PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

dokumen-dokumen yang mirip
Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS AWAL PENELURAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

Efisiensi penggunaan protein pada puyuh periode produksi yang diberi ransum mengandung tepung daun Kayambang (Salvinia molesta)

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PENGARUH PENAMBAHAN FITASE DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

EFFECT OF ADDITION OF DURIAN SEED MEAL IN FEED TO THE FEED CON- SUMPTION, HEN DAY PRODUCTION AND FEED CONVERSION ON QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Pengaruh pemberian aditif cair buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap performa burung puyuh betina umur hari

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C PADA PAKAN NON KOMERSIAL TERHADAP EFISIENSI PAKAN PUYUH PETELUR

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

Ade Trisna*), Nuraini**)

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

B. W. Utomo, L. D. Mahfudz, E. Suprijatna* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh terhadap Performa Produksi

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

Pengaruh Pemberian Pakan dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Persentase Potongan Karkas dan Massa Protein Daging Ayam Lokal Persilangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) TERHADAP PERFORMANS PUYUH JANTAN UMUR 6 10 MINGGU SKRIPSI. Oleh: PUTRI YUNIARTI

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

Penggunaan Tepung Limbah Kulit Kopi (Coffea arabica L) Dalam Ransum Terhadap Performans Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Javonica) Ahyar ABSTRAK

Performans produksi burung puyuh (Coturnixcoturnix japonica) dengan perlakuan tepung limbah penetasan telur puyuh

Johan Wahyu Utomo, Edhy Sudjarwo dan Adelina Ari Hamiyanti. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang Jawa Timur

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

EFFECT OF ADDITION OF Lactobacillus Plus PROBIOTIC POWDER AS FEED ADDITIVE ON QUAIL PRODUCTION PERFORMANCE ABSTRACT

pkecernaan NUTRIEN DAN PERSENTASE KARKAS PUYUH (Coturnix coturnix japonica) JANTAN YANG DIBERI AMPAS TAHU FERMENTASI DALAM RANSUM BASAL

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO METIONIN DAN LISIN DALAM RANSUM TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS DAN MORTALITAS TELUR BURUNG PUYUH

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

THE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

PENGARUH SUPLEMENTASI BETAIN DALAM RANSUM RENDAH METIONIN TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) Jurusan/Program Studi Peternakan

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

Pengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan Kelinci

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM

HASIL DAN PEMBAHASAN

THE USE OF CASSAVA FERMENTED FLOUR AS A SUBSTITUTE FOR CORN TO FEED CONVERTION RATIO (FCR) AND CALCIUM CONTENT OF SHELL EGG QUAIL

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

Oleh : Gilang Nursandhi*), Achmad Marzuki**) dan Suratno***)

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Teh Tua dalam Ransum terhadap Performan dan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

PEMANFAATAN AMPAS SAGU FERMENTASI DAN NON FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) UMUR 12 MINGGU

PENGGUNAAN CAMPURAN CASSAVA DAN TEPUNG INDIGOFERA SEBAGAI PENGGANTI JAGUNG DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS PUYUH PETELUR PADA UMUR 1 5 MINGGU

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

Transkripsi:

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 1 11 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica) EFFECTS OF FREE CHOICE FEEDING ON THE EGG PRODUCTION PERFORMANCE OF Coturnix coturnix japonica A.A. Zahra, D. Sunarti, dan E. Suprijatna Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pakan kesukaaan puyuh, mengetahui pengaruh keberagaman pakan, serta mengetahui pengaruh pemberian pakan free choice feeding terhadap performans produksi telur burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 - Januari 2012 di Kandang Unggas Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan adalah burung puyuh betina usia 2 minggu sebanyak 216 ekor dengan bobot badan 56,27 g. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, bungkil kelapa, Poultry Meat Meal (PMM). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 9 ulangan yaitu T1 = 2 sumber energi (bekatul, jagung) dan 2 sumber protein (tepung ikan, bungkil kedelai); T2 = 2 sumber energi (bekatul, jagung) dan 3 sumber protein tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa); T3 = 2 sumber energi (bekatul, jagung) dan 4 sumber protein (tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, PMM). Tiap ulangan terdiri dari 8 ekor puyuh yang ditempatkan dalam kandang baterai. Data dianalisis ragam menggunakan uji F pada taraf 5%, dilanjutkan uji Duncan jika ada pengaruh perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puyuh usia 9 minggu menyukai jagung sebagai sumber energi dan pada usia 10-12 minggu lebih menyukai tepung ikan sebagai sumber protein dari pakan yang lain. Perlakuan free choice feeding dengan keragaman sumber protein memberi pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, produksi telur, bobot telur dan konversi pakan. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian pakan bebas pilih dengan bahan pakan dua sumber energi dan protein sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan performa produksi puyuh. Kata Kunci : Burung puyuh betina (Coturnix coturnix japonica), Produksi telur, pakan bebas pilih (Free choice feeding).

