BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek

dokumen-dokumen yang mirip
III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara

Indonesia dengan pendekatan Gravity Model. Penelitian tersebut bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern)

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan selalu tanggap terhadap situasi pasar global. Pasar luar negeri di

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. oleh para peneliti terdahulu, penelitian terdahulu digunakan untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya yang timbul akibat

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP).

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekspor dan impor suatu negara terjadi karena adanya manfaat yang diperoleh

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Tentang Ekspor (Perdagangan Internasional) Umum di Bidang Ekspor, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan dari Daerah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000). Perdagangan merupakan proses jual beli barang atau jasa antara satu pihak dengan pihak lain atas dasar kesepakatan bersama, begitu juga dengan perdagangan internasional dimana pihak yang terlibat memiliki cakupan yang lebih besar yaitu negara-negara internasional. Hubungan kegiatan ekonomi antar satu negara dengan negara lain yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa yang didasarkan atas suka rela dari masing-masing pihak dan saling menguntungkan antar negara yang melakukanya. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak (Boediono, 2000). 9

digilib.uns.ac.id 10 Perdagangan internasional timbul karena pada hakikatnya tidak ada suatu negara didunia ini yang mampu menghasilkan semua barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya. Perdagangan internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor. a. Ekspor Secara umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain. Sedangkan impor adalah arus kebalikan daripada ekspor yaitu barang dan jasa yang masuk kesuatu negara. Pada hakikatnya perdagangan luar negeri timbul karena tidak ada satu negara pun yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk. Dalam perekonomian terbuka selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan dan pemerintah juga ada sektor luar negeri karena penduduk di negara bersangkutan telah melakukan perdagangan dengan negara lain. Suatu negara yang memproduksi lebih dari kebutuhan dalam negeri dapat mengekspor kelebihan produksi tersebut ke luar negeri. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2003: 1) ekspor merupakan salah satu kegiatan perdagangan yaitu kegiatan usaha jual beli barang atau jasa yang dilaksananakan secara terus

digilib.uns.ac.id 11 menerus dengan memperoleh keuntungan dengan melintasi daerah pabean (Indonesia) berdasarkan ketentuan yang berlaku. 1) Berdasar UU Kepabean No. 10 tahun 1965, pengertian ekspor adalah mengeluarkan barang dari wilayah kepabean Indonesia. 2) Ekspor secara umum kegiatan badan usaha untuk melakukan penjualan barang atau jasa keluar negeri. Menurut Amir (2003: 1) mendefinisikan ekspor sebagai upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau bangsa asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi mengunakan bahasa asing. Ekspor merupakan suatu komponen pengeluaran agregat yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila kapasitas ekspor bertambah, maka pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Namun sebaliknya pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu bertambah apabila pendapatan nasional bertambah. Dengan demikian ekspor juga digolongkan sebagai pengeluaran otonomi oleh karena pendapatan nasional bukanlah penentu penting dari tingkat ekspor yang dicapai suatu negara. Daya saing di pasaran luar negeri, keadaan ekonomi di negaranegara lain, kebijakan proteksi di negara luar, pendapatan dan kurs

digilib.uns.ac.id 12 valuta asing merupakan faktor utama yang akan menentukan kemampuan suatu negara mengekspor ke luar negeri. Ekspor yang akan dilakukan sesuatu Negara bergantung kepada banyak faktor. Sesuatu negara dapat mengekspor barang-barang yang akan dihasilkannya ke negara-negara lain apabila barang-barang tersebut diperlukan negara-negara lain dan mereka tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut (Purba, 2011). b. Teori Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antar beberaapa negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara. Ada beberapa teori tentang timbulnya perdagangan internasional adalah teori klasik dan teori modern (Nopirin, 2013: 8) 1) Teori Klasik a) Kemanfaatan Absolut (Absolute Advantage : Adam Smith) Teori ini lebih mendasarkan pada besaran (variabel) riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatianya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut.

