BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anopheles spp. Sebagai Vektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi nyamuk Anopheles sp. adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

I. PENDAHULUAN. nyamuk Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi Plasmodium (Depkes RI, 2009)

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

3 BAHAN DAN METODE. Sarmi. Kota. Waropen. Jayapura. Senta. Ars. Jayapura. Keerom. Puncak Jaya. Tolikara. Pegunungan. Yahukimo.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi nyamuk Anopheles sp. adalah sebagai berikut:

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. malaria berasal dari bahasa Itali Mal = kotor, sedangkan Aria = udara udara yang kotor.

nyamuk bio.unsoed.ac.id

HASIL DAN PEMBAHASAN

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Waktu Penelitian

3 BAHAN DAN METODE. Lokasi penelitian di Desa Riau Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung. Lokasi Penelitian. Kec.

BAB II KAJIAN TEORI. Penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit (Protozoa)

ARTIKEL VEKTOR MALARIA DIDAERAH BUKIT MENOREH, PURWOREJO, JAWA TENGAH. Enny Wahyu Lestari, Supratman Sukovvati, Soekidjo, R.A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI

3 BAHAN DAN METODE. Kecamatan Batulayar

Proses Penularan Penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik WHO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 3,2 milyar

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.

GAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN DAERAH ENDEMIS MALARIA DI DAERAH BERBATASAN (KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN KABUPATEN TRENGGALEK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit, menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh 4 spesies plasmodium, yaitu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA dan DBD

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Iklim dan Cuaca Pesisir Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bionomik Nyamuk Anopheles spp di Desa Sumare dan Desa Tapandullu Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2011

DEFINISI KASUS MALARIA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

C030 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KABUPATEN MIMIKA

Rataan Kepadatan A. punctulatus yang tertangkap dengan umpan orang di dalam dan di luar rumah di Desa Dulanpokpok, periode Mei-Agustus 2009

NYAMUK Anopheles sp DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI KECAMATAN RAJABASA, LAMPUNG SELATAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Gondanglegi Kulon kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aedes sp. ,

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Fauna Anopheles di Desa Buayan dan Ayah di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang No. 41/1999 dan Undang-Undang No. 19/2004

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries,

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk berkembang biak dengan baik bila lingkungannya sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

Summery ABSTRAK. Kata kunci : Malaria, Lingkungan Fisik Kepustakaan 16 ( )

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Perilaku Nyamuk Anopheles

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara (vektor) beberapa jenis penyakit terutama Malaria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium sp yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDEN PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN TELUK DALAM KECAMATAN TELUK DALAM KABUPATEN NIAS SELATAN TAHUN 2005

PENGESAHAN TESIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Distribusi Spasial Spesies Larva Anopheles Di Daerah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari 17% penyakit infeksi ditularkan melalui gigitannya dan lebih dari 1 juta orang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Malaria 1. Penyakit Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. Parasit malaria merupakan suatu protozoa dalam darah yang termasuk kedalam Phylum Apicomplexa, Kelas Protozoa, Subkelas Coccidiida, Ordo Eucudides, Subordo Haemasporidiidae, Famili Plasmodiidae, Genus Plasmodium dengan spesies yang menginfeksi manusia adalah Plasmodium Falcifarum, Plasmodium Vivax, Plasmodium Malariae, Plasmodium Ovale dan Knowlesi.19,21,23 Plasmodium Plasmodium Falcifarum merupakan penyebabkan infeksi paling berat dan mengakibatkan angka kematian tertinggi.19,21-23 Penularan malaria di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2012 2015 cenderung fluktuatif, tercatat API berturut-turut adalah 0,82; 0,57; 0,78; dan 0,42 per 1.000 penduduk.5 Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu daerah yang endemis malaria di Nuasa Tenggara Barat. API di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2015 sebesar 0,06 per 1.000 penduduk, dengan jumlah kasus tertinggi di wilayah Puskesmas Belanting Kecamatan Sambalia (27 kasus) dan di wilayah Puskesmas Rensing Kecamatan Sakra Barat (10 kasus).6 2. Siklus Hidup Plasmodium Plasmodium akan mengalami dua siklus. Siklus aseksual (skozogoni) terjadi pada tubuh manusia, sedangkan siklus seksual (sporogoni) terjadi pada perut nyamuk. Siklus seksual dimulai dengan bersatunya gamet jantan dan betina untuk membentuk ookinete dalam perut nyamuk. Ookinete akan menembus dinding lambung untuk membentuk kista di selaput luar lambung nyamuk. Waktu yang diperlukan sampai pada proses 7

