BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak lain sebagai alat menanamkan nilai-nilai atau moral dan budi pekerti, agar

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL MENGEJAR-NGEJAR MIMPI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL KEMBARA KARYA PRADANA BOY ZTF DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai salah satu fenomena budaya, sebagai produk masyarakat. Pengarang, sebagai pencipta karya sastra adalah anggota masyarakat. Pengarang tidak akan dapat terlepas dari masyarakat tempatnya hidup dalam mencipta sebuah karya, sehingga apa yang digambarkan dalam karya sastra pun sering kali merupakan representasi dari realitas yang terjadi dalam masyarakat. Demikian juga, pembaca yang menikmati karya sastra. Pembaca merupakan anggota masyarakat, dengan sejumlah aspek dan latar belakang sosial budaya, politik, dan psikologi yang ikut berpengaruh dalam memilih bacaan maupun memaknai karya yang dibacanya (Wiyatmi, 2008: 2-3). Sebagaimana diketahui, sastra juga dijadikan sebagai salah satu pembelajaran di sekolah. Kurikulum di Indonesia, khususnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), memandang pembelajaran sastra sebagai salah satu bentuk materi yang perlu diajarkan. Hal tersebut ditunjukkan dengan mencantumkan sastra sebagai bentuk kompetensi yang harus dicapai siswa. Namun, pada beberapa hal, pembelajaran sastra lebih bersifat sebagai pelengkap dibandingkan dengan pembelajaran bahasa yang terkesan mendominasi. Padahal, bahasa dan sastra merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak seharusnya dipisahkan. Karya sastra dianggap sebagai struktur tanda yang bermakna. Makna yang tersirat dalam sebuah karya merupakan pemaparan buah pikir, pendapat, dan pandangan tentang hidup dan kehidupan. Novel sebagai salah satu jenis karya sastra mempunyai hubungan sejarah antara karya sezaman yang mendahuluinya atau setelahnya. Karya sastra, khususnya novel, menampilkan latar belakang sosial budaya masyarakat. Menurut Waluyo (2002: 51) latar belakang yang ditampilkan meliputi tata cara kehidupan, adat istiadat, kebiasaan, sikap, upacara 1

2 adat dan agama, konvensi-konvensi lokal, sopan santun, hubungan kekerabatan dalam masyarakat, dalam cara berpikir, cara memandang sesuatu, dan sebagainya. Latar belakang sosial budaya tersebut menjadi deskripsi permasalahan yang diangkat dalam cerita novel. Novel, merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa fiksi. Sebagai sebuah karya fiksi, novel menawarkan sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang terkadang diidamkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui unsur intrinsiknya, seperti peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dsb, tak terkecuali tema sebagai gagasan dasar dalam sebuah cerita, yang kesemuanya tentu saja juga lebih bersifat imajinatif. Dalam perkembangannya, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Oleh karena itu, pengertian fiksi juga berlaku untuk novel (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2002: 9). Novel sebagai sebuah karya fiksi dibangun oleh dua unsur utama, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan banyak melibatkan berbagai permasalahan yang kompleks dibandingkan dengan cerpen. Sebagai sebuah prosa yang panjang, cerita dalam novel biasanya menawarkan lebih dari satu tema sebagai salah satu unsur pembangunnya, yaitu tema utama (mayor) dan tema tambahan (minor). Hal tersebut sejalan dengan adanya plot utama dan plot tambahan. Peranan sebuah karya sastra sangat beragam, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Sastra, khususnya novel merupakan salah satu media yang dianggap dapat memberikan pelajaran mengenai pendidikan karakter terhadap peserta didik di sekolah-sekolah. Pentingnya memberikan pemahaman mengenai pendidikan karakter kepada setiap peserta didik, menjadi salah satu alasan mengapa pembelajaran sastra diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif yang tepat. Sebuah karya sastra mengandung beragam makna yang dapat dikaji lebih mendalam. Kaitannya dengan hal tersebut, penelitian ini akan membahas mengenai kajian kesusastraan yang dikaitkan dengan nilai pendidikan karakter. Kajian utama dalam penelitian ini mengarah kepada salah satu ilmu bantu yang mempelajari hal-hal sosial dalam sebuah karya sastra, terutama novel, yakni

