Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

Oleh: Dessi Fitriah Herista Armis Titi Solfitri ABSTRACT

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

Ati*, Zuhri D **, Putri Yuanita**) Key word : Cooperative Learning, Numbered Heads Together, Learning Achievement

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Key words: STAD, learning outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

Oleh: Tiaranita Dekriati * ) Japet Ginting ** ) Sakur *** ) ABSTRACT

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Lestaria Meri, Atma Murni, Syofni No Hp :

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Aryanita 1 * Syofni ** Sehatta Saragih ***

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 005 SEGATI KEC. LANGGAM T.

Junaidi S 1, Titi Solfitri 2,H. Zuhri D 3 HP

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

Program Studi Pendidikan Matematika

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN PAIR CHECK

Tatik Lestari, Syofni, Kartini No Hp :

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

Zulkifli *) Susda Heleni, Putri Yuanita **) Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI 2 SIAK HULU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

ABSTRACT. Key word : Model study of type cooperative, think pair square, cycles, learning outcomes, result of learning mathematics

Delpina *) Yenita Roza, Rini Dian Anggraini. **) Kampus Bina Widya KM. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru

Manah Kibtiyah 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Rika Aprilia 1, Yenita Roza 2, Rini Dian Anggraini 3 No.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X IPA 1 MAN 2 MODEL PEKANBARU

Maya Anggraini 1, Putri Yuanita 2, Atma Murni 3 No.

Lucia Helen Dewi Ariani * ), Japet Ginting,Yenita Roza ** ) ( )

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII a SMP N 2 CERENTI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THREE STAY ONE STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Selva Mardhatilla*), Zulkarnain, Rini Dian Anggraini **) ( )

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX D SMP NEGERI 10 TAPUNG

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING NUMBERED HEAD TOGETHER STRUCTURAL APPROACHMODEL TO IMPROVE STUDENTS MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES CLASS VII

Puput Wiyanto, Zuhri D, Susda Heleni No Hp :

Vadhillah Rivha Vicry, H. Zuhri D, Suhermi No Hp

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

Darmawati*), Titi Solfitri **), Yenita Roza**) Key word: Cooperative Learning, STAD, Learning Achievement

Rokiah Syafitri 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 003 SIABU KECAMATAN SALO

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 025 SUNGAI TUNGGAK

Siti Nasuha 1, Jalinus 2, Rini Dian Anggraini 3 Hp.

Noni Vera Helvida*, Putri Yuanita**, Syarifah Nur Siregar**)

PENERAPAN STRATEGI FIRE-UP DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 3 SMPN 2 TAMBANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 013 GANTING KECAMATAN SALO

Bima Firmantara, Armis, Syarifah Nur Siregar ,

I. Pendahuluan Matematika memegang peranan penting di dalam dunia pendidikan karena merupakan salah satu bidang studi yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Monica Eka Yulianda 1, Atma Murni 2, Jalinus 3 Contact :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK

Nurlaily, Susda Heleni,Kartini Phone Number:

Asari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SQUARE (TPS) TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT GRADE X AP 1 SMK PGRI PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SDN 112 PEKANBARU

Restu Putri Islami* Syofni ** Putri Yuanita ***

Abstract: This research is based on the low of students math achievement at

Nurain *) Japet Ginting, dan Armis **) ABSTRACT

Oleh: Rikza Aryanti*) Syofni**) Sehatta Saragih**) ABSTRACT

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

PENERAPAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW

PENERAPAN QUICK ON THE DRAW DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MIA 3 SMAN 10 PEKANBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293 riwagiyantra@yahoo.com/085265710408 Abstract This study aims to improve learning outcomes math class XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru through cooperative learning approach to structural Numbered Heads Together. Forms of research is collaborative action research. This study was conducted in two cycles. Research procedures were carried out in a class action including planning, implementation, observation and reflection. The results of this study show once applied the structural approach to cooperative learning Numbered Heads Together increase student participation in the classroom resulted in increased student learning outcomes in math class XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru. Based on these results, we can conclude the implementation of cooperative learning model Numbered Heads Together structural approach can improve students' mathematics learning outcomes. Keywords: cooperative learning, NHT structural approach, learning outcomes Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Oeh karena itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi itu diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, dan kompetitif (BSNP, 2006). Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika memiliki tujuan pembelajaran yang tercantum dalam BSNP (2006). Tujuan pembelajaran ini akan tercapai dengan dilaksanakannya proses pembelajaran yang baik. Kenyataan di lapangan berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru dan hasil observasi di kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum sesuai dengan * Riwa Giyantra adalah mahasiswa program studi pendidikan matematika FKIP UR ** Armis dan Putri Yuanita adalah dosen program studi pendidikan matematika FKIP UR 1

Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum dapat mengoptimalkan partisipasi siswa di kelas. Akibatnya terjadi dominasi beberapa siswa di kelas, baik ketika mengerjakan tugas secara individu maupun berkelompok. Kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik ini mengakibatkan hasil belajar matematika siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru matematika kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru, diketahui bahwa persentase ketercapaian KKM siswa hanya 22,22%, dengan KKM mata pelajaran matematika yang ditetapkan di kelas XI IPA 6 adalah 77. Dari uraian permasalahan tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menghilangkan dominasi siswa yang berkemampuan tinggi dalam pembelajaran, melibatkan semua siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan tanggungjawab semua siswa terhadap tugas yang diberikan guru. Model pembelajaran yang dapat memecahkan permasalahan tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Numbered Heads Together (NHT). Dengan penerapan pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Numbered Heads Together (NHT) setiap siswa dapat berperan aktif dan mempunyai rasa tanggungjawab terhadap kelompoknya. Dengan kata lain, siswa yang berkemampuan rendah akan memiliki motivasi untuk bertanya kepada siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan tinggi akan memiliki kepedulian untuk membuat teman sekelompoknya paham sehingga pemahaman materi akan lebih merata dan dapat meningkatkan hasil belajar. Suasana kelas yang demokratis dan menyenangkan akan memberi peluang mencapai hasil belajar yang optimal (Sudjana, 2010). Sehubungan dengan hal tersebut maka penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 pada materi pokok peluang. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sendiri, sedangkan guru matematika kelas XI IPA 6 sebagai pengamat selama proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana tahap-tahap pada masing-masing siklus adalah: 1. Perencanaan Pada tahap ini, hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti adalah menyusun silabus penelitian tentang peluang, membuat 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 8 Lembar Kerja Siswa (LKS), mempersiapkan 2 ulangan harian sebagai tes hasil belajar dan mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas dan interaksi siswa dan guru. 2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan pendekatan struktural Numbered Heads Together (NHT) pada Materi pokok peluang untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa 2

kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Numbered Heads Together (NHT) oleh peneliti yang bertindak sebagai guru, sedangkan guru matematika kelas XI IPA 6 bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Pengamatan (Observasi) Tindakan diamati setiap kali pertemuan tentang aktivitas dan interaksi siswa dan guru pada penerapan pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Numbered Heads Together (NHT). Pengamatan dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir, kemudian hasilnya dideskripsikan secara rinci pada lembar pengamatan. 4. Refleksi Refleksi merupakan suatu upaya untuk mengkaji aktivitas dan hasil belajar yang dicapai atau yang belum dicapai. Refleksi dilakukan setiap sesudah pertemuan dan juga pada akhir setiap siklus yang merupakan perenungan bagi guru atau peneliti atas dampak dari proses pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi akan menimbulkan pertanyaan yang bisa dijadikan sebagai acuan keberhasilan, misal bagaimana aktivitas dan interaksi siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Hasil refleksi ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk merencanakan tindakan baru pada siklus selanjutnya. Tindakan ini terdiri dari dua siklus; hasil refleksi pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II sementara hasil refleksi pada siklus II akan peneliti sampaikan kepada guru dan merekomendaikan rencana perbaikannya. Berpandu pada Arikunto (2011), model siklus penelitian tindakan kelas pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaa Pengamatan Gambar. 1: Bagan Siklus PTK 3

Tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas pada penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT di kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru, Jumlah siswanya adalah 36 orang yang terdiri dari 14 laki-laki dan 22 perempuan pada tahun pelajaran 2012/2013. Instrumen penelitian adalah perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen pengumpulan data terdiri dari lembar pengamatan dan tes hasil belajar matematika. Lembar pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan terfokus yang disusun berdasarkan penerapan pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT dan diisi pada setiap pertemuan. Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, kemudian dianalisis untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dari tindakan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran kemudian diperbaiki pada siklus selanjutnya. Tes hasil belajar matematika digunakan untuk menentukan ketercapaian kompetensi siswa. Tes hasil belajar berupa ulangan harian I dan ulangan harian II. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik observasi dan teknik tes. Sementara teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis data aktivitas guru dan siswa, serta analisis data hasil belajar matematika siswa yang terdiri dari analisis data nilai perkembangan individu, analisis ketercapaian KKM indikator dan analisis ketercapaian KKM. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan pada penelitian ini, maka ditetapkanlah kriteria keberhasilan tindakan. Sejalan dengan Suyanto (1997) yang mengatakan tindakan dikatakan berhasil apabila keadaan setelah tindakan lebih baik daripada sebelumnya. Keadaan dikatakan lebih baik jika terjadi perbaikan proses pembelajaran sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pada kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru. Maka pada penelitian ini tindakan dikatakan berhasil jika: a. Aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran selama tindakan lebih baik jika dibandingkan sebelumnya. b. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebelum tindakan dengan setelah tindakan meningkat. Analisis data perkembangan individu siswa ditentukan dengan melihat nilai perkembangan siswa yang diperoleh dari selisih skor dasar dengan skor hasil tes belajar matematika setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT. Dalam penelitian ini, nilai perkembangan individu mengacu pada kriteria yang dibuat Slavin (1995) pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Nilai Perkembangan Individu Skor Tes Nilai Perkembangan Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 5 10 poin sampai 1 poin di bawah skor awal 10 Sama dengan skor dasar sampai dengan 10 poin di atas skor dasar 20 Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 Nilai sempurna ( tidak berdasarkan skor dasar ) 30 Sumber: Slavin (1995) 4

Analisis Ketercapaian KKM Indikator diperoleh dengan cara mencari persentase ketuntasan setiap indikator pada soal ulangan harian I dan II. Siswa dikatakan telah mencapai kriteria ketuntasan untuk setiap indikator apabila siswa mencapai nilai 77. Persentase ketercapaian KKM pada masing-masing indikator ditentukan dengan rumus berikut. Persentase Ketercapaian KKM per Indikator = 100% Untuk indikator yang persentase ketercapaian KKM nya tidak mencapai 100%, dilihat kesalahan yang dilakukan siswa pada indikator tersebut, sehingga dapat diberikan rekomendasi program remedial yang tepat. Analisis data tentang ketercapaian KKM dilakukan dengan membandingkan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada skor dasar dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada tes hasil belajar matematika yang menerapkan pembelajaran Kooperatif Pendekatan Struktural NHT. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Persentase Ketercapaian KKM = 100% Hasil Penelitian dan Pembahasan Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus I terdiri dari 4 pertemuan dan 1 ulangan harian, sementara siklus II juga terdiri dari 4 pertemuan dan 1 ulangan harian. Untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan dari tindakan yang dilakukan selama proses pemebelajaran, maka dilakukan analisis terhadap aktivitas guru dan siswa melalui lembar pengamatan dan diskusi dengan pengamat. Berdasarkan lembar pengamatan siklus I, pada tahap menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa diketahui bahwa pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat sudah berjalan dengan baik hanya saja masih ada beberapa orang siswa yang tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh peneliti. Pada tahap menyajikan informasi diketahui bahwa pada pertemuan pertama guru agak tergesa-gesa memberikan penjelasan tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga siswa kurang memahami dan meminta peneliti untuk menjelaskan kembali. Namun pada pertemuan kedua, ketiga dan keempat siswa sudah terbiasa dan mengerti terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pada tahap membimbing siswa dalam berdiskusi mengerjakan LKS diketahui bahwa, pada pertemuan pertama guru kurang menjelaskan pengerjaan LKS dan penulisan laporan pada kertas karton kepada siswa sehingga pada saat mengerjakan LKS dan penulisan laporan banyak siswa yang bertanya kepada peneliti dan membuat peneliti kesulitan dalam memberikan bimbingan. Sedangkan pada pertemuan kedua, ketiga dan keempat, peneliti sudah berusaha membimbing siswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya namun masih saja ada beberapa orang yang kurang memahami isi LKS. Walaupun demikian, peneliti berusaha membimbing siswa yang belum paham tersebut sehingga mereka bisa paham tentang isi LKS. 5