ini sekitar 8-35 hari, tergantung dari situasi lingkungan dan jenis parasitnya. Pada tempat inilah kista akan membentuk ribuan sporozoit yang terlepas dan tersebar keseluruh organ nyamuk termasuk kelenjar ludah nyamuk. Pada kelenjar inilah sporozoit menjadi matang dan siap ditularkan bila nyamuk menggigit manusia.22,24 Manusia yang tergigit nyamuk infeksi akan mengalami gejala sesuai dengan jumlah sporozoit, kualitas Plasmodium, dan daya tahan tubuhnya. Sporozoit akan memulai stadium eksoeritroster dengan masuk ke sel hati. Sporozaoit akan menjadi skozon di dalam hati yang akan pecah dan melepaskan merozoite jaringan. Morozoit akan memasuki aliran darah dan menginfeksi eritrosit untuk memulai siklus eritrositer. Merezoit dalam eritrosit akan mengalami perubahan morfologi. Proses perubahan ini memerlukan waktu 2-3 hari. Merezoit aka nada yang berkembang membentuk gametosit untuk kembali memulai siklus menjadi mikrogamet dan makrogamet.22,24,25 3. Gejala Penyakit Malaria Penyakit Malaria dapat menyerang siapa saja terutama penduduk yang tinggal di daerah endemis.20 Penyakit Malaria ditandai dengan gejala utama berupa demam berkepanjangan. Gejala demam tergantung jenis Malaria, bergantung pada jenis parasit yang menyerang. Gejala demam diawali dengan menggigil, diikuti demam tinggi kemudian berkeringat banyak. Gejala lain yang dapat ditemukan seperti nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan nyeri otot.21,22,24 B. Nyamuk Anopheles 1. Morfologi dan Klasifikasi Nyamuk Anopheles a. Morfologi Nyamuk Nyamuk mempunyai ukuran badan 3,5-5 mm, badannya bersisik (scales), kepala mempunyai 2 antenna, 2 pasang sayap yang di bagian thorax, mempunyai kaki 3 pasang. Tipe alat mulut menusuk dan 8

menghisap (proboscis) digunakan untuk menghisap darah manusia atau binatang.26 Nyamuk jantan secara morfologi lebih mudah dikenali dibandingkan dengan nyamuk betina.27 Nyamuk jantan memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh nyamuk betina yaitu, terdapat bulu halus yang lebat dikedua Antenna, ukuran panjang Palpus mengikuti panjang kedua Proboscis, ukuran Abdomen nyamuk jantan lebih kecil, dan ukuran tubuh nyamuk jantan lebih kecil dibanding dengan ukuran tubuh nyamuk betina.28 Nyamuk betina memiliki beberapa ciri khas yang dapat membedakannya dengan nyamuk jantan yaitu, ukuran tubuh nyamuk betina lebih besar dibanding nyamuk jantan, bulu pada kedua Antenna tidak lebat, ukuran Palpus lebih pendek dari kedua Proboscis, dan ukuran Abdomen nyamuk betina lebih besar dibanding nyamuk jantan.28 a b c d Gambar 2.1 Nyamuk Jantan28 (a. Antenna; b. Palpus; c. Proboscis; d. Gonocoxite) a b c f g h d e i Gambar 2.2 Nyamuk Betina28 (a. Thorax; b. Head; c. Palpus; d. Antenna; e. Proboscis; f. Wing; g. Healtere; h. Abdomen; i. Leg) 9

