EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu proses, mencari kebenaran dan menghasilkan kebenaran.

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

BAB IV METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

ANALISA BOX JENKINS PADA PEMBENTUKAN MODEL PRODUKSI PREMI ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Perbandingan Metode Fuzzy Time Series Cheng dan Metode Box-Jenkins untuk Memprediksi IHSG

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA

Artikel Ilmiah. Peneliti : Auditya Gianina Bernadine Amaheka ( ) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

MODEL TERBAIK ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

PERAMALAN PENJUALAN TEH HIJAU DENGAN METODE ARIMA (STUDI KASUS PADA PT. MK)

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

Program Studi Matematika, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

Peramalan Jumlah Kunjungan Hemodialisis Dengan Metode Exponential Smoothing dan Arima

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman

PEMBANDINGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER HOLT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Metode Deret Berkala Box Jenkins

PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

Peramalan Jumlah Penumpang Pada Siluet Tour And Travel Kota Malang Menggunakan Metode Triple Exponential Smoothing

Transkripsi:

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN Puji Rahayu 1), Rohmah Nur Istiqomah 2), Eminugroho Ratna Sari 3) 1)2)3) Matematika FMIPA UNY pujir195@gmail.com, fahma_istiqomah@yahoo.co.id, eminugroho@uny.ac.id Abstrak Peramalan pada data runtun waktu merupakan salah satu penerapan ilmu matematika. Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa yang akan datang dengan suatu bentuk matematis. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meramalkan besar retribusi pengujian kendaraan bermotor DISHUB Klaten dengan menggunakan metode Box-Jenkins dan Exponential Smoothing.Metode Box-Jenkins terdiri beberapa langkah yaitu identifikasi model, estimasi parameter, uji asumsi residual, pemilihan model terbaik, dan terakhir peramalan. Sedangkan Exponential Smoothing merupakan prosedur perbaikan terus menerus pada peramalan terhadap objek pengamatan terbaru dengan analisis pola data trend, penetapan nilai konstanta pemulusan dan peramalan. Efektivitas kedua metode dilihat berdasarkan nilai MSE dan MAPE pada peramalan. Metode Box-Jenkins lebih baik dalam meramalkan data retribusi pengujian kendaraan bermotor DISHUB Klaten karena nilai MSE dan MAPE berturut-turut sebesar 46,8238 dan 7,192893 cenderung lebih kecil dibandingkan nilai MSE dan MAPE pada metode Exponential Smoothingsebesar 57,6824 dan 8,056012. Hasil analisis Box-Jenkins untuk 3 bulan selanjutnya berturut-turut adalah Rp 82.792.525,00; Rp 82.541.723,00; Rp 82.541.723,00. Kata Kunci : Box-Jenkins; Exponential Smoothing; Peramalan; Retribusi; Time series. 1. PENDAHULUAN Menurut Hery (2009) peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa- peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola-pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi - proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu. Salah satu metode peramalan yang dikembangkan saat ini ialah time series, yakni menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data masa lampau dikumpulkan dan dijadikan acuan untuk peramalan masa depan. Model peramalan yang didasarkan pada model matematika statistik seperti moving average, exponential smoothing, regresi, dan ARIMA (Box Jenkins). Metode analis runtun waktu menggunakan metode Box-Jenkins atau ARIMA (autoregressive integrated moving average) telah dikembangkan lebih lanjut dan diterapkan untuk peramalan. Penelitian sebelumnya oleh Dewi (2008) menggunakan model ARIMA untuk meramalkan data pendapatan pajak kendaraan bermotor di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan model ARIMA dapat digunakan untuk meramalkan data pendapatan pajak kendaraan bermotor di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian lain oleh Khan (2013) membahas langkah - langkah Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 942