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 2 ABSTRACT This study aims to determine the feed preference of quail, determine the effect of feeding diversity, and determine the effect of feeding free choice feeding on egg production performance of quail (Coturnix coturnix japonica). The research was conducted in October 2011 - January 2012 at the Poultry Cage of Animal Husbandry Faculty Diponegoro University, Semarang. The material used are 216 heads of female quail age 2 weeks 56.27 g. Feedstuffs used in this study are corn, rice bran, soybean meal, fish meal, coconut meal, Poultry Meat Meal (PMM). Experimental design used was completely randomized design (CRD) with 3 replications and 9 treatments. T1 = 2 energy sources (rice bran, corn) and 2 protein sources (fish meal, soybean meal), T2 = 2 energy sources (rice bran, corn) and 3 sources of protein fish meal, soybean meal, coconut cake), T3 = 2 energy sources (rice bran, corn) and 4 protein sources (fish meal, soybean meal, coconut cake, PMM). Each replication consists of 8 heads of quail placed in battery cages. Data were analyzed using a variety of test F at the level of 5%, followed by Duncan test if there is significant effect of the treatment. Results showed that quail age 9 weeks like corn as an energy source and at the age of 10-12 weeks prefers fish meal as a protein source of feed to another. Treatment of free choice feeding with a diversity of sources of protein do not influence significantly (P> 0.05) on feed intake, egg production, egg weight and feed conversion. The conclusion of this study is free choice feeding which is consist of two energy sources and two protein sources is sufficient to meet the needs of the production performance of female quail.. Key words : Japanese quail (Coturnix coturnix japonica), free choice feeding, performans production PENDAHULUAN Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan puyuh yang dikenal sebagai puyuh penghasil telur. Nilai gizi telur puyuh tidak kalah dibanding dengan unggas yang lain, sehingga menambah sumber protein hewani. Banyak cara yang telah dilakukan untuk meningkatkan produksi burung puyuh. Usaha tersebut diantaranya dengan perbaikan pakan yang diberikan, yaitu dengan pola pemberian pakan yang dapat memenuhi kebutuhan ternak.

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 3 Umumnya pakan puyuh merupakan pakan konsentrat yang telah diformulasikan sesuaikan dengan kebutuhannya dan siap untuk dikonsumsi. Ransum tersebut terdiri dari dua macam bahan pakan atau lebih yang telah disusun untuk memenuhi kebutuhan ternak selama 24 jam. Sehingga dengan penyediaan pakan yang telah diransum tidak dapat terketahui pakan kesukaan puyuh dan kebutuhan puyuh yang sebenarnya. Pemeliharaan dengan metode pemberian pakan secara free choice feeding menurut Emmans (1978), dengan pemberian pakan secara bebas pilih pada ayam petelur dapat memberikan kesempatan yang lebih besar dalam menentukan nutrient yang diperlukan bagi kebutuhan fisiologisnya. Sejauh ini pemberian pakan bebas pilih (free choice feeding) pada burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) belum banyak dikaji, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kesukaan dan kebutuhan puyuh yang sebenarnya serta bagaimana pengaruh pemberian pakan bebas pilih (free choice feeding) terhadap performa produksi telur burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). MATERI DAN METODE Penelitian ini menggunakan 216 ekor burung puyuh betina umur 2 minggu dengan rata-rata 56,27 g/ ekor. Ditempatkan dalam kandang baterai ukuran 60 x 30 x 30 cm 3 terdiri dari 27 unit. Tempat pakan ditempatkan di depan kandang dan setiap satu bahan pakan ditempatkan pada satu tempat pakan sehingga setiap puyuh dapat mengakses keempat jenis bahan pakan dengan mudah. Pemeliharaan dilakukan selama 70 hari (10 minggu). Puyuh dipelihara dan diberi pakan secara

