BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. kelompok sosial, untuk berkerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat. komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara satu orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

Bab 1. Pendahuluan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sutedi bahwa bahasa digunakan sebagai alat

FILSAFAT BAHASA DAN BAHASA MENURUT LUDWIG WITTGENSTEIN

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering

Pengertian Universal dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek kajian lingustik. Menurut Kridalaksana (1983)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

Kontribusi Penguasaan Semantik terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa IIPK Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dipilih umat manusia dalam berkomunikasi dibanding berbahasa non lisan. Hal ini

Hakikat Bahasa. Beberapa pendapat bahasa para ahli yakni,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi dalam bertukar pendapat. Bahasa dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan seharihari.dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang. mark having understood meanings.

MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Menurut Chaer (1994: 45), fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi manusia, menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa digunakan untuk berkomunikasi antar satu manusia dengan manusia lain sehingga dapat saling mengutarakan pikiran dan pendapat masing-masing. Menurut Kridalaksana (1983: 17, dalam Chaer, 1994 : 32), bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi terdiri atas susunan beberapa kata yang membentuk kalimat dan/atau beberapa kalimat yang membentuk menjadi paragraf. Tidak hanya dalam bidang sains atau pengetahuan alam, dalam bidang bahasa juga dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui perubahan dan perkembangan setiap bahasa yang digunakan di dunia. Penelitian dalam bidang bahasa disebut dengan istilah linguistik. Menurut Abdul Chaer (1994: 1), linguistik adalah ilmu yang membahas dan meneliti tentang bahasa. Linguistik terdiri dari beberapa cabang, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik (Soeparno, 2003: 17-18). 1

2 Menurut Kridalaksana dan beberapa pakar lain, didapatkan beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri yang hakiki dari bahasa, antara lain, adalah (1) bahasa itu adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitret, (5) bahasa itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, (13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya (Chaer, 1994: 33). Berdasarkan sifat atau ciri bahasa nomor lima yang disebutkan di atas, bahasa merupakan sesuatu yang memiliki makna. Bahasa tidak sekedar kata-kata yang sembarangan disusun atau dibuat tanpa memiliki maksud tetapi di setiap rangkaian kata suatu bahasa pasti mengandung sebuah makna. Bahasa yang terdiri dari kata-kata atau kalimat yang diucapkan oleh setiap manusia memiliki makna baik tersirat maupun tersurat. Lambang-lambang bunyi bahasa yang bermakna dapat berupa morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana (Chaer, 1994: 45). Cara mengetahui makna dari suatu satuan bahasa yang telah disebutkan sebelumnya dapat menggunakan penelitian dengan cara analisis semantik. Chaer (1994: 284) berpendapat bahwa semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang membahas makna suatu frase, kata, atau kalimat. Kemudian, menurut Ferdinand de Saussure (dalam Chaer, 1994:

3 287), makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik. Bahasa memiliki keragaman yang tertuang dalam berbagai bentuk, seperti idiom, peribahasa, kata-kata mutiara, dan sebagainya. Pada bahasa Korea juga terdapat bentuk bahasa berupa peribahasa. Kata-kata dalam peribahasa memiliki tingkat kebahasaan dan makna yang tinggi, berbeda dengan kata-kata yang biasa digunakan banyak orang ketika berbincangbincang. Peribahasa merupakan salah satu ragam bahasa yang unik untuk diteliti karena mengandung makna tertentu. Peribahasa memiliki makna denotatif dan makna konotatif jika dianalisis secara menyeluruh. Kemudian, peribahasa dan makna peribahasa juga memiliki hubungan yang erat dengan budaya dan keadaan suatu negara pengguna bahasa tersebut. Makna dan budaya yang terkandung dalam peribahasa Korea tersebut secara tersembunyi merupakan salah satu hal yang menjadi alasan penelitian ini menggunakan peribahasa Korea sebagai objek penelitian. Berbagai macam unsur dalam kehidupan digunakan dalam peribahasa. Jenis peribahasa dalam bahasa Korea yang mengandung kata khusus ada banyak, seperti peribahasa Korea yang mengandung kata dari bagian tubuh manusia, hewan, tumbuhan, makanan, jenis-jenis musim, unsur alam, dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan peribahasa yang berunsur musim-musim di Korea, untuk diteliti makna konotatif serta budaya dan keadaan di Korea yang terkandung dalam peribahasa-

