Pengaruh Komunikasi Kepala Desa Tehadap Kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Patimah. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

Pengaruh Pembinaan Oleh Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Lana Maulana ABSTRAK

PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI DESA ANDAPRAJA KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS ROSE SITI BADRIAH ABSTRAK

SKRIPSI. Oleh: Gustina Purba

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH

PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PASAR BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

SKRIPSI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Oleh : YULI ANDARI NPM :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai sampel Dinas

PENGARUH KONFLIK DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP TINGKAT STRES PEGAWAI (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Sindang Kabupaten Indramayu Tahun 2013)

PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL OLEH LURAH TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KELURAHAN CIAMIS KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS EMPIF FITRIANINGSIH

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN. Yeni Yuliana HOA113004

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

KATA PENGANTAR. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pelayanan Publik Pada Badan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel yang akan dianalisis dan dibahas terdiri dari satu variabel bebas yakni Gaya

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

PENGARUH PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. ( Studi Pada Call Center PT. Telkomsel Medan) SKRIPSI

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT PARU PROVINSI JAWA BARAT DI KABUPATEN CIREBON

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. ORGANIK AGRO SYSTEM (OASIS) BANDAR LAMPUNG. Oleh Rina Milyati Yuniastuti.

Peranan Kepala Desa Dan Implikasinya Dalam Meningkatkan Etos Kerja Perangkat Desa di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiiii. DAFTAR LAMPIRAN... xivi. 1.1 Latar Belakang...

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

ARTIKEL. Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai. di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA APARAT KELURAHAN MOTOBOI BESAR. Oleh : Sitty Hardiyanti Korompot. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ETOS KERJA PEGAWAI DI KELURAHAN MALEBER KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS AZIS MUHAMAD FAUZI ABSTRAK

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surakhmad (2001:139), metode deskriptif adalah ditujukan

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2005 : 11),

Kata Kunci: Disiplin Kerja, Kinerja Karyawan. Gorontalo. 3 Drs. Rusli Isa, M.Si. Dosen Manajemen. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI KANTOR CAMAT SAJAD KABUPATEN SAMBAS

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

PENGARUH PENGAWASAN PEMIMPIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN BABAKAN MADANG KABUPATEN BOGOR

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KONFLIK TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PADA PT X

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUMBEREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kita berada pada abad ke 21, tantangan yang kita hadapi

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, JL. Terusan Jenderal Sudirman PO BOX 148 Cimahi Jawa Barat. 1,2

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU BK (KONSELOR) DENGAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 3 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kepemimpinan Situasional Pemimpin Redaksi Bidang Pemberitaan LPP RRI

ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH :

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (Suatu Penelitian di SMA Negeri I Tibawa)

BAB III METODE PENELITIAN. pegawai berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada Kantor Camat Patilanggio

PENGARUH ABSENSI ELEKTRONIK BIOMETRIKS (HAND GEOMETRY) TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR REGIONAL VI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA MEDAN SKRIPSI

Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Susu Aneka Rasa Mommy Cow Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI TERHADAP BUDAYA ORGANISASI (Studi Kasus di UPTD Peralatan dan Perbengkelan Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu)

Transkripsi:

Pengaruh Komunikasi Kepala Desa Tehadap Kinerja Aparat Desa di Desa Ciamis Patimah Abstrak Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, terlihat bahwa kinerja Aparat Desa di Desa Ciamis masih belum maksimal, Hal tersebut terlihat dari masih kurangnya kesadaran pegawai akan pentingnya peraturan atau tata tertib desa untuk dijadikan pedoman dalam bekerja, pegawai dianggap kurang kreatif dan kurang cepat tanggap terhadap tugas yang diberikan dalam bentuk memo atau tugas yang diberikan dalam bentuk tulisan, masih adanya Aparat Desa yang belum bisa mengoprasikan komputer dan peralatan kantor lainnya. Hal tersebut diduga karena Komunikasi Kepala Desa di Desa Ciamis kurang tegas, seperti kurangnya pimpinan memberikan sanksi yang tegas terhadap pegawai yang melanggar aturan yang telah ditentukan. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode asosiatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang meliputi : observasi non partisipan, wawancara terstruktur, dan angket tertutup. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di Desa Ciamis yang berjumlah 11 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah sampling jenih/sensus, dengan demikian sampel dalam penelitian ini berjumlah 11 orang dimana pengumpulan data dilakukan dengan pengisian angket dan wawancara kepada Kepala Desa. Dari hasil penelitian di Desa Baregbeg kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis diperoleh hasilsebagai berikut : 1) efektivitas komunikasi Kepala Desa di Desa Ciamis dapat dikatakan cukup. Hal ini dibuktikan dari hasilpenyebaran angket yang diberikaan kepada 10 orang responden diperoleh total skor sebesar 332 dengan nilai rata-rata 33,20 yang termasuk kategori cukup, dan apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 66,40% yang termasuk pada kategori cukup. Artinya Komunikasi Kepala Desa di Desa Ciamis sudah cukup sesuai dengan teknik komunikasi menurut Effendi (2010:08). 2) Kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sudah cukup. Hal ini dibuktikan dari hasil penyebaran angket yang diberikan kepada 10 orang responden diperoleh total skor sebesar 289 dengan nilai rata-rata 36,10 yang termasuk kategori cukup, dan apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 72,20% yang termasuk pada kategori cukup. Artinya kinerja Aparat Desa di Desa Ciamis sudah termasuk cukup sesuai dengan aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2007:18). 3) Terdapat pengaruh yang positif antara komunikasi Kepala Desa terhadap kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 65,50% yang termasuk dalam kategori pengaruhnya kuat. Artinya komunikasi Kepala Desa berpengaruh terhadap kinerja Aparat Desa sebesar 65,50% sedangkan sisanya sebesar 34,50% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti adanya peraturan atau tata tertib yang tertera di papan informasi desa, dan pemberian tugas diberikan dalam bentuk memo apabila Kepala Desa tidak bisa bertatap muka secara langsung. Kata Kunci : Komunikasi, Kinerja Pegawai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berjalannya roda pemerintahan, sangat ditunjang oleh kinerja aparat atau pegawainya. Disamping prestasi, kinerja aparat dapat diukur dengan manfaat dan dampak hasil pekerjaan dalam masyarakat, pada pemberian pelayanan maupun dari kegiatan pengelolaan kebijakan yang harus dilakukan pemerintah. Hal ini berkaitan dengan pelayanan publik, akuntabilitas dan kredibilitas jajaran aparatur pemerintah. Masalah pelayanan terhadap masyarakat di Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis memerlukan perhatian yang sangat serius, sehingga dituntut adanya aparat yang memiliki kinerja tinggi untuk memberikan pelayanan yang lebih meningkat dan lebih lagi supaya menghasilkan pelayanan kerja yang maksimal. Dari survey awal peneliti di Desa Ciamis, menunjukan bahwa kinerja pegawai belum sesuai harapan, hal ini terlihat di indikator : Kerjasama pegawai masih rendah, Tanggung jawab pegawai masih rendah, Hasil pekerjaan tidak tepat waktu. Penulis menduga lemahnya tingkat kinerja pegawai disebabkan belum optimalnya komunikasi antara Kepala Desa dan Aparat Desa 300

dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan, hal itu terlihat dari beberapa indikasi : 1. Pemimpin tidak responsif. 2. Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan bawahan. 3. Pemimpin tidak memberlakukan sanksisecara tegas dan efektif terhadap bawahan yang melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana komunikasi Kepala Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis? 2. Bagaimana kinerja Aparat Desa di Desa Ciamis? 3. Bagaimana pengaruh komunikasi Kepala Desa terhadap kinerja Aparat Desa di Desa Ciamis? 4. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti adalah : 1. Untuk mengetahui Komunikasi Kepala Desa Di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. 2. Untuk mengetahui kinerja aparat desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. 3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi Kepala Desa terhadap kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. 1.4. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.4.1 Kerangka Pemikiran Pegawai merupakan unsur yang terpenting dalam aktivitas kantor, dimana kinerja pegawai memegang peranan penting yaitu sebagai penggerak jalannya roda suatu organisasi. Oleh karena itu agar pegawai mempunyai kemampuan dalam bekerja, dan memiliki kinerja yang, maka langkah awal untuk menuju ke sana perlu adanya komunikasi yang dari pimpinan. Menurut Effendi (2010:8), pada umumnya teknik komunikasi yang bisa dilakukan ada tiga macam, yakni: 1. Komunikasi informatif adalah proses menyampaikan pesan yang sifatnya pemberitahuan oleh seseorang kepada orang lain. Komunikasi ini bisa dilakukan secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui memo, papan tulis, dan media massa. 2. Komunikasi persuasive adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara membujuk sehingga si penerima pesan dengan kesadaran sendiri bersedia melakukan kegiatan tertentu. Karena komunikasi persuasif ini bertujuanmengubah tingkahlaku orang lain agar melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, komunikasi persuasive ini dilakukan secara langsung. 3. Komunikasi koersif/instruksi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara mengandung paksaan agar si penerima pesan melakukan tindakan atau kegiatan tertentu. Jadi, teknik komunikasi ini mengandung sanksi yang apabila tidak dilaksanakan oleh si penerima pesan, ia akan menanggung akibatnya. Komunikasi ini dilakukan dalam bentuk peraturan, instruksi, keputusan, dan lain-lain yang sifatnya imperative, yang artinya mengandung keharusan dan kewajiban untuk ditaati. Adapun aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2007 : 18) terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. 1. Aspek kuantitatif meliputi : a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan. b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekejaan. c. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja. 2. Aspek kualitatif meliputi : a. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan. b. Tingkat kemampuan dalam bekerja. c. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan. d. Kemampuan mengevakuasi (keluhan/keberatan konsumen). Keterkaitan antara komunikasi Kepala Desa dengan kinerja Aparat Desa, menurut Sedarmayanti (2008:377) terdapat beberapa aspek yang digunakan untuk mengukur kinerja antara lain : prilaku yaitu sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada dirinya dan dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Selanjutnya Siagian (1997:137) Terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan prestasi kerja dan kinerja antara lain komunikasi. Dari pendapat ahli tersebut dapat dikatakan bahwa 301

komunikasi pimpinan berkaitan erat dengan kinerja pegawai. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, penulis merumuskan suatu kerangka pemikiran: 1. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan dimaksud dapat dipahami.semangat kerja adalah melakukan pekerjaan dengan giat sehingga pekerjaan dilaksanakan lebih cepat dan lebih. 2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. 3. Keterkaitan antara komunikasi dan kinerja sangat erat sekali kaitannya, karena majunya suatu organisasi tergantung bagaimana cara komunikasi yang terjadi dilingkungan organisasi itu sendiri. 1.4.2 Hipotesis Untuk memberikan jawaban sementara terhadap permasalahan dalam penelitian, yang kebenarannya akan dibuktikan dan diuji melalui pengujian dan analisa data yang diperoleh kemudian, maka diperlukan adanya hipotesis. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah Terdapat Pengaruh Positif Komunikasi Kepala Desa Terhadap Kinerja Aparat Desa di Desa Ciamis. II. METODE PENELITIAN 2.1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif/hubungan karena merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. 2.2. Populasi Penelitian Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Desa dan pegawai di Desa Ciamis sebanyak 10 orang. 2.3. Teknik Pengambilan Sampel Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan teknik nonprobability sampling atau sampling jenuh. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Desa dan pegawai desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis yaitu sebanyak 10 orang. 2.4. Teknik Pengumpulan Data Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari bahanbahan literatur atau sumber-sumber bacaan yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti. 2. Studi Lapangan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, melalui kegiatan : a. Angket, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran sejumlah daftar pertanyaan kepada responden, kemudian responden tersebut memberikan jawabannya dengan cara memilih jawaban yang telah tersedia. b. Observasi, yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. c. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan unsur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. III. LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Tentang Komunikasi Menurut Effendi (2010:8), pada umumnya teknik komunikasi yang bisa dilakukan ada tiga macam, yakni: 1. Komunikasi informatif adalah proses menyampaikan pesan yang sifatnya pemberitahuan oleh seseorang kepada orang lain. Komunikasi ini bisa dilakukan secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui memo, papan tulis, dan media massa. 2. Komunikasi persuasive adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara membujuk sehingga si penerima pesan dengan kesadaran sendiri bersedia melakukan kegiatan tertentu. Karena komunikasi persuasif ini bertujuanmengubah tingkahlaku orang lain agar melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, komunikasi persuasive ini dilakukan secara langsung. 3. Komunikasi koersif/instruksi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara mengandung paksaan agar si penerima pesan melakukan tindakan atau kegiatan tertentu. Jadi, teknik komunikasi ini mengandung sanksi yang apabila tidak dilaksanakan oleh si penerima 302