b. Morfologi Nyamuk Anopheles Nyamuk Anopheles mempunyai ukuran tubuh yang kecil, tubuhnya terdiri dari bagian kepala, Thorax dan Abdomen yang ujungnya meruncing.29 Nyamuk Anopheles jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan morfologi nyamuk jantan dan betina secara umum. c b a e d Gambar 2.3 Karakteristik Nyamuk Anopheles Betina30 (a. Abdomen berbulu, tidak bersisik; b. Terdapat bintik hitam di sayap; c. Pulvili; d. Palpus sepanjang proboscis; e. Scutellum berbentuk bulat) a b Gambar 2.4 Sayap Nyamuk Anopheles30 (a. Sayap dengan tambahan sisik pucat; b. Sayap dengan sisik gelap) a b Gambar 2.5 Palpus Nyamuk Anopheles30 (a. Palpus dengan band putih kecil; b. Palpus tanpa band putih) 10

a b Gambar 2.6 Thorax Nyamuk Anopheles30 (a. Thorax dengan bulu lebat; b. Thorax dengan bulu tipis) Gambar 2.7 Nyamuk Anopheles Aconitus26 Gambar 2.8 Nyamuk Anopheles Balabacensis26 Gambar 2.9 Nyamuk Anopheles Bancroftii26 11

Gambar 2.10 Nyamuk Anopheles Barbirostris26 Gambar 2.11 Nyamuk Anopheles Farauti26 Gambar 2.12 Nyamuk Anopheles Flavirostris26 Gambar 2.13 Nyamuk Anopheles Koliensis26 Gambar 2.14 Nyamuk Anopheles Leucosphyrus26 12

Gambar 2.15 Nyamuk Anopheles Maculatus26 Gambar 2.16 Nyamuk Anopheles Minimus26 Gambar 2.17 Nyamuk Anopheles Nigerrimus26 Gambar 2.18 Nyamuk Anopheles Puctulatus26 Gambar 2.19 Nyamuk Anopheles Sinensis26 13

Gambar 2.20 Nyamuk Anopheles Subpictus26 Gambar 2.21 Nyamuk Anopheles Sundaicus26 c. Klasifikasi Nyamuk Anopheles Klasifikasi Nyamuk Anopheles sebagai berikut:31 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Subperordo : Endopterygota Ordo : Diptera Subordo : Nematocera Infraordo : Culicomorpha Superfamili : Culicidae Famili : Culicidae Genus : Anopheles Spesies : Anopheles sp. 2. Siklus Hidup Nyamuk Anopheles Nyamuk Anopheles mengalami empat tahap perkembangan dalam siklus hidupnya yaitu; telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa. Tahap telur 14

sampai pupa hidup di perairan selama 5-14 hari, tergantung dari spesies dan suhu lingkungan. Nyamuk Anopheles betina dewasa mampu hidup 12 minggu.32 Berikut dapat dijelaskan masing-masing siklus hidup nyamuk Anopheles : a. Telur Nyamuk Anopheles betina meletakkan telurnya sebanyak 50-200 butir setiap bertelur. Telur tersebut diletakkan di dalam air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur menetas menjadi larva dalam 2-3 hari, pada daerah yang beriklim dingin dapat menetas dalam 2-3 minggu. 32 Gambar 2.22 Telur Nyamuk Anopheles32 b. Larva Larva terbagi dalam 4 instar, dan salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat sejajar dengan permukaan air. 26 Larva memiliki kepala dan mulut yang digunakan untuk mencari makan, sebuah thorax dan abdomen, namun belum memiliki kaki. Lama hidup lebih dari 7 hari, dan hidup dengan memakan alga, bakteri dan mikroorganisme lain yang terdapat di permukaan. Larva Anopheles banyak ditemukan di air bersih dan air payau yang memiliki kadar garam, rawa bakau, sawah, pinggir sungai. Habitat larva ditemukan di daerah yang luas tetapi kebanyakan spesies lebih suka di air bersih.33 15

Gambar 2.23 Larva Nyamuk Anopheles32 c. Pupa Pupa terdapat dalam air dan tidak memerlukan makanan namun memerlukan udara. Pupa seringkali naik ke permukaan air untuk bernafas. Pupa bernafas menggunakan sepasang alat respirasi berbentuk terompet. Kondisi pupa bulum dapat dibedakan antara jantan dan betina. Kepala dan Thorax menyatu menjadi cephalothorax dengan abdomen melengkung. Setelah beberapa hari, bagian dorsal dari cephalothorax akan sobek dan nyamuk dewasa akan muncul.22,33 Gambar 2.24 Pupa Nyamuk Anopheles32 d. Nyamuk Dewasa Perkembangan nyamuk Anopheles dari telur sampai menjadi dewasa bervariasi tergantung suhu lingkungan, kelembaban dan makanan. Nyamuk dapat berkembang dari telur menjadi dewasa paling cepat 5 hari, tetapi pada umumnya membutuhkan waktu 10-14 hari pada iklim tropis. Nyamuk Anopheles dewasa mempunyai bentuk tubuh yang ramping terdiri dari tiga bagain tubuh; kepala, thorax dan abdomen.26,29 16