peramalan dari harga emas London dengan pendekatan Box Jenkins dan diperoleh model yang terpilih adalah ARIMA (0,1,1). Metode Exponential Smoothing dibahas dalam penelitian yang dilakukan oleh Abet (2012) membahas tentang penerapan metode Double Exponential Smoothing yang diaplikasikan di hasil penjualan. Penelitian tersebut meneliti tentang peramalan penjualan suku cadang pada periode mendatang dengan Double Exponential Smoothing. Hasil penelitian menunjukkan peramalan penjualan barang pada perusahaan yang bergerak di bidang suku cadang mobil dan motor (spare parts). Nurdina (2014) membahas tentang perbandingan antara metode Double Exponential Smoothing Holt dan Brown dalam meramalkan jumlah penderita kusta, diperoleh metode Double Exponential Smoothing Holt lebih baik dari pada metode Double Exponential Smoothing Brown. Jalil (2013) membahas tentang peramalan banyaknya muatan listrik dengan menggunakan metode Exponential Smoothing diperoleh bahwa metode HWT yang paling baik karena memiliki MAPE terkecil. Penelitian-penelitian tersebut memperlihatkan bahwa model ARIMA dan Exponential Smoothing layak digunakan untuk peramalan data time series. Berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya, penelitian ini membahas keefektivitasan metode Box- Jenkins dan metode Exponential Smoothing untuk meramalkan retribusi kendaraan bermotor DISHUB Klaten. Pengujian kendaraan bermotor merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang berperan penting dalam menunjang kelancaran mobilitas masyarakat untuk beraktivitas di sektor-sektor lain. Besarnya retribusi pengujian kendaraan bermotor menggambarkan besar kas DISHUB. Besar kas yang dimiliki akan dijadikan sebagai acuan penyelenggaraan rencana program-program DISHUB, maka dari itu akan dilakukan penelitian peramalan data retribusi pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten dengan metode Box-Jenkins atau autoregressive integrated moving average (ARIMA) dan metode Exponential Smoothing yang bertujuan untuk mengetahui keefektivitasan kedua metode dalam meramalkan retribusi kendaraan bermotor. Ukuran efektivitas kedua metode dilihat berdasarkan nilai MSE dan MAPE pada peramalan. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka-angka) dengan pengolahan metode satistik. Data penelitian ini adalah data bulanan yang telah diolah dari data harian retribusi pengujian kendaraan bermotor. Pengumpulan data untuk laporan ini menggunakan beberapa metode yaitu metode interview, metode literatur, dan metode pengamatan berpartisipasi langsung. Data yang digunakan merupakan data hasil retribusi pengujian periode Januari 2008 Juni 2015. Teknik yang digunakan untuk memprediksi retribusi pengujian kendaraan bermotor 3 bulan kedepan adalah metode Exponential Smoothing dan metode Autoregressive Moving Average (ARIMA). Hanke (2005) menyatakan bahwa model Box- Jenkinsatau yang biasa dikenal model ARIMA adalah model gabungan antara autoregressive (AR) Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 943

