PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI I PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI MELALUI MODEL KOOPERATIF SNOWBALL THROWING

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Rosyidatul Nur Laily Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

Oleh : Sri Novita Abubakar : S1. Pendidikan Ekonomi ABSTRAK

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran Snowball Throwing

PADA KELAS X 3 SMA NEGERI 4 BARABAI TAHUN PELAJARAN

Economic Education Analysis Journal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ARTIKEL PENELITIAN. Ditulis untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DENGAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DI SDN 43 SIGUNTUR MUDA PESISIR SELATAN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

JEMBER TAHUN PELAJARAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Menggunakan Model Snowball Throwing Di Kelas VI SDN 08 V Koto Kampung Dalam

PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL DRILLING

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Yustini Yusuf, Arnentis dan Siski Yusika Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Arnita M Sekolah Dasar Negeri 38 Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA

Afriyenti, Hendri Marhadi, Lazim N HP:

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI I PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI MELALUI MODEL KOOPERATIF SNOWBALL THROWING Iyailisa dan Sri Inah Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya SMK Negeri 10, Surabaya ABSTRACT This study is aimed to find out the teacher and student activities to enhance the learning outcomes by applying cooperative learning method type snowball throwing. This study applies the class action research for 3 cycles. The result of the study shows the teacher capability in handling the class is good enough, the students activities also increased, while the learning outcomes both individual and classical comprehensiveness shows increased, The classical comprehensiveness in the pre-test is 11% while in the first cycle post-test is 30, 56, second cycle is 80,56% and the third cycle is 100%. Key words: cooperative learning model, snowball throwing, learning outcomes Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta penyempurnaan kurikulum yang menekankan pada pengembangan aspek-aspek yang bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan datang. Sekolah merupakan lembaga formal untuk menuntut ilmu pengetahuan yang di dalamnya terdapat salah satu bentuk aktivitas guru maupun siswa. Guru terus menggali kemampuan yang dimiliki dan menemukan hal-hal baru sebagai kompetensi yang dimiliki untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Siswa merupakan suatu komponen pendidikan yang wajib melalui proses pendidikan, sehingga dapat menjadi manusia yang berkualitas sesuai tujuan pendidikan. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan kejuruan tingkat menengah atas yang disediakan pemerintah dalam rangka menyiapkan tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan instruksional pendidikan menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan menjadi tenaga profesional yang memiliki keterampilan yang memadai, produktif, kreatif dan mampu berwirausaha. Untuk itu perlu kiranya siswa SMK dibekali dengan kemampuan dasar dan keterampilan teknik yang memadai. Melakukan pengembangan dan perbaikan kurikulum serta mutu pendidikan guru di setiap jenjang lembaga pendidikan terus dilakukan dengan harapan meningkatkan

kualitas pendidikan. Menanggapi hal tersebut diantaranya yang dilakukan adalah penerapan model-model pembelajaran yang diharapkan mampu menciptakan suasana yang baru untuk setiap mata pelajaran. Diantara model pembelajaran yang menggunakan keaktifan siswa dan melatih ketrampilan siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono (2010:54) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau di arahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru,tetapi juga siswa dapat belajar dari siswa lain serta mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain, serta memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan sikap, nilai dan ketrampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Banyak terdapat tipe pembelajaran yang termasuk model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah Snowball Throwing. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah model pembelajaran dalam bentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran memahami prinsipprinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran kelas X APK 2 di SMK Negeri 10 Surabaya pada tanggal 28 November 2011 diperoleh bahwa selama ini sistem pembelajaran yang diterapkan adalah guru menyampaikan materi dengan ceramah, tanya jawab dan siswa diberikan latihan soal-soal. Dengan pembelajaran seperti ini memungkinkan siswa belajar secara individu dan siswa kurang terlibat secara aktif dan serta cepat merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa yang jauh dari harapan. Hal ini dapat diketahui juga, bahwa hasil belajar siswa SMK Negeri 10 Surabaya khususnya kelas X APK 2 belum maksimal, dalam arti masih banyak siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria ketuntasan minimum) 75. Berikut hasil ulangan harian siswa kelas X APK 2 SMK Negeri 10 Surabaya semester satu tahun ajaran 2011/2012 pada standar kompetensi memahami prinsipprinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran. Dari data nilai yang dipinjam peneliti dari guru mata pelajaran perkantoran, hasil belajar siswa kelas X APK 2 pada ulangan harian 1 siswa yang tuntas belajar sebanyak 27 atau 75%, sedangkan yang tidak tuntas belajar 9 siswa atau 25%. Pada ulangan harian 2 siswa yang tuntas belajar sebanyak 6 siswa atau 16,67% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 21 siswa atau 83,3%. Untuk mengatasi permasalahan diatas, guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar. Salah Satu model pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif membantu siswa mengembangkan tingkah laku bekerjasama dan menjaga hubungan baik antar siswa. Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka

mendiskusikan dengan temannya. Hal ini akan membantu mengefektifkan aktivitas belajar mereka, sehingga siswa lebih aktif dan dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan potensi mereka secara maksismal. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menetapkan pertanyaan penelitian sebagai berikut (1)Bagaimana aktivitas guru dalam mengelola penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada standar kompetensi memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran, (2)Bagaimana aktivitas siswa selama proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada standar kompetensi memahami prinsipprinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran dan (3)Bagaimana hasil belajar siswa kelas X APK 2 SMK Negeri 10 Surabaya dalam penerapan model Throwing pada standar kompetensi memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran. Model pembelajaran kooperaif tipe Snowball Throwing merupakn model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Kegiatan melempar bola pertanyaan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas. bola dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang mampu mengajak siswa ke tingkat keterlibatan yang paling bagus dan bola mempunyai daya tarik sendiri bagi siswa karena bentuk, warna dan gerakannya (http://garduguru.blogspot.com) Hamzah (2011:125) ada beberapa langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penerapan medel pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing yaitu sebagai berikut (1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, (2) Guru memnbentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi (3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. (4) Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. (5) Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit. (6) Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. (7) Guru memberikan kesimpulan. (8) Evaluasi. (9) Penutup. Menurut Sudjana ( 2010 : 22 ) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hordward Kingsley dalam Sudjana (2010 : 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, sedangkan Gagne (dalam Sudjana : 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) Strategi kognitif, (d) Sikap, dan (e) keterampilan motoris. Penelitian terdahulu yang relevan diantaranya yaitu Tri Nugraheni Pamungkas Judul Penggunaan Media Autovisual dan Metode Pembelajaran Snowball Throwing

untuk Perbaikan Proses Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA BATIK 1 Surakarta, Hasil pengamatan kegiatan pembelajaran siswa dari siklus I ke siklus siklus II terdapat peningkatan jumlah siswa yang aktif yaitu 16,275%. Pada ranah kognitif, nilai peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 10,5. Pada ranah afektif diperoleh peningkatan prosentase capaian dari siklus I ke siklus II sebesar 5,58%. P. Slamet Widodo Judul Meningkatkan motivasi siswa bertanya melalui metode Snowball Throwing dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VII A SMP BPK PENABUR Tasik Malaya. Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa metode snowball throwing dapat meningkatkan keberaniaan siswa dalam mengajukuan pertanyaan. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan analisis deskriptif. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008 : 3) Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 10 Surabaya khususnya kelas X (Sepuluh) Administrasi Perkantoran 2 (Dua) pada mata pelajaran Memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran. Penelitian ini dilakukan pada saat semester genap tahun ajaran 2011/2012. Subyek Penelitian Subyek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi (Arikunto, 2003 : 19). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah Siswa kelas X (Sepuluh) yang berjumlah 36 siswa. Data yang diperoleh adalah tentang aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan model Throwing. Guru mata pelajaran Memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran. Guru sebagai pengamat bagi kemampuan peneliti dan aktivitas siswa dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Data yang diperoleh adalah hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti) dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti sebagai subyek yang meneliti aktivitas siswa dalam penerapan Throwing. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yang akan diterapkan kepada siswa kelas X APK 2 di SMK Negeri 10 Surabaya. Perencanaan Perencanaan Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan SIKLUS III Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan pengajaran pada penelitian ini direncanakan dalam tiga putaran, dalam tiap putaran terdiri dari empat tahap penelitian yaitu Tahap I : Menyusun rancangan tindakan (Planning) `Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah: (1) Menetapkan

