DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci : Agresivitas Pajak, CSR, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan. Pajak. terutang berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal

Abstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB V PENUTUP. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan umum (Siti Resmi, 2011:1). Fungsi pajak ada 2 yaitu fungsi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR)

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan

Adinda Lionita H Ani Kusbandiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak. dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini sebagai sumber penerimaan terbesar negara. yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak hingga saat ini masih menjadi primadona dalam penerimaan negara dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1).

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh setiap

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN

BAB I PENDAHULUAN. anggarannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan sumber daya alam negara di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan suatu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kewajiban membayar pajak diatur dalam Undang-undang Dasar bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU.

BAB I PENDAHULUAN. bahkan perusahaan yang melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam pembukaan Undang Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. subjek pajak badan. Penjelasan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan-tujuan pribadi yang bersaing atau berlawanan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. persentase terbesar dari total penerimaan negara secara keseluruhan ( Tiaras dan

BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini adalah data perbandingan target dan realisasi penerimaan pajak tahun

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepemilikan asing terhadap aggressive tax avoidance pada perusahan sektor. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya memakai berbagai cara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masyarakat sedang dihebohkan dengan adanya penerapan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada suatu masyarakat untuk selanjutnya digunakan bagi pembangunan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Transkripsi:

Jndul : Pengaruh Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak Nama : RR. Maria Yulia Dwi Rengganis Nim : 1306305032 Abstrak Agresivitas pajak merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan sebagai strategi untuk mengurangi atau meminimalkan jumlah pajak yang hams dibayar. Dalam penelitian ini, agresivitas pajak diproksikan dengan effective tax rate (ETR). Semakin rendah nilai ETR suatu perusahaan menggambarkan semakin tinggi tingkat agresivitas pajak perusahan tersebut Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak yang diproksikan dengan ETR. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Perusahaan yang terpilih menjadi sampel setelah dikurangi beberapa kriteria adalah sebanyak 99 perusahaan amatan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap ETR sebagai proksi dari agresivitas pajak. Semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, maka semakin tinggi nilai ETRnya yang menggambarkan semakin rendah tingkat agresivitas pajak perusahaan. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain yang dapat mendeteksi adanya tindakan agresivitas pajak seperti kepemilikan institusional dan kualitas audit. Kata Kunci: Agresivitas Pajak, Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan vii

DAFTARISI Halaman HALAMANJUDUL. HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTARISI DAFTARTABEL DAFTARGAMBAR DAFTARLAMPIRAN.. ii iii iv vii viii xi xii. xiii BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian 9 1.3 Tujuan Penelitian 9 1.4 Kegunaan Penelitian 10 1.5 Sistematika Penulisan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN fflpotesis PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 13 2.1.1 Teori Legitimasi 13 2.1.2 Teori Agensi 14 2.1.3 Agresivitas Pajak 14 VIII

I 1.4 Corporate Governance 15 2.1.4.1 Komisaris Independen 16 2.1.4.2 Dewan Direksi 16 2.1.4.3 Komite Audit 17 2.1.5 Corporate Social Responsibility (CSR) 18 2.1.6 Ukuran Perusahaan 19 22 Hipotesis Penelitian 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 25 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian 25 3.3 Obyek Penelitian 26 3.4 Identifikasi Variabel 26 3.5 Definisi Operasional Variabel 26 3.6 Jenis dan Sumber Data 30 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel 30 3.8 Metode Pengumpulan Data 31 3.9 Teknik Analisis Data 32 BAB IV PEMBAHASAN BASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian 37 4.2 Analisis Statistik Deskriptif 38 4.3 Uji Asumsi Klasik 40 4.4 Analisis Regresi Linier Berganda 44 IX

Pengujian Hipotesis 45» Pembahasan Penelitian 48 4.6.1 Pengaruh Komisaris Independen pada Agresivitas Pajak 48 4.6.2 Pengaruh Dewan Direksi pada Agresivitas Pajak 49 4.6.3 Pengaruh Komite Audit pada Agresivitas Pajak 50 4.6.4 Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Agresivitas Pajak 52 4.6.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Agresivitas Pajak 53 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan 55 5.2 Saran 56 DAFTARRUJUKAN 58 LAMPIRAN-LAMPIRAN......66

