Elemen-Elemen Arsitektural Post Kantoor di Tanah Deli

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. arsitek Indonesia masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penjajahan Belanda di Indonesia membawa pengaruh penting bagi aspek

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Desain Fasad Depan dan Ornamen pada Societeit Voor Officieren dan Stasiun KAI di Kota Cimahi

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

Sejarah Kantor Nederlands-Indische Spoorweg (NIS) di Semarang

Pengaruh Gaya Arsitektur Kolonial Belanda pada Bangunan Bersejarah di Kawasan Manado Kota Lama

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. da kerajaan Mataram, walaupun hanya sebatas diantara kalangan pemerintahan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Wajah Militair Hospitaal dan 'Kota Militer' Cimahi

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut

Penghawaan dan Pengaruh Psikologi pada Aula Barat dan Aula Timur ITB

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro

Pelestarian Bangunan Bersejarah Di Kota Lhokseumawe

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

GAYA ARSITEKTUR DI PERUMAHAN DINAS MILITER ANGKATAN DARAT, CIMAHI, JAWA BARAT

GEVEL SEBAGAI KARAKTER BANGUNAN KOLONIAL DENGAN FUNGSI RUMAH TINGGAL DI KOTA TEGAL (STUDI KASUS JALAN GAJAH MADA KOTA TEGAL)

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

Architecture. Home Diary #008 / 2015

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

KAJIAN OBJEK ARSITEKTUR JAWA TIMUR

Transformasi Atap Masjid Raya Bandung

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tipologi Arsitektur Fasad Bangunan Kantor Kolonial di Kawasan Kota Lama Semarang

DAFTAR lsi KATA PENGANTAR PENDAHULUAN DAFTARISI BAB 1 SEKILAS TENTANG ARSITEKTUR CINA PADA AKHIR ABAD KE-19 DI PASURUAN

Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T

Observasi Citra Visual Rumah Tinggal

MEDIA MATRASAIN ISSN Volume 14, No.1, Maret Oleh:

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

Tipologi Arsitektural Stasiun Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo

Elemen Tangga Pada 3 Bangunan Kolonial di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

Perubahan pada Menara Masjid Sunan Ampel Surabaya Tahun

Pengaruh Adaptasi Arsitektur Tropis pada Bangunan Kolonial di Koridor Jalan Blang Mee Samudera Pase

BAB I PENDAHULUAN. 1 Brosur resmi Istana Kepresidenan Bogor, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, )

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB II GAMBARAN UMUM PT. POS INDONESIA. 2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang Objek Latar Belakang Tema

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

Ekspresi gaya arsitektur kolonial pada desain interior Gedung Lindeteves Surabaya

Adaptasi Gedung Museum Kota Makassar Terhadap Iklim Tropis Lembab

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Ekspresi Gaya Arsitektur Kolonial pada Desain Interior Gedung Lindeteves Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM

Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

BAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan kebudayaan mulai dari

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

Transkripsi:

SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Elemen-Elemen Arsitektural Post Kantoor di Tanah Deli Lia Veronica Wirjono wirjono126@y ahoo.com Mahasisw a Prodi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Saat jaman kolonialisme di Hindia-Belanda, banyak daerah-daerah yang dijajah oleh Belanda untuk diambil keuntungan sumber daya alamnya. Salah satu daerah yang dijajah adalah Tanah Deli atau yang sekarang dikenal dengan nama Medan. Di Tanah Deli ini ditemukan komoditas yang mempunyai kualitas sangat bagus hingga membuat nama Tanah Deli ini terkenal ke Belanda. Tidak lama, Tanah Deli pun mulai berkembang pesat. Untuk memperlancar arus surat menyurat saat penjajahan Belanda, didirikanlah kantor pos. Bangunan kantor pos ini dibangun pada tahun 1911, dimana elemen-elemen arsitektural yang ada masih banyak yang berasal dari Belanda. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memaparkan elemen-elemen arsitektural yang ada pada kantor pos tersebut. Kata-kunci: arsitektur kolonial, elemen arsitektural, kantor pos, Medan Pendahuluan Arsitektur kolonial merupakan sebutan singkat untuk langgam arsitektur yang berkembang selama masa pendudukan Belanda di Indoensia (Nusantara, 2010). Unsur Eropa yang masuk ke dalam komposisi penduduk menambah keanekaragaman arsitektur yang ada di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, saat ini arsitek Indonesia pun masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut. Arsitektur kolonial sendiri tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya kota Medan. Pada tahun 1918, Kota Medan resmi menjadi gemeente (Kota Pradja) dibawah kekuasaan Hindia- Belanda. Pada masa awal kota praja ini, Medan masih terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Huludan Kampung Petisa Hilir. Sejak saat itu Kota Medan berkembang semakin pesat. Berbagai fasilitas dibangun diantaranya adalah kantor Stasiun Percobaan AVROS di Kampung Baru (1919), hubungan Kereta Api Pangkalan Brandan Besitang (1919), Konsultan Amerika (1919), Perkumpulan renang Medan (1924), Pusat pasar, rumah sakit Elizabeth, Klinik Sakit Mata, Dan Lapangan Olah Raga, Kebun bunga (1929), dan Kantor pos Medan. Kantor Pos Medan adalah kantor pos yang dapat dikategorikan berskala besar. Dibuka pada tahun 1911, bangunan kolonial yang berfungsi sebagai kantor pos ini merupakan salah satu bangunan bersejarah yang hingga kini masih berdiri kokoh di Medan dan mempertahankan fungsinya hingga saat ini. Gaya arsitektur Belanda yang masih kental, mirip dengan gaya arsitektur jembatan Titi Gantung di dekat stasiun, dan memang dipertahankan hingga sekarang. Kantor Pos Medan diarsiteki oleh salah seorang arsitek Belanda, Snuyf, yang juga merancang Kantor Ledeng Palembang. Bangunan ini memiliki luas 1200 meter persegi, dengan tinggi mencapai 20 meter (Backshall, Leffman, Reader, & Stedman, 2003). Menurut Sumalyo dalam bukunya berjudul Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia (1993), Dalam perkembangan arsitektur dari segi masa, perubahan bentuk dapat dibedakan dalam dua hal, yang pertama perubahan secara perlahan atau disebut evolusioner dan yang kedua secara cepat, yang digolongkan ke dalam kategori pertama adalah arsitektur klasik bahkan beratus-ratus tahun. Arsitektur modern berkembang dan berubah dengan cepat, sejalan dengan cepatnya perkembangan teknologi dan penduduk. Arsitektur kolonial termasuk dalam kategori kedua yaitu arsitektur modern. Arsitektur kolonial di Indonesia adalah fenomena budaya yang unik, tidak terdapat di la in tempat, juga pada negara-negara bekas koloni. Dikatakan demikian karena terjadi percampuran budaya antara penjajah dengan budaya Indonesia yang beraneka ragam (Sumalyo, 1993). Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 295

Elemen-Elemen Arsitektural Post Kantoor di Tanah Deli Sejarah Perkembangan Bangunan Kantor Pos di Hindia-Belanda Dengan tujuan memperlancar arus surat menyurat, Gubernur Jendral G.W. Baron mendirikan kantor pos pertama di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1746. Peranan kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi telegram dan telepon sehingga dibentuk Jawatan Post Telegram (Jawatan PTT) berdasarkan statlad nomor 395 tahun 1906 (Sandyn, 2009). Klasifikasi perkembangan pos di nusantara dipaparkan sebagai berikut (Suhanda, 2013). 1. Masa VOC (1700-1808) Kedatangan Bangsa-Bangsa Eropa pada akhir abad 15 Masehi, Menandai babak baru sejarah pos di Hindia-Belanda. Awalnya adalah kedatangan kapal-kapal laut Belanda di bawah pimpinan Cornelius de Houtman pada tahun 1596. 2. Masa Pemerintahan Daendels (1808-1811) Pada masa ini, Daendels mengeluarkan peraturan-peraturan tentang pos dan membagi pulau Jawa dalam beberapa distrik yaitu Banten, Batavia, Semarang, Surabaya. 3. Masa Pemerintahan Raffles (1811-1816) Pada masa ini Raffles mengeluarkan peraturan mengenai peraturan biaya porto untuk Surat kabar dan barang cetakan. 4. Masa Pemerintahan Belanda dan Masa Pendudukan Jepang (1816-1942) Pada masa pemerintahan Belanda, Pengangkutan pos dimulai dengan mempergunakan kereta api Ekspress malam Batavia-Surabaya (1939). Peristiwa penting yang terjadi itu adalah perubahan bentuk usaha Dinas Pos menjadi Jawatan (1864). Pada tahun 1875, Dinas Pos digabungkan dengan dengan Dinas Telegraf dengan nama Post en Telegaaf Dienst yang berada dibawah Departement der Burgerh'jkke Openbae Werkn (Departemen Pekerjaan Umum). 5. Masa Kemerdekaan Hingga Saat Ini Pada kurun waktu 1945-1950 situasi politik di Hindia-Belanda penuh dengan pergolakan dalam rangka merebut kedaulatan dari pendudukan Jepang dan Agresi Militer Belanda. Situasi ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap Dinas Pos yang ditandai dengan pemindahan perangkat komunikasi, pembumi hangusan sarana-sarana fisik pos dan terganggunya sarana perhubungan pos dan telegraf. Sejarah Post Kantoor di Tanah Deli (Medan) Kantor Pos Besar Medan merupakan salah satu bangunan bersejarah yang hingga kini masih berdiri kokoh di Kota Medan. letaknya berada di persimpangan Jalan Balai Kota tepatnya menghadap ke lapangan merdeka Medan yang dulunya disebut esplanade, Merupakan bangunan sejarah peninggalan zaman kolonial Belanda, Bangunan ini dibangun pada tahun 1909-1911 oleh seorang arsitek bernama Ir. Simon Snuyf yang dulu merupakan Direktur Jawatan Pekerjaan Umum Belanda untuk Hindia-Belanda pada masa pemerintahan Belanda. Bangunan megah yang berdiri disudut lapangan merdeka ini memiliki luas bangunan 1200 M² dengan tinggi 20 meter, Panjang 60 meter dan Lebar 20 meter (Backshall, Leffman, Reader, & Stedman, 2003). Gambar 1. Kantor Pos Medan tahun 2003 A 296 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

