaman dan penelitian terbukti Tabel 2. Tabulasi Silang Paritas Dengan Tehnik Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar Paritas Teknik Menyusui Total Baik Kurang N % n % n % P Primipara 15 50 7 23.3 22 73.3 Multipara 5 16.7 3 10 8 26.7 0.54 Total 20 66.7 10 33.3 30 100 Sumber: Data Primer, 2016 bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langsung dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Saleha, 2009). Pada penelitian ini dilakukan perhitungan statistik untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tehnik menyusui pada ibu. Berdasarkan hasil uji Chi Square di peroleh nilai p adalah 0,000 < 0,05. Dengan demikian maka Ho ditolak

135 AL-SIHAH VOLUME VIII, NO. 2, JULI-DESEMBER 2016 dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tehnik menyusui pada ibu. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Rhipiduri (2014) untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan faktor yang paling menjadi penentu yang berhubungan dengan teknik menyusui. Menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (p=0,039) yaitu ada hubungan bermakna dengan teknik menyusui. Meningkatnya pengetahuan ibu disebabkan karena bertambahnya pengetahuan ibu dimana informasi yang ibu dapat bisa melalui berbagai sumber seperti media massa, media elektronik, dan lain sebagainya. Sesuai dengan teori pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif (Notoatmodjo, 2003) yaitu : tahu (mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya) dan memahami (kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar). Penelitian Menurut Gapmelezzy dan Ekowati (2009) menyebutkan bahwa teknik menyusui yang benar ditentukan oleh pengetahuan ibu yang baik. Pengetahuan yang baik tentang pentingnya ASI dan caracara menyusui akan membentuk sikap yang positif, selanjutnya akan terjadi perilaku menyusui yang benar. Terdapatnya hubungan antara pengetahuan ibu dengan tehnik menyusui yang benar menegaskan bahwa pengetahuan teknik menyusui yang benar harus diketahui oleh ibu karena dengan keberhasilan menyusui dengan tehnik yang benar maka bayi akan mendapatkan nutrisi yang cukup yang terkandung dalam ASI. Selain itu terdapat juga kebanggaan dalam diri si ibu bahwa dia juga mampu memberikan ASI pada bayinya secara lancar, selain itu dampak lain seperti dampak ekonomi dimana ibu tidak harus mengeluarkan uang untuk membeli susu (Sulistyowati, 2011). Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti berpendapat, bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan teknik menyusui pada ibu primipara, kurangnya pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar berdampak pada rendahnya cakupan ASI Ekslusif yang merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, kemudian bayi akan tesedak ketika menyusui, bahkan dapat terjadi aspirasi yang akhirnya mengakibatkan bayi tidak bisa bernafas hanya karena kesalahan dalam teknik menyusui yang selama ini dinggap sepeleh oleh kaum wanita. Namun pada kenyataannya, teknik menyusui yang benar sering kali terabaikan. Ibu sering kurang memahami tata laksana laktasi yang benar, misalnya bagaimana ASI keluar (fisiologis

VOLUME VIII, NO. 2, JULI-DESEMBER 2016 AL-SIHAH 136 menyusui), bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif, dan ASI dapat keluar dengan optimal, termasuk cara memberikan ASI bila ibu harus berpisah dari bayinya. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti, akan berdampak pada pertumbuhan bayi. Bayi kurang optimal dalam mendapatkan nutrisi, sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat. Dampak dari teknik menyusui yang salah pada ibu yaitu ibu akan mengalami gangguan proses fisiologis setelah melahirkan, seperti puting susu lecet dan nyeri, payudara bengkak bahkan bisa sampai terjadi mastitis atau abses payudara dan sebagainya. Masih terdapatnya responden yang berpengetahuan baik namun salah menerapkan tehnik menyusui, dikarenakan ibu tersebut masih ragu untuk bisa menyusui bayinya dengan benar mengingat terbatasnya pengetahuan ibu dalam hal melakukan penyusuan terhadap bayinya (Sulistyowati, 2011). Peran tenaga kesehatan sangat penting untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan juga penerapan tehnik menyusui yang benar, seperti dengan mengadakan program penyuluhan tentang cara melakukan tehnik menyusui yang benar ataupun dengan kunjungan rumah untuk memantau pemberian ASI yang dilakukan oleh ibu menyusui. Paritas Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu. Seorang ibu denngan bayi pertamanya mungkin akan mengalami kesulitan ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara yang sebanarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang kuran baik yang dialami orang lain, hal tersebut mungkin ibu ragu untuk memberikan ASI pada bayinya. Ibu primipara yang pertama kai melahirkan akan memerlukan lebih banyak informasi dan dukungan untuk menyusui karena menyusui merupakan pengalaman pertamanya. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 22 ibu (73,3%) yang berstatus primipara dan 8 ibu (26,7%) yang berstatus multipara. Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi Square di peroleh nilai p adalah 0,54 > 0,05. Dengan demikian, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan teknik menyusui. Persentase ibu primirapa yang memberikan ASI eksklusif mencapai 33,3% karena didukung oleh pengetahuan yang cukup dan ibu primipara biasanya aktif untuk mencari dan menggali informasi terkait pemberian ASI yang baik bagi pertum-