Pada tahap mengevaluasi pemahaman siswa melalui presentasi kelompok, diketahui bahwa pada setiap pertemuan hanya sedikit siswa yang menanggapi presentasi kelompok namun peneliti tetap berusaha memotivasi siswa untuk memberikan tanggapan. Pada pertemuan pertama, kedua dan keempat, peneliti memberikan pujian kepada siswa penyaji dan penanggap namun pada pertemuan ketiga peneliti tidak memberikan pujian kepada siswa penyaji dan penanggap. Pada tahap memberikan penghargaan diketahui bahwa, pada pertemuan pertama dan ketiga peneliti tidak memotivasi siswa untuk mendapatkan penghargaan yang lebih baik untuk pertemuan selanjutnya. Namun, pada pertemuan kedua dan keempat, peneliti memotivasi siswa untuk mendapatkan penghargaan yang lebih baik untuk pertemuan selanjutnya. Pada tahap penyimpulan materi pelajaran, diketahui bahwa pada pertemuan pertama peneliti tidak menyimpulkan materi pelajaran. Namun, pada pertemuan berikutnya yaitu pertemuan kedua, ketiga dan keempat peneliti menyimpulkan materi pelajaran dan membimbing siswa membuat kesimpulan meskipun hanya sedikit siswa yang berani menyimpulkan materi pelajaran. Berdasarkan analisis lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa pada siklus I, masih terdapat kekurangan-kekurangan yaitu: a) Guru kurang memberikan penjelasan tentang pengerjaan LKS dan penulisan laporan hasil diskusi kelompok. b) Masih kurangnya keaktifan siswa dalam menanggapi presentasi kelompok temannya dan pada saat memberikan kesimpulan pembelajaran. c) Peneliti belum seutuhnya dapat mengarahkan seluruh siswa untuk aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan LKS, sehingga masih banyak siswa yang menyalin hasil pekerjaan temannya tanpa mau bertanya yang ditulis tersebut diperoleh darimana. Kekurangan pada siklus I ini menjadi bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus II. Berdasarkan refleksi siklus pertama ini peneliti menyusun rencana perbaikan sebagai berikut. a) Peneliti akan menekankan kepada siswa bahwa aktivitas yang mereka lakukan sangat berpengaruh terhadap nilai kelompok dan penghargaan kelompok yang akan diterima nya pada setiap akhir siklus. b) Peneliti akan lebih teliti lagi dalam mengawasi pengerjaan LKS atau soal oleh masing-masing siswa di dalam kelompok. Jika ada beberapa orang siswa yang diam saja dan tidak terlibat diskusi, atau mengerjakan LKS dan soal secara individu akan peneliti beri peringatan dengan mengatakan bahwa siswa yang tidak terlibat dalam mengerjakan LKS dan soal yang akan peneliti tunjuk untuk mempresentasikan LKS atau soal di depan kelas. Sehingga jika siswa tersebut tidak bisa mempresentasikan LKS dan soal dengan benar, maka nilai kelompoknya akan berkurang. Pada siklus II, peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan siklus I berdasarkan refleksi pada siklus tersebut. Berdasarkan lembar pengamatan, pada tahap menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa diketahui bahwa pada pertemuan kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan sudah berjalan dengan baik hanya saja pada pertemuan keenam, peneliti tidak memberikan apersepsi. Pada tahap menyajikan informasi diketahui bahwa pada pertemuan kelima, 6

