PARTISIPASI PENDIDIK DALAM PROGRAM KELOMPOK BELAJAR PADA ANAK USIA SEKOLAH GUNA MENGATASI KETIDAK PEDULIAN ANAK TERHADAP PENDIDIKAN DI DESA JALANLAUT KABUPATEN BANGKA ARTIKEL JURNAL Oleh Pika Yunianti NIM 11102241043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKART OKTOBER 2015
Partisipasi kelompok belajar...(pika Yunianti) 3 PARTISIPASI PENDIDIK DALAM PROGRAM KELOMPOK BELAJAR SORE HARI GUNA MENGATASI KETIDAK PEDULIAN ANAK TERHADAP PENDIDIKAN DI DESA JALAN LAUT KABUPATEN BANGKA Oleh: Pika Yunianti, Pendidikan Luar Sekolah pikayunianti@gmail.com PARTISIPASI PENDIDIK DALAM PROGRAM KELOMPOK BELAJAR SORE HARI GUNA MENGATASI KETIDAK PEDULIAN ANAK TERHADAP PENDIDIKAN DI DESA JALAN LAUT KABUPATEN BANGKA Oleh Pika Yunianti NIM. 1110224043 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) Partisipasi program kelompok belajar yang diberikan pendidik pada anak putus sekolah, (2) Bentuk partisipasi pendidikan nonformal yang bermanfaat bagi anak putus sekolah di desa Jalan Laut, dan (3) Faktor pendukung dan faktor penghambat dari partisipasi program pendidikan nonformal pada anak putus sekolah di Desa Jalan Laut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah anak putus sekolah, pendidik dan orang tua di Desa Jalan Laut. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Triangulasi yang dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) partisipasi program kelompok belajar yang diberikan pendidik pada anak putus sekolah meliputi (a) partisipasi secara formal yaitu mengajar dan mendidik, membina dan membimbing, member motivasi, pemberi tanggung jawab yang nyata, (b) partisipasi secara nonformal dan informal yaitu membina dan mengarahkan, pemberi tanggung jawab, membimbing dan mengajar, penggerak dan pemberi pengaruh terhadap peserta didik. 2) bentuk program kelompok belajar yang diberikan bagi anak putus sekolah di Desa Jalan Laut meliputi (a) ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, (b) memberikan pembinaan dan bimbingan, (c) membantu memfasilitiasi peserta didik, (d) bermusyawarah kepada orang tua untuk memperkecil masalah, (e) mengarahkan, membimbing, dan mempengaruhi peserta didik. Kata Kunci: partisipasi, pendidikan nonformal, kelompok belajar, anak putus sekolah.
Abstract This research aim to describe (1) program participations given study group of educators to children dropping out of school, (2) form of participation of non formal education that benefit children out of school in Desa Jalan Laut and (3) supporting factors and obstacles factor to the participation of non formal education program on school dropouts in Desa Jalan Laut. This research is a descriptive study with qualitative approach. This research subject is school children, educators, and parents in Desa Jalan Laut. Data collections is done by observation, interview, and documentation. Techniques used in data analysis is a data reduction, data display, and conclusions. Triangulation us done to explain the validity of the data by triangulation source. The results showed that:1) program participation given study group of educators to school dropout include: (a) formal participation that is teaching and educating, fostering and guiding, motivating, giving real responsibility, (b) participation in non formal and informal namely fostering and directing, giving responsibility, guiding and teaching, driving and giving effect to the learners.2) given the form of group programs for school dropouts in Desa Jalan Laut include: (a) participate in learning, (b) provide coaching and guidance, (c) help facilitate learners, d) deliberation to parents to minimize the problem, e) directing, guiding, and influencing learners. Kewords : participation, nonformal education, study groups, school droopouts
Partisipasi kelompok belajar...