BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. 59. mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menginventarisasi.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

Konsep Keanekaragaman METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB III METOE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu mengadakan kegiatan

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. 1 Sehingga dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB IV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan. Desa Rimbo Panjang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB 2 BAHAN DAN METODE

IDENTIFIKASI MAKROFAUNA TANAH DI ZONA PASIF TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR KLOTOK KOTA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif - eksploratif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik eksplorasi yaitu segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu penelitian, dan dokumentasi. 85 Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian deskripsi ini adalah mengumpulkan spesimen, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mengklasifikasi dan selanjutnya menginventarisasi. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai 28 September sampai dengan 28 November 2013, sedangkan tempat penelitian berlokasi di kawasan Arboretum Nyaru Menteng Kota Palangka Raya. 309 84 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (edisi baru), Jakarta: Rineka Cipta, 1990, h. 85 Melisa, Inventarisasi jenis-jenis jamur Kelas Basidiomycetes di Kawasan Hutan Air Trjun Sampulan Kelurahan muara Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Skripsi, STAIN Palangka Raya: Tadris Biologi, 2012, h. 42, t.d 48

C. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah semua jenis serangga tanah yang terjebak dalam alat perangkap jebak atau pitfall trap yang diambil pada tiap-tiap plot di kawasan Arboretum Nyaru Menteng pada jam 6 pagi. D. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Alat-alat yang digunakan adalah: Gelas plastik, kamera foto, thermometer, botol spesimen, alat tulis, pisau, pinset, soil tester, mikroskop, dan alat identifikasi (Boror, pengenalan pelajaran serangga dan Lilis Kunci determinasi serangga), tiang penyangga atap jebakan, meteran, baskom, saringan. 2. Bahan-bahan yang digunakan adalah : Alkohol 70%, detergen, air bersih, kertas label, formalin 5%. E. Teknik Sampling Untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan yaitu dilakukan dengan sengaja dan cara penggunaan sampel ini di antara populasi, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. 86 Pengambilan sampel tersebut berdasarkan jenis serangga tanah yang ditemukan di Arboretum Nyaru Menteng. Untuk mengetahui dan mencatat sampel spesimen dengan menggunakan teknik insidentil sampling 2004, h. 58 86 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

yaitu cara memperoleh data secara kebetulan saja dengan tidak menggunakan perencanaan tertentu. 87 Pada penelitian ini hanya jenis serangga tanah yang ditemukan di Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya saja. F. Teknik Pengumpulan data Pengumpulan data di lapangan menggunakan metode survei, yaitu menelusuri wilayah (gugus sampling) untuk mencari dan menemukan jenisjenis serangga tanah. 88 Data yang dikumpulkan meliputi lokasi penangkapan, keadaan cuaca, dan famili, aktivitas dan waktu ditemukannya serangga tanah tersebut. Untuk menentukan nama famili tiap jenis, spesimen diidentifikasikan dengan menggunakan kunci identifikasi di buku Boror Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam 89 dan buku Lilies Kunci Determinasi Serangga. 90 Pengidentifikasian spesimen ini akan dilakukan di laboratorium Biologi STAIN Palangka Raya. Metode untuk mengukur faktor abiotik (ph, Suhu, kelembaban) yaitu menggunakan thermometer, dan soil tester. Mengukur keadaan cuaca 87 Ibid.,h.59 88 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, h. 100. 89 Donald J. Boror, Charles A, Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga edisi keenam. Penerjemah Soetiyono Partosoedjono, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1997. h. 213, 214, 218, 264, 313, 304, 308, 599, 824, 912, 281, 292, 271, 513, 518, 307, 700, 588. 90 Christina Lilies S. Kunci Determinasi Serangga, Yogyakarta: Kanisius, 1991, h. 2, 5, 60,112, 115, 163, 176.

tersebut pada saat pemasangan perangkap jebak pada wilayah masingmasing. G. Prosedur Kerja Penelitian 1. Observasi Lapangan Kegiatan yang dilakukan dari observasi lapangan ini merupakan tahap awal sebelum melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian yang dipakai untuk menentukan metode dan teknik pengambilan sampel pada penelitian yang akan dilakukan. 2. Menentukan Wilayah Sampling Wilayah penelitian pada kawasan Arboretum Nyaru Menteng ditentukan berdasarkan hasil observasi yaitu antara lain : a. Wilayah sampling I yaitu wilayah terbuka Wilayah terbuka yaitu wilayah yang sering dilalui orang dengan kondisi tumbuhan tinggi jarang dan terdapat sinar matahari secara langsung. b. Wilayah sampling II yaitu wilayah tertutup Wilayah tertutup adalah wilayah yang jarang dilalui oleh orang dengan kondisi tumbuhan rimbun dan sinar matahari tidak secara langsung jatuh ke permukaan tanah.

3. Teknik Pengambilan Sampel Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Membuat plot Membuat plot secara acak pada tiap-tiap daerah sampling yang sudah ditentukan sebanyak 10 perangkap pada masingmasing plot dan dengan ukuran yang sesuai yaitu 50 meter pada masing-masing wilayah tersebut. Gambar. 3.1. Pitfall Trap 91 b. Pengambilan sampel Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan spesies mengikuti garis transek. Pada masing-masing wilayah dibuat plot dengan panjang 50 meter. Pengambilan sampel dengan menggunakan perangkap jebak (pitfall trap). Perangkap jebak berupa wadah plastik sebanyak 10 perangkap yang ditanam di tanah dan diisi dengan campuran cairan dengan komposisi air 4 91 Gita Wulandari, Irfan Ariffianto, Riko Pandu Wijaya, Perbandingan Jenis Serangga Berdasarkan Tingkat Ketertarikan Pada Umpan Di Daerah Tepi Telaga Dan Dalam Hutan Taman Wisata Alam Telaga Warna Dengan Teknik Pitfall Trap, Proposal Penelitian, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2011. (PDF,online 10/03/2013)