4 peribahasa tersebut. Peribahasa Korea yang berunsur musim diperoleh dari www.krdic.naver.com (http://krdic.naver.com/list.nhn?kind=proverb) dan berjumlah 49 peribahasa. Korea merupakan salah satu negara yang mengalami empat musim yang berbeda setiap tahunnya. Empat musim tersebut adalah musim semi bom / 봄 ), musim panas (yeoreum / 여름 ), musim gugur (ga-eul / 가을 ), dan musim dingin (gyeo-ul / 겨울 ). Setiap musim di Korea memiliki perbedaan suhu dan suasana yang berbeda serta memiliki keunikan, kekhasan, dan makna di setiap musimnya yang berhubungan dengan budaya, kebiasaan, dan kehidupan bangsa Korea. Nenek moyang bangsa Korea terdahulu membuat peribahasa bukan sekedar membuatnya tetapi juga disesuaikan dengan keadaan lingkungannya. Pada peribahasa-peribahasa Korea berunsur musim serta makna peribahasanya memiliki hubungan yang erat dengan budaya-budaya di Korea serta menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Korea pada zaman dahulu. Karakteristik dari setiap musim di Korea dan adanya hubungan yang terait dengan kehidupan dan budaya bangsa Korea menjadi alasan dilakukannya penelitian terhadap peribahasa Korea yang berunsur musim. Peribahasa-peribahasa Korea yang berunsur musim dianalisis maknanya dengan menggunakan teori semantik. Kemudian, pada peribahasa-peribahasa Korea tersebut juga diuraikan secara singkat budaya atau keadaan yang terkandung.

5 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana makna peribahasa Korea yang berunsur musim? 2. Apa budaya dan keadaan yang terkandung dalam peribahasa-peribahasa Korea yang berunsur musim? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini, yaitu : 1. Mendeskripsikan makna peribahasa Korea yang berunsur musim. 2. Mendeskripsikan budaya dan keadaan yang terkandung dalam peribahasa-peribahasa Korea yang bernsur musim. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun para pembaca dalam bidang pendidikan Bahasa Korea terutama dalam memahami peribahasa Korea. 2. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

6 3. Diharapkan dapat memberikan wawasan lebih bagi masyarakat umum mengenai makna peribahasa Korea dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. 1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam batasan semantik mengenai makna denotatif dan makna konotatif pada peribahasa Korea berunsur musim. Kemudian, dalam penelitian juga dilakukan analisis mengenai hubungan yang terkait antara peribahasa-peribahasa Korea dengan kebudayaan, kebiasaan, dan kehidupan masyarakat Korea. Peribahasa Korea yang berunsur musim berjumlah 49 peribahasa dan peribahasa-peribahasa tersebut diperoleh dari www.krdic.naver.com (http://krdic.naver.com/list.nhn?kind=proverb). Peribahasa Korea berunsur musim seluruhnya digunakan dalam penelitian ini. Penelitian menggunakan peribahasa-peribahasa Korea yang terdapat di situs online naver karena kamus peribahasa Korea di Indonesia masih kurang memadai. Kemudian, alasan yang paling utama adalah peribahasa dan makna peribahasa yang terdapat pada situs tersebut lebih lengkap dibandingkan kamus-kamus peribahasa yang sudah ditemui oleh penulis. 1.6 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai analisis semantik yang merupakan analisis makna sebuah kata pada peribahasa Korea sudah pernah dilakukan. Akan