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 4 ad libitum 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Air minum diberikan secara ad libitum. Terdapat enam jenis bahan pakan yang meliputi bekatul, jagung giling, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, Poultry Meat Meal (PMM), Bahan pakan berupa bekatul, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, PMM dibuat dalam bentuk crumble agar tidak jauh berbeda dengan bentuk jagung yang berbentuk butiran. Perlakuan yang diberikan selama penelitian adalah T1 : 2 sumber energi (bekatul, jagung) dan 2 sumber protein (tepung ikan, bungkil kedelai), T2 : 2 sumber energi (bekatul, jagung) dan 2 sumber protein (tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa), T3 : 2 sumber energi (bekatul, jagung) dan 2 sumber protein (tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, PMM). Tabel 3. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan dalam Kering Udara Bahan Pakan EM PK Air Abu LK SK -- (kkal/ kg) -- ----------------------- (%) ------------------------ Jagung 3.370* 7,36 16,81 0,97 2,83 4,18 Bekatul 2.860* 10,55 11,45 12,72 14,07 28,13 Bungkil Kedelai 2.240* 44,15 12,43 6,38 2,43 2,27 Bungkil Kelapa 2.212* 20,23 8,03 6,28 10,28 36,19 Poultry Meat Meal 2.679** 50,41 8,89 18,96 7,02 6,37 Tepung Ikan 2.955* 60,67 4,72 15,58 8,20 6,03 EM * : berdasarkan Tabel Scott et al. (1982) dalam Wahju (2004). EM ** : berdasarkan label produk (2011). Parameter pengamatan meliputi konsumsi pakan, produksi telur, bobot telur, konversi pakan serta data lain yang mendukung dalam penelitian. Konsumsi pakan dihitung dengan cara mengurangi jumlah ransum yang diberikan dengan

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 5 sisa ransum selama satu hari, produksi telur dihitung dengan cara mencatat jumlah telur puyuh selama satu hari dibagi jumlah ternak selama satu hari, bobot telur diperoleh denagan cara menimbang bobot telur setiap hari dengan timbangan digital, konversi pakan Konversi pakan dihitung berdasarkan perbandingan konsumsi pakan dengan bobot telur yang dihasilkan selama satu hari. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 9 ulangan, per unit diisi 8 ekor puyuh. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (uji F pada taraf uji 5%), apabila pada hasil analisis ragam terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan Uji Wilayah Ganda Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian pakan bebas pilih terhadap performa produksi meliputi konsumsi pakan, produksi telur, konversi pakan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rerata Performa Produksi burung puyuh Umur 9-12 MInggu Parameter Perlakuan T1 T2 T3 Konsumsi pakan (g/ hari/ ekor) 18,06 18,92 20,18 Produksi Telur (%) 18 14 22 Bobot Telur (g/ butir) 9,76 9,58 9,66 Konversi Pakan 1,98 2,05 2,29 Konsumsi Pakan Tabel 2 menunjukkan rerata konsumsi pakan puyuh umur 9 12 minggu berkisar antara 20,18 18,06 g per hari. Konsumsi pakan berdasarkan hasil penelitian cukup. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Listiyowati dan

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 6 Roospitasari (2005), bahwa konsumsi pakan umur 6 minggu 17 19 g/ ekor/ hari. Djulardi (1995), menambahkan bahwa konsumsi pakan burung puyuh lebih dari 6 minggu sebanyak 21 g/ ekor/ hari. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa secara rerata pemberian pakan secara free choice feeding dengan keragaman sumber protein tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan burung puyuh perlakuan (T1) 2 sumber energi 2 protein, (T2) 2 sumber energi 3 protein dan (T3) 2 sumber energi 4 protein. Konsumsi pakan yang tidak berbeda menunjukkan bahwa konsumsi energi pada masing masing kelompok puyuh tidak berbeda antara puyuh yang diberi pakan dengan bahan pakan empat sumber protein dengan yang diberi pakan tiga dan dua sumber protein. Sesuai pendapat Scott et al. (1982) yang disitasi Suprijatna (2009), yang menyatakan bahwa hakekatnya unggas mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energi. Menurut pendapat Anggorodi (1995), bahwa konsumsi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: umur, palatabilitas ransum, energi ransum, tingkat produksi, kuantitas dan kualitas ransum. Tabel 3. Konsumsi Bahan Pakan Selama 4 Minggu Perlakuan T1 Perlakuan T2 Perlakuan T3 Pakan Umur (Minggu) Umur (Minggu) Umur (Minggu) 9 10 11 12 9 10 11 12 9 10 11 12 -------------------------------------- % ------------------------------------- Jagung 43 24 4 25 40 24 3 24 39 24 3 18 Bekatul 10 17 20 24 9 12 17 23 8 12 15 13 T. Ikan 35 41 52 34 30 40 43 30 26 31 40 33 B. Kedelai 12 18 24 17 12 14 20 15 11 12 19 16 B. Kelapa - - - - 9 10 17 8 7 9 8 9 PMM - - - - - - - - 11 12 13 12

