BAB VII PENYERAHAN ADMINISTRASI PAPUA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VIII PEMBUBARAN PKI DAN KUDETA PRESIDEN NKRI SERTA PEMBERONTAKKAN ORGANISASI PEMBEBASAN PAPUA MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Belanda yang ingin menjadikan Papua Barat sebagai Boneka atau pergolakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 11 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT. Kata Kunci

MENGAPA TAPOL DI PAPUA TOLAK RENCANA PEMBERIAN GRASI?

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II


TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

Sayidiman Suryohadiprojo. Jakarta, 24 Juni 2009

Bung Karno dan Pembebasan Papua Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

Materi Sejarah Kelas XII IPS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II OTONOMI KHUSUS DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT UUD A. Pemerintah Daerah di Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?

KEADILAN UNTUK MASYARAKAT PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1

BAB 4 KONSEP DESAIN Profil Target Komunikasi Laki-laki dan perempuan tahun Semua status ekonomi

BAB 1 SKOUW WUTUNG. A. Sejarah

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. banyak suku dan bahasa dan juga memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang berbeda-beda. Di

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

NCB Interpol Indonesia - Perjanjian Ekstradisi Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Philipina Selasa, 27 Juli :59

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

UNTAET REGULASI NO. 2002/2 TENTANG PELANGGARAN KETENTUAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PRESIDEN PERTAMA

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

BERBAGAI ANCAMAN TEHADAP KEUTUHAN NKRI (6 X 40 Menit)

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

PERAN AMIR MACHMUD DALAM PELAKSANAAN PEPERA 1969

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keprihatinan bersama. Sampai dengan saat ini, tercatat beberapa kasus

INTEGRASI PAPUA KE DALAM INDONESIA: TINJAUAN SEJARAH

KEBIJAKAN INDONESIA MERATIFIKASI United Nations Convention Againts Corruption (UNCAC)

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia

Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional

BAB V KESIMPULAN. bergabung dengan Uni Eropa, dalam memperoleh keanggotaan sebagai pengguna mata

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

PAPUA INGIN MERDEKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Luluk Puspitasari S1 - Sistem Informasi Dosen : Muhammad Idris P, Drs.

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

Transkripsi:

126 BAB VII PENYERAHAN ADMINISTRASI PAPUA BARAT A. Administrasi Papua Barat dibawah UNTEA Berdasarkan Perjanjian New York yang ditanda-tangani tanggal 15 Agustus 1962 di Markas Besar PBB, New York Amerika Serikat antara Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Nederland mengenai Papua Barat. Maka dibentuklah suatu Badan Penguasa Sementara PBB yang diberi nama UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) yang akan berkuasa selama 1 (satu) tahun sesuai perintah dari Sekretaris Jenderal PBB. Serta dibantu oleh UNSF (United Nations Security Force) untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Papua Barat selama penguasaan UNTEA. Pasukan UNSF yang ditugaskan ke Papua Barat berasal dari Canada, India, Amerika, Nigeria, Swedia, Ceylon, Australia dan Pakistan. 1 Gambar. 7.1. Pasukan Infanteri Pakistan sebanyak 1500 personel tiba di Papua Barat Sumber: http://www.pakistanarmy.gov.pk/awpreview/textcontent.aspx?pid=51&rnd=194 1 United Nation Peacekeeping. Security Force In West New Guinea. http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/past/unsf.htm

127 Tugas Pokok UNTEA yaitu: 1. Menerima penyerahan Administrasi Pemerintahan Negara Papua Barat dari pihak Belanda 2. Menyelenggarakan Pemerintahan yang stabil di Papua Barat selama kurun waktu tertentu. 3. Menyerahkan Administrasi Pemerintahan Negara Papua Barat kepada Pemerintah Republik Indonesia. 2 Color Info: Gambar. 7.2. Medali Penghargaan UNTEA Sumber: http://www.un.org/en/peacekeeping/sites/medals/untea.htm UN Coral Snow Jungle UNTEA dan UNSF mulai mengambil alih Administrasi Papua Barat dari tangan Belanda pada 1 Oktober 1962 berdasarkan Pasal 2 Perjanjian New York bersamaan dengan penyerahan Administrasi Pemerintahan Negara Papua Barat dari Belanda kepada UNTEA. Proses Penyerahan Administrasi Pemerintahan Papua Barat dilakukan Belanda sesuai prosedur yang termuat dalam Perjanjian New York dan Perjanjian Roma sehingga Belanda mampu menenangkan Rakyat Papua Barat dengan memberikan informasi bahwa Bangsa Indonesia mengontrol administrasi Negara Papua Barat hanya selama 25 tahun saja selanjutnya akan dikembalikan kepada rakyat Bangsa Papua. Janji ini sampai saat ini masih dipegang oleh Generasi Tua Bangsa Papua hingga diteruskan kepada Generasi Muda Penduduk Asli Bangsa Papua. Tetapi anehnya, mengapa pada saat Pemerintahan UNTEA semua administrasi Negara Papua Barat dihilangkan seperti atribut Bendera Papua, Lagu Hai Tanah Ku Papua, dan semua atribut kenegaraan Papua Barat 2 DR. John. R. G. Djopari. Pemberontakan Organisasi Papua Merdeka. PT. Grasindo. Jakarta.1993. Hal. 54

