BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil, dan ahli serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. (SIRS) seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PELAPORAN REKAM MEDIS DI KLINIK ASRI MEDICAL CENTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan pusat penelitian medik, dan dapat berguna sebagai alat. kesehatan di rumah sakit untuk perencanaan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. dan dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hatta (2011), pelayanan rekam medis adalah kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

Evaluasi Kinerja Unit Filing & Retrieving Data di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Daerah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Salah satu sarana pelayanan kesehatan adalah rumah sakit. Pengertian Rumah sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya. Di dalam suatu pelayanan kesehatan diperlukan sebuah pencatatan yang sistematis yang disebut dengan rekam medis. Berdasarkan Keputusan Dirjen Pelayanan Medik (Depkes RI, 1997), rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan cerminan kerja sama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan pasien. Bukti 1

tertulis pelayanan dilakukan setelah pemeriksaan tindakan, pengobatan, sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Dari pelayanan kesehatan di rumah sakit yang kemudian dicatat ke dalam berkas rekam medis, diperoleh data yang digunakan sebagai fakta dalam penghitungan statistik. Data yang telah selesai dikumpulkan, diolah agar dapat menjadi suatu informasi. Setelah data layanan kesehatan selesai dikumpulkan, maka data tersebut harus diubah menjadi informasi. Data yang telah terkumpul dapat disajikan dengan cara tekstural, tabel, dan grafik (Hatta, 2011). Informasi tersebut tertuang dalam laporan yang dibuat oleh petugas rekam medis. Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan informasi secara cepat, tepat dan akurat. Informasi memiliki kedudukan yang lebih besar dan lebih penting, serta memiliki peran yang luas. Untuk memenuhi kegiatan manajemen diperlukan adanya informasi, sehingga informasi berperan dalam pengambilan keputusan (Sabarguna, 2004). Menurut Rustiyanto (2010) pelaporan rumah sakit bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat yang secara garis besar jenis pelaporan rumah sakit dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu laporan intern rumah sakit dan laporan ekstern rumah sakit. Laporan intern rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. Jenis laporan tersebut meliputi pasien masuk rumah sakit, pasien keluar rumah sakit, pasien meninggal di rumah sakit, lama pasien dirawat, hari perawatan, presentasi pemakaian tempat tidur, kegiatan persalinan, kegiatan pembedahan dan 2

tindakan medis lain, serta kegiatan rawat jalan. Sedangkan laporan eksternal dilaksanakan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). Berdasarkan Permenkes nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit disebutkan bahwa SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada Kementerian Kesehatan yang meliputi data identitas rumah sakit, data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit, data rekapitulasi kegiatan pelayanan, data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap dan data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan. Di dalam penelitian ini akan membahas mengenai pelaporan internal di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dengan demikian pihak manajemen dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang ada dalam pelaporan yang dibuat. Penyajian informasi harus disesuaikan dengan pemakaian informasi, dan hal ini memerlukan perumusan mengenai kebutuhan informasi di setiap tingkat penetapan data apa yang harus dikumpulkan, cara dan alat pengumpulannya, pengiriman datanya, prosedur pengolahan datanya, pengemasan informasinya, dan penyajian informasinya (Hartono, 2002). Oleh karena itu, laporan yang dibuat oleh Instalasi Rekam Medis tentunya memiliki berbagai informasi dan manfaat yang dapat digunakan oleh pihak rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan. Setiap jenis laporan memiliki manfaat bagi pengambilan keputusan pihak manajemen rumah sakit. Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul merupakan rumah sakit swasta milik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bantul yang setara dengan tipe C rumah sakit umum negeri. Pelayanan yang 3

disediakan berupa Pelayanan Medis, Pelayanan Penunjang Medik, dan Pelayanan Pendukung Lain. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 28 September 2013, peneliti menemukan bahwa di RSU PKU Muhammadiyah Bantul telah membuat berbagai jenis laporan secara teratur. Namun belum dapat diketahui manfaat dari setiap laporan yang dibuat di Instalasi Rekam Medis bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Oleh karena itu, peneliti perlu mengetahui apakah laporan yang dibuat petugas rekam medis dimanfaatkan oleh manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul untuk mengambil keputusan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pemanfaatan laporan dari Instalasi Rekam Medis bagi pihak manjemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui manfaat laporan dari Instalasi Rekam Medis bagi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui jenis laporan yang dibuat oleh Instalasi Rekam Medis di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. b. Mengetahui proses pembuatan laporan internal di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. 4

c. Mengetahui bentuk penyajian laporan yang dibuat oleh Instalasi Rekam Medis di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. d. Mengetahui manfaat laporan bagi pihak manjemen di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan kepada rumah sakit dalam menyusun kebijakan pengelolaan rumah sakit berdasarkan laporan yang telah dibuat oleh Instalasi Rekam Medis. b. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta pengalaman bagi peneliti dengan menerapkan ilmu yang telah diperoleh di institusi pendidikan. Selain itu, juga dapat mengetahui kegunaan laporan dari Instalasi Rekam Medis bagi pihak manajemen rumah sakit. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran. b. Bagi Peneliti Lain Menambah wacana bagi peneliti lain dengan materi yang hampir sama. 5

