PENDAHULUAN. Setelah membaca bab ini Anda diharapkan dapat : 1. Mengetahui karakteristik program pembelajaran anak usia dini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENGGUNAAN MEDIA PETA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KTSP TK Dra. Masitoh, M.Pd

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

I. PENDAHULUAN. juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN TEMATIK?

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tira Nur Indah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TUNTAS. (Mastery Learning)

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendatangkan

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

PENDAHULUAN 1 Tujuan Setelah membaca bab ini Anda diharapkan dapat : 1. Mengetahui karakteristik program pembelajaran anak usia dini 2. Memahami kedudukan sumber belajar dalam pembelajaran anak usia dini Latar Belakang P rogram pendidikan/pembelajaran anak usia dini direncanakan, dikembangkan, dikelola dan dievaluasi dengan model dan pendekatan yang sangat khusus disesuaikan dengan karakteristik subjek didiknya dalam hal ini anak. Para ahli banyak mengemukakan pendapatnya bahwa sesuai dengan karakteristik anak yang unik, maka program pembelajaran yang digunakannya pun harus dirancang secara khusus. Program pembelajaran anak yang dirancang secara khusus ini tentunya membutuhkan pemahaman yang luas dan utuh dari para guru sehingga kesalahankesalahan yang sering terjadi misalnya guru menganggap bahwa program pembelajaran untuk siapa saja intinya sama tidak terjadi lagi. Kegiatan merencanakan, mengembangkan, mengelola dan menilai kegiatan pembelajaran anak usia dini memiliki beberapa prinsip yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan 1

program-program yang dikembangkan pada jenjang persekolahan seperti Sekolah Dasar (SD) dan seterusnya. Hal lain yang juga menjadi bagian penting dalam mendukung dapat diterapkannya program pembelajaran anak yang bersifat khusus adalah tersedianya berbagai fasilitas pendukung sehingga hal-hal yang merupakan tuntutan program dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Penerapan program pendidikan/pembelajaran yang bersifat khusus pada anak, akan berpengaruh pula terhadap tuntutan pemahaman guru untuk melihat proses pendidikan/pembelajaran pada anak sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari berbagai unsur yang saling terkait. Memahami proses pendidikan/pembelajaran anak sebagai sebuah sistem merupakan kerangka berfikir yang menyeluruh sehingga guru akan dapat melihat secara lebih luas bagaimana dan faktor-faktor apa saja yang berperan dalam mekanisme pembelajaran anak usia dini. 1. Karakteristik Program Pembelajaran Anak Usia Dini Program pembelajaran untuk anak merupakan salah satu unsur atau komponen dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Keberadaan program ini sangat penting sebab melalui program inilah semua rencana, pelaksanaan, pengembangan, penilaian dikendalikan. Program pembelajaran merupakan rencana pembelajaran yang disediakan untuk memfasilitas proses belajar anak. Dengan program ini anak melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku anak, 2

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan kata lain, lembaga pendidikikan anak usia dini menyediakan lingkungan yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya sebuah program pembelajaran harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Program pembelajaran anak usia dini secara luas meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yang menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh anak direncanakan dalam suatu program pembelajaran. Secara formal lajimnya program-program pendidikan prasekolah itu ditampilkan dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis lain seperti kurikulum, garis-garis besar program pembelajaran, dan/ atau bentuk-bentuk dokumen tertulis sejenis lainnya. Pedoman-pedoman tersebut penting sebagai bahan rujukan dalam merancang dan merencanakan kegiatan sehari-hari. Seorang ahli pendidikan anak, Brenner (1990) mengatakan bahwa sebenarnya program pendidikan prasekolah itu ditunjukkan dalam alat-alat perlengkapan dan permainan yang tersedia. Maksudnya adalah bahwa pembelajaran anak usia dini memiliki kekhasan dengan digunakannya berbagai alat-alat, perlengkapan, maupun permainan yang secara khusus dirancang sesuai dengan ciri khas anak. Coba kita perhatikan apabila kita mengunjungi lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Kita akan banyak menemukan berbagai alat permainan yang dirancang untuk pengembangan berbagai aspek perkembangan anak baik yang digunakan di dalam ruang kelas maupun yang digunakan di luar kelas. Alat permainan di dalam kelas sangat banyak seperti berbagai macam puzzle (kepingan gambar), boneka tangan, 3

boneka jari, papan raba dan masih banyak lagi. Umumnya alat permainan tersebut ukurannya kecil dan dapat dimainkan oleh anak baik secara individu maupun berkelompok. Selain alat permainan di dalam kelas, ada juga alat permainan di luar kelas. Alat permainan ini umumnya berukuran sangat besar dan berat, misalnya ada papan titian, papan peluncur, tangga pelangi dan lain-lainnya. Kedua jenis alat permainan ini menjadi kekhasan dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini. Gambar 1 : Alat Permainan yang ada di luar kelas Selain alat perlengkapan, yang menjadi kekhasan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini adalah pelakukan guru terhadap anak. Jika kita amati secara seksama perlakuan guru anak usia dini terhadap anak, kita akan melihat perbedaan yang sangat mendasar dibandingkan dengan guru-guru pada jenjang pendidikan sekolah seperti SD. Guru di lembaga pendidikan anak usia dini menyelenggarakan 4