Gambar 2.25 Nyamuk Anopheles Dewasa32 3. Bionomik Nyamuk Anopheles Nyamuk Anopheles yang ada di Indonesia berjumlah lebih dari 80 spesies, sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan sejumlah 18 spesies ditetapkan sebagai vektor malaria, dan 4 spesies diduga berperan dalam penularan malaria.21 Berikut adalah bionomik nyamuk Anopheles : a. Anopheles Sundaicus Nyamuk Anopheles Sundaicus mengisap darah manusia dan hewan ternak, tempat istirahat di kandang ternak atau di dalam rumah. Puncak aktivitas menghisap darah pada malam hari. Jarak terbang nyamuk Anopheles Sundaicus relative jauh yaitu lebih dari 4 km. Penyebaran nyamuk Anopheles Sundaicus tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa bagain selatan, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Habitat Anopheles Sundaicus di daerah langun dan pinggir pantai.26 b. Anopheles Vagus Nyamuk Anopheles Vagus ditemukan dengan kepadatan tinggi di beberapa daerah endemik malaria. Habitat nyamuk Anopheles Vagus bervariasi, baik di dataran tinggi maupun rendah.34 Nyamuk Anopheles Vagus ditemukan juga di daerah Kecamatan Sambalia Kabupaten Lombok Timus Provinsi Nusa Tenggara Barat. Habitat Anopheles Vagus di daerah langun, pinggir pantai dan air payau.35 17

c. Anopheles Aconitus Nyamuk Anopheles Aconitus sering masuk ke dalam rumah pada malam hari, menyukai menghisap darah manusia, sapi dan kerbau. Nyamuk Anopheles Aconitus dapat dijumpai hingga ketinggian ± 850 meter di atas permukaan laut, tersebar di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi. Habitat nyamuk Anopheles Aconitus di daerah persawahan, parit, sungai, dan kolam.26 d. Anopheles Subpictus Nyamuk Anopheles Subpictus betina menghisap darah manusia dan hewan ternak, lebih menyukai istirahat di dalam rumah dan di kandang ternak. Puncak aktivitas menggigit pada malam hari pukul 20.00-23.00. Nyamuk Anopheles Subpictus dapat ditemukan di sawah, parit, sumur, tepi danau yang berlumpur dan sungai. Penyebaran nyamuk Anopheles Subpictus tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi dan Maluku. Habitat Anopheles Subpictus di daerah langun dan tepi pantai.26,35 e. Anopheles Barbirostris Nyamuk betina Anopheles Barbirostris menghisap darah manusia dan hewan ternak. Populasi Anopheles Barbirostris tertinggi pada akhir musim hujan, dan spesies ini banyak dijumpai di dataran rendah, rawa-rawa, parit, sawah, dan kubangan air hujan. Nyamuk Anopheles Barbirostris dapat terbang kurang dari 0,8 km. Nyamuk Anopheles Barbirostris tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku. Habitat nyamuk Anopheles Barbirostris di daerah persawahan, parit, sungai, dan kolam.26 f. Anopheles Maculatus Nyamuk Anopheles Maculatus pada umumnya berada di luar rumah dan kendang ternak. Aktivitas menghisap darah pada malam hari mencapai puncaknya pukul 22.00 23.00. mudah ditangkap dengan perangkap nyamuk (light trap), menyukai menghisap darah 18

