Pengawas Tumpuan Peningkatan Mutu

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAWAS AKAN DIBEBASKAN DARI JABATANNYA???? OLEH : HELMIATI SULAIMAN PENGAWAS MADRASAH KAB. SJUNJUNG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

RUANG LINGKUP PENGAWASAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) 1. Landasan Hukum Pengawas Pendidikan Agama Islam ( PPAI ) Penagawas Madrasah sebagai berikut : 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah (Tuntutan Kompetensi dalam Sertifikasi Pengawas)


KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3.

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lingkup, output yang diharapkan serta jadwal pengawasan dituangkan dalam program

KOMPETENSI PENGAWAS. OLEH YAYA SUNARYA, M.Pd. PPB UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH DI KABUPATEN BELITUNG

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MANAJEMEN PENGAWASAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

AMANAT KONSTITUSI PEMBUKAAN UUD 1945:

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

BAB I PENDAHULUAN. kuantitatif maupun kualitatif yang harus dilaksankan secara terus menerus,

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Konsep Dasar Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) 1. Pengertian Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI)

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

PENDEKATAN COLLA-COOP TRIK MENGATASI MASALAH MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MEMASUKI ERA PKKS DI KEC. KARANGANYAR TAHUN 2014/2015

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PSDMP DAN PMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011

Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar 2011 Page 1

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BAB IV DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dasar acuan dan pertanggung jawaban pengawas dalam bekerja. Untuk dapat menyusun

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN (AKPK) BAGI CALON KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

BAB II KAJIAN TEORITIS. pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Sujana (2011:7)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

RINCIAN EKUIVALENSI BEBAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPARASI PROSES SUPERVISI KLINIS DITINJAU DARI SERTIFIKASI DAN MASA KERJA KEPALA SEKOLAH SD/MI KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS

BAB V P E N U T U P. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan suatu proses transformasi nilai nilai budaya

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetensi manajerial, dimensi kompetensi kewirausahaan, dimensi kompetensi

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

di Hotel Mutiara Malioboro Yogyakarta, Mei 2010

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. dasar supervisi pembelajaran dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep

KAJIAN KRITIS TERHADAP PERATURAN MENTERI AGAMA NO 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN PENGAWAS PAI PADA SEKOLAH

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

Transkripsi:

Pengawas Tumpuan Peningkatan Mutu OLEH : HELMIATI PENGAWAS MADRASAH KAB. SIJUNJUNG ABSTRAK Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggungjawab dan dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah,dasar dan menengah.( permendikbud no 21 th 2010 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional pengawas dan angka kriditnya.) Seorang pengawas melakukan penilaian terlebih dahulu,setelah itu baru melakukan pembinaan teknis tentang pendidikan, kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainya. Dalam pembinaanya pengawas berperan sebagai inspecting ( mensupervisi) advising (memberi advis Atau nasehat), monitoring ( memantau ), reporting ( membuat laporan ) coordinating ( mengkoordinir ), dan performing leadership dalam arti memimpin dalam melaksanakan kelima tugas pokok di atas tersebut (Ofsted 2003). PENDAHULUAN Berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional no 12 th 2007 tentang standar pengawas sekolah / madrasah menegaskan bahwa seorang pengawas harus memiliki 6 kompetensi, yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manejerial, kompetensi supervisi akademik,kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan pengembangan,juga kompetensi sosial. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pengawas dituntut keprofesinalannya untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kompetensinya, karena tugas pengawas sangat erat kaitannya dengan penjaminan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Pengawas satuan pendidikan diangkat dengan tugas melakukan pembinaan dan pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan yang menjadi binaannya.pengawasan satuan pendidikan meliputi pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Pengawasan akademik bertujuan membantu atau membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran agar memperoleh hasil belajar siswa yang optimal. Sedangkan pengawasan manajerial bertujuan membantu atau membina kepala sekolah / madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui optimalisasi kinerja sekolah / madrasah. Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pengawas diperlukan kemampuankemampuan dasar yan dipersyratkan sebagai pengawas profesional.oleh sebab itu, kompetensi pengawas sekolah/ madrasah perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara berkelanjutan. Tanpa memiliki kompetensi profesinal dalam kepengawasan, para pengawas akan sulit meningkatkan kinerjanya,