(pika Yunianti) 5 PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat mengutamakan masa depan dan pendidikan anak. Dengan mengutamakan pendidikan Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat besar dalam memastikan anakanak yang duduk di bangku sekolah dasar mendapatkan pendidikan, sekitar 97 persen dari anak-anak berusia 7 sampai 12 tahun di seluruh negeri dapat bersekolah. Namun, masih ada sebagian besar anak Indonesia yang seharusnya bersekolah tidak dapat menikmati pendidikan. Pendidikan seharusnya tidak hanya ditetapkan dalam dunia kehidupan dan pengalaman, tetapi juga mendorong anak agar tetap terbuka dalam beberapa hal dan bersedia menyatu dalam dunia tersebut. Pendidikan seharusnya dapat membuat anak menjadi lebih aktif dan anak lebih mengerti tentang arti pentingnya pribadi dari hal yang anak pelajari. Menurut Fasli Jalal (2005) visi pendidikan nasional adalah pendidikan yang mengutamakan kemandirian dan keunggulan yang menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan yang berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Semua penduduk Indonesia wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun dan penduduk Indonesia memiliki hak mendapatkan pendidikan. Pasal 28C ayat (1) menyatakan Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kenutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Anak-anak usia sekolah merupakan aset yang tak ternilai harganya, kemajuan sebuah bangsa sangat tergantung kepada kemampuan kaum mudanya untuk membuat perubahan-perubahan yang signifikan. Bisa kita pelajari dari pengalamanpengalaman yang telah terjadi di era sekarang ini, apabila anak-anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan
mereka sesuai dengan harapan dan nantinya akan memiliki kababilitas, visi, dan kinerja yang memuaskan, maka sebuah bangsa akan menuai keberhasilannya. Untuk menghasilkan anak-anak bangsa yang memiliki kuantitas dan kualitas yang tinggi partisipasi masyarakat terutama peran orang tua sangatlah diperlukan. Masyarakat berperan serta ikut mendorong anak agar masuk sekolah atau meningkatkan school enrollment. Peran masyarakat dapat berupa, dorongan tokoh-tokoh masyarakat terhadap para orang tua agar menyekolahkan anaknya, orang tua sebagai anggota masyarakat mendorong anaknya agar mau dan rajin kesekolah. Kedua, partisipasi masyarakat dalam membantu kelancaran pelaksanaan berupa upaya melengkapi sarana dan prasarana sekolah, baik berupa dana maupun bentuk natural lainnya seperti lahan, bahan-bahan bangunan, atau perlengkapan yang diperlukan. Motivasi masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan sebenarnya tidak tunggal seperti kemiskinan saja misalnya, karena alasan berpartisipasi tersebut saling terkait antara ekonomi, sosial, budaya atau bahkan mungkin politik. Bagaimana masalah sosial telah mempengaruhi partisipasi rasanya tidak sulit untuk diamati. Faktor sosial budaya dan pengaruhnya terhadap partisipasi masyarakat dalam pendidikan dasar terlihat nyata. Seperti yang dicontohkan di Provinsi Bangka Belitung, anak-anak sering membolos sekolah karena sebagian besar anakanak telah mengenal uang dan mereka lebih memilih untuk bekerja dibandingkan menuntut ilmu. Sejumlah anak sehari masuk dan sejumlah lainnya tidak masuk sekolah begitu seterusnya. Pengaruh terbesar anak-anak di Provinsi Bangka Belitung lebih memilih bekerja dibandingkan sekolah adalah penghasilan tambang yang begitu menggiurkan, terutama penghasilan tambang timahnya. Berdasarkan Laporan Akhir Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) Babel tahun 2012 yang disusun oleh Bapenas dan Universitas Bangka Belitung angka
Partisipasi kelompok belajar...(pika Yunianti) 7 putus sekolah pada tahun 2012/2013 yang lalu sedikitnya 400 orang pelajar SD, SMP dan SMA sederajat meninggalkan bangku sekolah. Dinas Pendidikan Bangka Belitung mencatat dari 413 siswa semua jenjang pendidikan sekolah di Bangka Belitung yang putus sekolah, angka tertinggi terjadi pada tingkat SMA sederajat sebanyak 207 orang atau 0,41 persen dari 10.432 siswa. Rendahnya APK dan APM pada tahun 2012 dan 2013 ini disebabkan karena kecenderungan orang tua mengikutsertakan anak mereka dalam aktivitas penambangan timah rakyat. Tingginya APS tersebut juga diakibatkan dari dampak fasilitas kemudahan menghasilkan uang dari aktivitas pertambangan rakyat atau TI. Berkaitan dengan hal tersebut, agar pembinaan anak-anak usia sekolah dapat tercapai maka dituntut adanya keterlibatan dari berbagai unsur, baik dari pemerintah, swasta, masyarakat, dan orang tua harus saling melakukan kerjasama dalam memberi bimbingan khusus kepada anak-anak usia sekolah sehingga pembinaan anak-anak menjadi lebih terarah. Wadah pembinaan dan pengembangan pendidikan nonformal anak-anak usia sekolah yang dimaksud adalah program kelompok belajar sore hari. Dalam wadah ini diperlukannya peran serta orang tua yang begitu besar agar dapat memperoleh hasil yang optimal yang akan menciptakan generasi muda yang memiliki manfaat untuk lingkungannya. Kelompok belajar merupakan salah satu forum atau tempat untuk melakukan belajar mandiri, karena dalam kelompok belajar peserta didik dapat berlatih dan bekerja bersama, saling membantu dalam belajar dan saling mendorong atau memberi semangat dalam belajar. METODE Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dapat memberikan deskripsi lengkap mengenai hasil penelitian. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Belajar Desa Jalan Laut No 3, Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Penelitian