manusia dan hewan ternak. Nyamuk Anopheles Maculatus dapat dijumpai di daerah pegunungan sampai ketinggian ± 850 meter di atas permukaan laut. Penyebaran nyamuk Anopheles Maculatus tersebar di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi. Habitat Anopheles Maculatus di daerah rawa-rawa, genangan air dan hutan.26 g. Anopheles Balabacensis Nyamuk betina Anopheles Balabacensis menghidap darah manusia dan ternak, aktivitas nyamuk betina menghisap darah sepanjang hari. Tempat beristirahat pada umumnya di luar, kendang ternak, dan nyamuk juga ditemukan di dalam hutan. Penyebaran nyamuk Anopheles Balabacensis terdapat di Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Habitat nyamuk Anopheles Balabacensis di daerah kandang ternak dan pekarangan.26 h. Anopheles Farauti Nyamuk Anopheles Farauti dewasa aktif mencari darah pada malam hari dan dapat ditemukan di dalam rumah. Tempat istirahat di luar rumah umumnya di tempat dingin, lembab dan ternaung dari cahaya matahari. Nyamuk Anopheles Farauti dapat ditemukan di daerah pantai sampai pada ketinggian 2.250 meter di atas permukaan laut. Penyebaran nyamuk Anopheles Farauti dapat ditemukan di Pulau Maluku dan Papua. Habitat Anopheles Farauti di daerah pinggir pantai dan lagun.26 i. Anopheles Punctulatus Nyamuk Anopheles Punctulatus dewasa menyukai darah manusia, dan aktif menghisap darah pada malam hari. Habitat nyamuk Anopheles Punctulatus di sawah, kolam buatan, genangan air, selokan dan tepian sungai. Penyebaran nyamuk Anopheles Punctulatus tersebar di Pulau Maluku dan Papua. Habitat Anopheles Punctulatus di daerah persawahan, parit, sungai dan kolam.26 19

j. Anopheles Koliensis Nyamuk Anopheles Koliensis dewasa menghisap darah manusia. Puncak aktivitas menghisap darah setelah tengah malam, dan beristirahat di dalam rumah pada siang hari. Nyamuk Anopheles Koliensis mampu hidup di lokasi dengan ketinggian 2.375 m di atas permukaan laut, dapat ditemukan di sawah, rawa, genangan air dan pinggiran hutan. Penyebaran nyamuk Anopheles Koliensis tersebar di Pulau Papua. Habitat Anopheles Koliensis di daerah persawahan, parit, sungai dan kolam.26 k. Anopheles Nigerrimus Nyamuk Anopheles Nigerrimus menggigit manusia di luar rumah pada senja dan malam hari, jarang ditemukan di dalam rumah dan di kendang ternak. Habitat nyamuk Anopheles Nigerimus dapat ditemukan di sawah, danau, kolam berumput dan tepi sungai. Penyebaran nyamuk Anopheles Nigerrimus tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Habitat Anopheles Nigerrimus di daerah persawahan, parit, sungai dan kolam.26 l. Anopheles Sinensis Nyamuk Anopheles Sinensis merupakan spesies zoofilik, jarang menggigit manusia di dalam rumah dan banyak ditemukan di kandang ternak. Penyebaran nyamuk Anopheles Sinensis tersebar di Pulau Sumatra. Habitat Anopheles Sinensis di daerah persawahan, sungai, parit dan kolam.26 m. Anopheles Flavirostris Nyamuk Anopheles Flavirostris menyukai darah manusia dan hewan ternak. Tempat istirahat di luar rumah, dapat ditemukan di tepian sungai dan pinggir hutan. Penyebaran nyamuk Anopheles Flavirostris hanya di Pulau Sulawesi. Habitat Anopheles Flavirostris di daerah rawa-rawa, genangan air dan hutan.26 20