pesan, ia akan menanggung akibatnya. Komunikasi ini dilakukan dalam bentuk peraturan, instruksi, keputusan, dan lain-lain yang sifatnya imperative, yang artinya mengandung keharusan dan kewajiban untuk ditaati. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi. Sub variabel dalam penelitian ini adalah Tekhnik komunikasi dalam kehidupan organisasi menurut Effendi (2010:314) yang meliputi : a. Komunikasi Informatif, dengan indikator : 1. Adanya Peraturan atau tata tertib yang tertera di papan informasi desa 2. Pemberian tugas diberikan dalam bentuk memo apabila kepala desa tidak bisa bertatap muka secara langsung 3. Komunikasi secara lisan harus berjalan agar intruksi-intruksi dapat lebih jelas lagi. b. Komunikasi Persuasive, dengan indikator : 1. Kepala desa aktif dalam memberikan peran berupa ide, saran, agar terciptanya suasana kerja yang 2. Kepala desa bersikap ramah terhadap bawahan agar terjalin suasana akrab/tidak kaku 3. Terjalinnya silaturahmi yang antar kepala desa dengan bawahan c. Komunikasi Koersif/instruksi, dengan indikator : 1. Adanya keharusan melaksanakan intruksi dengan 2. Pengambilan keputusan yang tepat 3. Adanya peraturan yang jelas bagi aparat pemerintahan desa 4. Terdapat sanksi yang tegas apabila ada peraturan yang dilanggar c. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan d. Kemampuan mengevakuasi (keluhan/keberatan konsumen). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai. Sub variabel dalam penelitian ini adalah Aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2007:19), yang meliputi : a. Aspek kuantitatif, dengan indikator : 1. Pegawai bekerja sesuai dengan SOP yang telah ditentukan dan sesuai dengan rencana kerja yang harus dicapai RKJP, RKJM, dan rencana kerja jangka tahunan. 2. Menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu 3. Teliti dalam melaksanakan pekerjaan 4. Aparat Desa memberikan pelayanan meliputi pelayanan kependudukan, kepengurusan nikah, talak, cerai, dan rujuk, legalisir surat keterangan, perizinan. d. Aspek kualitatif, dengan indikator : 1. Pegawai bekeja dengan sigap dan tepat 2. Menguasai setiap bidang pekerjaan yang dikerjakannya. 3. Setiap pegawai desa mampu mengoperasikan komputer atau peralatan yang lainnya. 4. Mampu membantu dan menyelesaikan setiap keluhan dari masyarakat. 3.2. Tinjauan Tentang Kinerja Pegawai Adapun aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2007 : 18) terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. 1. Aspek kuantitatif meliputi : a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan. b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekejaan. c. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja. 2. Aspek kualitatif meliputi : a. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan. b. Tingkat kemampuan dalam bekerja. 303

