KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB V PENUTUP A. Simpulan

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL BERLAYAR KE SURGA KARYA RAMADHA TSULATSI HAJAR DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA

Konflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra)

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

ANALISIS STRUKTURAL OBJEKTIF DALAM NOVEL KENTJONO KATON WINGKO KARYA BOEDHI S.

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Analisis Struktural dan Gaya Bahasa dalam Cerita Rakyar Bebanten Katresnan karya Sri Adi Harjono

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan

Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, dan sastra (Baried, 1983: 4). Cipta sastra yang termuat dalam naskah,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang

NILAI-NILAI MORALDALAM NOVEL AYAH MENGAPA AKU BERBEDA? KARYA AGNES DAVONAR DAN SKENARIOPEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL AJI SAKA KARYA WAWAN SUSETYA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena sastra berisikan ide para pengarang yang. lebih memaknai arti dari sebuah karya sastra tersebut.

PEDOMAN PENULISAN LAPORAN STUDI BANDING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER TRIGUNA DHARMA TERAKREDITASI B

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Oleh: Anggi Dwi Jayanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERWATAKAN TOKOH UTAMA NOVEL NI WUNGKUK KARYA ANY ASMARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI

Transkripsi:

KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK Oleh : Diana Prastika program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa diana_prastika@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) naskah Serat Pararaton: Ken Angrok, (2) struktur naskah Serat Pararaton: Ken Angrok yang meliputi: tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah Serat Pararaton: Ken Angrok, dengan data primernya yaitu isi dari Serat Pararaton: Ken Angrok koleksi perpustakaan Radya Pustaka, Surakarta dengan kode SMP-RP 15 dan data sekunder yang meliputi: (1) isi dari Serat Pararaton Ken Arok I, (2) isi dari Serat Pararaton Ken Arok II, dan (3) isi dari Serat Pararaton Ken Arok III. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik pustaka, dan teknik catat. Instrumen pengumpulan data ialah peneliti sendiri dan dibantu dengan alat-alat seperti nota pencatat data dan alat tulis. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh hasil penelitian bahwa naskah Serat Pararaton: Ken Angrok keadaannya masih baik, tulisannya masih dapat dibaca dan halamannnya masih lengkap. Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok menceritakan tentang rajaraja di Singasari dan Majapahit. Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok bertemakan kepahlawanan dan beralur maju dengan tokoh utama Ken Angrok dan tokoh pendamping Ken Endok, Tunggul Ametung dan Ken Dedes. Latar tempat dalam Serat Pararaton: Ken Angrok meliputi: Karuman, Tumapel dan Majapahit. Latar waktu meliputi: pagi hari, sore hari, malam hari, hari dan tahun. Latar sosial meliputi status sosial, kepercayaan, kebiasaan dan perilaku yang dilakukan oleh para tokoh dalam naskah Serat Pararaton: Ken Angrok. Pengarang dalam menceritakan isi naskah Serat Pararaton: Ken Angrok menggunakan sudut pandang persona ketiga dan menggunakan majas simbolik yang termasuk majas perbandingan. Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok mengisyaratkan pesan bahwa setiap kerja keras akan membuahkan hasil pada waktunya. Kata kunci: Struktural Sastra, Serat Pararaton Pendahuluan Di Indonesia tersimpan berbagai peninggalan kebudayaan masa lampau yang berupa peninggalan tertulis maupun tidak tertulis. Peninggalan kebudayaan yang tertulis salah satunya adalah naskah yang secara nyata wujudnya dapat dilihat dan dipegang yang menyimpan sejumlah cerita masa lampau. Baried (dalam Saputra 2008:4) berpendapat bahwa naskah merupakan benda konkret yang dapat dilihat atau dipegang. Naskah pada dasarnya merupakan sarana komunikasi antara penulis di masa lalu yang merupakan bagian pemilik kebudayaan dan pembaca di masa kemudian. Naskah termasuk dalam unsur-unsur kebudayaan yang tersimpan dalam sebuah karya sastra. Purwadi (2009:3) menyatakan bahwa karya sastra adalah pengungkapan baku Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 20