dilakukan dari bulan Mei sampai Juli 2015. Subjek Penelitian Subjek penelitian yakni 3 pengurus kelompok belajar termasuk pendidik, 3 peserta didik, 2 orang tua peserta didik dimana kriteria penelitian ini adalah mengikuti kegiatan kelompok belajar. Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini data berupa deskriptif yang diambil dari hasil wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi terstruktur yang dibuat sendiri oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisis Data Langkah-langkah analisis data kualitatif yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, penarikan kesimpulan ( Lexy. J. Moleong, 2011: 248). Pengumpulan data merupakan proses pencarian informasi atau data, baik melalui observasi, wawancara dan dokumentasi Reduksi data berarti memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membusng yang tidak perlu. Penyajian data ini merupakan kumpulan data dari sumber data dari sumber data atau informan dan memberikan kemungkinan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan selanjutnya. Penarikan kesimpulan diguna untuk menjaring data tentang peran kelompok belajar serta faktor pendukung dan penghambat suatu permasalahan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan mengenai partisipasi program kelompok belajar guna mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan di Desa Jalanlaut Kabupaten Bangka yaitu :
Partisipasi kelompok belajar...(pika Yunianti) 9 Hasil 1. Pendidikan Nonformal merupakan pendidikan yang tidak terkait dengan pendidikan formal yang dapat diikuti oleh siapa pun, dimana pun, dan kapan pun. Pendidikan nonformal dilaksanakan dengan berstruktur dan berjenjang sama halnya dengan pendidikan formal. Salah satu contoh ranah pendidikan nonformal adalah kelompok belajar. Partisipasi yang harus dilakukan kelompok belajar demi kemajuan peserta didik yaitu diantaranya: memberikan perubahan sikap, menciptakan insentif, meningkatkan peran peserta didik, memberikan tanggung jawab yang nyata, memberikan pengajaran dan didikan, dan memberi contoh tauladan. Partisipasi kelompok belajar menjadi pihak yang sangat penting keberadaannya bagi anak-anak yang putus sekolah. Kesuksesan yang diraih oleh peserta didik tidak lepas dari partisipasi Kelompok Belajar. 2. Bentuk partisipasi program kelompok belajar yang diberikan bagi anak putus sekolah seperti telah dijelaskan di atas memiliki banyak peran dalam pengajaran anak usia sekolah yang tidak memperdulikan pendidikan. Partisipasi tersebut diwujudkan baik melalui materi maupun tidak nyata, secara fisik maupun nonfisik. Berbagai macam partisipasi tersebut telah sangat membantu dalam mengajar, mendidik, dan membimbing peserta didik sehingga peserta didik tetap mengenyam pendidikan dan terus berkembang. Berbagai macam bentuk partisipasi pendidik di Kelompok Belajar dalam usaha mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan. 3. Manfaat yang diperoleh dari adanya partisipasi kelompok belajar pada anak putus sekolah memberikan dampak positif terhadap berbagai pihak. Berbagai manfaat tersebut dirasakan oleh Kelompok Belajar (keberadaan dan perkembangannya), pengurus dan pendidik, peserta didik, dan orang tua serta masyarakat secara umum. Manfaat yang di dapat anak yang putus sekolah di Desa Jalan Laut
setelah mengikuti Kelompok Belajar yaitu menyangkut ilmu pengetahuan dan perkembangan rasa ingin tahu anak tentang pendidikan. Bagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembinaan dan bimbingan dari pendidik membuat peserta didik lebih bersemangat, menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran yang baru, serta menemukan teman-teman baru di Kelompok Belajar. 