3 kajian sosiologi sastra. Karya sastra yang menjadi kajian adalah dua novel milik Diyana Millah Islami yang berjudul Yasmin dan Khaddam. Tujuan mengkaji kedua novel tersebut melalui pendekatan sosiologi sastra adalah menemukan fakta-fakta sosial kepengarangan, aspek-aspek sosial dalam karya sastra, serta tanggapan pembaca terhadap kedua novel tersebut. Sosiologi sastra merupakan salah satu pendekatan dalam kajian sastra yang memahami dan menilai karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan (Damono dalam Wiyatmi, 2008: 1). Endraswara (2011: 77-81), mengemukakan bahwa sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Lebih lanjut, Endraswara mengemukakan bahwa sosiologi sastra dapat meneliti sastra sekurang-kurangnya melalui tiga perspektif. Pertama, perspektif teks sastra, artinya peneliti menganalisis teks sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan sebaliknya. Teks biasanya dipotong-potong, diklasifikasikan, dan dijelaskan makna sosiologisnya. Kedua, perspektif biografis, yaitu peneliti menganalisis pengarang. Ketiga, perspektif reseptif, yaitu peneliti menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra. Ada beberapa hal menarik yang melatarbelakangi peneliti ingin mengupas lebih dalam dari sisi sosiologi sastra dan nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Yasmin dan Khaddam. Kedua novel muncul dengan kisah yang menggambarkan kenyataan hidup sosial sebagai latar belakangnya. Fenomena sosial yang terjadi di masyarakat nyata sering diimajinasikan ke dalam kehidupan sosial yang digambarkan dalam sebuah novel. Yasmin dan Khaddam merupakan dua novel yang kaya akan nilai-nilai pendidikan yang dapat menjadi teladan dalam kehidupan. Kedua novel Diyana tersebut, memaparkan dengan jelas nilai pendidikan yang berwujud cinta seorang anak kepada keluarganya, cinta seorang anak kepada ayah ibunya, cinta seorang insan terhadap adik dan kakaknya, dan cinta seorang insan dengan sahabatnya. Novel Yasmin dan Khaddam karya Diyana Millah Islami sarat dengan nilai pendidikan karakter yang berupa religius, jujur, disiplin, kerja keras, bersahabat/

4 komunikatif, dan tanggung jawab. Fakta menarik lainnya juga dapat dikemukakan dari kedua novel jika dikaji menggunakan pendekatan sosiologi sastra seperti yang disampaikan oleh Ian Watt (dalam Endraswara, 2011: 89). Pertama, berkaitan dengan konteks sosial pengarang. Hal ini berhubungan dengan seberapa besar posisi sosial pengarang di dalam lingkungan masyarakat tempatnya hidup, seperti pekerjaan/profesi serta masyarakat seperti apa yang dituju oleh pengarang. Kedua, sastra sebagai cerminan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan sejauh mana sastra dapat menjadi cerminan masyarakat pada saat karya tersebut dibuat, serta sejauh mana sifat pengarang mampu mempengaruhi gambaran masyarakat yang dikisahkannya dalam cerita. Ketiga, fungsi sosial sastra. Hal ini berkaitan dengan sejauh mana sebuah karya sastra dapat berfungsi sebagai perombak dalam kehidupan masyarakat pembaca, apakah hanya sebagai penghibur saja atau dapat berperan lebih. Fakta-fakta kesusastraan tersebut tentu saja dapat dikaitkan dengan nilainilai pendidikan karakter. Suatu karya yang baik, adalah yang langsung memberi didikan kepada pembaca tentang budi pekerti dan nilai-nilai moral (Pradopo, 2011: 94). Berdasarkan pengertian tersebut, tentu sudah wajar bila sastra berhubungan erat dengan pendidikan. Oleh karena itu, melalui novel Yasmin dan Khaddam, pengarang ingin menyampaikan pandangannya tentang kehidupan sosial maupun keagamaan yang dapat memberikan manfaat kepada pembacanya, selain sebagai hiburan tentu saja. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam kedua novel karya Diyana, Yasmin dan Khaddam, sangatlah beragam. Merujuk pada 18 nilai pendidikan karakter yang diuraikan oleh Kemendiknas, yang meliputi nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratif, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Wibowo, 2012: 43-44). Nilai-nilai tersebut tentu saja dapat ditanamkan melalui pembelajaran sastra, salah satunya melalui bacaan novel, seperti Yasmin dan Khaddam yang menjadi kajian dalam penelitian ini.