REKAPITULASI HASIL JAWABAN RESPONDEN UNTUK VARIABEL X KOMUNIKASI KEPALA DESA DI DESA BAREGBEG KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS No Uraian Skor Kategori Persentase Kategori 1. Adanya peraturan atau tata tertib yang tertera di papan informasi desa 25 Kurang 50,00% Kurang Pemberian tugas diberikan dalam bentuk 2. memo apabila Kepala Desa tidak bisa 26 Kurang 52,00% Kurang bertatap muka secara langsung 3. Komunikasi secara lisan harus berjalan agar intruksi-intruksi dapat lebih jelas lagi 37 Baik 74,00% 4. Kepala Desa aktif dalam memberikan peran berupa ide, saran agar terciptanya suasana 35 Baik 70,00% kerja yang 5. Kepala Desa bersikap ramah terhadap bawahan agar terjalin suasana akrab/tidak 37 Baik 74,00% kaku 6. Terjalinnya silaturahmi yang antara Kepala Desa dengan bawahan 36 Baik 72,00% 7. Adanya keharusan melakukan intruksi dengan 38 Baik 76,00% Baik 8. Pengambilan keputusan yang tepat 31 62,00% 9. Adanya peraturan yang jelas bagi aparat pemerintahan desa 37 Baik 74,00% 10. Terdapat sanksi yang tegas apabila ada peraturan yang dilanggar 30 60,00% Jumlah 332 Baik 664,00% Rata-rata 33,20% 66,40% Baik Berdasarkan perhitungan rata-rata skor jawaban angket sebesar 33,20% yang menunjukan pada kategoti cukup, apabila dipersentasekan mencapai nilai sebesar 66,40% termasuk pada kategori cukup. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa efektivitas komunikasi Kepala Desa di Desa Ciamis sudah termasuk cukup, sesuai dengan teori teknik komunikasi menurut Effendi ( 2010 : 8 ). 3.3. Hasil Jawaban Responden Terhadap Indikator Kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. REKAPITULASI HASIL JAWABAN RESPONDEN UNTUK VARIBEL Y KINERJA APARAT DESA DI DESA BAREGBEG KECAMATAN BAREGBEG KAB. CIAMIS No Uraian Skor Kategori Persentase Kategori 1. Pegawai bekerja sesuai dengan SOP yang telah ditentukan dan sesuai dengan rencana kerja yang harus dicapai RKJP, RKJM, dan rencana kerja jangka tahunan. 39 Baik 78,00% Baik 2. Menyelesaikan pekerjaan dengan tepat 36 Baik 72,00% waktu 3. Teliti dalam melaksanakan pekerjaan 39 Baik 78,00% Baik Aparat Desa memberikan pelayanan 4. meliputi pelayanan kependudukan, kepengurusan nikah, talak, cerai, dan rujuk, legalisir surat keterangan, perizinan 40 Baik 80,00% Baik 5. Pegawai bekerja dengan sigap dan tepat 37 Baik 74,00% 6. Menguasi setiap bidang pekerjaan yang 36 Baik 72,00% dikerjakan 304

7. 8. Setiap pegawai desa mampu mengoperasikan komputer atau peralatan 29 yang lainnya Mampu membantu dan menyelesaikan setiap keluhan dari masyarakat 33 Jumlah 289 58,00% 66,00% 578 Rata-rata 36,13% Baik 72,25% Baik Berdasarkan perhitungan rata-rata skor jawaban angket sebesar 36,13 yang menunjukan pada kategori cukup, apabila dipersentasekan mencapai nilai sebesar 72,25 % termasuk pada kategori cukup. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa kinerja pegawai di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sudah cukup sesuai dengan aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara ( 2007:18 ). Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi product moment ( r ) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.809. Selanjutnya, untuk memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan komunikasi Kepala Desa (X) Terhadap Kinerja Aparat Desa (Y) di Desa Ciamis, dari tabel koefisien korelasi sebesar 0.809 termasuk pada tingkat hubungan yang sangat kuat. Artinya terdapat hubungan yang sangat kuat antara komunikasi Kepala Desa dengan kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi diperoleh koefisien determinasi sebesar 65,50% artinya komunikasi Kepala Desa berpengaruh terhadap kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Keamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sebesar 65,50 % sedangkan sisanya 34,50 % adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teramati dalam penelitian ini seperti adanya peraturan atau tata tertib yang tertera di papan informasi desa, dan pemberian tugas diberikan dalam bentuk memo apabila Kepala Desa tidak bisa bertatap muka secara langsung. Selanjutnya untuk menguji hipotesis apakah ditolak atau diterima, maka dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Untuk mencari t tabel dengan tingkat keyakinan 95% dengan = 0,05 dan untuk N = 10 maka diperoleh t tabel sebesar 2,228. Karena t hitung sebesar 3,896 > dari t tabel sebesar 2,228 maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara Komunikasi Kepala Desa terhadap kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis dan terbukti kebenarannya. Artinya hipotesis penulis yang berbunyi : Terdapat Pengaruh yang Positif antara Komunikasi Kepala Desa Terhadap Kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, diterima. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh komunikasi Kepala Desa terhadap kinerja Aparat desa di Desa Ciamis maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan komunikasi Kepala Desa di Desa Ciamis sudah terlaksana dengan cukup. Hal ini dibuktikan dari hasil penyebaran angket yang diberikan kepada 10 orang responden didapat total skor sebesar 332 dengan nilai rata-rata 33,2 yang termasuk kategori cukup, dan apabila ditunjukan dalam bentuk persentase diperoleh hasil sebesar 66,4% yang termasuk pada kategori cukup. Artinya komunikasi Kepala Desa di Desa Baregbeg Keamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sudah berjalan dengan cukup berdasarkan dimensi teknik komunikasi. Selanjutnya dengan melihat keseluruhan jawaban dari hasil wawancara dengan Kepala Desa dapat dijelaskan bahwa komunikasi Kepala Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis telah berjalan dengan cukup. Sedangkan berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, secara keseluruhan menunjukan bahwa indikatorindikator komunikasi Kepala Desa sudah berjalan cukup meskipun ada beberapa hal yang belum optimal, seperti : masih kurangnya kesadaran pegawai akan pentingnya peraturan atau tata tertib desa untuk dijadikan pedoman dalam bekerja, pegawai dianggap kurang kreatif 305