4. Faktor pendukung dan penghambat dengan adanya partisipasi kelompok belajar guna mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan adalah melalui efektifitas peran yaitu dengan cara mempengaruhi peserta didik dan orang tua peserta didik secara positif.. sedangkan faktor penghambatnya adalah menyangkut waktu, hasutan dan pertentangan dari orang tua. PEMBAHASAN Kelompok belajar merupakan kegiatan yang dimanfaatkan sebagai alat bertukar pengalaman dan memberi perubahan positif pada tingkah laku anak di suatu wilayah desa. Di wilayah tersebut memiliki perkumpulan atau kelompok atau yang lebih dikenal dengan istilah kelompok belajar. Hubungan yang harmonis diciptakan antara pendidik dan peserta didik akan berdampak positif bagi keduanya. Menurut Uzer Usman (2008: 94) kelompok belajar merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan beberapa orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, dalam pemecahan masalah pada proses pembelajaran. Dewa Ketut Sukardi (2008: 220) telah menjelaskan bahwa partisipasi kelompok belajar adalah suatu pertemuan antara satu orang atau lebih, yang ditujukan untuk saling bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan serta pendapat dan biasanya memberi perubahan kepada peserta didik menuju ke arah yang lebih baik. Partisipasi yang harus dilakukan kelompok belajar harus
Partisipasi kelompok belajar...(pika Yunianti) 11 sesuai dengan tingkatannya, karena hal ini untuk mempermudah memaknai pentingnya partisipasi guna mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan. Menurut Asia Development Bank (ADB) partisipasi dibagi menjadi 3 tingkatan yakni tingkatan yang rendah, sedang dan tinggi. Tingkatan partisipasi rendah yaitu kelompok belajar dapat menyebarluaskan informasi tentang partisipasi mereka untuk kemajuan anak yang kurang memperdulikan pendidikan. Tingkatan partisipasi sedang yakni kelompok belajar dapat merangkul peserta didik untuk tertarik mengikuti program pembelajaran. Sedangkan tingkat partisipasi tinggi kelompok belajar dapat membina dan mendidik anak menjadi lebih baik. Partisipasi yang harus dilakukan kelompok belajar demi kemajuan peserta didik yaitu diantaranya: memberikan perubahan sikap, menciptakan insentif, meningkatkan peran peserta didik, memberikan tanggung jawab yang nyata, memberikan pengajaran dan didikan, dan memberi contoh tauladan. Dari beberapa partisipasi yang harus dilaksanakan oleh kelompok belajar terhadap anak putus sekolah seperti yang disebutkan di atas, maka peneliti mencoba menggali partisipasipartisipasi kelompok belajar yang ada di Desa Jalan Laut dalam mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan. Partisipasi kelompok belajar menjadi pihak yang sangat penting keberadaannya bagi anak-anak yang putus sekolah. Kesuksesan yang diraih oleh peserta didik tidak lepas dari partisipasi Kelompok Belajar. 2. Manfaat partisipasi kelompok belajar melalui pembelajaran pendidikan dasar kepada anak yang kurang memperdulikan pendidikan harus kita mulai kepada diri kita kemudian kita merangkul anak-anak yang kurang memperdulikan pendidikan menjadi anak yang kaya akan pengetahuan. Setelah melakukan wawancara kepada beberapa yang terkait di partisipasi kelompok belajar manfaat yang didapatkan oleh peserta didik
adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, membuat mereka menjadi orang yang lebih terdidik dan membuat mereka pandai bergaul. Manfaat yang diperoleh dengan adanya partisipasi kelompok belajar meberikan banyak manfaat positif bagi orang tua peserta didik di desa Jalan Laut diantaranya adalah; 1) orang tua merasakan anaknya lebih pandai berkreatifitas di dalam masyarakat, 2) sedikit meningkatkan derajat orang tua ketika anak memiliki ilmu lebih, 3) orang tua juga merasakan anaknya lebih memperdulikan pendidikan dibandingkan uang. 3. Adapun faktor pendukung dan penghambat selama proses partisipasi program kelompok belajar berlangsung faktor-faktor yang mendukung partisipasi kelompok belajar sore hari di Desa Jalan Laut terhadap anak usia sekolah yang tidak memperdulikan pendidikan dapat diberikan dan diterima baik yaitu; 1) adanya kepercayaan orang tua peserta didik untuk selalu mendukung anaknya mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar sore hari, 2) pengurus dan pendidik di Kelompok Belajar sore hari sudah memiliki panyak pengetahuan dan ilmu dalam belajar mengajar sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaat positif serta mampu meberikan solusi dari berbagai hambatan yang dialami, 3) peserta didik berantusias untuk mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar, karena mereka memiliki pemikiran pendidikan lebih penting dibanding uang, 4) pendidik dan orang tua sudah menjalankan kerja sama agar peserta didik memiliki semangat untuk menuntut ilmu walaupun tidak mengikuti pendidikan secara formal. Adapun faktor penghambat yang sering terjadi pada partisipasi kelompok belajar terhadap anak usia sekolah yang tidak memperdulikan pendidikan di Desa Jalan Laut diantaranya; 1) Kesibukan, kendala waktu yang sering terjadi peserta didik lebih mementingkan uang dibandingkan menuntut ilmu, 2) Hasutan dan isu dari pihak luar yang dapat menurunkan kepercayaan orang