digilib.uns.ac.id 13 b) Kemanfaatan Relatif (Comparative Advantage : J S Mill) Teori menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comperative disadvantage, yaitu suatu barang yang dapat dihasilkan dengan harga yang lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri akan memakan ongkos yang lebih besar. c) Biaya Relatif (Comperative Cost : David Ricardo) Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah teorinya tentang nilai atau value. Nilai atau value suatu barang tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. 2) Teori Modern a) Faktor Proporsi (Heacksher dan Ohlin) Teori yang lebih modern yang dikemukakan oleh Heacksher dan Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam oportunity cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah actor produksi yang dimiliki. b) Kesamaan Harga Faktor Produksi (Factor Price Equalization) Perdagangan bebas cenderung mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama di beberapa negara.

digilib.uns.ac.id 14 c) Permintaan dan Penawaran Pada prinsipnya perdaganagn antar dua negara itu timbul karena adanya perbedaan di dalam permintaan maupun penawaran. Permintaan didasarkan karena adanya perbedaan pendapatan dan selera, sedangkan penawaran dikarenakan perbedaan didalam jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi, tingkat teknologi dan eksternalitas. d) Kurva kemungkinan produksi dan indifference (production possibilities and indifference) Production possibilities and indifference (PPC) adalah bentuk kurva yang menunjukan berbagai-bagai kombinasi daripada output yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang dikerjakan dengan sepenuhnya (full employment). e) Offer Curve Offer Curve seperti pada halnya kurva permintaan menunjukan berapa jumlah suatu barang yang ingin ditukar dengan barang lain pada harga tertentu. Harga keseimbangan ditentukan oleh potongan antara penawaran dan permintaan. Krugman (2009: 27) menyebutkan ada dua alasan utama mengapa negara-negara melakukan perdagangan internasional yaitu: 1. Memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedaan yang dimiliki negara-negara yang melakukan commit to perdagangan user internasional.

digilib.uns.ac.id 15 2. Mencapai skala ekonomi (economic scale) dalam produksi. Jika suatu negara hanya mampu menghasilkan sejumlah barang, maka mereka dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan lebih efisien dibandingkan dengan mereka memproduksi segala jenis barang. 3. Kebijakan Perdagangan Internasional Kebijakan perdagangan ekonomi internasional dalam arti luas dapat diartikan sebagai tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan tidak hanya meliputi tarif, kuota dan sebagainya, namun juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan internasional (Nopirin, 2013: 49). a. Kebijakan peningkatan Ekspor Kebijakan ini dilakukan dengan menjaga tingkat kestabilan inflasi tetap pada tingkat yang rendah. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga agar komoditi ekspor tidak kehilangan daya saing dengan produk negara lain. Selain itu perlu juga dilakukan hal untuk menjaga stabilitas mata uang pada kondisi pada mata uang yang realistis, yaitu sesuai dengan perbandingan daya beli mata uang luar negri.

digilib.uns.ac.id 16 b. Kebijakan menstabilkan perkembangan ekspor. Kebijakan yang dapat dilakukan antara lain : 1) Perluasan dan penganekaragaman komoditi ekspor dengan difersifikasi produk ekspor. Hal ini dilakukan agar kita tidak tergantung pada satu atau beberapa komoditi ekspor saja. 2) Melakukan proses lebih lanjut dengan tidak menjual komoditi mentah, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah. 3) Melalukan perluasan pasar tidak tergantung pada satu atau beberapa negara saja. Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi internasional itu adalah sebagai berikut (Nopirin, 2013:50-51). a. Autarki Tujuan autarki adalah menghindarkan diri dari pengaruhpengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik maupun militer. b. Kesejahteraan Tujuan kesejahteraan bertentangan dengan tujuan autarki, dimana harus ada perdagangan bebas dalam perdagangan internasional agar memperoleh keuntungan atas adanya spesialisasi produk. c. Proteksi Proteksi bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan impor.