Lia Veronica Wirjono Bangunan ini dibangun sebagai fungsi kantor pos dari aw al berdirinya hingga saat ini, kondisi bangunan ini masih terawat dengan baik. Diatas bangunan tersebut bertuliskan ANNO 1911 yang menjadi salah satu bukti tahun dibangunnya kantor pos besar Medan. Bangunan ini merupakan proyek besar pertama dilakukan oleh Ir. Simon Snuyf, seorang arsitek yang telah menjadi kepala Sipil Pekerjaan Umum untuk Hindia-Belanda saat itu (Suhanda, 2013). Bangunan bersejarah ini memiliki atap langit -langit yang tinggi dan struktur bangunan yang kokoh serta ruangan yang cukup luas. Selain itu, bangunan bersejarah ini memiliki aspek historis yang kental terutama dari segi bentuk arsitektur bangunannya yang sangat terlihat bahwa bangunan ini sudah sangat lama dan berbeda sekali dengan bangunan-bangunan modern yang ada terdapat disekelilingnya. Ketika dilihat dari dalam ruangan maupun di luar ruangan, bangunan kantor pos ini terlihat sangat menarik untuk dilihat karena bentuknya yang unik (Suhanda, 2013). Elemen-Elemen Arsitektural Kantor Pos Besar Medan Elemen-elemen arsitektural yang digunakan pada kantor pos besar Medan adalah sebagai berikut (Suhanda, 2013). 1. Tower Penggunaan tower di atas bangunan banyak dilakukan arsitek Belanda di Hindia-Belanda mulai tahun 1900-an sampai tahun 1940-an (Hadinoto 1996). Tower yang dipakai di Kantor Pos Besar Medan ini berbentuk segi delapan dengan tower-nya sendiri diberi buka-bukaan kecil sebagai ornamen dan juga penyesuaian terhadap iklim lokal di Hindia-Belanda khususnya di Kota Medan yang mempunyai iklim tropis. Gambar 2 Tower Kantor Pos Medan dengan Sisi Segi Delapan 2. Atap Dormer dan Gevel Atap pada bangunan Kantor Pos Besar Medan ada dua jenis yaitu atap lokal dengan bentuk segi enam yang dipadu dengan tower dan dilengkapi dengan dormer pada atap tower dan atap dengan jenis gevel pada atap yang menghadap ke sisi lain. Gambar 3 Atap Dormer Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 297

Elemen-Elemen Arsitektural Post Kantoor di Tanah Deli Gambar 4 Atap Gevel 3. Bukaan pada Kantor Pos Bukaan di Kantor Pos juga ada dua jenis, pertama yang bentuk persegi panjang dengan memanjang ke atas ini dimaksudkan agar udara dan sinar yang masuk ke dalam bangunan tidak terlalu besar. Sementara bentuk kedua dengan bukaan yang diberi bentukan lengkungan di bagian atas. Di tiap-tiap bukaan selalu dilengkapi dengan kisi-kisi agar tidak terlalu banyak cahaya yang masuk ke dalam bangunan. Gambar 6 Bukaan Memanjang Gambar 6 Bukaan Setengah Lingkaran 4. Hiasan Puncak Atap Hiasan puncak atap pada bangunan kantor pos besar Medan ini terdapat pada ujung atap pada bagian menara segi enam bangunan tesebut, Hiasan tersebut berbentuk tiang yang memanjang ke atas dan disertai bentuk persegi diujung tiang tersebut. Hiasan puncak atap ini merupakan salah satu elemen-elemen arsitektural kolonial Belanda di Hindia-Belanda. Gambar 7 Burung Merpati A 298 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