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara, sebagai sumber pembiayaan untuk kegiatan pembangunan nasional dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Setiap tahunnya pemerintah selalu meningkatkan target penerimaan pajak, namun pada kenyataannya penerimaan pajak yang ditargetkan oleh pemerintah tidak tercapai. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2011-2015 Tahun Target Penerimaan Pajak (Dalam Triliun Rupiah) 2011 878,70 2012 1.032,57 2013 1.148,40 2014 1.246,10 Realisasi Penerimaan Pajak (Dalam Triliun Rupiah) 873,90 980,50 1.077,30 1.146,90 Persentase Realisasi Penerimaan Pajak 99,45% 94,96% 93,81% 92,04% 2015 1.294,25 1.055,00 81,51% Sumber: www.kemenkeu.go.id, 2016 Berdasarkan data Kementerian Keuangan Republik Indonesia tersebut, besarnya realisasi penerimaan Negara dari sektor pajak yang meliputi semua jenis pajak pada tahun 2011 adalah sebesar 873,90 Triliun Rupiah dari target yang ingin dicapai yaitu 878,70 Triliun Rupiah. Jumlah tersebut berada pada angka 99,45% dari target. Pada tahun selanjutnya, tahun 2012 pencapaian penerimaan pajak tercatat 980,50 Triliun Rupiah dari target yang ditetapkan yaitu 1.032,57 1

Triliun Rupiah. Jumlah tersebut mencapai angka 94,96% dari target. Selanjutnya realisasi tahun 2013 mencapai angka 1.077,30 Triliun Rupiah dari target yang ditetapkan yaitu 1.148,40 Triliun Rupiah. Jumlah tersebut baru mencapai 93,81% dari target yang ditetapkan. Pada tahun 2014 tercatat penerimaan pajak mencapai angka 1.146,90 Triliun Rupiah dari target yang ditetapkan sebesar 1.246,10 Triliun Rupiah. Angka tersebut mencapai 92,04%. Terakhir pada tahun 2015 tercatat penerimaan pajak mencapai angka 1.055,00 Triliun Rupiah dari target yang ditetapkan sebesar 1.294,25 Triliun Rupiah. Angka tersebut mencapai 81,51%. Tidak tercapainya target penerimaan pajak tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penyebab tidak tercapainya target penerimaan pajak tersebut karena wajib pajak dapat melakukan perencanaan pajak dalam upaya mencapai efisiensi beban pajak. Wajib Pajak dapat melakukan perencanaan pajak karena sistem perpajakan di Negara Indonesia menganut Self Assessment system. Self Assessment system merupakan sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri, melaporkan sendiri, dan membayar sendiri pajak terhutang yang seharusnya dibayar. Upaya wajib pajak untuk menekan beban pajaknya menggambarkan tingkat agresivitas pajak yang dilakukan oleh wajib pajak. Perusahaan sebagai salah satu wajib pajak, mempunyai kewajiban untuk membayar pajak yang besarnya dihitung dari laba bersih yang diperolehnya. Namun bagi perusahaan pajak dianggap sebagai beban yang dapat mengurangi laba. Hal tersebut mendorong perusahaan melakukan usaha dan strategi untuk 2

mengurangi atau meminimalkan jumlah pajak yang ditanggungnya, sehingga perusahaan cenderung dipandang telah melakukan tindakan agresivitas pajak. Frank et al. (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa agresivitas pajak merupakan tindakan merekayasa pendapatan kena pajak yang dilakukan perusahaan melalui tindakan perencanaan pajak, baik menggunakan cara yang tergolong legal (tax avoidance) atau ilegal (tax evasion). Dalam penelitian ini, agresivitas pajak diproksikan dengan effective tax rate (ETR). Wibowo (2012) dalam Hanum dan Zulaikha (2013) mendefinisikan ETR sebagai rasio dari pajak yang dibayarkan perusahaan berdasarkan total pendapatan sebelum pajak penghasilan akuntansi sehingga dapat mengetahui seberapa besar presentase perubahan membayar pajak sebenarnya terhadap laba komersial yang diperoleh perusahaan. Karayan dan Swenson (2007) mengungkapkan bahwa salah satu cara mengukur seberapa baik sebuah perusahaan mengelola pajaknya adalah dengan melihat tarif efektifnya. ETR yang rendah menunjukan beban pajak penghasilan lebih kecil dari pendapatan sebelum pajak sehingga menjadi indikasi tingkat agresivitas pajak yang tinggi. Hal ini karena terdapat kecenderungan perusahaan membayar beban pajak lebih rendah dari yang seharusnya (Ratmono dan Sagala, 2015). Semakin rendah nilai ETR suatu perusahaan menggambarkan semakin tinggi tingkat agresivitas pajak perusahan tersebut. Tindakan agresivitas pajak merupakan tindakan yang bertentangan dengan keinginan dan harapan dari masyarakat. Masyarakat pada umumnya menginginkan setiap perusahaan menjalankan tanggung jawab sosialnya baik 3