digilib.uns.ac.id 17 d. Keseimbangan Neraca Perdagangan Keseimbangan neraca perdagangan diperlukan untuk menstabilkan ekonomi dalam negeri agar tidak menimbulkan berbagai masalah dalam neraca pembayaran internasional. e. Pembangunan Ekonomi Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijaksanaan seperti perlindungan terhadap industri dalam negeri, mengurangi impor barang konsumsi yang nonesensial dan mendorong untuk ekspor. 2. Gross Domestic Product(GDP) Menurut Mankiw (2001: 7) Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara selama kurun waktu tertentu. GDP dikategorikan menjadi dua yaitu : a. GDP Nominal Yaitu nilai dari produksi semua barang dan jasa dalam suatu perekonomian yang dihitung dengan mengunakan harga yang tengah berlaku. b. GDP Riil Yaitu nilai produksi seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian yang dihiting dengan mengunakan harga konstan pada tahun dasar. GDP tidak dipengaruhi oleh perubahan harga, maka GPD riil hanya mencerminkan perubahan kuantitas produksi. Dengan

digilib.uns.ac.id 18 demikian GDP riil merupakan ukuran yang tepat untuk mengetahui tingkat suatu produksi barang dan jasa dari perekonomian disuatu negara. Menurut Samuelsom (2004: 111) GDP dapat dibagi menjadi dua sisi yaitu: a. Sisi produk 1) Pengeluaran konsumsi pribadi atas barang dan jasa. 2) Investasi domestik swasta bruto. 3) Pengeluaran konsumsi pemerintah dan investasi bruto. 4) Ekspor netto dari barang dan jasa atau ekspor dikurangi impor. b. Sisi biaya 1) Pajak bisnis tidak langsung yang muncul sebagai biaya pengeluaran dalam menghasilkan aliran produk. 2) Keuntungan, bunga, uang sewa, upah dan gaji. 3) Depresiasi. 3. Konsep Gravity Model Terinspirasi oleh apel jatuh, Issac Newton pada tahun 1687 menemukan hukum Gravitasi. Menurut Newton, kekuatan gaya tarikmenarik dari dua buah objek tergantung secara langsung oleh massa dari dua objek tersebut dan secara tidak langsung dari jarak antara dua objek tersebut. Persamaan gravitasi dinyatakan sebagai (Sarwoko, 2009) : = 2

digilib.uns.ac.id 19 Keterangan : = besar gaya gravitasi antara benda i dan benda j G = konstanta gravitasi = massa benda i = massa benda j = jarak benda i dengan benda j Konsep Gravity Model pada dasarnya merupakan adopsi dari pengunaan suatu perumusan yang sama dengan model gravitasi Newton, dimana interaksi antara dua objek adalah sebanding dengan massanya dan berbanding terbalik dengan jarak masing-masing. Dalam konteks perdagangan model ini menyatakan bahwa intensitas perdagangan antar negara-negara akan berhubungan secara positif dengan pendapatan nasionan masing- masing negara dan berhubungan terbalik dengan jarak diantara keduanya. Gravity Model pertama kali dipakai untuk aliran perdagangan internasional oleh Tinbergen pada tahun 1962 yang selanjutnya diikuti oleh banyak peneliti. Model ini kemudian diestimasi untuk banyak negara, periode waktu dan tingkat disagregasi (Yuniarti, 2007). Dalam hal ini persamaan gravity model dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :, = 0 (, ) 1 (, ) 2 ( ) 3 ( ) 4

digilib.uns.ac.id 20 Keterangan :, = Volume ekspor negara i ke negara j, pada waktu t, = GDP negara i, pada waktu t, = GDP negara j, pada waktu t = Jarak geografis antara negara i dan negara j N j, t = Populasi negara j, pada waktu tertentu t = Error term a. Populasi Populasi penduduk merupakan jumlah keseluruhan penduduk di suatu negara dalam kurun waktu tertentu. Variabel populasi dinyatakan dalam satuan jiwa. Salvatore (1997) menyebutkan bahwa pertambahan populasi dapat mempengaruhi perdagangan di negara yang bersangkutan melalui ekspor dan impor. Secara grafis, pengaruh pertambahan populasi terhadap perdagangan ekspor suatu negara dapat dilihat pada gambar 2.1