Lia Veronica Wirjono Burung merpati diatas merupakan ragam hias bangunan dalam pada kantor pos besar Medan. Burung merpati sebagai logo pos pertama dengan desain Belanda kuno yang menghiasi setiap sisi dinding ruang tengah atau disebut vestibule yang merupakan tower dengan sisi segi enam pada bangunan kantor pos besar Medan. Gambar 8 Kaca Patri Kaca Patri berukuran besar inilah yang menghiasi ruang tengah yang disebut vestibule. Kaca berukuran besar dengan setengah lingkaran ini merupakan desain Belanda kuno yang sudah ada sejak awal berdirinya bangunan kantor pos besar Medan. Gambar 9 Kubah didominasi Warna Kuning Emas Kubah besar pada kantor pos besar Medan ini berada di ruang tengah (vestibule). Kubah ini berbentuk segi delapan dengan balutan kuningan asli yang menghiasi langit-langit kubah tersebut. Namun, lapisan itu mengelupas akibat tragedi kebakaran yang sempat menghanguskan sebagian kecil bangunan kantor pos pada Juni 2003. Kebakaran yang disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik itu merusak lampu hias dan ornamen di langit-langit. Kerusakan yang terjadi tidak signifikan. Pihak kantor pos sendiri telah mengembalikannya ke bentuk dan warna aslinya. Gambar 10 Lampu Hias Antik Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 299

Elemen-Elemen Arsitektural Post Kantoor di Tanah Deli Di ruang tengah, yang disebut vestibule, pada bagian atas tergantung lampu hias antik khas zaman dulu. Lampu setinggi lebih kurang sepuluh meter dan berada pada ketinggian sekitar enam meter dari lantai tersebut masih asli dari zaman Belanda. Gambar 11 Ukiran Terompet Kuno Pada sisi kiri-kanan logo Pos Indonesia terukir terompet khas Belanda dahulu kala yang menghiasi tubuh bangunan utama atau sisi segi delapan (tower) kantor pos besar Medan tersebut. Gambar 13 Ukiran Seni Kolonial Berbentuk Zig Zag Gambar 12 ANNO 1911 Ukiran tulisan ANNO 1911 di bagian atas samping kiri-kanan pada bangunan kantor pos besar Medan masih terlihat jelas. Tulisan ANNO 1911 ini menjadi salah satu bukti tahun kelahiran bangunan Kantor Pos Besar Medan. ANNO 1911 merupakan bahasa yang umum di pakai di Eropa yang berarti Tahun 1911. Pembelajaran Dalam pembahasan studi kasus pada tulisan ini, penulis menggunakan studi literatur dari berbagai sumber dan akan dipaparkan pada paragraf-paragraf selanjutnya. Arsitektur transisi pada hakekatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perkembangan arsitektur secara keseluruhan. Pada tahun 1920-an muncul suatu gaya arsitektur yang disebut sebagai arsitektur Indo-Eropa (Indo Europeesche Stijl). Bentuk arsitektur ini merupakan perpaduan antara arsitektur modern Eropa dan arsitektur setempat (Sondakh & Kristhian, 2011). A 300 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