dan moving average (MA) dimana model ini mampu mewakili deret waktu yang stasioner dan non-stasioner. Notasi umum dari model ARIMA adalah : ARIMA(p,d,q) Y t Y t 1 = φ 0 + φ 1 (Y t 1 Y t 2 ) + + φ p (Y t p Y t p 1 ) + ε t ω 1 ε t 1 ω 2 ε t 2 ω q ε t q (2.1) Dimana, Y t = variabel waktu ke-t φ 0 = nilai konstan φ p = parameter AR ke-p ω q = parameter MA ke-q ε t = nilai kesalahan (eror) pada saat t ε t 1, ε t 2,, ε t q = eror sebelumnya dalam deret waktu yang bersangkutan. Order d merupakan order dari differencing yang menunjukkan banyaknya differencing yang dilakukan pada data runtun waktu yang nonstasioner menjadi data runtun waktu yang stasioner, jika data runtun waktu telah stasioner tanpa melakukan differencing maka nilai d=0. Model ARIMA berubah menjadi model ARMA. Persamaan dapat ditulis Y t = φ 0 + φ 1 Y t 1 + φ 2 Y t 2 + + φ p Y t p + ε t ω 1 ε t 1 ω 2 ε t 2 (2.2) ω q ε t q Metode Autoregressive Moving Average (ARIMA) dikerjakan dengan tiga tahap yaitu identifikasi model, penaksiran dan pengujian, dan tahap penerapan model peramalan. Tahap penaksiran dan pengujian dilakukan dengan penetapan model untuk sementara, penaksiran dalam model, pemeriksaaan diagnosa. Metode Exponential Smoothing menutut Makridakis [8] merupakan prosedur perbaikan terus menerus pada peramalan terhadap objek pengamatan terbaru. Metode exponential smoothing dibagi menjadi tiga metode yaitu Single Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing, dan Triple Exponential Smoothing / Winter s. Penelitian ini menggunakan metode Double Exponential Smoothing dua parameter dari Holt. Metode Dua Parameter dari Holt, nilai trend tidak dimuluskan dengan pemulusan ganda secara langsung, tetapi proses pemulusan trend dilakuakan dengan parameter berbeda dengan parameter pada pemulusan data asli. Bentuk umum yang digunakan untuk menghitung ramalanan adalah: S t = αy t + (1 α)(s t 1 + b (2.3) t 1 b t = γ + (S t S t 1 ) + (1 γ)b (2.4) t 1 Persamaan yang digunakan untuk membuat peramalan pada periode p yang akan dating adalah: Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 944

Dimana : F t + m = S t + b t 1 m St = Peramalan untuk periode t Yt+(1 α) = nilai aktual time series bt =trend pada periodeke - t = konstanta pemulusan untuk data (0 < < 1) = konstanta pemulusan untuk estimasi trend (0 < < 1) Ft+m = hasil peramalan ke m m = jumlah periode kedepan yang akan diramalkan (2.5) Ketepatan dan efektivitas metode peramalan dilihat dari perbedaan nilai peramalan dan nilai sesungguhya. Dua metode yang digunakan untuk mengukur ketepatan peramalan: a. MAPE (Mean Absolute Percentage Error) MAPE (Mean Absolute Percentage Error) mengukur ketepatan nilai dugaan model yang dinyatakan dalam bentuk rata-rata persentase absolut kesalahan: MAPE = 1 n n Y t Y t (2.6) t=1 Y t Y t = data aktual pada tahun t Y t = data peramalan pada tahun t n = jumlah data b. MSE (Mean Squared Error) MSE (Mean Squarred Error) mengukur ketepatan nilai dugaan model yang dinyatakan dalam rata-rata kuadrat dari kesalahan. MSE = 1 n n (Y t Y t ) 2 (2.7) Y t = data aktual pada tahun t Y t = data peramalan pada tahun t n = jumlah data 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, akan dilakukan peramalan menggunakan data retribusi pengujian kelayakan kendaraan bermotor periode Januari 2008-Juni 2015 dari Dinas Perhubungan Klaten. Asumsi dari penelitian ini adalah biaya retribusi pengujian kendaraan bermotor DISHUB Klaten tetap. Data retribusi termasuk dalam data time series yang dapat diramalkan menggunakan metode ARIMA dan Exponential Smoothing. Data retribusi membentuk pola trend yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. t=1 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 945