21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sumber : Salvatore (1997) Gambar 2.1 : Hubungan pertumbuhan populasi dengan perdangangan Pada Gambar 1 terlihat bahwa pertambahan populasi di negara pengekspor akan menggeser kurva permintaan domestik dari Dx ke Dt. Akibatnya jumlah ekspor akan menurun sehingga keseimbangan yang berlaku pada pasar internasional berada pada tingkat harga P3 dan jumlah komoditi yang diperdagangkan menurun dari X1 menjadi X2. Secara tidak langsung, maka pertambahan populasi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara pengekspor. Secara grafis dampak pertumbuhan populasi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada gambar 2.2

digilib.uns.ac.id 22 Sumber : Salvatore (1997) Gambar 2.2 Hubungan Pertumbuhan Populasi dan Pertumbuhan. Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan populasi akan menggeser garis A ke B yang menunjukkan depresiasi ke atas. Jadi model Solow memprediksi perekonomian dengan tingkat pertumbuhan populasi yang lebih tinggi akan memiliki tongkat modal per pekerja yang lebih rendah dan pendapatan yang lebih rendah pula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada keadaan tertentu, pertumbuhan populasi dapat memberikan pengaruh positif maupun dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Jika tingkat pertumbuhan populasi suatu negara dapat meningkatkan kinerja ekspornya, maka pertumbuhan populasi akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonominya. commit Demikian to user juga sebaliknya, jika tingkat

digilib.uns.ac.id 23 pertumbuhan populasi suatu negara justru semakin meningkatkan impor, maka pertumbuhan populasi akan membawa dampak negatif bagi pertumbuhan ekonominya (Mankiw, 2007). b. Jarak Relatif Jarak merupakan indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu negara atau wilayah tertentu dalam melakukan perdagangan, biaya transportasi adalah salah satu penghambat perdagangan internasional. Jarak bersifat konstan atau tidak berubah setiap tahunya. Semakin jauh jarak yang memisahkan suatu negara dengan negara lain semakin besar biaya transportasi pada perdagangan diantara keduanya, sehingga perdagangan menjadi menurun. Jarak adalah proksi bagi biaya transportasi. Menurut Krugman dalam Yuliarti (2008) mempertimbangkan bahwa jarak dan mitra dagang menjadi determinan penting dalam pola perdagangan secara geografis. Hal ini dikarenakan jarak dapat meningkatkan biaya transportasi, meskipun jarak bukanlah satu-satunya biaya yang harus ditanggung, masih ada biaya selain jarak yaitu biaya pengapalan dan waktu. Jarak diperkirakan memiliki hubungan yang negatif dengan perdagangan bilateral. Walaupun demikian dengan adanya perkembangan teknologi transportasi dapat meminimalisir perbedaan waktu tempuh dan biaya pada perbedaan jarak antar negara tersebut.

digilib.uns.ac.id 24 Widyastutik (2012) dalam penelitianya jarak antar negara dimodifikasi menjadi jarak relatif antar negara yang mencerminkan hambatan perdagangan karena dianggap sebagai faktor penentu biaya transportasi dalam perdagangan. Jarak relatif antar negara diperoleh dari jarak relatif negara i (eksportir) ditambah jarak relatif negara j (importir). Rumus dari jarak relatif sendiri adalah jarak absolut dalam satuan kilometer berbanding dengan porsi PDB negara i atau j terhadap PDB dunia (Fukunari dan Hyun-Hoon, 2006 dalam Yanto, 2011) Selanjutnya Krugman dan Obstfeld 1991 dalam Yuliarti (2007) mengemukakan beberapa penjelasan tentang peranan faktor jarak dalam arus perdagangan, yaitu: a. Jarak adalah proksi untuk biaya transportasi. b. Jarak menunjukkan waktu yang hilang selama pengiriman. Untuk barang yang mudah rusak kemungkinan bertahan utuh merupakan fungsi menurun terhadap waktu transit. Kerusakan tersebut mencakup resiko berikut: 1) Kerusakan atau kehilangan barang akibat cuaca atau kesalahan penanganan. 2) Terjadi dekomposisi dan pembusukan bahan organik. 3) Kehilangan pasar (kemungkinan pembeli yang diharapkan tidak mau ataupun tidak mampu melakukan pembayaran).

