BAB I PENDAHULUAN. kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan (Anonim, 1992)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Subsistem Manajemen Tenaga Kerja

DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam memberikan pelayanan kepada klien. Pelayanan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. profesi keperawatan. Profesi perawat dinilai sebagai profesi yang memiliki resiko

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang. menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang terus meningkat dari pasien. Berbagai permasalahan bertambah

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses. perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Delapan puluh persen peternakan sapi perah di Indonesia merupakan peternakan sapi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

MANAJEMEN OPERASIONAL

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi

PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASPEK LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN ANESTESI. Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika dan Aspek Legal

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI. Presented by : Sofiana N, S.Kep Ners, M.Kep

SISTEM LEGISLASI TENAGA KEPERAWATAN. Sumijatun Oktober 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya dengan komunikasi yang baik dalam organisasi dimana komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mempertanggungjawabkan dan membuktikan pekerjaannya. Oleh karena itu ada

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. modern. Perkembangan tersebut membawa dampak bagi peningkatan. kebutuhan tenaga keperawatan profesional yang adaptif dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

BAB 3 METODE STUDI KASUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Lapangan Komprehensif (PBLK), tujuan akhir kegiatan PBLK, manfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TUGAS INDIVIDU MONITORING DAN EVALUASI KINERJA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Tentang Klinik Bidan IIS JONI

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

Kendali Mutu Sebagai Proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan untuk mencapai tujuan tersebut tergantung kepada. kehandalan dan kemampuan organisasi dalam mengoperasikan unit-unit

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

tugas sehari-hari (Arwani, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

underline;"><span style="font-size: 16pt">TUJUAN PENDIDIKAN</span></span></p> <p class="msonormal"><span>menghasilkan PERAWAT PROFESIONAL PEMULA YANG

BAB I PENDAHULUAN. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP Dokumentasi KePERAWATan. Firdawsyi Nuzula, S.Kp.,M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB II TINJAUAN TEORI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan upaya kesehatan, diperlukan sumber daya kesehatan yang memadai. Sumber daya kesehatan tersebut meliputi tenaga kesehatan yang bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan status kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan (Anonim, 1992) Suatu lingkungan kerja yang menyenangkan, sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang paling produktif. Dalam interaksi sehari-hari, antara atasan dan bawahan, berbagai asumsi dan harapan lain muncul. Ketika atasan dan bawahan membentuk serangkaian asumsi dan harapan mereka sendiri yang sering agak berbeda, perbedaan-perbedaan ini yang akhirnya berpengaruh pada tingkat kinerja. Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.(rivai & Basri, 2004 jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/penilaiankinerja-karyawan-definisi.html Searching 6 Oktober 2009). Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan

2 wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. ( Rivai & Basri, 2004 jurnal-sdm.blogspot.com / 2009 /04 / penilaian kinerja karyawan - definisi.html Searching 6 Oktober 2009 ). Kinerja Perawat merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan (Veizal Rivai 2004 : 309 dalam id.wikipedia.org/wiki/kinerja searching november 2009) Dalam hal peningkatan kinerja keperawatan, Carpetino (1999) mengemukakan bahwa perkembangan pelayanan keperawatan saat ini telah melahirkan paradigma keperawatan yang menuntut adanya pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini dapat dilihat dari adanya dua fenomena sistem pelayanan keperawatan yakni perubahan sifat pelayanan dari fakasional menjadi profesional dan terjadinya pergeseran fokus pelayanan asuhan keperawatan. Fokus asuhan keperawatan berubah dari peran kuratif dan promotif menjadi peran promotif, pereventif,kuratif dan rehabilitatif. Disiplin dan motivasi tenaga keperawatan yang baik dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat merupakan harapan bagi semua pengguna pelayanan. Keperawatan adalah suatu profesi yang mempunyai ciri-ciri dan kriteria tertentu sebagai suatu profesi yang diantaranya memiliki body of knowledge dan berbentuk pelayanan yang berorientasi kepada masyarakat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan di landasioleh ilmu pengetahuan dan kiat keperawatan. Dalam rangka memberdayakan kinerja keperawatan yang tersedia di rumah sakit, ada beberapa metode penugasan yang dapat dilaksanakan yaitu metode tim, fungsional, kasus, primer yang di terapkan di suatu rumah sakit