liter, detergen 150 gr, alkohol 70% yang dituangkan sampai setengah dari tinggi wadah, permukaan wadah dibuat rata dengan tanah. Agar air hujan tidak masuk kedalam perangkap maka perangkap diberi atap. Jarak atap antar perangkap 10 cm, dengan jumlah perangkap pada masing-masing plot 10 buah sehingga jumlah seluruh perangkap 20 buah. Sampel serangga tanah disimpan dalam botol pengawet (botol spesimen) yang telah diisi alkohol 5%. Parameter lingkungan yang diukur meliputi suhu, kelembaban permukaan tanah, dan keasaman tanah (ph). Memasang perangkap tersebut dari jam 5 sore, kemudian membiarkan sampai 1 malam dan diambil jam 6 pagi. Gambar. 3.2. Foto Pitfall Trap 92 c. Pemisahan dan pengawetan Setelah 1 malam dibiarkan dan diambil pada jam 6 pagi, kemudian serangga tanah tersebut disaring menggunakan saringan. Tujuan dari perlakuan ini yaitu supaya yang tersisa hanya 92 Foto Perangkap saat penelitian tanggal 28/09/2013

serangganya saja. Setelah proses penyaringan selesai, kemudian serangga yang disaring tadi dimasukkan ke dalam botol spesimen yang sudah diisi dengan formalin 5%. 4. Proses Identifikasi Seluruh botol pengawet (botol spesimen) yang berisi sampel serangga tanah yang diperoleh dari lapangan, masing-masing diberi label berdasarkan tempat pengambilan. Proses identifikasi dengan menggunakan buku identifikasi, lup dan mikroskop. Buku Identifikasi yang dipakai yaitu Borror et al., (Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam 1997), Lilies (kunci Identifikasi Serangga 1992). Setiap sampel diidentifikasi hingga tingkat famili, untuk mendapatkan gambaran tentang famili dilakukan perbedaan berdasarkan kenampakan morfologi. Kemudian identifikasi dilakukan di Laboratorium Biologi STAIN Palangka Raya. 5. Penghitungan parameter lingkungan Adapun penghitungan parameter lingkungan ini antara lain yaitu suhu tanah, kelembaban tanah, dan ph tanah.

H. Teknik Analisi Data 1. Mendeskripsikan ciri-ciri serangga tanah Ciri-ciri serangga tanah yang telah diperoleh dicocokkan dengan kunci Identifikasi Serangga Lilies dan Buku Borror tentang Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. 2. Menentukan Indeks Nilai Penting (INP) a. Kerapatan (K) = Jumlah individu Luas petak contoh b. Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu jenis x 100% Kerapatan seluruh jenis c. Frekuensi (F) = Jumlah petak contoh ditemukan suatu jenis Jumlah seluruh petak contoh d. Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensi suatu jenis x 100% Frekuensi seluruh jenis e. Indeks Nilai Penting (INP) INP = Kerapatan Relatif (KR) + Frekuensi Relatif (FR). 93 Nilai INP berkisar antara 0 2 (200%). INP digunakan untuk mengetahui spesies dalam komunitas. 93 Irna Rosalyn, Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Kebun Tanah Raja Perbaungan, Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2007, h.dt (PDF, Online 10/03/2013USU Repository @ 2009)

3. Menentukan nilai indeks keanekaragaman serangga tanah Dalam perhitungan Indeks keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus dari Shannon and Weaver. Adapun rumusnya yaitu sebagai berikut : H = - (pi 1n pi) Keterangan: H : Indeks keanekaragaman Shannon and Weaver Pi : Proporsi dari jumlah individu jenis I dengan jumlah individu dari seluruh jenis spesies 94 Nilai H atau indeks keanekaragaman berkisar antara : 1.5-3.5 1,5 : Keanekaragaman rendah 1,5-3,5 : Keanekaragaman sedang 3,5 : Keanekaragaman tinggi 95 123. 94 Agus Dharmawan,dkk. Ekologi Hewan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2005, h. 95 Ibid,.h.25

I. Diagram Alur Penelitian Pendahuluan Persiapan Menyiapkan alat dan bahan Observasi awal Wilayah terbuka Menentukan lokasi Wilayah tertutup Penelitian Proses identifikasi Analisis data Pengambilan data meliputi pencuplikan sampel dan pengukuran faktor biotik dan abiotik Serangga hasil cuplikan, diidentifikasi Mengidentifikasi serangga dengan buku acuan yang digunakan yaitu Lilies Kunci Identifikasi Serangga dan Boror Pengenalan Pelajaran Serangga Serangga yang ditemukan dihitung dengan rumus INP Untuk mengetahui keanekaragamannya dihitung dengan rumus Shanon wheaner

J. Jadwal Penlitian No Penelitian ini dilaksanakan pada 28 September sampai 2 November 2013. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam Tabel 3.3 sebagai berikut: Kegiatan Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian September Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Perijinan x x persiapan penelitian 2 Konsultasi x persiapan penelitian 3 Persiapan alat dan bahan x 4 Pelaksanaan x x x x x penelitian 5 Pengambilan data x x 6 Analisis data x x 7 Pembahasan data x 8 Penyusunan laporan x 9 Konsultasi kepada pembimbing Bulan No Tahapan kegiatan Lanjutan 1 Konsultasi kepada pembimbing Januari x x x x x x x x x Februari x x x x Desember Maret april 2 Munaqasah x 3 Perbaikan x x