dari apa yang telah disaksikan, dialami, diperenungkan, dan dirasakan orang mengenai segi-segi kehidupan yang paling menarik minat secara langsung. Karya sastra khususnya yang berbentuk prosa memiliki struktur yang kesemua unsurnya saling melengkapi. Struktur atau unsur pembangun itu meliputi: tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Ikram (1997:31) mengungkapkan bahwa semua unsur kebudayaan yang ditemukan dalam sastra lama membentuk gambaran tentang manusia dan kebudayaannya pada masa lampau. Peninggalan kebudayaan ini perlu dilestarikan, apalagi banyak masyarakat yang menganggap naskah hanya sebagai jimat dan tidak dimanfaatkan dengan baik dan banyak pula generasi muda yang cenderung bangga pada budaya asing daripada budayanya sendiri. Upaya untuk melestarikan budaya yang berupa naskah salah satunya dengan mengkaji atau menganalisis isi dalam naskah tersebut. Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok terdiri dari 38 halaman dan berbentuk prosa yang tersimpan dalam Perpustakaan Radya Putaka, Surakarta. Serat Pararaton: Ken Angrok mengisahkan tentang raja-raja di Singasari dan Majapahit yang diawali dengan dilahirkannya kembali anak seorang janda ke bumi yang bereinkarnasi menjadi Ken Angrok yang nantinya akan menjadi raja di tanah Jawa. Serat Pararaton: Ken Angrok memiliki struktur yang komplek yang meliputi: tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Dengan mengkaji unsur-unsur pembangunnya, akan diketahui makna yang terkandung dalam naskah tersebut. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah Serat Pararaton: Ken Angrok. Data primer dalam penelitian ini adalah isi dari Serat Pararaton: Ken Angrok koleksi perpustakaan Radya Pustaka, Surakarta dengan kode SMP-RP 15. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi: (1) isi dari Serat Pararaton Ken Arok I, (2) isi dari Serat Pararaton Ken Arok II dan (3) isi dari Serat Pararaton Ken Arok III karya R.M. Mangkudimedja yang dialihaksarakan oleh Drs. Hardjana HP. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, teknik pustaka, dan teknik catat. Instrumen penelitian ini menggunakan human instrumen Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 21

dan dibantu dengan alat bantu lainnya seperti nota pencatat dan alat tulis. Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif. Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Deskripsi Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok Saputra (2008:82-83) berpendapat bahwa deskripsi naskah merupakan suatu penyajian informasi mengenai keadaan fisik naskah yang akan diteliti. Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok tersimpan dalam Perpustakaan Radya Pustaka, Surakarta yang mengisahkan tentang raja-raja di Singasari dan Majapahit yang berawal dari kisah dilahirkannya kembali anak seorang janda yang bereinkarnasi menjadi Ken Angrok yang nantinya akan menjadi raja di Pulau Jawa. Tabel Deskripsi Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok No Keterangan Naskah yang diteliti 1 Nama pengarang Anonim 2 3 Tempat penyimpanan Tahun penulisan Perpustakaan Radya Pustaka, Surakarta 1963 4 Nomor kodeks SMP-RP 15 5 6 Judul naskah Keadaan naskah Serat Pararaton: Ken Angrok Halaman masih lengkap dan terbaca 7 Jumlah baris setiap halaman Lembar pertama dan kedua kosong, lembar ketiga tertulis judul naskah, halaman 1 terdiri dari 33 baris, halaman 2-12 terdiri dari 34 baris, halaman 13-37 terdiri dari 37 baris, halaman 38 terdiri dari 12 baris dan dua lembar terakhir kosong. 8 9 10 11 Ukuran margin teks - Top - Bottom - Left - Right Ukuran naskah Isi naskah Bentuk teks 3,5 cm 2 cm 2 cm 1,7 cm 32 x 20 cm Kisah tentang raja-raja di Singasari dan Majapahit Prosa (gancaran) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 22