n. Anopheles Minimus Nyamuk Anopheles Minimus ditemukan di hutan dan dataran tinggi. Aktivitas menghisap darah pada malam hari dan menyukai menghisap darah manusia dan hewan ternak. Penyebaran nyamuk Anopheles Minimus tersebar di Pulau Sumatera, Weh, Nias, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Habitat Anopheles Minimus di daerah pinggiran pantai dan langun.26 o. Anopheles Bancroftii Nyamuk Anopheles Bancroftii dewasa menggigit manusia baik di dalam maupun di luar rumah. Penyebaran nyamuk Anopheles Bancroftii ditemukan di Pulau Sulawesi, Maluku dan di Papua. Habitat nyamuk Anopheles Bancroftii di daerah perairan teduh seperti rawa, genangan air dan hutan.26 p. Anopheles Leucosphyrus Nyamuk Anopheles Leucosphyrus dikenal sebagai nyamuk hutan dan tidak ditemukan beristirahat di dalam rumah pada siang hari. Aktivitas menghisap darah biasanya setelah pukul 22.00. Habitat nyamuk Anopheles Leucosphyrus di perairan tepi hutan, rawa-rawa, dan kubangan air. Penyebaran nyamuk Anopheles Leucosphyrus tersebar di Pulau Sumatera, Nias, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Habitat Anopheles Leucosphyrus di daerah persawahan, parit, sungai dan kolam.26 4. Perilaku Menghisap Darah Nyamuk Anopheles Pengendalian vektor merupakan unsur utama dalam keberhasilan program pengendalian penularan penyakit tular vektor di Indonesia. Salah satu aspek dalam kajian bionomik yang penting diperhatikan dalam pengendalian vektor malaria adalah perilaku menghisap darah nyamuk Anopheles.36 Setiap spesies Anopheles memerlukan faktor-faktor yang spesifik untuk dapat menjadi vektor malaria, seperti kesukaan dan frekuensi menghisap darah. Nyamuk Anopheles tertentu lebih menyukai 21

darah binatang (zoofilik) atau manusia (antrofilik) atau keduanya (zooantropofilik).37,38 Perilaku menghisap darah menunjukkan pola yang sangat berbeda tergantung spesies dan tempatnya. Nyamuk Anopheles mempunyai aktivitas menghisap darah pada malam hari dan berfluktuasi pada jam-jam tertentu.9 Berdasarkan waktu menghisap darah nyamuk Anopheles mempunyai dua puncak gigitan pada malam hari yang membedakan dengan spesies yang lain. Puncak gigitan pertama pada sebelum tengah malam dan puncak gigitan kedua pada menjelang pagi hari, hal ini dikarekan adanya pengaruh suhu dan kelembaban udara.10 Nyamuk Anopheles cenderung lebih menyukai darah sapi, sehingga persentase Malaria pada mereka yang memelihara sapi lebih kecil dibanding dengan mereka yang tidak memelihara. 11 Kepadatan nyamuk Anopheles di sekitar kandang sapi lebih tinggi dibanding dengan di dalam rumah tinggal.12 Penempatan kandang ternak yang terpisah dari rumah dan berjarak lebih dari 10 meter dapat menurunkan kejadian Malaria. Penduduk yang memiliki kandang ternak di dalam rumah 58,2 % lebih besar terkena Malaria dibandingkan dengan penduduk yang memiliki kandang ternak di luar rumah.13 Penempatan kandang ternak sapi di sekitar rumah dapat dimanfaat sebagai cattle barrier vektor Malaria.14,15 C. Survei Nyamuk Dewasa 1. Penangkapan Nyamuk dengan Umpan Orang di Sekitar Kandang Ternak Penangkapan nyamuk dengan umpan orang di sekitar kandang ternak dilakukan oleh tiga orang penangkap atau lebih. Waktu penangkapan dimulai dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00 pada ke esokan harinya. Penangkap duduk di luar rumah, lokasi menyusuaiakan dengan lokasi tempat aktivitas penduduk pada sore atau malam hari dengan menggulung celana panjang, dan setiap ada nyamuk yang hinggap menggigit langsung dihisap dengan aspirator. Penangkapan dilakukan selama 40 menit setiap jam.46,47 22