dan kurang cepat tanggap terhadap tugas yang diberikan dalam bentuk memo atau tugas yang diberikan dalam bentuk tulisan, lain halnya dengan tugas yang diberikan secara lisan. Pimpinan juga kurang memberikan sanksi yang tegas terhadap pegawai yang melanggar aturan yang telah ditentukan. 2. Kinerja Aparat Desa di desa baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sudah cukup, Hal ini dibuktikan dari hasil penyebaran angket yang diberikan kepada 10 orang respoden didapat total skor sebesar 289 dengan nilai rata-rata 36,1 yang termasuk kategori cukup, dan apabila ditunjukan dalam bentuk persentase diperoleh hasil sebesar 72,2% yang termasuk pada kategori cukup. Artinya kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Keamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sudah berjalan dengan cukup berdasarkan dimensi aspek-aspek standar kinerja. Selanjutnya dengan melihat keseluruhan jawaban dari hasil wawancara dengan Kepala Desa dapat dijelaskan bahwa kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sudah berjalan dengan cukup. Sedangkan berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, secara keseluruhan menunjukan bahwa kinerja Aparat Desa sudah berjalan dengan cukup berdasarkan aspek-aspek standar kinerja, namun demikian ada beberapa hal yang harus lebih diperhatikan, seperti : masih adanya Aparat Desa yang belum bisa mengoprasikan komputer dan peralatan kantor lainnya. 3. Terdapat pengaruh yang positif antara komunikasi Kepala Desa terhadap kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 65,5% yang termasuk kedalam kategori hubungan yang sangat kuat. Artinya Komunikasi Kepala Desa berpengaruh terhadap kinerja Aparat Desa sebesar 65,5% sedangkan sisanya sebesar 34,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teramati dalam penelitian ini seperti motivasi, semangat kerja, kepemimpinan dan sebagainya. Selanjutnya dari perhitungan uji t diperoleh t sebesar 8,205. Harga t tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t. Untuk taraf kesalahan 0,05% diperoleh t sebesar 2,228. Dengan demikian maka t lebih besar dari t sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh yang positif antara komunikasi Kepala Desa terhadap kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. 5.2 Saran Berdasarkan pengamatan dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Desa Ciamis diketahui masih terdapat beberapa hal yang harus lebih diperhatikan. Oleh karen itu penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Berkaitan dengan komunikasi Kepala Desa maka kedisiplinan pegawai senya lebih ditingkatkan, terutama dalam menjalankan perkerjaan dengan berdasarkan pada tata tertib desa yang tertera di papan informasi desa, jangan hanya dianggap pajangan tetapi sudah semestinya dijadikan pedoman dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. 2. Supaya Aparat Desa memiliki kinerja yang tinggi, maka ada nya setiap Aparat Desa diberikan pelatihan-pelatihan itu dalam hal bekerja dan melayani masyarakat maupun dalam hal penguasaan terhadap alat-alat penunjang kerja seperti komputer dan alatalat lainnya. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Baregbeg kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, ditemukan adanya pengaruh positif antara variabel komunikasi Kepala Desa (X) tehadap kinerja Aparat Desa (Y) di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Apabila Kinerja Aparat Desa ingin sesuai dengan yang diharapkan, maka komunikasi Kepala Desa di Desa Ciamis senya lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi. DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mangkunegara, Anwar Prabu.. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya. ----------- 2014. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : PT Refika Aditama Identitas Penulis : PATIMAH, lahir di Ciamis 29 Desember 1975 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu 306

Politik Universitas Galuh Ciamis. Penulis berdomisili di Dusun Ciwalung Rt/Rw 03/13 Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis. 307