Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEGIATAN CAR FREE DAY (CFD) DI KOTA PEKANBARU UNTUK PENGURANGAN EMISI KARBON DARI KEGIATAN TRANSPORTASI

Muhimmatul Khoiroh 1), dan Alia Damayanti 2)

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT Oleh : Wima Perdana Kusuma

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Studi Kontribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi Karbon di Surabaya Bagian Timur. Oleh: Fitri Arini

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA MALANG

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar magister dari Institut Teknologi Bandung

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

ANALISIS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN (STUDI KASUS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA)

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Efisiensi Program Car Free Day Terhadap Penurunan Emisi Karbon

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR

BAB V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PROGRAM CAR FREE DAY TERHADAP PENURUNAN BEBAN PENCEMAR CO DAN NO 2

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR

KAJIAN MODEL EMISI KARBONDIOKSIDA DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB III METODE PENELITIAN. udara di sekitarnya di jalan Balaraja Serang tepatnya antara pertigaan pasar

ESTIMASI BESAR KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA BERDASARKAN KEGIATAN TRANSPORTASI DENGAN MODEL DFLS

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

BAB IV Metodologi Penelitian

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

PEMETAAN DISTRIBUSI KONSENTRASI KARBON DIOKSIDA (CO 2 ) DARI KONTRIBUSI KENDARAAN BERMOTOR DI KAMPUS ITS SURABAYA

STUDI BIAYA EMISI CO AKIBAT ADANYA RENCANA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MASSAL CEPAT (TREM) DI SURABAYA

ANALISIS KINERJA JALAN PERKOTAAN STUDI KASUS RUAS JALAN HR. SOEBRANTAS KM 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Estimasi Beban Pencemar Dari Emisi Kendaraan Bermotor di Ruas Jalan Kota Pekanbaru

PENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN I-1

EMISI KENDARAAN PADA RUAS JALAN PROVINSI DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 14. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Listrik

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

DISPERSI GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DARI SUMBER TRANSPORTASI DI KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemanfaatan Sifat dan Ketersediaan Data sesuai Karakteristik Kabupaten/Kota untuk Estimasi Emisi Spesifik Karbon

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Dalam meningkatkan kemajuan pembangunan di suatu negara sangat

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

BAB IV METODE PENELITIAN. menghasilkan 165 grid. Seperti terlihat pada Gambar 4.1.

Oleh Yuliana Suryani Dosen Pembimbing Alia Damayanti S.T., M.T., Ph.D

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

Evaluasi Perubahan Emisi Gas NO x dan SO 2 dari Kegiatan Transportasi di Kamal-Bangkalan Akibat Pengoperasian Jembatan Suramadu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BEBAN EMISI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGI TERHADAP KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA (CO) DI JALAN GAJAHMADA KAWASAN SIMPANGLIMA KOTA SEMARANG

IKLIM. Dr. Armi Susandi, MT. Pokja Adaptasi, DNPI

PRAKTEK GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KOMUNITAS PENGGUNA SEPEDA, KRL, DAN TRANSJAKARTA DI METROPOLITAN JAKARTA TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

Transkripsi:

Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3) 1) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2,3) Dosen Teknik Lingkungan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293 Email : F.maulana_18@yahoo.com ABSTRACT The growth of economic and population, especially in tampan district Pekanbaru is followed by the increase of transportation infrastructures and increasing amount of vehicle result in the increasing amount of vehicle. This increasing amount of vehicles result in the increasing amount of carbondioxide (CO 2 ) emission produced. CO 2 will enlarge the Greenhouse Effect which can cause global warming. Because of that, a measurement is needed to find out the amount of CO 2 emission produced transportations activities. In this research, the measurement is done by total vehicle appoarch and emission factor. This research was conducted Soebrantas Street, Lobak, Bangau Sakti, Kamboja, Purwodadi and Suka Karya. The total amount of vehicles is measured with video recorder on at research locations for 16 hours. The recording was conducted on effective days. From the measurment, CO 2 emission from transportations activities for converted vehicles in Tampan district is 169.786,914 kg CO 2 on effective days. Keywords : carbondioxide emission, carbon footprint, global warming, emission factor, transportation PENDAHULUAN Kota Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang cukup tinggi. Saat ini Kota Pekanbaru mengalami perkembangan ekonomi begitu pesat, hal ini yang menjadi pendorong peningkatan jumlah penduduk, dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor (Hodijah dkk, 2014). Pertumbuhan penduduk tersebut mengakibatkan kebutuhan masyarakat terus meningkat. Seiring peningkatan kebutuhan masyarakat, maka aktivitas transportasi pun akan mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan tidak semua fasilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ada di satu tempat. Berdasarkan data Pekanbaru Dalam Angka Tahun 2014, jumlah kendaraan bermotor di Kota Pekanbaru terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2004, jumlah kendaraan bermotor di Kota Pekanbaru yaitu sebanyak 52.752 unit kendaraan bermotor mengalami kenaikan pada tahun 2013 dengan jumlah 465.982 unit dengan komposisi terbesar adalah sepeda motor berjumlah 72% dari total kendaraan bermotor (PDA, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Japan Internatioal Cooperation Agency (JICA) bahwa Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 1