sehingga langsung maupun tidak langsung tidak akan berdampak terhadap mutu kinerja sekolah /madrasah yang dibinanya. Untuk terus mengembangkan profesionalismenya dan meningkatkan kinerjanya mereka sangat berpengaruh pada peningkatan mutu pendidikan. Bagi kepala sekolah / madrasah pengawas adalah mitra tempat berbagi dan berkonsultasi, tempat meminta saran,pendapat dalam pengelolaan sekolah/ madrasah. Sementara bagi guru pengawas adalah mitranya guru,inovator, konselor,dan motivator, memecahkan problema dalam meningkatkan pembelajaran.dalam melakukan pembinaan pengawas dengan guru tidak lagi seperti atasan dan bawahan,yang hanya memberi perintah tanpa memberi petunjuk dan arahan dalam pembelajaran, yang bersifat membimbing,membina dan memperdayakan. Untuk dapat memberdayakan semua unsur yang ada di sekolah/ madrasah, seorang pengawas tentu harus memberdayakan dirinya sendiri terlebih dahulu, hal ini merupakan modal dalam upaya pemberdayaan yang efektif.pengawas perlu mengintropeksi diri, apakah dirinya punya pengetahuan lebih dari guru, apakah dirinya telah dapat memenuhi,menjalankan tugas pokoknya sebagai seorang pengawas, apakah dirinya telah dapat memenuhi harapan- harapan sekolah / madrasah. Apabila seorang pengawas tidak mampu mewujudkan hal di atas, maka ia telah melemahkan fungsinya sebagai supervisor. Oleh sebab itu pengawas harus meyakinkan dirinya bahwa ia memiliki pengetahuan yang lebih, sehingga dapat memberdayakan semua unsur yang ada di sekolah/madrasah, baik itu kepala sekolah/madrasah, guru,tata usaha dan komite sekolah/madrasah.hal ini akan menjadi perekat,dan terciptanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah/madrasah.sehingga seorang pengawas akan mudah menjlankan tugasnya, baik itu supervisi manajerial dan spervisi akademik. B. PEMBAHASAN 1.TUGAS POKOK PENGAWAS Berdasarkan Permenpan no 21 tahun 2010 tugas pokok pengawas adalah melaksanakan tugas Pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusuna program pengawasan, pelaksanaan pembinaan,pemantauan pelaksanaan 8 ( delapan ) standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan, dan pelatihan profesional guru,, evaluasi hasil pelaksanaan progr Permenagpan nomor 21 menjelaskan salah satu tugas pokok pengawas adalah : Penilaian,Pembmbingan, dan pelatihan profesional guru. Lebih rinci pada bab 3 pasal 7 kewajiban pengawas sekolah/ madrasah dalam melaksanakan tugas adalah : a. Menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dan membimbing, melatih profesonal guru. b. Meningkatkan dan mengembangkan kulifikasi akademik dan kompetensi secaraberkelanjutan sejalan dengan p erkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan Seni,

Di samping pengawasan akademik dan manajerial penyusunan program pengawasan menjadi tugas utama seorang pengawas. Pengawas sebelum tahun pelajaran telah menyiapkan dan menyusun program kepengawasan selama satu tahun hal ini bertujuan agar di dalam menjalankan tugasnya pegawas punya program yang jelas dan dapat menuntun kegiatan yang akan dilaksanakan. Program kepengawasan ini sangat menentukan keberhasilan seorang pengawas melaksanakan tugasnya di lapangan tanpa ada program yang jelas seorang pengawas tentu tidak punya arah yang jelas tentu tugas kepengawasan di laksanakan dengan meraba-raba atau apa yang teringat saja yang dikerjakan. Supervisi manajerial meliputi pembinaan dan pemantauan pelaksanaan manajemen sekolah/madrasah yang merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara pengawas dengan kepala sekolah/madrasah dan tenaga kependidikan lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah/madrasah binaan. Pelaksanaan pembinaan dengan menggunakan format dan intrumen. Kegiatan supervisi pemantauan meliputi pemantauan dan pembinaan pelaksanaan SNP. Supervisi akademik adalah kegiatan dalam rangka membina guru untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus,rpp,pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran,menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu tujuan umum pengembangan Bahan Belajar Mandiri untuk kompetensi supervisi akademik ini adalah : 1. Menerapkan teknik dan metode supervisi akademik di sekolah/ madrasah 2. Mengembangkan kemampuan dalam menilai 3. Membina guru untuk mempertinggi kualitas proses pembelajaran, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa. Kompetensi Supervisi Akademik Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 th 2007 tanggal 28 maret 2007, tentang Standar Pengawas sekolah/ madrasah. Untuk Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik dinyatakan bahwa pengawas harus memiliki Kompetensi sebagai berikut: 1. Memahami konsep, prinsip,teori dasar, karakteristik, dan kecendrungan perkembangan tiap bidang pengembangan 2..Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecendrungan perkembangan proses pembelajaran / bimbingan tiap bidang pengembangan. 3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta prisip-prinsip engembangan kurikulum 4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi / metode / teknik pembelajaran / pembimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di satuan pendidikan atau mata pelajaran.

5. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Untuk tiap bidang pengembangan di satuan pendidikan atau mata pelajaran. 6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran / bimbingan ( di kelas, labor dan atau di lapangan ) untuk mengebangkan potensi siswa pada tiap Bidang pengembangan di satuan pendidikan atau mata pelajaran. 7. Membing guru dalam mengelola, merawat, mengebangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran / bimbingan tiap bidang pengembangan di satuan pendidikan atau mata pelajaran. 8. Memotivasi guru untuk memamfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran / Bimbingan tiap bidang pengembangan di satuan pendidikan atau mata pelajaran. Berdasarkan poin-poin di atas seorang pengawas itu dituntut agar benar-benar mengembangkan profesionalanya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/ madrasah. Pada permenpan no 21 tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah/madrasah dikatakan bahwa pengembangan profesi adalah kegiatan yang dirancang dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sikap dan keterampilan untuk peningkatan profesinalisme maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermamfaat bagi sekolah/madrasah. Kegiatan pengembagan profsi wajib dilakukan oleh semua pengawas sekolah/ madrasah. Mereka yang tidak mampu mengumpulkan angka kredit dalam waktu yang telah ditentukan, dapat diartikan bahwa ia tidak mampu dalam mengembangkan profesinya. AKIBATNYA, kelayakan mereka sebagai pejabat fungsional pengawas sekolah/madrasah disangsikan adanya, berdasarkan pasal 34 kepada yang bersangkutan dikenai sangsi pembebasan sementara dari jabatannya.apabila ditahun keenam yang bersangkutan belum juga memenuhi angka kreditnya maka yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya. Untuk itu kepada para pengawas hendaklah waspada dan mempersiapkan diri sesuai dengan jabatan fungsional pengawas. Hal di atas menunjukkan bahwa membimbing dan melatih profesional guru serta melakukan kegiatan pengembangan profesi untuk diri mereka sendiri, merupakan tupoksi pengawas sekolah/ madrasah. Untuk itu, setiap kegiatan yang dilakukan berhak untuk dnilai angka kreditnya. Pada pasal 14 pemenagpan no 21 tahun 2010 kegiatan di atas diuraikan secara rinci, jenjang jabatan dan macam kegiatan membimbing dan melatih profesional guru 1.Pengawas Muda: melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesinal guru mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru 2. Pengawas madya :

melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesinal guru dan atau kepala Sekolah melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun Program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen. mengevaluasi hasi pembimbingan dan pelatihan profesinal guru dan atau kepala Sekolah membimbing pengawas muda dalam melaksanakan tugas pokok 3.Pengawas Utama menyusun progam pembimbingan dan pelatihan profesinal guru dan kepala Sekolah di KKG /MGMP atau sejenisnya. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesinal guru dan kepala sekolah melaksanakan pembimbingan dan pelatihan keala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesinal guru dan kepala Sekolah membimbing pengawas muda dan pengwas madya dalam melaksanakan Tugas pokok melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala dalam pelaksanaan penelitian tindakan. Kegiatan- kegiatan di atas wajib dilaksanakan oleh seorang pengawas secara terencana, terprogram dan punya bukti fisik, apabila tidak maka seorang pengawas itu akan Terancam Atau bebas dari jabatan kepengawasannya. KESIMPULAN 1. Berdasarkan peraturan menteri pendidikan no 2 th 2007 tentang standar pengawas Sekolah/ madrasah menegaskan bahwa seorang pengawas harus memiliki 6 kompetensi, kepribadian,supervisi manajerial,supervisi akademk,supervisi evaluasipendidikan,kompetensi penelitian dan pengembangan,dan kompetensi sosial. 2. Pengawasan akademik bertujuan membantu atau membina guru dalam meningkatkan suatu proses pembelajaran agar memperoleh hasil belajar siswa yang optimal. 3. Pengawasan manajerial meliputi pembinaan dan pemantauan pelaksanaan manajemen sekolah/madrasah. Mereka tidak mampu mengumpulkan angka kredit dalam waktu yang telah ditentukan, dapat diatikan bahwa ia tidak mampu dalam Mengembangkan profesinya.

Berdasarkan pasal 34 permenpan RB no 21 th 2010 Kepada yang bersangkutan dikenai sanksi pembebasan sementara dari jabatannya. DAFTAR BACAAN 1. Mendiknas, 2010. Pendidikan Karakter Kumpulan Pengalaman Inspiratif, Jakarta : Dirjen Manajemen Dikdasmen. 2. Purwanto Ngalim, 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya. 3. Saiful, Segala 2010, Supervisi Pembelajaran Bandung. Afata 4. Wina Sanjaya 2010, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Pendidikan, Jakarta : prenada.