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 7 Berdasarkan (Tabel 3) dapat diketahui bahwa pada umur yang sama keragaman bahan pakan antara perlakuan (T1) 2 sumber energi 2 protein, (T2) 2 sumber energi 3 protein dan (T3) 2 sumber energi 4 protein tidak merubah konsistensi kesukaan suatu bahan pakan, namun kesukaan terhadap bahan pakan berubah seiring pertambahan umur. Puyuh umur 9 minggu lebih menyukai jagung dari pakan yang lain dan pada umur 10-12 minggu lebih menyukai tepung ikan, yang paling tidak disukai adalah bungkil kelapa karena serat kasarnya yang tinggi. Sedang pakan yang lain memiliki tingkat kesukaan yang berubah ubah sebagai penyeimbang untuk memenuhi kebutuhan zat - zat makanan. Tabel 3. Konsumsi Energi dan Protein Parameter Perlakuan T1 T2 T3 Konsumsi energi (kkal/ ekor/ hari) 49,74 50,92 54,6 Konsumsi protein (g/ hari) 5,81 b 5,80 b 6,78 a Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan konsumsi energi burung puyuh umur 9-12 minggu berkisar antara 49,74 54,61 kkal/ ekor/ hard an konsumsi protein berkisar 6,78 5,80 g/ ekor/ hari. Menurut Widjastuti dan Kartasudjana (2006) sebesar konsumsi energi 50,55 kkal/ ekor/ hari dan konsumsi protein sebesar 3,49 g/ ekor/ hari telah cukup untuk memenuhi hidup pokok, pertumbuhan dan produksi telur. Berdasarkan hasil analisis statistik dapat diketahui bahwa secara rerata perlakuan (T1) 2 sumber energi 2 protein, (T2) 2 sumber energi 3 protein dan (T3) 2 sumber energi 4 protein tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi energi, sedangkan konsumsi protein terdapat pengaruh nyata (P<0,05)

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 8 keragaman pakan terhadap konsumsi protein, hasil menunjukkan perlakuan (T1) 2 sumber energi 2 protein tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan (T2) 2 sumber energi 3 protein. Perlakuan (T1) dan (T2) berbeda nyata (P>0,05) dengan (T3), dimana (T3) dengan 2 sumber energi 4 protein nyata (P>0,05) memberi pengaruh yang lebih baik dari perlakuan yang lain. Produksi Telur Rerata produksi telur burung puyuh umur 9 12 minggu berkisar antara 14 22%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produksi telur rendah. Menurut Anggorodi (1995), bahwa kemampuan berproduksi puyuh akan dicapai pada umur 5 bulan dengan presentase bertelur rata-rata 76%. Produksi telur pada penilitian ini secara presentasi produksi telur rendah. Hal tersebut dapat disebabkan prefensi pakan, puyuh lebih menyukai tepung ikan sumber protein, sehingga konsumsi protein tinggi dan mengakibatkan konsumsi protein kurang efisien dan dinilai kurang efektif. Hal tersebut dikarenakan metabolisme protein untuk membentuk energi juga membutuhkan banyak energi, sehingga energi banyak terpakai untuk membentuk energi, apalagi didukung dengan suhu yang cukup tinggi mengakibatkan produksi menjadi kurang efisien. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wahju (2004), menyatakan bahwa penggunaan energi yang maksimum untuk tujuan tujuan produksi dapat dicapai apabila ransum mengandung asam amino dan zat lainnya yang seimbang. Dalam penelitian Widjastuti dan Kartasudjana, (2006) menerangakan bahwa rendahnya konsumsi energi pada unggas yang sedang produksi dapat mengakibatkan penurunan produksi.