Gambar 3.1.Plot Data Retribusi a. Peramalan menggunakan ARIMA Pada data retribusi pengujian kendaraan bermotor Klaten terlihat data bersifat stasioner dengan adanya kecenderungan data menaik (ada unsur trend), maka data akan dilakukan differencing untuk menjadikan data stasioner. Diperoleh orde d=1, ini menyatakan differencing dilakukan satu kali sampai data menjadi stasioner. Selanjutnya akan dilakukan analisis waktu dengan pemodelan ARIMA dengan membuat plot autocorelation function (ACF) dan partial autocorelation function (PACF) untuk mengidentifikasi model ARIMA yang cocok untuk digunakan. Gambar 3.2.ACF Data Differencing1 Gambar 3.3. PACF Data Differencing1 Gambar 3.2 menunjukkan plot ACF hasil dari differencing terlihat bahwa kurva terputus setelah lag ke-2 (q = 2) sehingga diduga data dibangkitkan oleh MA(2). Plot PACF menunjukkan kurva terputus setelah lag ke- 2( p= 2) sehingga data dibangkitkan oleh AR(2). Plot ACF memberikan nilai q = 2 (MA(2)) dan plot PACF memberikan nilai p = Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 946

2(AR(2)) dengan nilai d =1(differencing 1 kali) sehingga diperoleh model awal ARIMA (2,1,2), walaupun tidak menutup kemungkinan terdapat model ARIMA lain yang terbentuk. Didapat model- model ARIMA yang mungkin adalah ARIMA (2,1,2), ARIMA (2,1,1), ARIMA (2,1,0), ARIMA (1,1,2), ARIMA (0,1,2), ARIMA (1,1,1), ARIMA (1,1,0), ARIMA (0,1,1).langkah selanjutnya adalah estimasi parameter dari model- model yang diperoleh dengan melakukan uji hipotesis untuk setiap parameter koefisien yang dimiliki setiap model. Tabel 3.1.Signifikansi Model ARIMA No Model Estimasi Parameter T hitung P-Value Signifikansi 1 ARIMA(2,1,2) AR 1-0,99 0,324 Tidak AR 2-0,17 0,865 Tidak MA 1 0,03 0,979 Tidak MA 2 1,17 0,246 Tidak 2 ARIMA(2,1,1) AR 1 0,86 0,393 Tidak AR 2-0,92 0,362 Tidak MA 1 3,03 0,003 Ya 3 ARIMA (2,1,0) AR 1-3,77 0,000 Ya AR 2-3,33 0,001 Ya 4 ARIMA (1,1,2) AR 1-1,04 0,303 Tidak MA 1 0,05 0,960 Tidak MA 2 2,57 0,012 Ya 5 ARIMA (0,1,2) MA 1 3,74 0,000 Ya MA 2 2,27 0,025 Ya 6 ARIMA (1,1,1) AR 1 1,43 0,155 Tidak MA 1 5,33 0,000 Ya 7 ARIMA (1,1,0) AR 1-2,78 0,007 Ya 8 ARIMA (0,1,1) MA 6,01 0,000 Ya Pada Tabel 3.1 terlihat model yang mempunyai parameter yang signifikan adalah model ARIMA (2,1,0), ARIMA (0,1,2), ARIMA (1,1,0), ARIMA (0,1,1). Tahap berikutnya adalah diagnosis model dari ARIMA (2,1,0), ARIMA (0,1,2), ARIMA (1,1,0), ARIMA (0,1,1). Diagnosis model dilakukan dengan 2 tahap yaitu ujiin dependensi residual/ white noise dan uji normalitas residual. Uji white noise dilakukan menggunakan uji Ljung Box, sedangkan uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Berikut merupakan hasil uji white noise: Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 947