sektor transportasi diperkirakan menyumbangkan 70% pencemaran udara di daerah perkotaan (JICA, 1997). Dengan peningkatan jumlah kendaraan di Kota Pekanbaru akan mempengaruhi besarnya emisi yang dihasilkan dari kendaraan. Selain itu karakteristik perangkat mesin, sistem pembakaran dan jenis bahan bakar juga menjadi faktor yang akan menentukan tingkat emisi pencemaran dari setiap jenis kendaraan (Soedomo, 2001). Sektor transportasi memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sumber energi. Hampir sebagian besar produk kendaraan bermotor yang digunakan dalam sektor transportasi menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai sumber energi. Penggunaan BBM sebagai sumber energi tidak akan terlepas dari senyawa seperti karbondioksida (Eldewisa dkk, 2008). Emisi CO 2 tersebut merupakan komponen utama Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat memperbesar Efek Rumah Kaca (ERK) (Sasmita, 2011). Dengan meningkatnya konsentrasi CO 2 di atmosfer, maka akan menyebabkan semakin banyaknya gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap oleh atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang biasa dikenal dengan istilah global warming. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan estimasi atau prediksi besarnya emisi yang dihasilkan kendaraan yang pada penelitian ini adalah CO 2 di Kecamatan Tampan. Sehingga dapat diprediksi besarnya beban lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan transportasi tersebut. Dalam perhitungan kontribusi CO 2 yang dihasilkan oleh kendaraan, dilakukan dengan menggunakan pendekatan jumlah kendaraan dan faktor emisi. Faktor emisi sangat membantu untuk memprediksi beban emisi yang bersumber dari kendaraan bermotor. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan pada hari efektif di ruas jalan HR. Subrantas, Lobak, Purwodadi, Sukakarya, Bangau Sakti dan Kamboja. Penelitian dilakukan pada pukul 06.00-22.00 WIB disetiap lokasinya. Pada saat penelitian, dihindari cuaca buruk seperti hujan, agar arus lalu lintas dalam keadaan normal. Gambar 1. Lokasi Penelitian 1. Pengumpulan Data A. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey lapangan untuk menghitung jumlah sesuai jenis kendaraan bermotor yang melalui jalanan yang menjadi objek penelitian dengan menggunakan traffic counting. B. Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder seperti peta wilayah studi dan data Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 2

pendukung lainnya seperti data faktor konversi jenis kendaraan ke satuan mobil penumpang, faktor emisi tiap bahan bakar dan data konsumsi energi spesifik. Data sekunder didapatkan dari beberapa instansi dan penelitian sebelumnya. Peta ruas jalan Kota Pekanbaru diperoleh dari data Pekanbaru Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru. Sedangkan untuk data pendukung lainnya didapat dari studi literatur. 2. Perhitungan emisi CO 2 total Dari hasil pengukuran data primer dan didukung data sekunder yang diperoleh, maka selanjutnya akan di olah guna mendapatkan konsentrasi CO 2. Perhitungan emisi akan dihitung dengan rumus berikut (Kusuma, 2010), Dimana : Q = Jumlah emisi (kgco 2 ) n = Jumlah kendaraan FE = Faktor emisi (kgco 2 /liter) K = Konsumsi bahan bakar (liter/100 km) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perhitungan Konversi Jumlah Kendaraan Pada lalu lintas normal, kendaraan yang melintasi suatu jalan bersifat heterogen atau berbagai macam jenis kendaraan. Untuk memudahkan dalam analisis perhitungan dan keseragaman, maka kendaraan tersebut dikonversikan terhadap satuan kendaraan ringan, digantikan dengan Satuan Mobil Penumpang (SMP). Dengan konversi tersebut dapat dilihat jumlah Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) di jalan tersebut. Untuk melihat jumlah total No kendaraan pada tiap-tiap jenis jalan yang dikonversikan ke satuan mobil penumpang dan tanpa dikonversikan kesatuan mobil penumpang, dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Total Jumlah Kendaraan Nama Jalan Jumlah Kendaraa (Tanpa Konversi ke SMP) Jumlah Kendaraan (Konversi ke SMP) Minggu Selasa Minggu Selasa 1 Suka Karya 42.376 42.653 13.640 14.451 2 Bangau Sakti 34.134 36.472 10.645 11.295 3 Purwodadi 34.665 41.665 11.596 13.891 4 Kamboja 29.448 27.892 9.020 8.992 5 Lobak 44.259 46.106 18.389 19.213 6 HR Subrantas 112.491 118.227 54.561 57.518 TOTAL 297.364 313.015 117.851 125.360 Dari tabel 1 terlihat bahwa total jumlah kendaraan antara jumlah kendaraan yang telah dikonversi dengan yang tanpa dikonversi terdapat perbedaan yang cukup besar. Hal ini dikarenakan jumlah kendaraan pada jenis sepeda motor merupakan jumlah yang terbanyak dan apabila dikoversikan kedalam satuan mobil penumpang, jumlahnya semakin kecil dikarenakan faktor konversinya sebesar 0,25. Sedangkan jenis kendaraan lain seperti truk dan bus akan mengalami peningkatan dikarenakan faktor konversinya sebesar 1,2. 2. Total Emisi CO 2 Dari Kegiatan Transportasi Dari hasil perhitungan jumlah kendaraan, dapat diperoleh total emisi CO 2 yang dihasilkan dengan menghitung konsumsi energi spesifik dari tiap jenis kendaraan baik itu kendaraan yang telah dikonversi serta faktor emisinya. Untuk melihat total emisi CO 2 yang dihasilkan dari kendaraan yang telah dikonversi di tiap jalan yang menjadi lokasi penelitian, dapat dilihat pada gambar 2. Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 3