3 ketika setiap perawat di pusatkan pada satu tugas atau aktivitas. Metode tim adalah metode yang menggunakan satu tim perawat yang heterogen, untuk memberikan asuhan pada sekelompok pasien. Tujuannya memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan objektif sehingga pasien merasa puas. Keuntungan metode tim memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat. Perawat dapat mengenali pasien secara individual karena perawat hanya menangani pasien dalam jumlah yang sedikit, perawat dapat memeperlihatkan kerja yang lebih produktif. Tugas dan tanggungjawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhitungkan secara cermat. Kriteria ketua tim harus memiliki kemampuan untuk mengikutsertakan anggota tim dalam memecahkan masalah. Tugas dan tanggungjawab ketua tim diarahkan pada fokus utama proses keperawatan, membagi tugas mengontrol dan memberikan bimbingan untuk anggota tim, dan menerima laporan perkembangan kondisi pasien dari anggota tim. (Gilles 1994, dalam Arwani 2006) Asuhan Keperawatan adalah Dokumen yang mengidentifikasi inti dasar pentingnya asuhan pelayanan kesehatan yang menurut keyakinan keperawatan harus tersedia bagi semua individu dan menunjukan kerangka kerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keperawatan kesehatan sekarang dan di masa yang akan datang ( Nursing s Agenda for Health Reform 1991, dalam Doenges Marilynn E. 2003). Asuhan keperawatan preoperative dimulai dari pasien diputuskan untuk operasi, sampai masuk keruang operasi (AORN, 1995) yang bertujuan mempersiapkan klien untuk operasi. Asuhan menggunakan pendekatan ilmiah, yaitu proses keperawatan, agar klien mendapatkan pelayanan/ asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.

4 Proses keperawatan adalah tehnik pemecahan masalah yang meliputi dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi ( Capernito dan moyet 2007). Oleh karena itu, Standard praktik keperawatan ditetapkan dengan mengacu pada proses keperawatan meliputi Standard I : Dokumentasi Pengkajian keperawatan, Standard II : Dokumentasi Diagnosa keperawatan, Standard III : Dokumentasi Perencanaan keperawatan, Standard IV : Dokumentasi Implementasi, Standard V : Dokumentasi Evaluasi. Karena proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang di lakukan kepada pasien maka memiliki arti penting bagi kedua belah pihak yaitu perawat dan klien.( Pengantar Proses Keperawatan, Aziz Hidayat, 2009). Adapun beberapa karakteristik dari proses keperawatan diantaranya adalah proses keperawatan merupakan pemecahan masalah yang bersifat terbuka dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien juga selalu berkembang terhadap masalah yang ada dan mengikuti perkembangan zaman. Selanjutnya proses keperawatan dapat dilakukan melalui pendekatan secara individual dari pemenuhan kebutuhan pasien, selain itu selain itu proses keperawatan terdapat beberapa permasalahan yang sangat perlu di rencanakan. Sedangkan menurut Capernito dan Moyet 2007 tujuan dari proses keperawatan adalah membuat kerangka konsep berdasarkan kebutuhan individu dan klien, keluarga, dan masyarakat. Karena proses keperawatan akan membuat seorang perawat dapat menyelesaikan suatu masalah dengan pendekatan ilmiah, sistematis, dan logis sehingga menghasilkan pelayanan yang berkualitas kepada individu, keluarga, dan masyarakat.

