BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa dalam berbahasa Perancis yang baik dan benar. Selayaknya

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal artinya pengkajian bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

BAB I PENDAHULUAN. tukar informasi dengan manusia lainnya. Dalam hal ini, keberadaan suatu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, misalnya bahasa dalam khotbah, bahasa dalam pidato, dan bahasa. dalam karangan siswa, bahasa terjemahan Al Qur an.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI DALAM SKRIPSI MAHASISWA PBSI IKIP PGRI MADIUN TAHUN AKADEMIK 2013/2014.

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

TINJAUAN MATA KULIAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BUKU AJAR. Bahasa Indonesia. Azwardi, S.Pd., M.Hum

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

BAB I PENDAHULUAN. (2012: ) menjelaskan pengertian identitas leksikal berupa kategori kelas kata

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

PEMBENTUKAN KATA SECARA DERIVASIONAL DALAM BAHASA JEPANG (Suatu Kajian Morfologi) Oleh : Reny Wiyatasari. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menelanjangi aspek-aspek kebahasaan yang menjadi objek kajiannya. Pada akhirnya, fakta

BAB I PENDAHULUAN. Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi,

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

K A N D A I. Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman

BAB VI PENUTUP. dirumuskan tersebut berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Variabel

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

Infleksi dan Derivasi dalam Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar.

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

AFIKS PEMBENTUK VERBA BAHASA BUGIS DIALEK SIDRAP Masyita FKIP Universitas Tadulako ABSTRAK Kata kunci: Afiks, Verba, Bahasa

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kata-kata Bahasa Indonesia kaya akan imbuhan. Kurang lebih ada sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media atau sarana untuk menyampaikan ide, gagasan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori dalam penelitian ini perlu dibicarakan secara terinci.

BAB I PENDAHULUAN. banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

Analisis Pemakaian Afiks pada Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq Ismail

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya

AFIKS DERIVASIONAL DAN INFLEKSIONAL BAHASA SOBEY DI KABUPATEN SARMI PROVINSI, PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut bisa disusun menjadi kata bentukan melalui tiga macam proses, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan) dan komposisi (pemajemukan). Pada proses pembentukan afiksasi telah dikenal adanya imbuhan atau afiks yang didalamnya meliputi prefiks (awalan), sufiks (akhiran) dan infiks (sisipan). Dari ketiga jenis imbuhan ini, pada umumnya sufiks (akhiran) yang lebih banyak digunakan. Tidak banyak dari kalangan pelajar yang mengetahui istilah sufiks, khususnya sufiks derivasional. Mungkin hanya terbatas pada saat mempelajari bahasa Indonesia di sekolah tingkat menengah atau tingkat atas. Ternyata bukan hanya bahasa Indonesia saja yang mempunyai kata yang mengandung sufiks, khususnya sufiks derivasional. Tetapi bahasa Jepang pun sangat dipengaruhi oleh sufiks derivasional tersebut dalam menentukan makna dan fungsi kata. Sufiks atau akhiran yang akan diteliti pada penelitian ini adalah akhiran -sa dan -mi dalam Bahasa Jepang. Kedua akhiran tersebut ditambahkan pada kata sifat (keiyoushi), baik itu i-keiyoushi maupun nakeiyoushi. Kedua akhiran tersebut diketahui memiliki fungsi derivasi. Analisis mengenai akhiran itu sendiri, merupakan sebuah kajian morfologis. Menurut Crystal (Abdul Muis dan Herman, 2005:1), morfologi adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui penggunaan morfem. Morfologi pada umumnya dibagi ke dalam dua bidang: yakni telaah infleksi (inflectional morphology), dan telaah pembentukan kata (lexical or derivational morphology).

2 Sedangkan Natsuko Tsujimura (1996, hlm. 141) mengemukakan bahwa ada beberapa jenis morfem dalam Bahasa Jepang. Yaitu tergantung pada apakah dia bisa berdiri sendiri atau harus ditambahkan morfem lainnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sufiks derivasional yang akan diteliti adalah termasuk sebagai cabang morfologi leksikal yaitu derivasi. Matthews (1974, hlm. 38) menyatakan bahwa derivasi adalah proses morfemis yang menghasilkan leksem baru. Maka pembentukan secara derivasional akan menghasilkan kata yang termasuk paradigma yang berbeda. Kushartati et al (2005, hlm 152) menyatakan bahwa proses derivasi mengubah suatu kata menjadi kata baru. Kata baru itu pada umumnya lain kelas atau jenisnya dengan kata yang belum mengalami derivasi. Selain itu, sufiks sendiri termasuk afiksasi atau pengimbuhan. Yang mana sfiksasi atau pengimbuhan menurut Ida Bagus (2008:5) adalah proses pembentukan kata dalam membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Afiks adalah bentuk linguistik yang pada suatu kata merupakan unsur langsung dan bukan kata atau pokok kata, yang memiliki kemampuan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahakan pada awal, akhir atau tengah kata (Richard dalam Ida Bagus 2008:5). Nihongo Kyouiku Jiten (hal, 283) menyatakan, dalam Bahasa Jepang, morfem bebas adalah apa yang disebut sebagai 接辞 - setsuji (afiks), yaitu 3 macam posisi penambahan stem. Penambahan di awal kata yaitu 接頭辞 -settouji (prefiks), penambahan di akhir kata yaitu 接尾辞 - setsubiji (sufiks), penambahan ke dalam tengah stem yaitu 接中辞 - secchuuji (infiks). Dalam Bahasa Jepang, tidak terdapat infiks.