keenam, ketujuh dan kedelapan, peneliti tidak sulit lagi untuk mengingatkan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan karena siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT yang diterapkan. Pada tahap membimbing siswa dalam berdiskusi mengerjakan LKS diketahui bahwa pada pertemuan kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan peneliti belum maksimal membimbing siswa dikarenakan masih ada beberapa siswa yang kurang aktif berdiskusi. Namun, ketika menuliskan laporan hasil diskusi, siswa sudah paham karena sudah terbiasa. Pada tahap mengevaluasi pemahaman siswa melalui presentasi kelompok, diketahui bahwa pada setiap pertemuan hanya sedikit siswa yang menanggapi presentasi kelompok namun peneliti tetap berusaha memotivasi siswa untuk memberikan tanggapan. Namun, peneliti selalu memberikan pujian kepada siswa penyaji dan penanggap untuk setiap pertemuan. Pada tahap memberikan penghargaan diketahui bahwa, pada pertemuan keenam peneliti tidak memotivasi siswa untuk mendapatkan penghargaan yang lebih baik untuk pertemuan selanjutnya. Namun, pada pertemuan keenam dan ketujuh, peneliti memotivasi siswa untuk mendapatkan penghargaan yang lebih baik untuk pertemuan selanjutnya. Sedangkan pada tahap penyimpulan materi pelajaran, diketahui bahwa sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan hasil analisis lembar pengamatan, keterlaksanaan proses pembelajaran pada siklus II ini masih terdapat kekurangan yaitu masih ada siswa yang kurang aktif berdiskusi dalam kelompoknya serta kurangnya perhatian siswa ketika peneliti menyampaikan kesimpulan. Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, peneliti akan merekomendasikan saran perbaikan pembelajaran kepada guru yaitu: 1) Guru harus lebih aktif lagi dalam membimbing siswa dan memberi motivasi kepada siswa 2) Guru harus memfokuskan perhatian siswa ketika penyampaian kesimpulan dengan cara membuat siswa tenang terlebih dahulu sebelum mendengarkan kesimpulan dari guru. Ditinjau dari hasil belajar, peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari analisis data nilai perkembangan individu siswa, analisis ketercapaian KKM indikator, dan analisis ketercapaian KKM. Nilai perkembangan siswa pada siklus I dan II disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Perkembangan Individu Pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Nilai Perkembangan Jumlah % Jumlah % 5 2 5,56 1 2,78 10 4 11,11 1 2,78 20 8 22,22 8 22,22 30 22 61,11 26 72,22 Sumber: Olahan Data Hasil Penelitian (2012) Dari Tabel 2 kita peroleh bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai perkembangan 20 dan 30 lebih banyak daripada jumlah siswa yang memperoleh nilai perkembangan 5 dan 10 untuk setiap siklus. Hal ini berarti jumlah siswa 7

yang mengalami peningkatan nilai ulangan harian lebih banyak daripada jumlah siswa yang mengalami penurunan nilai ulangan harian. Nilai perkembangan individu siswa akan disumbangkan untuk nilai perkembangan kelompok, kemudian dicari rata-rata nilai perkembangannya dan disesuaikan dengan kriteria penghargaan kelompok yang digunakan sehingga diperoleh penghargaan masing-masing kelompok. Penghargaan yang diperoleh masing-masing kelompok pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Deskripsi Penghargaan Kelompok pada Siklus I dan Siklus II Kelompok Siklus I Nilai Perkembangan Kelompok Penghargaan Siklus II Nilai Perkembangan Kelompok Penghargaan Statistik 17,50 Hebat 23,75 Hebat Peluang 25,00 Super 27,50 Super Trigonometri 30,00 Super 27,50 Super Integral 16,25 Hebat 27,50 Super Matriks 27,50 Super 27,50 Super Eksponen 30,00 Super 27,50 Super Vektor 20,00 Hebat 27,50 Super Lingkaran 21,25 Hebat 22,50 Hebat Turunan 30,00 Super 27,50 Super Sumber: Olahan Data Hasil Penelitian (2012) Dari Tabel 6 terlihat adanya peningkatan jumlah kelompok yang memperoleh penghargaan sebagai kelompok super dari siklus I ke siklus II dan penurunan jumlah kelompok yang memperoleh penghargaan sebagai kelompok hebat. Selama siklus pertama dan kedua tidak ada kelompok yang mendapatkan penghargaan sebagai kelompok baik, hal ini menunjukkan bahwa masing-masing siswa menyumbangkan nilai perkembangan yang cukup tinggi untuk kelompoknya masing-masing. Adapun ketercapaian KKM indikator pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Ketercapaian KKM Indikator Pada Ulangan Harian I No. 1 Indikator Menentukan berbagai kemungkinan pengisian tempat (kaidah perkalian) dalam permainan tertentu atau masalah-masalah lainnya Jumlah Siswa yang Mencapai KKM=77 Persentase (%) 30 83 2 Menghitung faktorial dari bilangan asli 25 69 3 Menghitung permutasi r unsur dari n unsur yang berbeda, r n 32 89 4 Menghitung nilai permutasi dengan beberapa unsur sama 26 72 5 Menghitung nilai permutasi siklis 28 78 6 Menghitung nilai kombinasi r unsur dari n unsur yang berbeda, r n 15 42 7 Menerapkan aturan kombinasi dalam menjabarkan Binom Newton 12 33 Sumber: Analisis Data Hasil Penelitian (2012) 8