Tabel 3.2. White Noise Model ARIMA No 1 2 3 4 Model ARIMA (2,1,0) ARIMA (0,1,2) ARIMA (1,1,0) ARIMA (0,1,1) Lag 12 24 36 48 Chi-Square 14,7 33,5 54,6 67,7 DF 10 22 34 46 P-Value 0,143 0,056 0,014 0,020 Chi-Square 11,2 21,9 36,7 45,3 DF 10 22 34 46 P-Value 0,342 0,466 0,344 0,502 Chi-Square 24,1 40,9 55,5 66,4 DF 11 23 35 47 P-Value 0,012 0,012 0,015 0,033 Chi-Square 15,3 31,0 48,2 59,4 DF 11 23 35 47 P-Value 0,167 0,124 0,068 0,106 White Noise tidak Ya tidak Ya Sedangkan nilai dari statistic uji Ljung Box dan p-value merupakan hasil output dari Minitab. Table 3.2 menunjukkan bahwa model yang memenuhi uji independensi residual adalah model ARIMA (0,1,2), ARIMA (0,1,1) dengan signifikansi untuk semua lag p-value >α dan juga nilai statistik uji Ljung Box < X 2 (a, df) sehingga dapat dapat disimpulkan model yang memenuhi uji independensi residual atau White Noise adalah ARIMA (0,1,2) dan ARIMA (0,1,1). Tabel 3.3.Hasil Uji Kolmogorov-smirnov No Model P-Value Kenormalan 1 ARIMA(0,1,2) 0,116 Ya 2 ARIMA (0,1,1) 0,150 Ya Dalam memilih model terbaik, akan dibandingkan nilai ukuran kesalahan model. Dalam hal ini dibandingkan nilai Mean Square Error (MSE) dan Sum Square Error (SSE) menggunakan rumus pada Persamaan (9) - (10). Tabel 3.4. Perbandingan MSE dan SSE dengan Minitab No Model MSE SSE 1 ARIMA (0,1,2) 46,823801415975 4073,670723189811 2 ARIMA (0,1,1) 48,240679053022 4245,179756665915 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 948

Dari Tabel 3.4 nilai MSE dan SSE diperoleh nilai MSE model ARIMA (0,1,2) yaitu 46,823801415975 lebih kecil dari 48,240679053022 yang merupakan nilai MSE model ARIMA (0,1,1). Sedangkan nilai SSE model ARIMA (0,1,2) juga lebih kecil dari nilai SSE dari model ARIMA (0,1,1) yaitu 4073,670723189811 lebih kecil dari 4245,179756665915. Jadi model terbaik untuk data yang telah distasionerkan melalui proses differencing adalah ARIMA (0,1,2). Telah didapat model terbaik untuk peramalan data retribusi pengujian kendaraan bermotor kabupaten Klaten adalah model ARIMA (0,1,2). Berdasarkan perhitungan dengan rumus pada Persamaan (6), diperoleh model ARIMA (0,1,2) sebagai berikut: Dimana: Y t = Y t 1 +ε t 0, 3881(ε t 1 ) 0, 2388(ε t 2 ) (3.1) Y t = nilai aktual periode t ε t = nilai kesalahan (eror) pada periode t ε t 1, ε t 2 = eror sebelumnya dalam deret waktu yang bersangkutan. Peramalan retribusi pengujian kendaraan bermotor klaten dengan persamaan (3.1) untuk 3 bulan kedepan adalah Rp 82.792.525,00;Rp 82.541.723,00; dan Rp82.541.723,00. b. Peramalan Menggunakan Double Exponential Smoothing Model time series dengan metode double exponential smoothing atau double exponential smoothing-holt dengan plot data retribusi pegujian kendaraan bermotor. Terlihat pada Gambar 3.1 data berpola trend, maka selanjutnya dilakukan analisis pola trend dengan Minitab dan diperoleh model linearnya Y t = 45820924 + 562416t. Menetapkan nilai α = 0.950058 dan γ = 0.040140 yang diperoleh dari Optimal Arima. Hasil plot metode double exponential smoothing pada minitab dengan Optimal Arima Gambar 3.4. Plot double exponential smoothing Gambar 3.5. Output peramalan Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 949