Nyamuk yang tertangkap selama 40 menit dimasukkan ke dalam gelas kertas, yang telah diberi label sesuai jam penangkapan saat itu. Nyamuk yang telah terkumpul setiap jam diserahkan kepada koordinator. Pada jam berikutnya dilakukan penagnkapan kembali selama 40 menit pada tempat yang sama. Demikian seterusnya tiap jam hingga pukul 06.00 ke esokan harinya.46,47 2. Penangkapan Nyamuk dengan Umpan Orang di Dalam Rumah Penangkapan nyamuk dengan umpan orang di dalam rumah dilakukan oleh 3 orang penangkap atau lebih. Waktu penangkapan di mulai pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00 pada ke esokan harinya. Penangkap duduk di dalam rumah, lokasi menyesuaikan dengan lokasi tempat aktivitas penduduk pada sore atau malam hari dengan menggulung celana panjang, dan setiap ada nyamuk yang hinggap menggigit langsung dihisap dengan aspirator. Penangkapan dilakukan selama 40 menit setiap jam.46,47 Nyamuk yang tertangkap selama 40 menit dimasukkan ke dalam gelas kertas, yang telah diberi label sesuai jam penangkapan saat itu. Nyamuk yang telah terkumpul setiap jam diserahkan kepada koordinator. Pada jam berikutnya dilakukan penangkapan kembali selama 40 menit pada tempat yang sama. Demikian seterusnya tiap jam hingga pukul 06.00 ke esokan harinya.46,47 3. Pengukuran Kepadatan Nyamuk Dewasa48 a. Man Hour Density Man Hour Density (MHD) adalah jumlah nyamuk hinggap yang tertangkap per orang per jam. b. Man Bitting Rate Man Biting Rate (MBR) adalah rata-rata kejadian Anopheles menggigit per orang per jam. 23

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepadatan Nyamuk Anopheles 1. Letak kandang sapi Kandang ternak terpisah dari tempat tinggal jarak minimal 10 meter, pembuatan kandang sapi atau kerbau dapat dilakukan berkelompok di tengah sawah atau ladang perkebunan yang jauh dari tempat tinggal atau pemukiman penduduk.39 Kepadatan nyamuk Anopheles di sekitar kandang sapi lebih tinggi dibanding di dalam rumah tinggal. Penempatan kandang sapi di sekitar rumah dapat dimanfaatkan sebagai cattel barrier vektor malaria.12,14,15 Pengaruh adanya ternak dalam kejadian malaria berkaitan dengan adanya sifat nyamuk yang zoofilik. Namun hal ini dapat sebaliknya, bila tidak ada ternak maka kemungkinan besar nyamuk akan menggigit manusia. Adanya kandang ternak dekat dengan pemukiaman penduduk dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia.40-42 2. Temperatur Udara Kepadatan nyamuk Anopheles dipengaruhi oleh temperatur udara. Kepadatan akan meningkat saat suhu udara turun, dan penurunan kepadatan nyamuk Anopheles disaat suhu udara meningkat. Pada suhu yang meningkat, aktivitas pencarian darah akan meningkat.43,44 Proses perkembangan nyamuk optimum pada suhu 25-27 0C dan jika suhu lebih dari 27-30 0C maka umur nyamuk lebih pendek.45 Umur nyamuk yang panjang akan mempengaruhi waktu inkubasi parasit Plasmodium. Perubahan suhu mempunyai efek terhadap periode perkembangan nyamuk meliputi siklus hidup nyamuk, frekuensi menghisap darah, umur nyamuk (longevity) dan siklus gonotropik. Selain itu, suhu udara juga akan memperngaruhi waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan telur Anopheles menjadi dewasa.8,22 24

3. Kelembaban Udara Kelembaban udara dapat mempengaruhi kepadatan nyamuk Anopheles. Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasite. Tingkat kelembaban 60 % merupakan batas paling rendah untuk memungkinkan nyamuk hidup. Pada kelembaban yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan sering menggigit.22 Kepadatan Anopheles 40,5 % dipengaruhi oleh kelembaban udara, dan 59,5 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar kelembaban udara. Kepadatan terjadi seiring meningkatnya kelembaban udara dan jika kelembaban turun maka kepadatan Anopheles juga menurun. Kepadatan Anopheles tertinggi ditemukan pada kelembaban udara 85,3% dan terendah pada kelembaban 78,5%.34,46,47 4. Kecepatan Angin Kecepatan angin saat matahari terbit dan terbenam yang merupakan saat terbangnya nyamuk ke dalam atau ke luar rumah adalah salah satu faktor yang ikut mempengaruhi jarak terbang nyamuk dan ikut menentukan jumlah kontak antara nyamuk dan manusia. 9 Angin tidak memberikan pengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan vektor, namun angin memberikan peranan yang besar dalam pola penyebaran vektor.22 Perilaku Anopheles di Desa Selong Belanak Kabupaten Lombok Tengah juga dipengaruhi oleh kecepatan angin, dimana kecepatan angin akan sangat mempengaruhi kepadatan Anopheles di daerah ini.48 5. Tempat Perindukan Keberadaan tempat perindukan memiliki pengaruh terhadap kepadatan nyamuk Anopheles. Aktivitas nyamuk Anopheles dalam menghisap darah pada malam hari dipengaruhi oleh jarak perindukan nyamuk Anopheles dengan pemukiman. Tempat perindukan yang dekat dengan pemukiman memungkinkan aktivitas menghisap darah nyamuk Anopheles menjadi meningkat.9,49 25