digilib.uns.ac.id 25 c. Biaya sinkronisasi. Adanya jarak antara pabrik dan bahan input mengharuskan pabrik menggunakan gudang untuk menyimpan persediaan bahan input. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu proses produksi ketika terjadi kemacetatn datangnya bahan input. Sehingga semakin dekat bahan input maka biaya sinkronisasi semakin kecil. d. Biaya komunikasi. Jarak merupakan proksi kemungkinan kontak pribadi antara manejer, pelanggan, dan sebagainya; dimana bisnis banyak tergantung pada kemampuan untuk bertukar lebih banyak informasi. e. Biaya transaksi. Jarak juga dapat berkorelasi dengan biaya mencari peluang perdagangan dan pembentukan kepercayaan antara mitra dagang potensial. f. Jarak budaya. Jarak geografis yang lebih besar berkorelasi dengan perbedaan budaya yang lebih besar. Perbedaan budaya dapat menghambat perdagangan dalam banyak hal seperti hambatan komunikasi, kemungkinan kesalah pahaman, bentrokan dalam gaya negoisasi, dan sebagainya. 4. Nilai Tukar Riil (Real Effective Exchange Rate/REER) Seperti perdagangan pada umumnya kegiatan perdagangan Internasional juga mempertimbangkan faktor harga dari suatu komoditi yang diperdagangkan. Menurut Mankiw (2007), kurs atau exchange rate antara dua negara adalah commit tingkat to harga user yang disepakati penduduk kedua

digilib.uns.ac.id 26 negara untuk saling melakukan perdagangan. Para ekonom membedakan kurs menjadi dua: kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal ( nominal exchange rate ) adalah harga relatif dari mata uang dua negara sedangkan kurs riil (real exchange rate ) adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Kurs riil kadang disebut juga terms of trade. Kurs riil diantara dua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga di kedua negara. Bila kurs riil dinyatakan sebagai ε, kurs nominal dinyatakan sebagai e, harga barang domestik dinyatakan sebagai P, dan harga barang luar negeri dinyatakan sebagai P*, maka perhitungan kurs riil untuk suatu komoditi adalah sebagai berikut: ε= e (P/P*) Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika kurs riil tinggi maka harga barang-barang luar negeri menjadi relatif lebih murah, dan harga barang-barang domestik menjadi lebih mahal. Demikian juga sebaliknya, jika kurs riil rendah maka harga barang-barang luar negeri menjadi relatif lebih mahal, dan harga barang-barang domestik menjadi lebih murah (Mankiw, 2007) B. Penelitian Terdahulu Yuniarti (2007) dalam penelitianya tentang determinan perdagangan bilateral Indonesia dengan pendekatan Gravity Model. Penelitian tersebut bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap determinan perdagangan bilateral Indonesia. Adapun determinan yang dimasukan ke dalam model meliputi Produk Domestik Bruto (PDB), jarak, populasi, kesamaan ukuran