12 Sampul naskah 13 Jenis aksara naskah 14 Penomoran halaman 15 Ukuran aksara teks 16 Sikap aksara teks 17 Goresan aksara teks 18 Warna tinta 19 Bahasa teks 20 Jumlah halaman naskah yang teliti 21 Bentuk huruf Berwarna ungu tua Aksara jawa Bagian atas tengah p= 4 mm l= 2 mm Miring ke kanan Tipis Hitam Jawa Kuna Halaman 1-38 Ngetumbar B. Unsur Pembangun atau Struktural Serat Pararaton: Ken Angrok Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok yang tersimpan di Perpustakaan Radyapustaka, Surakarta menceritakan tentang raja-raja yang bertahta di Singasari dan Majapahit. Karya sastra yang bersifat fiksi mempunyai struktur yang kompleks yang kesemua unsurnya saling berkaitan sehingga tercipta sebuah cerita yang menarik. Struktur dalam naskah Serat Pararaton: Ken Angrok meliputi: tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. 1. Tema Tema dalam naskah Serat Pararaton: Ken Angrok adalah Kepahlawanan. 2. Alur Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok menggunakan alur progresif atau alur lurus karena kronologis kejadianya ditampilkan secara urut dari tahap pengenalan hingga tahap penyelesaian. 3. Tokoh dan Penokohan Tokoh utama dalam Serat Pararaton: Ken Angrok adalah Ken Angrok yang berwatak pemarah dan suka berbuat tidak baik tetapi pantang menyerah dan tahu balas budi. Tokoh pendamping dalam Serat Pararaton: Ken Angrok Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 23

meliputi: Ken Endok yang penurut dan penyayang, Tunggul Ametung yang tangguh dan Ken Dedes yang cantik jelita, penyayang dan penurut. 4. Latar Latar tempat dalam naskah Serat Pararaton: Ken Angrok yaitu Karuman, Tumapel, Majapahit dan Daha. Latar waktu dalam Serat Pararaton: Ken Angrok yaitu pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, hari dan tahun. Latar sosial dalam Serat Pararaton: Ken Angrok yaitu status sosial, keyakinan, adat istiadat dan perilaku para tokoh. 5. Sudut Pandang Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok menggunakan sudut pandang persona ketiga. 6. Gaya Bahasa Gaya bahasa atau majas yang terdapat dalam naskah Serat Pararaton: Ken Angrok adalah majas simbolik yang termasuk dalam majas perbandingan. 7. Amanat Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok menyiratkan pesan bagi pembacanya yaitu: (1) Jangan menyimpan dendam pada orang yang berbuat tidak menyenangkan kepada kita, karena sedikit-dikitnya rasa dendam itu tetap tidak lebih baik daripada berusaha menerima takdir, (2) Berusahalah untuk selalu berbuat baik pada sesama, karena kita akan memetik dari apa yang telah kita tanam, dan (3) Kendalikanlah emosi agar tidak ada orang yang tersakiti karena perbuatan kita. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada naskah Serat Pararaton: Ken Angrok, peneliti mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok adalah naskah yang berbentuk prosa yang terdiri dari 38 halaman, koleksi Perpustakaan Radya Pustaka, Surakarta. Naskah Serat Pararaton: Ken Angrok Majapahit. menceritakan tentang raja-raja Singasari dan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 24

2. Pada kandungan isi naskah Serat Pararaton: Ken Angrok ditemukan unsur struktural yang meliputi: (1) Tema kepahlawanan, (2) Ken Angrok sebagai tokoh utama dengan watak pemarah, suka berbuat tidak baik namun tahu balas budi, (3) Alur lurus (maju/progresif) yang menampilkan kejadian-kejadian secara urut dari tahap pengenalan hingga tahap penyelesaian, (4) Latar tempat meliputi: Karuman, Tumapel dan Majapahit. Latar waktu meliputi: pagi, siang, sore, malam, hari dan tahun. Latar sosial meliputi: status sosial, keyakinan, adat istiadat dan perilaku, (5) Sudut pandang persona ketiga,(6) Gaya bahasa yang digunakan pengarang adalah majas simbolik yang termasuk dalam majas perbandingan dan (7) Amanat yang diisyaratkan pengarang kepada pembaca adalah setiap kerja keras akan membuahkan hasil pada waktunya Daftar Pustaka Ikram, Achadiati. 1997. Filologia Nusantara. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Purwadi. 2009. Pengkajian Sastra Jawa.Yogyakarta: Pura Pustaka. Saputra, Karsono H. 2008. Pengantar Filologi Jawa. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 25