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan antara lain: 1. Pangesti (2006) dengan judul Pelaksanaan Pelaporan untuk Pihak Internal di BPK RSU Kabupaten Magelang Penelitian Pangesti (2006) bertujuan untuk mengetahui jenis laporan yang dibuat oleh Subbag rekam medis untuk pihak internal rumah sakit, bentuk penyajian laporan, serta kesesuaian antara informasi yang telah disediakan dengan informasi yang dibutuhkan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Pangesti (2006) adalah objek yang diamati, yaitu laporan yang dibuat oleh Instalasi Rekam Medis dan manfaat laporan tersebut. Namun perbedaannya penelitian ini lebih menekankan pada pemanfaatan laporan bagi pihak manajemen rumah sakit sedangkan penelitian Pangesti (2006) membahas penggunaan laporan, hubungannya dengan kesesuaian terhadap informasi yang dibutuhkan oleh pihak rumah sakit. Hasil dari penelitian Pangesti (2006) ini adalah (1) laporan yang ada adalah laporan tribulan yang melaporkan tentang tingkat pemanfaatan rumah sakit, mutu pelayanan rumah sakit, kegiatan operasi dan anasthesi jumlah kunjungan pasien serta sepuluh besar penyakit. (2) Bentuk penyajiannya adalah tekstual, tabel, grafik batang, dan grafik Barber Johnson. Grafik Barber Johnson digunakan untuk melihat tingkat efisiensi pemanfaatan rumah sakit, namun dalam pembuatan grafik ini sebenarnya kurang optimal karena indikator BTO dihitung dalam waktu tribulan, sedangkan BTO merupakan perhitungan tingkat penggunaan semua tempat tidur dalam satu tahun. (3) Di BPK RSU Kabupaten 6

Magelang masih ada informasi yang diharapkan oleh pihak manajemen namun belum disediakan oleh Subbag rekam medis, yaitu informasi mengenai keterkaitan data yang ada antara rekam medis dengan instalasi-instalasi lain. 2. Mayasqa (2008) dengan judul Pemanfaatan Data Rekam Medis dalam Perencanaan Penambahan Jumlah Tempat Tidur di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian Mayasqa (2008) ini bertujuan untuk mengetahui data rekam medis yang dibutuhkan dan sejauh mana penggunaanya dalam langkah perencanaan penambahan jumlah tempat tidur. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Mayasqa (2008) adalah sama-sama mengamati pemanfaatan data rekam medis di rumah sakit. Namun penelitian ini membahas manfaat laporan di Instalasi Rekam Medis secara keseluruhan, sedangkan laporan Mayasqa (2008) membahas data rekam medis yang bermanfaat khusus bagi perencanaan penambahan jumlah tempat tidur. Hasil dari penelitian Mayasqa (2008) ini adalah data rekam medis yang dibutuhkan dalam perencanaan penambahan jumlah tempat tidur adalah data angka penggunaan tempat tidur (BOR) dan interval penggunaan tempat tidur (TOI), rata-rata pasien dirawat, pasien rujukan, dan data pasien rawat inap berdasarkan kelas perawatan. Data lain pendukung data rekam medis dalam perencanaan ini yaitu data kepegawaian dan anggaran. Perencanaan ini melewati beberapa langkah dalam perencanaannya yang dimulai dari menetapkan tujuan, menentukan situasi saat itu, menentukan bantuan (pendukung) dan 7

rintangan (hambatan), serta sampai mengembangkan seperangkat tindakan untuk pemecahan masalah. 3. Wahyuningsih (2012) dengan judul Pemanfaatan Data Rekam Medis dalam Perencanaan Pengadaan Obat Puskesmas Ngluwar Kabupaten Magelang Tahun 2009-2011. Tujuan dari penelitian Wahyuningsih (2012) ini adalah memahami pemanfaatan data Rekam Medis dan penyusunan dalam perencanaan pengadaan obat di Puskesmas Ngluwar. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Wahyuningsih (2012) adalah sama-sama mengamati pemanfaatan data rekam medis di rumah sakit. Namun penelitian ini membahas manfaat laporan di Instalasi Rekam Medis secara keseluruhan, sedangkan laporan Mayasqa (2008) membahas data rekam medis yang bermanfaat khusus bagi perencanaan pengadaan obat. Hasil dari laporan Wahyuningsih (2012) ini adalah laporan bulanan dibuat dengan beberapa proses, diawali dari input data dari rekam medis pasien yang telah diisi dokter. Proses input data dilakukan oleh perawat tiap poliklinik ke dalam register. Data dari register direkap ke dalam buku sensus sebagai dasar pembuatan Laporan Bulanan oleh Koordinator SP2TP. Laporan bulanan dianalisis oleh koordinator SP2TP tiap bulan. Perencanaan pengadaan obat bulan depan dihitung dengan penambahan stock pengaman (buffer) pada kebutuhan bulan sebelumnya. Informasi dari Laporan Bulanan digunakan sebagai cros-check perencanaan pengadaan obat bulan berikutnya. 8