yang berhubungan dengan lingkungan maupun tanggung jawab kepada Negara melalui kewajiban membayar pajak. Perusahaan yang terbukti melakukan tindakan agresivitas pajak akan memperoleh pandangan negatif dari masyarakat karena dipandang kurang memiliki tanggung jawab sosial. Perusahaan tentunya tidak menginginkan mendapat pandangan negatif dari masyarakat, maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengendalikan tindakan agresivitas pajak yang dilakukan perusahaan. Salah satu upaya mengendalikan tindakan agresivitas pajak adalah dengan cara melaksanakan corporate governance sehingga dapat mengawasi pengelolaan perusahaan oleh manajemen, termasuk dalam hal kebijakan perpajakan perusahaan. Permana dan Zulaikha (2015) menyatakan bahwa Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menentukan arah perusahaan sesuai dengan karakter pemimpin perusahaan, dan karakter seorang pemimpin dapat mempengaruhi keputusan yang dibuatnya termasuk dalam penghindaran pajak. Beberapa penelitian terdahulu tentang hubungan antara corporate governance dengan agresivitas pajak perusahaan dilakukan oleh Sartori (2010), Putranti dan Setiawanta (2015). Sartori (2010) mengungkapkan bahwa tata kelola perusahaan memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan ketaatan pajak perusahaan, sehingga akan meminimalkan agresivitas pajak. Selain itu, Putranti dan Setiawanta (2015) mengungkapkan bahwa secara statistik terdapat tiga variabel independen yang berpengaruh terhadap tax avoidance perusahaan yaitu variabel kepemilikan institusional yang memiliki arah negatif, jumlah dewan komisaris yang memiliki arah positif, serta variabel kualitas audit memiliki arah 4

positif sedangkan variabel prosentase dewan komisaris independen dan variabel jumlah komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Penelitian ini menggunakan variabel corporate governance. corporate governance didefinisikan sebagai suatu sistem dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi agar kinerja perusahaan dijalankan dengan efektif, efisien, transparan dan akuntabel demi tercapainya tujuan organisasi dan menghindari kecurangankecurangan dalam manajemen perusahaan, selain itu juga dapat menghasilkan laporan keuangan yang akuntabel yang berguna bagi para penggunanya untuk mengambil keputusan (Santoso dan Muid, 2014). Variabel corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan komisaris independen, ukuran dewan direksi, dan komite audit. Komisaris Independen merupakan anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Sari, 2014). Komisaris independen merupakan bagian dari dewan komisaris, yang bertugas untuk mengawasi manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatannya agar tidak menyimpang dari kebijakan yang sudah ditetapkan maupun tindakan yang melanggar hukum. Dewan direksi dalam mekanisme corporate governance juga sangat penting, karena dewan direksi merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif dalam mengelola perusahaan. Dalam penelitian 5

ini menggunakan proksi dewan direksi karena dewan direksi bertanggungjawab atas laporan tahunan yang memuat laporan keuangan, laporan kegiatan perusahaan dan laporan pelaksanaan GCG (KNKG, 2006). Hal ini berarti dewan direksi juga pasti memperhatikan kelima prinsip-prinsip GCG dalam tugasnya untuk mengelola perusahaan secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini yang dimaksud komite audit adalah suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen dibawah dewan komisaris dan dengan demikian tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan atas proses pelaporan keuangan, manajemen resiko, pelaksanaan audit, dan implementasi dari corporate governance di perusahaan-perusahaan (Sihaloho dan Pratomo, 2014). Tanggung jawab komite audit dalam bidang corporate governance adalah untuk memastikan apakah perusahaan telah dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku serta melakukan pengawasan untuk mencegah adanya benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan (Surya dan Yustiavandana, 2006). Perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya selain dengan memperoleh laba juga harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Tanggung jawab sosial tersebut dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). CSR didefinisikan sebagai 'bagaimana perusahaan memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan dalam cara perusahaan tersebut beroperasi, memaksimalkan manfaat dan meminimalkan kerugian (Pemerintah UK dalam KPMG, 2007). Kewajiban pelaksanaan CSR dari suatu perusahaan diatur dalam 6