5 Dokumen adalah suatu catatan yang dapat di buktikan atau di jadikan bukti dalam persoala hukum. ( Tungpalan 1983, dalam dokumentasi keperawatan, dinarti 2009). Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat di buktikan atau di jadikan bukti dari segala macam tuntutan yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tingkat kesakitan daripasien tetapi juga jenis, tipe kualitas, dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien ( Fisbach 1991, dalam dokumentasi keperawatan, dinarti 2009). Pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa pelayanan yang di anggap berharga dan penting ( Tungpalan 1983, dalam dokumentasi keperawatan, Dinarti 2009). Tujuan dokumentasi keperawatan adalah sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan klien, sebagai suatu catatan bisnis dan hukum yang mempunyai banyak manfaat dan penggunaan. Atau sebagai alat pembuktian yang sah dan sebagai sumber data serta informasi. Sedangkan manfaat dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting di lihat dari berbagai aspek yaitu aspek hukum, kualitas pelayanan, komunikasi, keuangan, penelitian, akreditasi. Dari beberapa manfaat dokumentasi salah satu yang sangat penting adalah dokumentasi sebagai aspek hukum yaitu semua catatan informasi sebagai dokumen resmi dan bernilai hukum dimana bila suatu saat terjadi masalah maka dokumen tersebut sewaktuwaktu dapat di jadikan sebagai barang bukti di pengadilan. Di masa yang lalu, dokumentasi keperawatan di pandang secara prinsip sebagai tujuan belajar untuk peserta didik dan tampaknya mempunyai relevansi yang kecil, namun karena kebutuhan terhadap penulisan format komunikasi dan

6 dokumentasi perawatan pasien. Selain itu perawat harus kreatif dalam pendekatan mereka untuk menjawab tantangan ini, kita di tuntut untuk dapat melaksanakan pendokumentasian dengan tepat dan benar. Untuk memperbaiki dokumentasi keperawatan kita harus mengenal model dokumentasi Model dokumentasi keperawatan diantaranya adalah Keterampilan komunikasi dalam arti perawat harus mampu berkomunikasi dengan pasien dalam mengumpulkan data yang valid dan menuliskan hasil perawatan sehingga dapat di komunikasikan kepada perawat yang lain. Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. ( Hariyati, RT., th 1999, dalam akper-akbid.blogspot.com/2009/10/dokumentasikeperawatan.html searching November 2009 ). Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan kurangnya dokumentasi juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa saja yang yang harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang benar.( Hariyati, RT., 2002). Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik, dan dapat merugikan pasien.

7 Hasil penelitian terkini ( dari pademen.blogspot.com/2009 /04/dokumentasi-keperawatan-masalah-dan.html, searching November 2009 ) tentang kompleksitas dokumentasi keperawatan didapatkan bahwa faktor penyebab buruknya kualitas dokumentasi keperawatan meliputi keterbatasan kompetensi keperawatan, kurang motivasi dan rasa percaya diri perawat, tidak efektif prosedur keperawatan, tidak adekuatnya audit keperawatan dalam pelaksanaan dokumentasi keperawatan, kurangnya supervisi dan pengembangan staf. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian dengan format kosong, sehingga pendokumentasian jenis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Pendokumentasian dengan format kosong juga mempunyai kelemahan adanya tulisan yang tidak jelas dan akan menyulitkan tim kesehatan yang terkait dalam membaca dokumentasi tersebut. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum. Namun demikian adapula jenis pendokumentasian format cheklist yang dalam pendokumentasiannya akan mengefektifkan waktu dibandingkan dengan format dokumentasi kosong. Karena dalam metode cheklist sudah ada beberapa pilihan data-data yang harus didokumentasikan tanpa kita harus menulis dan dapat langsung di isi dengan memberi tanda chek list. Fenomena yang ada di RS.Puri Indah menggambarkan peran Ketua Tim yang belum maksimal terhadap perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