waktu dimana dalam tiap siklus proses belajar mengajar yaitu dilaksanakan dalam satu sampai dengan tiga kali pertemuan, dimana dalam setiap pertemuan selama 2 x 45 menit. (2) Membuat instrument yang diperlukan dalam penelitian, anatara lain (a) Menyusun instrument pembelajaran yang terdiri dari: (b) Satuan acara pembelajaran (SAP). (c) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (d) Soalsoal tes siswa. (3) Menyusun instrument penelitian yang terdiri dari:lembar pengamatan (a) Lembar observasi aktivitas peneliti dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif. (b) Lembar observasi aktivitas siswa.tes Tahap II : Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini yang dilakukan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yang mengenakan tindakan kelas. Pada tahap ini peneliti melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan Kompetensi dasar (KD) yang disesuaikan dengan tahap-tahap pada model Throwing. Tahap III : Pengamatan (Observing) Pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan oleh observer yang mengamati dan mengisi lembar observasi yang telah disediakan untuk penelitian. Tahap 2 dan tahap 3 dilakukan pada saat yang bersamaan. Tahap IV: Refleksi (Refleksi) Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan setelah guru pelaksana selesai melakukan tindakan. Antara peneliti dan pengamat kemudian mendiskusikan implementasi rancangan tindakan yang telah dilakukan. Pada tahap refleksi peneliti dan guru mata pelajaran membuat ulasan dari hasil tindakan dan observasi. Refleksi dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan. Dari refleksi peneliti dan guru mata pelajaran dapat mengungkapkan kelebihan serta kekurangan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Tekhnik analisis data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode deskriptif yaitu mendeskripsikan atau memberi gambaran tentang objek yang diteliti yaitu kelas X APK 2 SMK Negeri 10 Surabaya yang berjumlah 36 orang. Analisis kemapuan guru mengelola penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball Throwing dianalisis menggunakan analisis deskriptif dari skor rata-rata tiap tahap kegiatan mengajar yang dihitung dengan rumus : (jumlah skor aspek yang diamati/jumlah aspek yang diamati) x 100% Analisis aktivitas siswa yang meliputi aspek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, mendengarkan materi, membentuk kelompok, keaktifan dalam kelompok, membuat pertanyaan,pelaksanaan Snowball Throwing, keaktifan bertanya, presentasi, aktif memberi tanggapan, dan menyimpulkan materi. Untuk setiap aspek aktivitas siswa tersebut diberi skor dengan rentang 1 sampai 4 sedangkan penafsiran angka tersebut adalah: 1 = kurang baik 2 = cukup baik 3 = baik 4 = sangat baik Analisis dari data pengamatan aktivitas siswa selama proses penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe Snowball Throwing dilihat dari skor rata-rata tiap tahap kegiatan mengajar dan dihitung dengan rumus (jumlah skor aspek yang

diamati/jumlah aspek yang diamati) x 100% ( Trianto 2010 : 241 ) Suatu kelas dikatakan tuntas apabila dalam kelas tersebut ada 80 % siswa belajar tuntas. Untuk menghitung ketuntasan belajar klasikal menggunakan rumus : ketuntasan belajar klasikal = ( Jumlah siswa yang tuntas/jumlah siswa) x 100% ( Trianto 2010 : 241 ) HASIL PENELITIAN Putaran pertama Pada tahap pendahuluan mendapatkan skor rata-rata 2,7 dengan kategori cukup baik namun pada tahap pendahuluan ini masih terdapat kekurangan dalam aspek menyemangati siswa. Menurut pengamat hal itu disebabkan suara guru kurang keras sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran serta siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Untuk memperbaiki hal tersebut, maka pada pertemuan berikutnya guru memberikan semangat kepada siswadengan lebih menarik minat siswa dengan lebih bersemangat dan suara lebih dikeraskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sehingga siswa memahami apa yang dimaksud oleh guru dan siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti diperoleh skor rata-rata 2,7 dengan kategori cukup baik namun menurut pengamatan dalam pengelolaan pembelajaran kelas tampak gaduh pada saat pengaturan kelompok dan siswa masih bingung dalam melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Snowball Throwing. Namun untuk pertemuan berikutnya dalam mengorganisasikan kelompok guru melakukan perbaikan dengan lebih mendisiplinkan siswa agar segera menyesuaikan diri dengan kelompok masing-masing yaitu dengan mengorganisasikan kelompok satu persatu. Untuk aspek teknik bertanya guru skor rata-rata yang diperoleh adalah 3 kategori baik. Menurut pengamat, guru dalam memberikan pertanyaan pada siswa sebagai umpan balik sudah dilakukan dengan cukup baik. Namun pada pertemuan berikutnya akan terus melakukan teknik bertanya dengan lebih baik. Pada kegiatan penutup mendapatkan skor rata-rata 2,8 dengan kategori cukup baik. Menurut pengamat pada kegiatan penutup guru belum memberikan penghargaan pada kelompok tebaik. Aspek pengelolaan waktu mendapatkan skor rata-rata 3 dengan kategori baik. Menurut pengamat dalam pengelolaan waktu guru terkesan terburuburu dalam segala kegiatan karena guru terlalu berpatokan pada alokasi waktu yang telah ditetapkan direncanakan pembelajaran namun harus memperhitungkan sesuai kondisi yang ada. Pada aspek suasana kelas guru mendapatkan skor rata-rata 2,7 dengan kategori cukup baik. Menurut pengamat dalam hal ini suasana terlihat gaduh dan siswa tidak antusias dalam melaksanakan pembelajaran dikarenakan model pembelajaran yang diterapkan masih baru bagi siswa. Putaran Kedua Pada tahap pendahuluan skor ratarata yang diperoleh meningkat dari 2,7 menjadi 3 dengan kriteria baik. Menurut pengamat pada tahap ini guru masih kurang dalam mengkaitkan materi dengan pengetahuan awal siswa serta belum menekankan tujuan pembelajaran yang akan di capai. Guru lebih baik dalam mengaitkan pertanyaan dengan materi sebelumnya untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan memperjelas tujuan pembelajaran yang akan dicapai yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. Pada kegiatan inti memperoleh skor rata-rata 3 dengan kategori baik.