5 Selain hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini juga akan mencari relevan tidaknya hasil analisis aspek sosiologi sastra dan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Yasmin dan Khaddam dengan pembelajaran sastra di tingkat sekolah menengah atas. Hasil analisis akan dikaitkan dengan silabus pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang digunakan oleh guru SMA. Hal tersebut dilakukan untuk melihat seberapa besar adanya hubungan antara aspek sosiologi sastra dan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Yasmin dan Khaddam dengan materi ajar sastra di SMA. Berdasarkan beberapa pemaparan tersebut, penelitian ini menjadi penting untuk dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan penelitian ini akan membahas secara lebih mendalam tentang aspek sosiologi sastra dan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Yasmin dan Khaddam. Selain itu, penelitian ini juga akan membahas tentang relevansinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Terlebih lagi, penelitian terhadap kedua novel Yasmin dan Khaddam ini belum pernah dilakukan karena terbilang sebagai karya sastra baru sehingga hasil penelitian dapat menjadi acuan. Diyana yang memiliki nama lengkap Diyana Millah Islami merupakan penulis sastra yang memang belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Novel yang diberi judul Yasmin menjadi karya pertamanya dan bersifat lebih ke sastra islami. Disusul oleh novel keduanya, yakni Khaddam, juga masih kental dengan sastra islami seperti novel pertamanya. Meskipun bukan merupakan novel yang berkelanjutan, namun antara Yasmin dan Khaddam memiliki kesamaan karakter cerita, yakni sama-sama berkisah tentang kehidupan di pondok pesantren. Meskipun baru mengeluarkan dua novel, namun sebelum itu, Diyana sudah mendapatkan banyak penghargaan lewat karya-karyanya yang lain, mulai dari cerpen, puisi, hingga akhirnya ia merambah ke novel. Secara garis besar, Yasmin, novel pertama Diyana, berkisah tentang seorang gadis kecil bernama Yasmin yang begitu teguh ingin belajar di pondok pesantren. Keterbatasan biaya dan sulitnya kehidupan keluarganya sempat membuatnya urung untuk mondok. Namun, karena keinginannya yang sangat

6 kuat, serta didukung banyak pihak, akhirnya Yasmin dapat memenuhi mimpinya untuk sekolah dan belajar ilmu agama di sebuah pondok pesantren. Novel kedua Diyana, Khaddam, sedikit berbeda kisahnya. Bila Yasmin menceritakan kegigihan seorang gadis kecil yang ingin belajar ilmu agama di pondok pesantren, Khaddam berkisah tentang para santri yang juga karena adanya keterbatasan biaya, merangkap menjadi seorang khaddam di kediaman kiai pemilik pondok pesantren tempat mereka menimba ilmu. Khaddam adalah seorang santri yang melayani dan mengabdikan diri mereka kepada keluarga kiai pondok pesantren dengan ikhlas. Meskipun begitu, selain mengerjakan pekerjaanpekerjaan tertentu yang diminta oleh keluarga kiai, mereka juga tetap belajar formal dan belajar ilmu agama di pesantren tersebut. Perbedaan novel pertama dan kedua terletak pada proses kreatif pembuatannya. Bila novel Yasmin bersifat fiktif, berbeda dengan novel Khaddam yang diangkat dari kisah nyata meski tetap dibumbui dengan kisah fiktif. Meskipun begitu, pengambilan latar belakang yang berlokasi di sebuah wilayah pelosok di Kabupaten Jember, menegaskan bahwa kedua novel dilakukan melalui riset-riset yang cukup rinci, sehingga alur cerita dapat dinikmati pembaca dengan baik. Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut, maka karya-karya Diyana Millah Islami layak untuk dijadikan sebagai bahan kajian dalam penelitian ini. Alasannya, Diyana telah cukup banyak mendapatkan penghargaan lewat karyakaryanya dalam dunia kepenulisan dan kesusastraan. Selain itu, novel-novel karya Diyana juga menggambarkan bagaimana situasi sosial yang terjadi di sekitar lokasi tempat tinggal masyarakat yang menjadi objek dalam cerita. Diyana dapat menggambarkan bagaimana nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat di Kabupaten Jember yang didominasi oleh suku Jawa dan suku Madura, serta wilayah-wilayah di sekitarnya, dengan apik. Salah satu penelitian kesastraan yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Singer, Ami E (2011) dengan judul A Novel Approach: The Sociology of Literature, Children s Books, and Social Inequality. Penelitian tersebut berisi tentang analisis terhadap pendekatan sebuah novel, yakni