8 pengawasan dalam pencatatan dokumentasi keperawatan yaitu adanya pendokumentasian asuhan keperawatan dengan data yang kurang lengkap diantaranya pembubuhan tanda tangan terhadap tindakan yang sudah di laksanakan, adanya tulisan yang kurang jelas. Hasil dari pengamatan penulis dan wawancara dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember tahun 2009 terhadap format dokumentasi yang di isi yaitu kelengkapan dokumentasi pengkajian 90%, kelengkapan diagnosa keperawatan 90%, kelengkapan rencana keperawatan 95%, kelengkapan implementasi 80%, dan kelengkapan evaluasi 70%. Dengan target kelengkapan dokumentasi 100%. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik meneliti tentang Hubungan Peran Ketua Tim dengan Kinerja Perawat Pelaksana dalam Pendokumentasian Keperawatan di Unit Kamar Operasi Rumah Sakit Puri Indah Jakarta. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas tampak bahwa kelengkapan dokumentasi akan tercapai apabila peran Ketua Tim dapat di dayagunakan seoptimal mungkin. Peran Ketua Tim secara umum tergantung pada kemampuan, usaha, dan kesempatan serta kekuatan dalam mengendalikan anggota timnya secara maksimal. Sehingga yang menjadi perhatian adalah berkaitan mengenai hal-hal : 1.2.1 Perencanaan, Pengorganisasian, pengarahan dan Pengawasan yang dimiliki Ketua Tim untuk melaksanakan tugasnya. 1.2.2 Sumber-sumber yang di perlukan Ketua Tim untuk melaksanakan dokumentasi keperawatan.

9 1.2.3 Keaktifan Ketua Tim dalam masalah dokumentasi keperawatan 1.2.4 Kapan masalah dokumentasi keperawatan akan terjadi. 1.2.5 Reaksi Ketua Tim atas masalah dokumentasi keperawatan 1.2.6 Tindakan yang di perlukan untuk menanggulangi masalah dokumentasi keperawatan 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.3.1 Bagaimana Peran Ketua Tim di Unit Kamar Operasi Rumah Sakit Puri Indah Jakarta? 1.3.2 Bagaimana Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan (Pengkajian,Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Evaluasi Keperawatan) di Unit Kamar Operasi Rumah Sakit Puri Indah Jakarta? 1.3.3 Bagaimanaa Hubungan Peran Ketua Tim dengan Kinerja Perawat Pelaksana dalam Pendokumentasian Keperawatan di Unit Kamar Operasi Rumah Sakit Puri Indah Jakarta? 1.4 Batasan Masalah Dalam hal ini penulis hanya membatasi masalah pada Hubungan Peran Ketua Tim dengan Kinerja Perawat Pelaksana dalam Pendokumentasian Keperawatan di Unit Kamar Operasi Rumah Sakit Puri Indah Jakarta

10 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Peran Ketua Tim dengan Kinerja Perawat Pelaksana dalam Pendokumentasian Keperawatan di Unit Kamar Operasi Rumah Sakit Puri Indah Jakarta. 1.5.2 Tujuan Khusus 1.5.2.1 Identifikasi Peran Ketua Tim di unit kamar operasi rumah sakit puri indah jakarta. 1.5.2.2 Identifikasi Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan (Pengkajian,Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Evaluasi Keperawatan) di Unit Kamar Operasi Rumah Sakit Puri Indah Jakarta. 1.5.2.3 Analisa Hubungan Peran Ketua Tim dengan Kinerja Perawat Pelaksana dalam Pendokumentasian Keperawatan di Unit Kamar Operasi Rumah Sakit Puri Indah Jakarta. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi berbagai aspek, yaitu : 1.6.1 Bagi Profesi Diharapkan laporan penelitian ini merupakan masukan bagi profesi keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan bahwa dokumentasi sebagai aspek legal dalam pencatatan dan pelaporan serta sebagai bentuk pertanggungjawaban tanggung gugat.

11 1.6.2 Institusi Rumah Sakit Penelitian ini di harapkan dapat menumbuhkan pemikiran untuk pemecahkan masalah yang dihadapi sebagai peningkatan pelayanan kepada konsumen dalam hal ini pasien serta memberikan gambaran kepada pihak rumah sakit puri indah mengenai kelengkapan dokumentasi pasien terhadap kerjasama tim. 1.6.3 Institusi Pendidikan Sebagai bahan referensi bagi pembaca pada umumnya dan rekan rekan mahasiswa keperawatanyang terkait masalah pendokumentasian. Selain itu hasilpenelitian ini secara teoritis akan menambah pengetahuan tentang teoridan konsep yang semakin berkembang saat ini.