Lia Veronica Wirjono Arsitektur transisi biasanya berlangsung sangat singkat, sehingga sering terlupakan dalam catatan sejarah (arsitektur). Meskipun demikian bentuk arsitektur transisi yang berlangsung cukup singkat tersebut sangat menarik untuk dipelajari, karena arsitektur transisi pada hakekatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perkembangan arsitektur secara keseluruhan. Bentuk arsitektur transisi yang dibahas kali ini adalah bentuk arsitektur di Hindia-Be landa dari akhir abad 19 sampai awal abad ke 20. Pada abad ke 18 dan 19, Arsitektur di Hindia-Belanda didominasi oleh gaya yang disebut sebagai Indische Empire. Perlu diketahui bahwa perkembangan gaya arsitektur pada akhir abad ke 18 di Jawa sudah menjurus kearah model-model rumah bangsawan Jawa dengan atap joglo yang lebih terbuka dan nyaman untuk hunian di daerah tropis lembab seperti di Jawa. Tapi Daendels datang dengan keangkuhannya, serta memperkenalkan arsitektur gaya Empire Perancis dari daratan Eropa. Sebelum munculnya gaya arsitektur yang sering disebut sebagai kolonial modern sesudah tahun 1915, terdapat apa yang disebut sebagai gaya arsitektur transisi (Suhanda, 2013). Menurut Nix (1949) dalam Hartono dan Handinoto, arsitektur transisi mempunyai ciri-ciri seperti adanya teras depan (voor galerij) dan teras belakang (achter galerij) serta ruang utama (central room), masih mendominasi denah-denah arsitektur peralihan ini. Pada rumah-rumah yang berukuran besar, juga masih terdapat bangunan samping yang sering disebut sebagai paviliun. Semangat perubahan justru terletak pada tampak bangunannya. Pada arsitektur transisi ini sudah tidak tampak kolom-kolom atau pilar dengan gaya Yunani atau Romawi (Hartono & Handinoto, 2007). Menurut Mangunwijaya (2009), bahwa arsitektur mempunyai guna dan citra. Citra itu disampaikan dalam bahasa pesan dan kesan arsitektur pada lingkungannya. Bangunan kolonial Belanda juga merupakan bangunan yang tercipta dari kebudayaan bangsa Belanda baik secara murni, maupun yang sudah dipadukan dengan budaya tradisional, dan kondisi lingkungan sekitar. Bangunan kolonial memiliki makna dan simbol-simbol yang dapat dilihat dari fungsi, bentuk, maupun gaya arsitekturnya. Handinoto dalam Wiyatiningsih (2000), penyesuaian bentuk bangunan indis terhadap kondisi iklim tropis basah digambarkan dengan ciri-ciri pokok bentuk plafon tinggi, overstek yang cukup lebar, adanya beranda-beranda yang cukup dalam, baik di depan atau di belakang rumah. Plafon yang tinggi akan mempunyai volume ruang yang lebih besar, sehingga kemungkinan terjadi panas dalam ruangan akibat radiasi dapat diperkecil. Overstek yang cukup lebar dapat dipakai untuk menahan tampias air hujan, dan juga untuk pembayangan terhadap tembok yang terkena sinar matahari langsung. Beranda depan dan belakang merupakan adaptasi terhadap arsitektur tradisional Jawa. Kesimpulan Kantor pos Medan merupakan bangunan kolonial yang dirancang oleh Ir. Simon Snuyf. Pada perancangannya, bangunan ini juga dibuat dengan tujuan sebagai tempat berkumpul, dapat ditinjau dari interior ruang tengahnya (vestibule). Ruang tengah ini juga berperan penting sebagai bagian fasade utama pada bangunan kantor pos jika ditinjau dari eskteriornya. Ruang tengah kantor pos Medan juga memiliki sisi segi delapan yang memanjang ke atas membentuk tower. Tower merupakan salah satu ciri khas dari konsep arsitektur kolonial Belanda, kemudian dilengkapi dengan hiasan puncak atap untuk memperindah bangunan. Sampai saat ini, kantor pos Medan masih menjalankan fungsinya dengan baik. Ucapan Terima Kasih Penyampaian ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak Bambang Setia Budi, Asisten Professor ST, MT (ITB), PhD (Toyohashi), sebagai dosen mata kuliah Arsitektur Kolonial dengan kode mata kuliah AR3231 atas bimbingannya dalam pengerjaan jurnal ini. Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 301

Elemen-Elemen Arsitektural Post Kantoor di Tanah Deli Daftar Pustaka Daftar pustaka yang digunakan selama pengerjaan jurnal ini adalah sebagai berikut. Backshall, S. Leffman, D. Reader, L. & Stedman, H. (2003). The Rough Guide to Indonesia. England: Rough Guides. Hartono. & Handinoto. (2007). Arsitektur Transisi Di Nusantara Dari Akhir Abad 19 Ke Awal Abad 20. Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Arsitektur. Nusantara, D. (2010, Mei 29). Arsitektur Kolonial. Retrieved from Pelestarian Arsitektur: http://deninusantara.blogspot.co.id/2010/05/arsitektur-kolonial.html Sandyn, A. (2009). Sejarah PT Pos Indonesia Wilayah Bandung. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Sondakh. & Kristhian. (2011). Arsitektur Transisi Abad-19 Sampai Awal Abad Ke 20. Manado: Media Matrasain. Suhanda, R. (2013). PENERAPAN GAYA ARSITEKTUR TRANSISI/KOLONIAL PADA BANGUNAN KANTOR POS BESAR MEDAN. Arsitektur Kolonial, 4-8. Sumalyo, Y. (1993). Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. A 302 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017