Gambar 3.4 dan 3.5 dapat diperoleh hasil peramalan retribusi pengujian kelayakan kendaraan bermotor periode Juli-September 2015 berturut turut pada bulan Juli sebesar Rp 80.894.000,00; bulan Agustus sebesar Rp 80.829.800,00; dan bulan September sebesar Rp80.765.600,00. Nilai error yang diperoleh yaitu MAPE = 8,0560 ; MAD = 5,6035 ; MSD = 57,6824. c. Efektivitas Metode untuk Meramalkan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Berikut ini adalah hasil peramalan tiga bulan berikutnya (data ke91, 92, dan93). Peramalan dilakukan menggunakan metode ARIMA dan exponential smoothing. Tabel 3.5. Hasil Peramalan Peramalan 91 92 93 ARIMA Rp 82.792.525,00 Rp 82.541.723,00 Rp 82.541.723,00 exponential smoothing Rp80.894.000,00 Rp 80.829.800,00 Rp 80.765.600,00 Nilai MSE pada hasil peramalan menggunakan metode ARIMA dan exponential smoothing ditunjukkan Tabel 3.6. Tabel 3.6. Nilai MSE Metode ARIMA exponential smoothing MSE 46,8238 57,6824 Pemilihan model terbaik untuk keefektivitasan kedua metode selain menggunakan nilai MSE dapat menggunakan nilai MAPE. Nilai MAPE dari hasil peramalan menggunakan metode ARIMA berdasarkan rumus 2.6 dan metode exponential smoothing ditunjukkan Tabel 3.7. Tabel 3.7. Nilai MAPE Metode ARIMA exponential smoothing MAPE 7,192893 8,056012 Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa eror dari metode ARIMA lebih kecil dibandingkan dengan metode exponential smoothing. Sehingga model yang paling baik untuk meramalkan data retribusi pengujian kelayakan kendaraan bermotor adalah dengan menggunakan metode ARIMA. 4. SIMPULAN Efektivitas model dilihat dari besar nilai MSE dan MAPE pada setiap metode. Metode Box-Jenkins lebih baik dalam meramalkan data retribusi pengujian kendaraan bermotor DISHUB Klaten karena nilai MSE dan MAPE berturut-turut sebesar 46,8238 dan 7,192893 cenderung lebih kecil Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 950

dibandingkan nilai MSE dan MAPE pada metode Exponential Smoothing sebesar 57,6824 dan 8,056012. Hasil analisis Box-Jenkins untuk 3 bulan selanjutnya berturut-turut adalah Rp 82.792.525,00; Rp 82.541.723,00; dan Rp 82.541.723,00. 5. DAFTAR PUSTAKA Hery Prasetya. & Fitri Lukiastuti. (2009). Managemen Operasi. Yogyakarta: Media Pressindo. Dewi Nur Samsiah. (2008). Analisis Runtun Waktu menggunakan model ARIMA (p,d,q) Data Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Sains dan Ilmu Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Khan Ali Massarrat M.Dr. (2013). Forecasting of Gold Prices (Box Jenkins Approach. International Journal of Emerging Technology and Advance Engineering, 3(3), 2250-2459. Diakses dari http://www.ijetae.com/files/volume3issue3/ijetae_0313_114.pdf Abet Wahyu Anang. (2012). Penerapan Metode Double Exponential Smoothing untuk Estimasi Hasil Penjualan. Skripsi. Jawa Timur: Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional. Nurdina Awwaliyyah, Mahmudah. (2014). Penerapan Metode Double Exponential Smoothing dalam Meramalkan Jumlah Penderita Kusta di Kabupaten Pasuruhan Tahun 2014. Jurnal. Diakses dari Repository.unej.ac.id. 10 Februari 2016. Jalil Abd Adilah Nur, Ahmad Hura Maizah, Mohamed Norizan. (2013). Electricity Load Demand Forecasting Using Exponential Smoothing Methods. World Applied Sciences Journal. 22(11): 1540-1543. Diakses dari http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.388.7320&r ep=rep1&type=pdf Hanke, J.E., danwinchern, D.W. (2005). Business Forecasting. New Jersey: Pearson Education International. Makridakis, spyros.,wheelwright,c, Steven., McGee, E, Victor. (1999). Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Erlangga. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 951