128 dihilangkan kecuali mata uang Niuew Guinea Gulden saja yang diteruskan/dipakai UNTEA. Siapakah aktor di belakang sandiwara ini? Yang jelas pasti Negara ambisi yang ingin mengusir Belanda keluar dari Papua sehingga mereka leluasa bersama Indonesia siap mencuri kekayaan alam Papua di Tembagapura. Pasukan UNSF dan UNTEA yang diutus ke Papua Barat adalah Negara- Negara yang pada dasarnya memang sudah diatur untuk bersama Indonesia mengeruk hasil Bumi Papua dibawah pimpinan Amerika. (Lihat Lampiran: U.S. DEPARTMENT OF STATE 95/03/06 Foreign Relations, 1961-63, Vol XXIII, Southeast Asia Office of the Historian) 3 UNTEA pertama dipimpin oleh José Rolz-Bennett dari Guatemala dan kemudian digantikan oleh Djalal Abdoh dari Iran. Selama Pemerintahan UNTEA dipergunakan mata uang New Guinea Gulden sesuai dengan penetapan oleh Parlement New Guinea (NGR) pada saat Deklarasi Manifesto Politik Papua Barat oleh Komisi Nasional Papua Barat di Hollandia tanggal 19 Oktober 1961. Gambar. 7. 3. Mata Uang 25 Gulden New Guinea Sumber: http://www.vanderheijden.org/ng/currency.html Sesuai Perjanjian New York, maka UNTEA mulai mengambil alih Administrasi Pemerintahan Papua Barat pada tanggal 1 Oktober 1962. 3 US Department of State. Foreign Relation of United State, Southeast Asia Office of Historian. http://dosfan.lib.uic.edu/erc/frus/summaries/950306_frus_xxiii_1961-63.html

129 Penyerahan Administrasi Negara Papua Barat dari Belanda kepada UNTEA berlangsung di Hollandia. Gambar. 7. 4. Kamp UNTEA di pulau Biak Sumber: http://www.115atu.ca/new.htm Kedudukan UNTEA dan UNSF tidak diterima oleh Penduduk Asli Papua sehingga terjadi beberapa penyerangan pos-pos UNTEA dan UNSF seperti penyerangan pos UNTEA dan UNSF oleh Batalyon Kasuari (Papoea Vrijwilleger Korps) yang dipimpin oleh Sergean PVK Permenas Ferry Awom dan Marthinus Jimmy Wambrau serta dibantu oleh Polisi Papua Pimpinan Johanes Jambuani. Polisi Papua ditugaskan untuk menyerang markas militer Indonesia (TNI) di KOREM-Manokwari sedangkan penyerangan Pasukan UNSF asal Pakistan dan Australia yang berada di Reremi dan Fasharkan wilayah Manokwari pada bulan Februari 1963, setelah itu Batalyon Kasuari (PVK) kembali ke markasnya di Arfai sedangkan Polisi Papua langsung mengosongkan posnya di Kampung Ambon-Manokwari. Untuk mematahkan PVK di Arfai, maka UNSF berhasil menipu mereka untuk mengadakan kerja sama berupa lari bersama ke Andai tanpa senjata sehingga mereka (PVK) ketika kembali ke markasnya di Arfai ternyata semua fasilitas markas PVK

130 telah direbut UNSF. Akhirnya seluruh anggota PVK dipulangkan ke masingmasing daerahnya di seluruh tanah Papua sedangkan Pimpinannya (Awom dan Wambrau) ditahan untuk diadili di bekas kantor Gubernur Nederland Niuew Guinea (Sekarang kantor Gubernur Papua Barat) kemudian dijatuhi hukuman penjara selama masa UNTEA. Mereka kemudian dibebaskan pada tanggal 30 April 1963 sebelum penyerahan Administrasi Negara Papua kepada Indonesia. 4 Penyerangan dilakukan karena UNTEA menghilangkan atribut Negara Papua Barat kecuali mata uang NG Gulden. Gambar. 7. 5. Markas PVK di Arfai Manokwari (foto Kiri) dan Pasukan PVK di Arfai (foto Kanan) Sumber: http://www.visser-maritiem.nl/papoea%20vrijwilligers%20korps.html Anehnya, proses penyerangan ini tidak pernah dilaporkan Pimpinan UNTEA kepada SEKJEN PBB tetapi beliau hanya melaporkan tentang kegiatan protes yang dilakukan oleh Barisan Merah Putih yang berasal dari orang-orang Serui dan orang-orang Maluku yang seharusnya tidak memiliki hak atas tanah New Guinea ini. Aksi mereka ini selalu dilaporkan kepada SEKJEN PBB supaya PEPERA tidak perlu dilakukan dan segera ditarik pasukan UNTEA dan UNSF dari seluruh wilayah Papua Barat. B. Administrasi Papua Barat dibawah Indonesia Proses peralihan Administrasi Negara Papua Barat dari UNTEA ke Indonesia sesuai procedure yang ditetapkan dalam Perjanjian New York. Selama keberadaan UNTEA dan UNSF di Papua, Pemerintah Indonesia menggunakan taktik provokasi untuk mendesak pasukan UNTEA segera mundur dari Papua Barat dan menolak Pelaksanaan Penentuan Nasib Sendiri. Sedangkan rakyat Papua yang memprotes untuk menolak Indonesia dihajar 4 Wawancara dengan Alm. Marthinus Jimmy Wambrau. Manokwari. 1999.