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 9 Bobot Telur Berdasarkan (Tabel 2) dapat dilihat bahwa rerata bobot telur puyuh berkisar antara 9,58 9,76 g/ butir. Hal tersebut menunjukkan bahwa bobot telur burung puyuh pada perlakuan free choice feeding dengan keragaman sumber protein sesuai dengan bobot telur puyuh yang diberi pakan ransum. Menurut Sihombing et al. (2006) bobot telur puyuh berkisar antara 7,93 9,78 g/ butir. Berdasarkan hasil statistik dapat dilihat bahwa secara rerata adanya perlakuan keragaman sumber protein tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot telur, Hal tersebut dapat dikarenakan tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap konsumsi pakan sehingga mempengaruhi bobot telur. Menurut pendapat Listyowati dan Roospitasari (2005), menyatakan bahwa jenis pakan, jumlah pakan, lingkungan kandang serta kualitas pakan sangat mempengaruhi bobot telur yang dihasilkan. Konversi Pakan Tabel 2 menunjukkan konversi pakan puyuh umur 9 12 minggu. Berdasar tabel tersebut dapat diketahui konversi pakan berkisar antara 1,98 2,29. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa tingkat penggunaan ransum cukup efisien dikarenakan pakan yang digunakan untuk menghasilkan tiap satuan produksi rendah. Berdasarkan hasil penelitian Hazim et al. (2010), bahwa konversi ransum idealnya adalah yaitu 3,67 4,71. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa secara rerata pemberian pakan secara free choice feeding dengan keragaman sumber protein tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap koversi pakan

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 10 burung puyuh. Hal tersebut dapat disebabkan karena tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap bobot telur, yang mempengaruhi konversi pakan. Menurut Tillman dan Hartadi (1991), bahwa konversi ransum merupakan banyaknya ransum yang dikonsumsi untuk memproduksi tiap satuan produksi yang dihasilkan. Menurut pendapat Campbell (1984), bahwa angka konversi ransum menunjukkan tingkat penggunaan ransum dimana jika angka konversi semakin kecil maka penggunaan ransum semakin efisien dan sebaliknya jika angka konversi besar maka penggunaan ransum tidak efisien. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesukaan puyuh pada umur 9 minggu lebih menyukai jagung sebagai sumber energi dan umur 10-12 minggu puyuh lebih menyukai tepung ikan sebagai sumber protein. Sistem pemberian pakan secara free choice feeding dengan keragaman sumber protein tidak mempengaruhi konsumsi pakan, bobot telur, maupun konversi pakan. Pemberian pakan puyuh dengan bahan pakan dua sumber energi dan dua sumber protein telah cukup untuk memenuhi kebutuhan puyuh. Pemberian pakan pada burung puyuh sebaiknya dihindari menggunakan bahan pakan yang terlalu beragam, cukup menggunakan 2 sumber energi dan 2 sumber protein. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, H.R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta. Campbell, W. 1984. Principles of Fermentation Technology. Pergaman Press, New York.

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 11 Djulardi, A., H. Muis dan S.A. Latif. 2006. Nutrisi Aneka Satwa Ternak Harapan. Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang. Emmans, G.C. 1978. Free choice feeding of laying poultry in recent advences in animal nutrition. Pp : 31-39 (W Haresign and D Lewis eds). Butterworths London. Hazim J., Al-Daraji, H.A. Al-Mashadani, W.K. Al Wahyani, H.A. Mirza and A.S. Al-Hasani. 2010. Effect of dietary suplementation with different oil on productive and reproductive performance of quail. International J. Poult. Sci. 9 (5): 429-435. Listyowati, E. dan Roospitasari, K. 2005. Puyuh, Tata Laksana Budi Daya Secara Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta. Sihombing, G., Avivah dan S. Prastowo. 2006. Pengaruh penambahan zeolit dalam ransum terhadap kualitas telur burung puyuh. J. Indon. Trop. Anim. Agic. 31: 15-19. Suprijatna, E., D. Sunarti, L. J. Mahfudz dan U. Ni mah. 2009. Efisiensi penggunaan protein untuk produksi telur pada puyuh akibat pemberian ransum protein rendah yang disuplementasi lisin sintesis. Seminar Nasional kebangkitan peternakan, Semarang. Tilman, A dan H. Hartadi. Ilmu Makanan Ternak Dasar. 1991. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Wahju, J. 2004. Cetakan ke-5. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Widjastuti, T. dan R. Kartasudjana. 2006. Pengaruh pembatasan ransum dan implikasinya terhadap performa puyuh petelur Pada fase produksi pertama. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung. J.Indon.Trop.Anim.Agic. 31 (3) September 2006