Emisi CO2 (kgco2) 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 Waktu Pengamatan SUKA KARYA BANGAU SAKTI PURWODADI KAMBOJA LOBAK HR SUBRANTAS Gambar 2. Total Jumlah Emisi CO 2 (Konversi ke SMP) Pada gambar 2 dapat dilihat pada saat pengamatan, jumlah kendaraan yang telah dikonversi ke satuan mobil penumpang jumlah emisi CO 2 terbesar yaitu di jalan HR. Subrantas. Hal ini dikarenakan. Jumlah kendaraan di jalan HR. Subrantas merupakan jumlah kendaraan terbesar. Sehingga emisi yang dihasilkan menjadi besar. Dari gambar 2 juga, diketahui jumlah emisi CO 2 yang dihasilkan dari kendaraan pada lokasi pengamatan yaitu pada hari selasa, jumlah emisi CO 2 dari kendaraan yang telah dikonversi ke Satuan Mobil Penumpang (SMP) sebesar 169.786,914 kg CO 2. Kusuma dkk (2010), melakukan penelitian yang sama tentang emisi CO 2 dari kegiatan transportasi di Surabaya bagian barat diperoleh hasil 5.761.868,88 kgco 2. Hal ini sesuai dengan jumlah kendaraan bermotor di Kota surabaya sendiri lebih tinggi dari kota Pekanbaru yang hanya berjumlah 465.982 unit pada tahun 2013. Sementara kota Surabaya pada tahun 2007 memiliki jumlah kendaraan sebesar 1.303.931 unit. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian emisi CO 2 dari kegiatan transportasi di Kecamatan Tampan, maka diperoleh hasil jumlah emisi CO 2 total perhari pada hari selasa sebesar 169.786,914 kg CO 2 untuk kendaraan yang dikonversikan ke satuan mobil penumpang. DAFTAR PUSTAKA Eldewisa Z. dan Driejana, (2008), Perbandingan Estimasi Beban Emisi CO Dan CO 2 Dengan Pendekatan Konsumsi Bahan Bakar Dan Kecepatan Kendaraan (Studi Kasus : Bunderan Cibiru-Lembang), Jurnal Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung: Bandung Hodijah N, B. Amin dan Mubarak, (2014), Estimasi Beban Pencemar Dari Emisi Kendaraan Bermotor di Ruas Jalan Kota Pekanbaru, Jurnal Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Riau Vol. 1 No. 2 Juli 2014: 71-79 Japan Intenational Cooperation Agency, (1997), The Study on the Integrated Air Quality Management for Jakarta Metropolitan Area: Indonesia Katalog BPS 1101002.1471, (2014). Pekanbaru Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru: Pekanbaru Kusuma, Wima Perdana, R. Boedisantoso, S. A. Wilujeng, (2010), Studi Kontribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi Karbon di Surabaya Bagian Barat, Jurnal Teknik Lingkungan ITS: Surabaya Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 4

Sasmita, A., (2011), Kajian Model Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi di Kota Surabaya, Tesis, Program Magister Teknik Lingkungan ITS: Surabaya. Soedomo, M., (2001). Kumpulan Karya Ilmiah Pencemaran Udara, Institut Teknologi Bandung: Bandung Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 5