digilib.uns.ac.id 27 perekonomian, perbedaan relatif faktor endowment, dan keanggotaan dalam area perdagangan bebas. Berdasarkan hasil estimasi penelitian tersebut diperoleh uji signifikansi model yang menyatakan bahwa konstanta tidak sama untuk semua unit tetapi slopenya sama. Hal tersebut dibuktikan melalui F- Test dengan hasil perhitungan F hitung sebesar 12,03325 lebih besar dari F- tabel (19.119) dengan α = 5% sebesar 1,69 yang berarti model metode Fixed Effect Model (FEM) lebih tepat dibandingkan metode common effect model (CEM) dan lebih tepat dari metode Random Effect Model (REM) karena jumlah data cross section (10) lebih besar dari data time series (7) dengan pengambilan sampel yang tidak acak. Berkaitan dengan tanda koefisien, semua hasil estimasi konsisten dengan teori mengenai Gravity Model. Pendapatan nasional (PDB) dari negara eksportir (Yi) dan importir (Yj) mempunyai hubungan positif dengan perdagangan bilateral, variabel jarak sebagai proksi bagi biaya produksi berpengaruh negatif terhadap perdagangan bilateral, variabel kesamaan ukuran perekonomian berpengaruh positif didukung oleh fakta bahwa sebagian besar perdagangan dunia terutama negara-negara industri merupakan pertukaran produk yang meliputi perdagangan intraindustri, variabel kesamaan ukuran ekonomi (endowment) tidak berpengaruh terhadap perdagangan bilateral dengan keinkonsistenan teori H-O dengan fenomena perdagangan intraindustri. Variabel populasi mitra dagang mempunyai pengaruh yang posistif terhadap perdagangan bilateral dan keanggotaan

digilib.uns.ac.id 28 dalam area perdagangan bebas tidak berpengaruh terhadap perdagangan bilateral. Baida Soraya (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Determinan Ekspor Karet Indonesia Dengan Pendekatan Gravity Model. Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Produk Domestik Bruto (PDB) negara tujuan ekspor karet Indonesia, jarak Indonesia dengan negara tujuan ekspor karet Indonesia, populasi negara tujuan ekspor karet Indonesia, nilai tukar riil negara tujuan ekpor karet Indonesia serta kebijakan perdagangan terhadap nilai ekspor karet Indonesia ke negara tujuan. Faktor dalam penelitian ini yaitu populasi negara tujuan, nilai tukar riil negara tujuan ekspor, jarak, produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan negara tujuan, serta variabel kebijakan IRCo. Variabel ini kemudian diuji dalam persamaan gravity model untuk melihat pengaruhnya terhadap nilai ekspor karet Indonesia yang dimulai dari tahun 2001-2010. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel nilai tukar riil dan jarak menunjukkan pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel PDB negara tujuan ekspor menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan sedangkan variabel PDB negara Indonesia, kebijakan IRCo, dan populasi negara tujuan ekspor karet tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Efori Telaumbanua (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Determinan Ekspor Provinsi Sumatera Utara: Pendekatan Gravity Model. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh produk

digilib.uns.ac.id 29 domestik bruto per kapita negara importir, pengaruh jumlah populasi negara importir, pengaruh jarak geografis, pengaruh nilai tukar efektif riil, dan pengaruh FDI terhadap nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara, dalam kurun waktu 2005-2010. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk domestik bruto per kapita dari masing-masing negara tujuan utama ekspor Provinsi Sumatera Utara berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara, sehingga jika nilai produk domestik bruto negara tujuan ekspor meningkat satu persen, maka nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0,48 persen. Variabel jumlah penduduk dari masing-masing negara tujuan utama ekspor Provinsi Sumatera Utara berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara, sehingga jika jumlah penduduk negara tujuan ekspor meningkat satu persen, maka nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0,53 persen. Variabel jarak geografis antara ibu kota Provinsi Sumatera Utara dan ibu kota masing-masing negara tujuan utama ekspor Provinsi Sumatera Utara secara umum berpengaruh negatif dan signifikan, di mana peningkatan satu persen dalam jarak akan menurunkan nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,35 persen. Namun demikian, untuk dua negara tujuan ekspor yakni Malaysia dan Singapura, terlihat fenomena tersendiri di mana pengaruh jarak geografis tidak sesuai dengan keadaan riil. Hal ini terkait dengan komoditas unggulan yang dipengaruhi oleh faktor kesamaan produk serta proses transaksi