UU Perseroan Terbatas (UU No. 40 Tahun 2007) Tentang Perseroan Terbatas. Kewajiban pelaksanaan CSR tersebut secara khusus diatur dalam Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 yang berbunyi Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Warshut (2010) mendefinisikan CSR sebagai upaya kesungguhan entitas bisnis untuk meminimumkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasi perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Tingkat kesadaran perusahaan untuk menerapkan CSR dalam operasinya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Semakin perusahaan peduli terhadap pentingnya melaksanakan CSR, maka perusahaan tersebut juga cenderung akan semakin sadar terhadap pentingnya pajak bagi masyarakat pada umumnya (Yoehana, 2013). Melalui pengungkapan CSR, perusahaan bisa memperoleh legitimasi sosial dari masyarakat. Legitimasi sosial sangat penting bagi setiap perusahaan karena dengan memperoleh legitimasi sosial, perusahaan dapat memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang melalui respon positif masyarakat dan para pelaku pasar saham. Suatu perusahaan yang telah mendapatkan respon positif atau reputasi yang baik di mata masyarakat, tentu ingin selalu mempertahankannya untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu cara untuk mempertahankan reputasi yang baik tersebut adalah dengan 7

menghindari tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai sosial seperti tindakan agresivitas pajak. Penelitian terkait hubungan CSR dengan agresivitas pajak telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Watson (2011) mengungkapkan bahwa aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan secara konsisten dapat mengurangi tingkat agresivitas pajak perusahaan. Penelitian lain dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2012), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, maka semakin rendah tingkat agresivitas pajak yang dilakukan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar tanggung jawab sosial yang dilaksanakan perusahaan maka semakin tinggi kesadaran perusahaan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Selain corporate governance dan Corporate Social Responsibility, tindakan agresivitas pajak juga dipengaruhi oleh kestabilan dan kemampuan perusahaan untuk membayar pajak yang dapat terlihat dari ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan (Sari, 2010). Perusahaan besar cenderung memiliki sumber daya yang lebih besar dan lebih baik dibandingkan perusahaan kecil untuk melakukan pengelolaan pajak (Darmawan, 2014). Sumber daya yang ahli dalam perpajakan diperlukan agar dalam pengelolaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan dapat maksimal untuk menekan besarnya beban pajak perusahaan, sedangkan perusahaan kecil tidak dapat optimal dalam mengelola beban pajaknya dikarenakan kekurangan ahli 8

perpajakan dalam perusahaannya (Darmadi, 2013). Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa perusahaan besar akan cenderung memiliki tingkat agresivitas pajak yang tinggi. Penelitian terkait ukuran perusahaan telah dilakukan sebelumnya, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Sari (2013), yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin rendah CETR yang dimilikinya karena perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana pengaruh komisaris independen terhadap effective tax rate? 2) Bagaimana pengaruh ukuran dewan direksi terhadap effective tax rate? 3) Bagaimana pengaruh komite audit terhadap effective tax rate? 4) Bagaimana pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap effective tax rate? 5) Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap effective tax rate? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh komisaris independen terhadap effective tax rate. 9

2) Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan direksi terhadap effective tax rate. 3) Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap effective tax rate. 4) Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap effective tax rate. 5) Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap effective tax rate. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan penelitan yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah refrensi, informasi, dan wawasan serta menguatkan Teori Legitimasi. 2) Kegunaan Praktis Bagi pihak perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan khususnya mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Bagi investor, penelitian ini dapat memberikan masukan dalam menilai dan mengevaluasi suatu perusahaan ketika akan melakukan penanaman modal dalam perusahaan tersebut. 10

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun dalam beberapa bab secara sistematis sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah mengenai agresivitas pajak yang diproksikan dengan Effective Tax Rate (ETR) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, pokok rumusan masalah variabel yang diteliti, tujuan dan kegunaan penelitian serta diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang menunjang pembahasan terhadap masalah dan variabel dalam penelitian ini dan diakhiri dengan rumusan hipotesis dan model penelitian. Bab III : Metode Penelitiian Bab ini memaparkan tentang desain penelitian yang digunakan, menentukan lokasi dan ruang lingkup wilayah dilakukannya penelitian, penentuan obyek penelitian, menjelaskan mengenai identifikasi variabel faktor yang mempengaruhi agresivitas pajak, mendefinisikan operasional variabel, jenis dan sumber data yang digunakan, menjelaskan mengenai populasi, sampel dan metode penentuan sampel, serta metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 11

Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai Gambaran umum objek penelitian pada aktivitas agresivitas pajak yang dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), deskripsi data hasil penelitian terhadap agresivitas pajak serta pembahasan hasil penelitian berdasarkan output SPSS. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan tentang simpulan yang dibuat berdasarkan uraian pada bab sebelumnya serta saran-saran yang nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian berikutnya. 12