7 tetapi, penelitian tentang makna peribahasa Korea berunsur musim belum pernah dilakukan di Indonesia. Berikut beberapa hasil penelitian atau skripsi yang menganalisis sebuah kata yang terkandung dalam peribahasa Korea sebelumnya. Skripsi berjudul Makna Kata "Langit" Pada Peribahasa Korea : Sebuah Kajian Semantik' oleh Dita Oktamaya (2013). Skripsi tersebut membahas tentang hubungan antara makna kiasan kata langit dalam peribahasa Korea dengan makna sebenarnya dan mendeskripsikan makna kata langit berdasarkan konsep simbol pada teori semantik. Skripsi berjudul Analisis Makna Horangi Harimau' dalam Peribahasa Korea' oleh Aurelia Tanjung Ardiana (2013). Skripsi tersebut membahas tentang makna kiasan, diksi, dan fungsi masing-masing peribahasa Korea yang mengandung kata horangi harimau. Skripsi berjudul Makna Kata Perut Pada Peribahasa Korea : Analisis Semantik' oleh Angela Pehulisa Meliala (2014). Skripsi tersebut membahas tentang hubungan antara makna kiasan kata perut dalam peribahasa Korea dengan makna referen dan makna sebenarnya. Selain itu, juga mendeskripsikan makna kata perut berdasarkan konsep simbol pada teori semantik. Skripsi berjudul Analisis Semantik Leksem Tteok Kue Beras dalam Peribahasa Korea oleh Rachmat Aditya Hutama (2015). Skripsi tersebut membahas tentang makna peribahasa tteok dan menjelaskan hubungan antara makna kiasan kata tteok ( 떡 ) kue beras dalam peribahasa

8 Korea dengan makna sebenarnya. Selain itu, juga menjelaskan dan mendeskripsikan makna leksem tteok ( 떡 ) kue beras dengan menggunakan konsep simbol pada teori semantik serta mengklarifikasikan jenis-jenis peribahasa berdasarkan makna peribahasa. Skripsi-skripsi tersebut memiliki analisis yang sama mengenai analisis makna sebenarnya dengan makna kiasan dari peribahasaperibahasa Korea. Penelitian dalam skripsi yang ditulis kali ini juga mengenai analisis yang berfokus pada makna peribahasa-peribahasa Korea serta budaya dan keadaan di Korea yang terkandung dalam peribahasa. Akan tetapi, penelitian ini memiliki perbedaan dibandingkan skripsi-skripsi sebelumnya, yaitu dengan melakukan analisis pada peribahasa Korea berunsur musim serta budaya dan keadaan yang terkandung dalam peribahasa tersebut dengan judul Makna Peribahasa Korea Berunsur Musim'. 1.7 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research). Cara penelitiannya adalah sebagai berikut : a. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan peribahasa Korea yang mengandung kata musim semi (bom), musim panas (yeoreum), musim gugur (ga-eul), dan musim

9 dingin (gyeo-ul) yang diperoleh dari www.krdic.naver.com (http://krdic.naver.com/list.nhn?kind=proverb). b. Analisis Data Analisis data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu : 1. Menerjemahkan semua peribahasa Korea dan makna peribahasa Korea tersebut kedalam bahasa Indonesia. 2. Menguraikan makna denotatif lalu menganalisis makna konotatif peribahasa-peribahasa Korea berunsur musim yang telah dikumpulkan. 3. Menganalisis budaya dan keadaan yang berkaitan dan terkandung dalam peribahasa-peribahasa Korea yang berunsur musim. c. Penyajian Hasil Analisis Data Penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyajian hasil analisis data secara informal, yaitu dengan menyajikan dan menguraikan hasil penelitian makna konotatif peribahasa Korea berunsur musim serta menguraikan hubungan yang terkandung antara peribahasa-peribahasa Korea tersebut dengan budaya, kebiasaan, dan kehidupan masyarakat Korea secara deskriptif.

10 1.8 SISTEMATIKA PENULISAN Laporan penelitian ini disusun secara sistematis dan berurutan untuk mempermudah dalam penyusunannya. Kerangka penulisan laporan penelitian terdiri dari beberapa bab. Bab 1 berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika. Bab 2 berisi tentang landasan teori yang terdiri dari teori semantik, makna, dan peribahasa. Bab 3 berisi tentang jenis-jenis musim di Korea, analisis mengenai makna peribahasa Korea berunsur musim, serta deskripsi mengenai budaya dan keadaan yang berkaitan dan terkandung dalam peribahasa-peribahasa Korea tersebut. Bab 4 berisi tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran terhadap penelitian.