digilib.uns.ac.id 30 perdagangan komoditas tersebut. Variabel investasi asing langsung atau foreign direct investment di Provinsi Sumatera Utara berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara, sehingga jika investasi asing langsung meningkat satu persen, maka nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0,12 persen. Variabel nilai tukar efektif riil (REER) berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara, di mana peningkatan REER sebesar satu persen akan meningkatkan nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,25 persen. Sarwoko (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Perdagangan Bilateral Antara Indonesia Dengan Negara-Negara Partner Dagang Utama Dengan Menggunakan Model Gravitasi. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan estimasi persamaan Gravitasi perdagangan bilateral antara Indonesia negara-negara patner dagang utama meliputi 12 besar negara tujuan ekspor, apakah arus perdagangan itu dipengaruhi oleh ukuran-ukuran ekonomi kedua negara, dan jarak antara kedua negara. Hasil dari penelitian ini Secara statistik Log GDP total maupun GDP per kapita dari negara-negara impor sangat signifikan pada level signifikan 1%, demikian juga log jarak (km) antara Indonesia dengan 12 negara patner dagang utama. Untuk spesifikasi ini Log GDP negara ekspor (Indonesia) baik total maupun per kapita tidak signifikan. Bahkan, pada log GDP per kapita arahnya negatif, ini bisa berarti bahwa apabila terjadi kenaikan tingkat penghasilan per kapita, konsumsi terhadap barang-barang dalam negeri meningkat sehingga akan mengurangi ekspor. Pola perdagangan bilateral maupun ekspor Indonesia

digilib.uns.ac.id 31 lebih responsif terhadap perubahan-perubahan GDP total daripada GDP per kapita dari negara-negara penerima ekspor. C. Kerangka Pemikiran Faktor yang memengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor dapat dianalisis menggunakan gravity model dengan menggunakan variabel GDP perkapita Surakarta, GDP perkapita negara tujuan, populasi penduduk negara tujuan, jarak relatif antra indonesia dengan negara tujuan ekspor dan nilai tukar riil. GDP per kapita Surakarta menunjukan ukura seberapa besar kemampuan dalam memproduksi barang atau jasa, semakin besar tingkat produksi barang dan jasa akan semakin besar pula GDP per kapitanya meskipun nilai konsumsi juga akan naik. GDP per kapita negara tujuan menunjukan ukura bahwa semakin besar GDP per kapitanya maka nilai konsumsi negara tersebut juga semakin besar. Populasi atau Jumlah penduduk negara tujuan ekspor memberi pengaruh pada sisi permintaan, dimana bertambahnya populasi akan memberi dampak meningkatnya konsumsi negara tersebut. Jarak relatif antar negara mempengaruhi perubahan nilai ekspor karena semakin jauh jarak maka biayatransportasinya akan semakin besar sehingga nilai ekspor ke negara tujuan akan ikut berubah. Nilai tukar riil mempengaruhi aliran ekspor karena semakin tinggi nilai tukar riil maka harga barang ekspor surakarta semakin tinggi dan konsumsi barang akan

digilib.uns.ac.id 32 berkurang, sehingga nilai ekspor akan berubah. Alur pemikiran dapat dilihat lebih jelas pada gambar 2.3. GDP perkapita Indonesia GDP perkapita negara tujuan ekspor Populasi penduduk negara tujuan ekspor Ekspor Surakarta Jarak relatif Indonesia dengan negara tujuan ekspor Nilai Tukar Riil (REER) Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran D. Hipotesis berikut: Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis penelitian ini sebagai a. Diduga GDP perkapita di Surakarta berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor di Kota Surakarta. b. Diduga GDP perkapita negara tujuan ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor di Kota Surakarta.

digilib.uns.ac.id 33 c. Diduga populasi penduduk negara tujuan ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor di Kota Surakarta. d. Diduga Jarak antara Indonesia dengan Negara tujuan ekspor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor di Kota Surakarta. e. Diduga nilai tukar riil ( Real effective exchange rate) berpengaruh positif dan signifikan terhadap di Kota Surakarta.