131 habis oleh Pasukan Indonesia dan anehnya hal ini dibiarkan UNTEA begitu saja. Bahkan Pimpinan UNTEA Djalal Abdoh melaporkan kepada Sekretaris Jenderal PBB U Thant hanya tentang desakkan masyarakat yang menolak PEPERA dan mendesak UNTEA segera keluar dari Papua. (Lihat Lampiran Surat Djalal Abdoh ke SEKJEN PBB U Thant ) 5 Pada masa penguasa UNTEA, rakyat Papua telah diadakan uji coba Referendum di kabupaten Merauke tetapi seluruh rakyat menolak Indonesia. Oleh karena itu, dilakukan suatu perundingan rahasia di ibu kota Italy, Roma pada tanggal 30 September 1962 yang mana aturan International yang ditetapkan dalam Perjanjian New York 15 Agustus 1962 harus dirubah menjadi aturan Musyawarah sesuai dengan Praktek Parlemen Indonesia. 6 Gambar. 7. 6. Demonstrasi Anti Indonesia di depan kantor Parlemen Papua Barat (NGR) Sumber: http://wpik.org/src/smh/19620812.gif Akhirnya pada tanggal 1 Mei 1963 secara resmi berakhirnya penguasaan Administrasi Papua Barat dari tangan UNTEA dan selanjutnya administrasi Negara Papua Barat dilanjutkan oleh Pemerintahan Indonesia. 5 United Nation Secretariat Achieves. Djalal Abdoh Letter to U Thant. Hal.7. http://archives- trim.un.org/webdrawer/rec/422783/view/items-in-peace-keeping%20operations%20- %20West%20Irian%20-%20UNTEA%20-%20Dr.%20Djalal%20Abdoh.PDF 6 Hasil Wawancara antara Pdt. Herman Saud, S.Th. M.Th dan Bapak Kaiba.

132 Gambar. 7.7. Penyerahan Administrasi Negara Papua dari UNTEA ke Indonesia di Hollandia Sumber: http://www.vanderheijden.org/ng/ngimages/untea%20cover.jpg Kedatangan Bangsa Indonesia di seluruh tanah Papua Barat sangat menakutkan dan keji karena terjadi perampokan, pemerkosaan, penindasan, penjarahan, penculikan, pembunuhan, pembasmian dokumen tentang Papua Barat dan penahanan terjadi di mana-mana akibat miskinnya militer Indonesia. Hal ini, menyebabkan timbulnya rasa anti Indonesia yang sangat dalam. Akibatnya terjadi perlawanan rakyat penduduk asli Papua yang dipimpin oleh Aser Demotokay pada tahun 1963 di Hollandia (sekarang Jayapura) hingga berlanjut di Manokwari pada tahun 1965. Republik kita malu, imejnya jelek sekali.waktu itu memang Republik kita memang sedang susah. Coklat, Kembang Gula, atau Bir yang memang hanya ada di IRIAN, diangkut semua. Botol-botol yang ditanam untuk pagar, digali, diambil, diangkut. Saya sendiri sempat ikut-ikutan membawa karpet. (Nurinwa Ki S. Hendrowinoto, dkk. Acub Zainal I Love the Army. Jakarta. 1998. Hal. 76). Gerakan perlawanan rakyat Penduduk Asli Papua terus berlanjut hingga saat berlangsungnya pelaksanaan PEPERA tahun 1969 dan kontinu sampai saat ini. Perjuangan Pembebasan Bangsa Papua dari NKRI tidak mengenal lelah, turun-temurun tetap dilanjutkan hingga Bangsa Indonesia harus mengakui Hak Bangsa Papua sebagai sebuah Negara Berdaulat yang telah

133 dideklarasikan oleh Komisi Naisonal Papua Barat dalam gedung Parlemen Papua Barat (New Guinea Raad) pada tanggal 1 Desember 1961. Pendudukan secara paksa oleh Bangsa Indonesia di Tanah Papua sehingga Tanah Papua hanya disahkan melalui PENPRES No. 1 Tahun 1963 menjadi Provinsi ke-26 Republik Indonesia sehingga otomatis Manusia Papua dan Alamnya adalah bukan bagian dari NKRI karena hingga saat ini tidak pernah disahkan melalui Undang-Undang RI menjadi Provinsi. (Lihat Lampiran: INPRES No. 1 Tahun 1963)