3 Bahasa Jepang banyak ditandai oleh penambahan sufiks pada akar kata untuk menunjukkan fungsi gramatikalnya. Namun, secara umum proses derivasi dalam bahasa Jepang terjadi melalui prefiksasi dan sufiksasi (Nani dan Jonjon, 2010, hlm. 46). Tsujimura (1996;142) juga mengemukakan morfem -sa yang dilekatkan pada stem adjektif akan mengubahnya menjadi kata benda. -sa mengubah arti dan/atau kategori kata yang dilekatinya, dan oleh karena itu mereka menjadi morfem derivasional. Maka dari itu, penulis berkeinginan untuk meneliti mengenai sufiks daripada prefiks, dan sufiks tersebut yang melalui proses derivasi, yaitu sufiks -sa dan -mi. Karena sufiks sendiri lebih banyak digunakanan dalam bahasa Jepang. B. Masalah Penelitian 1. Batasan Masalah Penelitian Agar cakupan masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut: a. Penelitian ini hanya meneliti kata sifat yang mengandung sufiks - sa dan -mi yang terdapat dalam kalimat-kalimat Bahasa Jepang. b. Buku referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa literatur yang didalamnya memungkinkan terdapat kata sifat yang mengandung sufiks -sa dan -mi. c. Kajian dan analisis hanya dilakukan dari segi morfologi sintaksis, yaitu dari segi struktur kata dan makna kata. 2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Tipikal adjektiva Bahasa Jepang apa saja yang bisa dibubuhi sufiks -sa dan -mi?

4 2. Apa makna kata yang telah dibubuhi sufiks -sa dan -mi dalam konteks kalimat bahasa Jepang? 3. Apa persamaan sufiks -sa dan -mi dalam konteks kalimat Bahasa Jepang? 4. Apa perbedaan sufiks -sa dan -mi dalam konteks kalimat Bahasa Jepang? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui tipikal adjektiva Bahasa Jepang apa saja yang bisa dibubuhi sufiks -sa dan -mi. 2. Mengetahui makna kata yang telah dibubuhi sufiks -sa dan -mi dalam konteks kalimat bahasa Jepang. 3. Mengetahui persamaan sufiks -sa dan -mi dalam konteks kalimat Bahasa Jepang. 4. Mengetahui perbedaan sufiks -sa dan -mi dalam konteks kalimat Bahasa Jepang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan bisa memberikan manfaat, baik untuk penulis sendiri maupun untuk mereka yang kelak membaca penelitian ini, atau bagi para pembelajar maupun pengajar yang memiliki kebutuhan khusus terkait penelitian mengenai sufiks derivasional dalam materi buku pelajaran. Berikut manfaat penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah khasanah dan referensi mengenai makna dan fungsi sufiks -sa dan -mi yang terdapat dalam konteks kalimat yang diperoleh dari beberapa literatur bahasa Jepang.

5 2. Manfaat Praktis Dapat dijadikan sebagai bahan referensi baik untuk dosen, mahasiswa, maupun untuk penelitian berikutnya mengenai sufiks -sa dan -mi dalam Bahasa Jepang. E. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam pembahasan penelitian secara keseluruhan, penulis merencanakan struktur organisasi skripsi seperti berikut, Bab I yang merupakan pendahuluan, penulis akan membahas latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Pada bab selanjutnya, yaitu bab II, penulis menguraikan teori morfologi secara umum, morfologi Bahasa Jepang, pengimbuhan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang, serta pengertian sufiks dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Jepang, serta menguraikan secara detail penelitian-penelitian mengenai sufiks -sa dan -mi secara umum. Pada bab III, penulis membahas mengenai metode penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Sedangkan pada bab IV, penulis menguraikan hasil penelitian tentang sufiks -sa dan -mi dalam Bahasa Jepang, mengenai makna sufiks -sa dan -mi jika ditambahkan ke dalam kata sifat, mengenai persamaan dan perbedaan fungsi dan makna sufiks -sa dan -mi, mengenai jenis kata sifat yang bisa ditambahkan sufiks -sa dan -mi serta mengetahui fleksibilitas sufiks -sa dan -mi terkait kemampuan keduanya untuk saling menggantikan satu sama lain ditinjau dari segi sintaksis dan menguraikan temuan serta pembahasan dari rumusan masalah yang dirumuskan oleh penulis. Pada bab terakhir, yaitu bab V, penulis memberikan simpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.