Menurut pengamat walaupun skor rata-rata yang diperoleh guru meningkat dari 2,7 menjadi 3 pada kegiatan inti guru dalam menjelaskan materi masih terburu-buru sehingga setelah guru menjelaskan masih banyak pertanyaan dari siswa. Untuk itu guru melakukan perbaikan pada pertemuan berikutnya dengan menjelaskan materi guru lebih jelas dan perlahan-lahan sehingga siswa mengerti dan tidak menjelaskan kembali. Pada tahap penutup guru memperoleh skor 2,8 dengan kategori cukup baik. Menurut pengamat pada tahap ini guru masih kurang dalam memberikan penghargaan pada kelompok sehingga siswa masih kurang bersemangat. Perbaikan yang dilakukan adalah guru dalam memberikan penghargaan tidak hanya pada kelompok terbaik tetapi pada semua kelompok agar semua bersemangat. Pada aspek alokasi waktu memperoleh skor rata-rata 3, Menurut pengamat guru sudah lebih baik dalam pengelolaan waktu, kelompok lebih bersemangat untuk pertemuan berikutnya. Pada aspek suasana kelas guru mendapatkan skor rata-rata 2,7 dengan kategori cukup baik. Menurut pengamat dalam hal ini siswa sudah mulai antusias dalam pelaksanaan pembelajaran Putaran ketiga Tahap pendahuluan mendapat skor rata-rata 3 dengan kategori baik. Menurut pengamat siswa sudah bersemangat dalam mengikuti pelajaran, namun guru harus tetap meningkatkan aspek-aspek pendahuluan yang lain. Pada kegiatan inti mendapatkan skor rata-rata 3 dengan kategori baik. Menurut pengamat guru sudah lebih baik dalam menjelaskan materi namun suaranya kurang keras serta guru telah dapat mengorganisasikan siswa dengan baik sehingga siswa tidak berebut tempat duduk dan mulai terarah namun aspek yang lain dalam kegiatan inti juga harus lebih ditingkatkan untuk pengalaman selanjutnya. Untuk menjelaskan materi guru harus mengkondisikan siswa setenang mungkin agar siswa dapat mendengar dengan jelas penjelasan guru. Pada aspek penutup mendapat skor rata-rata yang mengalami peningkatan dari 2,8 menjadi 3 dengan kategori baik. Menurut pengamat guru telah memberikan penghargaan pada setiap kelompok yang dapat memberikan semangat siswa untuk lebih giat belajar namun demikian untuk mempertahankan semangat siswa guru dapat memberikan penghargaan dalam bentuk lain. Guru tetap membimbing siswa dalam berlatih mengungkapkan pendapat, pertanyaan dan persentasi. Dalam pengelolaan waktu mendapat skor 3 dengan kategori baik. Menurut pengamat walaupun demikian dalam mengelola waktu harus tetap diperbaiki. Memperbaiki dalam pengelolaan waktu agar menjadi lebih baik lagi. Pada aspek suasana kelas guru mendapat skor rata-rata yang mengalami peningkatan dari 2,7 menjadi 3 dengan kategori baik. Menurut pengamat dalam hal ini siswa sangat antusias dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari analisis setiap aspek kemampuan guru mengelola penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing di atas, maka secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa hasil kemampuan guru mengelola penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing mengalami peningkatan yang lebih baik pada setiap putaran. PEMBAHASAN Aktivitas Guru

Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa kemampuan guru mengelola penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing oleh guru selama 3 kali putaran mengalami peningkatan. Pada putaran pertama nilai rata-rata kemampuan guru mengelola penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing sebesar 2,7 dengan kategori cukup baik, putaran ke dua sebasar 2,8 dengan kategori cukup baik, dan putaran ke tiga sebesar 3 dengan kategori baik. Hal ini disebabkan pada setiap putaran ada refleksi sehingga guru mengetahui kekurangan yang telah dilakukan pada proses pembelajaran dan bagaimana cara memperbaiki kekurangankekurangan tersebut. Dengan dilakukan perbaikan setiap putaran maka, guru dapat memperbaiki hasil kekurangannya dalam mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lebih baik. Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran kooeratif tipe Snowball Throwing yang dilaksanakan selama 3 kali putaran mengalami peningkatan. Pada putaran pertama nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 2,8 dengan kategori baik, hal itu disebabkan siswa baru mengenal model Throwing sehingga siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran tersebut. Pada putaran kedua nilai rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 2,9 dengan kategori cukup baik, hal itu disebabkan pada putaran kedua siswa sudah mulai terbiasa dan terkondisi dengan cukup baik dengan bimbingan guru. Sedangkan pada putaran ke tiga nilai rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 3 dengan kategori baik, pada putaran ke tiga siswa telah dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Aktivitas Siswa Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan diagram di atas dapat kita ketahui bahwa pada post tes putaran pertama terdapat 11 siswa yang tuntas dan 25 siswa yang tidak tuntas belajar dengan ketuntasan klasikal sebesar 30,56%, post test pada putaran ke dua terdapat 29 siswa yang tuntas belajar dan 7 siswa yang tidak tuntas belajar dengan ketuntasan klasikal meningkat 50% yaitu dari 30,56% menjadi 80,56% dan pada putaran ke tiga terdapat 36 siswa atau keseluruhan siswa yang tuntas dan tidak ada siswa yang tidak tuntas belajar dengan ketuntasan klasikal meningkat 19,44% yaitu dari 80,56% menjadi 100%. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X APK 2 pada standar kompetensi memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran di SMK Negeri 10 Surabaya dapat disimpulkan bahwa : (1) Kemampuan guru dalam mengelola penerapan model Throwing secara keseluruhan cukup baik. (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas siswa. (3)Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut : (1) Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing diharapkan guru dapat mengelola waktu dengan lebih baik lagi sehingga setiap tahap dari model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat dilakukan dengan baik. (2) Berdasarkan hasil penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas siswa menjadi lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Penerapan model Throwing diharapkan dapat diterapkan dan dijadikan sebagai alternatif pilihan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran pada standar kompetensi Memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran pada khususnya dan pada standar kompetensi yang lain pada umumnya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Hamzah, B uno dan Mohamad, Nurdin. 2011. Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: Bumi Aksara Kiranawati. 2007. Snowball Throwing. ( http:\\internet\snowball Throwing «Guru PKN Belajar Menulis.html, Diakses 5 Januari 2012) Pamungkas, Tri Nugraheni. 2008. Penggunaan Media Autovisual dan Metode Pembelajaran Snowball Throwing untuk Perbaikan Proses Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA BATIK 1 Surakarta.

Jurnal Pendidikan, (Online), ( http//www.google/media visual/snowball throwing/pdf.com, diakses 10 Januari 2011) Solihatin, Etin dan Raharjo. 2009. Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suyatno. 2008. Mengajar Dengan Bola, Artikel Pendidikan ( Online ), ( http://garduguru.blogspot.com, Diakses 5 Januari 2012 ) Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Widodo, Slamet. 2008. Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya Melalui Metode Snowball Throwing dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan.jurnal Pendidikan,(Online),(http//.isjd.pdi i.lipi.go.id/admin/jurnal/813094255.pdf, diakses 19 Desember 2011)