7 pendekatan sosiologi sastra. Penelitian Singer membahas mengenai kelengkapan dalam analisis sebuah sastra dan implikasi dari penggunaan sastra fiksi sebagai sumber data-data sosial. Penelitian tersebut menggunakan data dari novel anakanak yang terbit pada 1930-1980an. Hasil utama penelitian adalah mendeskripsikan mengenai metode-metode pendekatan yang digunakan dalam menganalisis novel anak-anak, khususnya melalui pendekatan sosiologi sastra. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, maka penelitian ini diberi judul Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Karya Diyana Millah Islami serta Relevansinya sebagai Materi Ajar di SMA Islam Jepara. Penelitian ini memiliki keutamaan yang terletak pada kajian yang diangkat, yakni membahas hal-hal tentang latar belakang sosial pengarang dalam penciptaan novel Yasmin dan Khaddam; memaparkan aspek sosial yang ditampilkan dalam novel Yasmin dan Khaddam; memaparkan tanggapan pembaca terhadap novel Yasmin dan Khaddam; menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Yasmin dan Khaddam; serta menjelaskan relevansinya dengan pembelajaran sastra di sekolah menengah atas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah latar belakang sosial budaya pengarang dalam penciptaan novel Yasmin dan Khaddam? 2. Bagaimanakah aspek sosial budaya yang ditampilkan dalam novel Yasmin dan Khaddam? 3. Bagaimanakah tanggapan pembaca terhadap novel Yasmin dan Khaddam karya Diyana Millah Islami? 4. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Yasmin dan Khaddam karya Diyana Millah Islami? 5. Bagaimana relevansi nilai sosiologi sastra dan pendidikan karakter dalam novel karya Diyana Millah Islami sebagai materi ajar di SMA Islam Jepara?

8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan latar belakang sosial budaya pengarang dalam penciptaan novel Yasmin dan Khaddam. 2. Mendeskripsikan dan menjelaskan aspek sosial budaya yang ditampilkan dalam novel Yasmin dan Khaddam. 3. Mendeskripsikan dan menjelaskan tanggapan pembaca terhadap novel Yasmin dan Khaddam karya Diyana Millah Islami. 4. Mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Yasmin dan Khaddam karya Diyana Millah Islami. 5. Mendeskripsikan dan menjelaskan relevansi nilai sosiologi sastra dan pendidikan karakter dalam novel karya Diyana Millah Islami sebagai materi ajar di SMA Islam Jepara. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Secara teori dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang sastra Indonesia serta untuk mengembangkan sebuah teori-teori yang terkait dengan kajian karya sastra secara lebih mendalam. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Tenaga Pendidik Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran sastra. b. Bagi Peserta Didik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan ajar bagi peserta didik dalam memahami nilai pedidikan karakter dan sosiologi sastra, terutama yang terkandung dalam novel Yasmin dan Khaddam karya Diyana Millah Islami untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat.

9 c. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap keilmuan dalam mengapresiasi novel dan memberikan semangat kepada penikmat sastra secara mendalam. Selain itu, melalui penelitian ini pembaca dapat lebih mengetahui dan memperdalam pengetahuan tentang sosiologi sastra dan nilai-nilai pendidikan karakter. Selain itu, bagi pembaca hasil penelitian ini dapat membuka cakrawala pengetahuan tentang sastra, khususnya novel, menginspirasi pembaca untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang sosiologi sastra, dan menambah wawasan tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel. d. Bagi Peneliti yang Lain Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi yang relevan bagi peneliti lain ketika melakukan penelitian ini yang sejenis dan lebih mendalam.