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa tidak ada indikator yang persentase ketercapaian KKM nya 100%. Untuk itu, peneliti melihat kesalahan siswa untuk setiap indikator pada UH I, sehingga diketahui kesalahan yang dilakukan siswa di setiap indikator. Setelah melihat kesalahan jawaban siswa pada UH I, peneliti merekomendasikan kepada guru tentang cara perbaikan yang harus dilakukan. Adapun ketercapaian KKM indikator pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Ketercapaian KKM Indikator Pada Ulangan Harian II No. 1 Indikator Menentukan titik sampel, ruang sampel dan banyaknya kemungkinan kejadian dari suatu percobaan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM=77 Persentase (%) 26 72 2 Menentukan peluang dan peluang komplemen suatu kejadian 34 94 3 Menentukan frekuensi harapan suatu kejadian 22 61 4 Menentukan peluang gabungan dua kejadian yang saling lepas 12 33 5 Menentukan peluang dua kejadian yang saling bebas 32 89 6 Menentukan peluang kejadian bersyarat 25 69 Sumber: Analisis Data Hasil Penelitian (2012) Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa tidak ada indikator yang persentase ketercapaian KKM nya 100%. Untuk itu, peneliti melihat kesalahan siswa untuk setiap indikator pada UH II, sehingga diketahui kesalahan yang dilakukan siswa di setiap indikator dan merekomendasikan kepada guru tentang cara perbaikan yang tepat. KKM mata pelajaran matematika untuk kelas XI IPA 6 yang ditetapkan sekolah adalah 77. Pada tabel berikut ini disajikan jumlah dan persentase siswa yang mencapai KKM dari skor dasar (sebelum tindakan) ke nilai UH I dan nilai UH II. Tabel 6. Ketercapaian KKM Sebelum dan Sesudah Tindakan Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan Hasil Belajar Skor Dasar UH I UH II Jumlah siswa yang mencapai 8 20 28 KKM ( 77) Persentase siswa yang 22,22% 55,57% 77,78% mencapai KKM Sumber: Analisis Data Hasil Penelitian (2012) Berdasarkan Tabel 6 di atas, terlihat bahwa terjadi perubahan hasil belajar siswa dari skor dasar, ulangan harian I, dan ulangan harian II. Jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan, dari 8 orang pada skor dasar, menjadi 20 orang pada ulangan harian I, dan 28 orang di ulangan harian II. Hal ini menunjukkan bahwa setelah tindakan terjadi peningkatan hasil belajar atau terjadi 9

perubahan hasil belajar menjadi lebih baik yang ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai KKM dari skor dasar ke UH-I dan UH-II. Sejalan dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT, peneliti telah melakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Pendekatan Struktural NHT. Perbaikan proses pembelajaran mengakibatkan peningkatan hasil belajar siswa mengisyaratkan tindakan yang dilakukan peneliti telah berhasil sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang telah dibuat pada penelitian ini. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Suyanto (1997), apabila keadaan setelah tindakan lebih baik daripada sebelum tindakan maka dapat dikatakan tindakan berhasil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dengan demikian, pelaksanaan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT di kelas tindakan ini telah dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan partisipasi aktif mereka di dalam pembelajaran, saling bekerjasama, bertanggung jawab dan mendorong untuk berprestasi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Slavin (1995) bahwa pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT dapat meningkatkan tanggung jawab siswa dalam belajar di kelompoknya. Partisipasi, tanggung jawab, dan kemampuan bekerja sama siswa yang semakin meningkat, mengakibatkan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT di kelas tindakan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Pekanbaru semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 pada materi pokok Peluang Saran Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif pendekatan struktural NHT sebaiknya: (1) Guru harus lebih aktif lagi dalam membimbing siswa dan memberi motivasi kepada siswa. (2) Guru harus mengelola waktu dengan baik sehingga kegiatan penutup seperti menguji pemahaman siswa dan menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan siswa di akhir pembelajaran dapat berjalan dengan baik, serta guru juga mempunyai cukup waktu untuk merangkum kesimpulan dari beberapa orang siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi., Suhardjono., dan Supardi., 2011, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. 10

BSNP, 2006, Panduan Penyusunan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Jakarta. Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Slavin, R.E., 1995, Cooperative Learning Theory Researcht and Practice, Ally and Bacon, Boston. Sudjana, N., 2010, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung. Suyanto., 1997, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Dikti Depdikbud, Yogyakarta 11