Partisipasi kelompok belajar...(pika Yunianti) 13 tua anak terhadap pengurus dan pendidik di kelompok belajar. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang partisipasi program kelompok belajar sore hari guna mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan di Desa Jalan Laut Kabupaten Bangka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Partisipasi kelompok belajar sore hari di Desa Jalan Laut terhadap anak usia sekolah yang tidak memperdulikan pendidikan, diantaranya, membina dan membimbing, berpartisipasi dalam pembelajaran peserta didik, mendidik dan mengajar, memberi motivasi dan memberi tanggung jawab yang nyata. Partisipasi kelompok belajar bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang kurang memperdulikan pendidikan menjadi anak yang mandiri dan memiliki pengetahuan yang tinggi serta berdaya secara terkontrol dengan meningkatkan kepentingan peserta didik. b. Bentuk dorongan partisipasi kelompok belajar yang diberikan dalam mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan yaitu berupa tindakan-tindakan yang diantaranya ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, ikut berkontribusi dalam pelaksanaan program, memberikan pembinaan dan bimbingan, membantu memfasilitasi peserta didik dan pelaksanaan musyawarah kepada orang tua peserta didik. c. Manfaat yang diperoleh dengan adanya partisipasi kelompok belajar sore hari dirasakan oleh banyak pihak misalnya terhadap pengurus kelompok belajar adalah keberadaannya tetap terjaga dan perkembangannya terus
mengalami kemajuan. Manfaat terhadap peserta didik untuk menambah skill dan pengetahuan dalam pembelajaran, membentuk karakter dan mental anak, meningkatkan rasa percaya diri anak, berpartisipasi aktif membantu masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan. d. Dalam partisipasi kelompok belajar sore hari tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Adapun faktor pendukung dari partisipasi kelompok belajar yakni: adanya kepercayaan orang tua dan pendik memiliki banyak pengalaman serta wawasan yang bermanfaat. Faktor penghambat dalam partisipasi kelompok belajar yakni: waktu dan kesibukan serta hasutan dari pihak luar. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti mengenai partisipasi pendidikan nonformal guna mengatasi ketidak pedulian anak terhadap pendidikan di Desa Jalan Laut, ada beberapa saran yang diharapkan dapat mendorong partisipasi kelompok belajar menjadi lebih baik lagi, yaitu sebagai berikut: a. Bagi pengurus dan pendidik dalam perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan yang melibatkan peserta didik, sebaiknya lebih dapat disesuaikan dengan waktu yang dimiliki masyarakat agar partisipasi tersalurkan secara optimal. b. Bagi peserta didik sebaiknya lebih giat lagi untuk mengikuti pembelajaran dan aktif dalam kegiatan kelompok belajar, tidak begitu mementingkan pekerjaan yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawab mereka. Hal ini diharapkan dapat menciptakan anak yang
Partisipasi kelompok belajar...(pika Yunianti) 15 cerdas dan memiliki pengetahuan yang tinggi. c. Bagi orang tua peserta didik di Desa Jalan Laut lebih giat lagi untuk mendorong anaknya dalam hal menuntut ilmu, memberikan kesadaran kepada anaknya akan manfaat dari pendidikan untuk masa depan mereka kelak. Daftar Pustaka Arifin Ahmad, Zainal. (2012). Perencanaan pembelajaran dari Desain sampai Implementasi. Pusaka Insan Madani: Yogyakarta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Jalal, Faisal dan Dedi Supriadi. (2005). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Adicita Karya Nusa: Jakarta http://bangka.tribunnews.com/2013/12 /16/timah-dan-pendidikan-kita/ 18 Maret 2015, 20:43 WIB. Doddington, Christine dan Mary Hilton. (2010). Asal Mula Pendidikan Berpusat pada Anak. Indeks: Jakarta. Sudjana. (2005). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Non Formal. Bandung: Falah Production. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.