6. Predator Predator larva mempengaruhi kepadatan larva nyamuk Anopheles. Beberapa predator larva nyamuk Anopheles diantaranya ikan kepala timah (panchax spp), ikan cere (gambusia offinis), ikan mujair (tilapia mossambica), ikan nila (oreochromis niloticus) dan anak katak. Keberadaan ikan pemakan jentik dan katak dewasa dapat mempengaruhi populasi dan perkembangan nyamuk Anopheles disuatu daerah.50 E. Pemeriksaan Umur Fisiologis Nyamuk Umur nyamuk dinyatakan dalam perubahan system reproduksi nyamuk betina dengan mengikuti siklus gonotropiknya. Umur relatif nyamuk dapat diperkirakan melalui pembedaan ovarium di bawah mikroskop untuk diketahui jumlah dilatasi. Siklus gonotropik dimulai sejak nyamuk menghisap darah dan bertelur dan kembali menghisap darah dihitung sebagai satu gonotropik dengan waktu berkisar dari 1-2 hari. Apabila tracheolus pada ovarium masih menggulung dan ovarium belum membesar, berarti nyamuk itu belum pernah bertelur (nulliparous). Apabila tracheolus sudah terurai serta ovarium pernah membesar maka nyamuk tersebut pernah bertelur (parous).48 Untuk mengetahui rata-rata nyamuk, apakah merupakan nyamuk baru menetas atau nyamuk yang sudah tua digunakan indeks parity rate.46 Bila hasil survei entomologi di suatu wilayah, parity rate rendah berarti populasi nyamuk di wilayah tersebut sebagian besar masih muda. Sedangkan bila parity rate tinggi menunjukkan bahwa keadaan dari populasi nyamuk di wilayah itu sebagian besar sudah tua. Untuk mengetahui rata-rata umur populasi nyamuk secara lebih tepat dilakukan pembedahan ovarium dari nyamuk parous, untuk menghitung jumlah dilatasi pada pedikulus. 26

Umur Populasi Nyamuk = Rata-rata jumlah dilatasi X satu siklus gonotropik Gambar 2.26 Ovarium Nyamuk Nulliparous51,53 Gambar 2.27 Ovarium Nyamuk Parous51,53 Gambar 2.28 Ovarium Nyamuk51,52 Gambar 2.29 Dilatasi pada Saluran Telur (Pedikulus)52,53 27

F. Kerangka Teori Fotografi Kesukaan Nymuk Terhadap Jenis Darah Antropofilik Zoofilik Temperatur Udara Perubahan Temperatur Udara Perkembangan Telur Nyamuk Kelembaban Udara Perbedaan Kelembaban Udara Aktifitas Menghisap Darah Kecepatan Angin Luar Rumah Kepadatan Kepadatan nyamuk Anopheles di Peternakan Letak Kandang Ternak Besar Keberadaan Ternak Besar Penyebaran Dalam Rumah Kualitas Hidup Nyamuk Jarak Kandang Ternak Besar Predator Keberhasilan Regenerasi Larvasida Ketersediaan Plangton Curah Hujan Genangan Air Ketersediaan Tempat Perindukan 28 7

G. Kerangka Konsep Kepadatan Nyamuk Anopheles Jarak Kandang Sapi dengan Pemukiman Variabel Bebas Variabel Terikat 1. 2. 3. 4. 5. Letak Kandang Sapi Temperatur Udara Kelembaban Udara Kecepatan Angin Predator Nyamuk Anopheles Variabel Penganggu H. Hipotesis Ha : Ada perbedaan kepadatan nyamuk Anopheles berdasarkan jarak kandang sapi dengan pemukiman 29 8