137 AL-SIHAH VOLUME VIII, NO. 2, JULI-DESEMBER 2016 buhan dan perkembangan bayinya. Niat yang kuat dari ibu untuk menyusui serta pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) memberikan kontribusi terhadap ibu untuk keberhasilan menyusui. Wulandari (2007) menyatakan bahwa pengalaman memegang peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan dalam hal ini dilihat dari jumlah anak yang dilahirkan. Ibu yang melahirkan anak lebih dari satu kali cenderung untuk memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dalam hal pemberian ASI eksklusif. Hal tersebut menunjukkan ibu multipara yang memberikan ASI eksklusif lebih besar daripada ibu primipara.hal tersebut serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Qiu (2009) di Zhejiang, China melaporkan bahwa salah satu faktor risiko yang memungkinkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif adalah paritas ibu (primipara). Serupa dengan penelitian sebelumnya oleh Tan (2011) dengan metodecross sectional di Klang, Malaysia menunjukkan bahwa ibu multipara dua kali lebih memungkinkan memberikan ASI eksklusif di banding ibu primipara (OR=1.68, 95% Cl:1.17, 2.42). Penelitian ini memaparkan bahwa pemberian ASI eksklusif lebih umum dilakukan oleh ibu yang memiliki anak lebih dari satu. Hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya pengalaman ibu multipara dalam hal menyusui karena pernah merasakan dan belajar dari kelahiran anak yang sebelumnya. Ibu multipara akan lebih memungkinkan untuk memberikan ASI eksklusif jika pengalaman menyusui ibu sebelumnya merupakan pengalaman yang baik dan ibu menyadari tentang manfaat pemberian ASI eksklusif. Seperti yang dinyatakan dalam teori green (1990) bahwa nilainilai dan keyakinan seseorang merupakan faktor predisposisi suatu perilaku. Nilai yang baik yang diberikan oleh ibu menyusui akan memotivasi ibu untuk terus menyusui bayinya. Walaupun demikian masih ada ibu multipara yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya disebabkan karena pengetahuan ibu yang kurang, kondisi payudara yang kurang memungkinkan untuk menyusui dan pemberian makanan atau minuman prelaktal. KESIMPULAN Berdasarkan interpretasi hasil penelitian dan pembahasan Faktor-faktor yang berhubungan dengan tehnik menyusui pada ibu, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan teknik menyusui pada ibu, nilai p adalah 0,000 < 0,05 dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima, tidak ada hubungan antara paritas dengan teknik menyusui, nilai p adalah 0,54 > 0,05 dengan demikian, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

VOLUME VIII, NO. 2, JULI-DESEMBER 2016 AL-SIHAH 138 SARAN Diharapkan para ibu menyusui menambah pengetahuan, wawasan dan mencari informasi yang sebanyakbanyaknya tentang cara menyusui yang benar serta meningkatkan hubungan antar individu yang nantinya bisa berbagai informasi, pengalaman serta saling mendukung dalam memberikan ASI kepada anaknya. Bagi institusi pelayanan, agar memberikan pendidikan kesehatan kepada para ibu setelah melahirkan dalam hal tata cara menyusui yang baik dan benar guna keberhasilan proses laktasi. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai teknik menyusui dirumah. DAFTAR PUSTAKA Creasoft. 2008. Teknik Menyusui Yang Benar. diakses tanggal 3 April 2016. Huang. Ya-Yi, et al. 2009. Factors Related f Maternal Perception f Milk Supply While in the Hospital. Journal f Nursing Research Vol. 17. No. 3, September, 2009. Komalasari. 2012. Analisis Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Ketidakcukupan ASI Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Umur 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Kristiyanti,Weni. 2014. ASI, Menyusui Dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. Pollard,Maria. 2016. ASI Asuhan Berbasisi Bukti. Jakarta:EGC. Rhipiduri Rivanica. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Teknik Menyusui Pada Ibu Primipara. Riset Kesehatan Dasar. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Roesli, U. 2011. Mengenal ASI Ekslusif. Surabaya : Niaga Swadaya Singh, B. 2010. Knowladge, Attitude practice of Breast Feding- A case Study. European Journal of Scientific Research. Sulistyowati Wiwit. 2011. Teknik Menyusui Yang Benar Pada Ibu Primipara Di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Vol 3. No.2 Nopember 2011. Hospital Majapahit. Suparmi, Tjandraini, D.H., Herdayanti,M. 2010. Exclusife Breastfeding but Not Selected Contraceptives Use Delayed Resumption of Menstruation. Health Science Journal f Indonesia. Vol. 1 No.1, December 2010. Jakarta: Badan Litbangkes.