pendidikan dalam suasana yang tidak terlalu formal namun dilakukan dalam suasana yang penuh dengan nuansa bermain. Hal tersebut didasarkan pada prinsip penyelenggaraan anak yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Prinsip pembelajaran anak tersebut menunjukkan bahwa kegiatan bermain adalah inti dari kegiatan anak. Bermain adalah dunia yang sangat berkesan untuk anak. Melalui bermain itulah anak menunjukkan berbagai potensi, kemampuan, dan bakat-bakatnya sehingga dapat berkembangan dengan lebih baik. Sementara ini memang kita mengakui masih sangat banyak orang tua yang beranggapan bahwa bermain hanya menghambur-hamburkan waktu. Padahal sebenarnya kegiatan bermain yang dilakukan anak pada hakekatnya adalah belajar. Karakteristik belajar pada anak berbeda dengan karakteristik belajar untuk orang dewasa. Oleh karena itu perlakuan dan pelayanan yang diberikan guru juga akan sangat berbeda. Hal yang lainnya yang menunjukkan kekhususan dalam pembelajaran anak adalah bentuk desain ruang kelas yang terkesan ramai, warna-warni, banyak gambar. Keadaan tersebut tidak semata-mata hanya untuk membedakan dengan bentuk desain ruang pada pendidikan yang lainnya misalnya SD, tetapi sebagai upaya memberikan berbagai pengalaman belajar kepada anak sekaligus menciptakan iklim yang menyenangkan untuk anak. Dengan demikian diharapkan anak akan lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan belajarnya. Apabila anak sudah termotivasi dalam kegiatan belajarnya, apapun pesan atau informasi pembelajaran yang harus diperolehnya akan diterimanya dengan mudah. Kekhasan yang lainnya adalah bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk 5

anak misalnya bangunannya sering dihiasi dengan gambar-gambar yang menunjukkan nuansa kehidupan anak. Penggambaran seperti itu bukan tanpa alasan tapi upaya untuk membuat anak lebih sedang berada di lingkungan tempat belajarnya. Diharapkan melalui alat perlengkapan yang tersedia, perlakuan guru dan bentuk desain kelas yang khusus itulah sebenarnya aktivitas anak akan terangsang sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Pengembangan program pendidikan pendidikan anak usia dini seyogyanya didasarkan pada berbagai sumber, yakni karakteristik anak didik, perkembangan ilmu pengetahuan, serta nilai-nilai dan harapan-harapan yang berkembang pada masyarakat. Dengan dipertimbangkannya faktor-faktor tersebut, program pendidikan yang disediakan akan dapat mengarahkan anak ke pencapaian tujuan yang dikehendaki dengan tetap tersajikan dalam cara-cara yang sesuai dengan tuntutan kondisi anak dan perkembangan ilmu pengetahuan. Hal yang terutama membedakan karaktersitik program pendidikan prasekolah dari program-program pendidikan sesudahnya adalah tuntutan tingkat perkembangan anak dan cara belajarnya. Tingkat perkembangan dan cara belajar anak membawa konsekuensi langsung terhadap sifat dan isi program pendidikan anak usia dini, termasuk juga cara penyampaiannya. Sesuai dengan karakteristik dan cara belajar anak, program pendidikan anak usia dini itu tampak tidak terstruktur, bersifat informal, dan bahkan mungkin terkesan seolah-olah tidak terencana. Sebagai contoh dalam pembelajaran anak usia dini guru sering membuat keputusan untuk mengubah bentuk kegiatan belajar di kelas meskipun dalam perencanaannya sudah dibuat sedemikain rupa. Hal tersebut 6

dilakukan mengingat anak-anak merasa kurang tertarik dan tidak termotivasi dengan bentuk kegiatan yang dilakukan guru. Perubahan keputusan seperti ini bukan hal yang tidak lazim untuk dilakukan oleh guru tapi justeru sebagai upaya untuk tetap menjaga kondisi belajar anak sehingga tetap terkendali dan efektif. Meskipun tampak seperti itu, sebenarnya program pendidikan anak usia dini harus dirancang dan direncanakan secara matang. Artinya, program tersebut dipersiapkan dengan memperhatikan sejumlah prinsip yang diterjemahkan dari landasan filosofis yang dianut dan konsepkonsep teori yang dirujuk. Tidaklah benar kalau program-program kegiatan anak dan perlengkapan belajar yang ada itu sekedar disediakan tanpa dasar dan alasan yang masuk akal dan bermanfaat. Setiap aspek kegiatan dan perlengkapan kelas yang disediakan harus memiliki keterkaiatan manfaat dengan pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang telah dirumuskan. Model pembelajaran yang dikehendaki untuk anak adalah model yang bersifat terintegrasi, yakni suatu program pembelajaran yang dapat menyajikan suatu aktivitas belajar anak secara terpadu. Kegiatan pembelajaran anak tidak dipilah-pilah kedalam bentuk mata-mata pelajaran, melainkan disajikan secara terintegrasi dalam satu aktivitas yang dilakukan oleh anak. Materi pembelajaran pada pendidikan anak usia dini biasanya disajikan dalam bentuk pembelajaran berdasarkan tema atau tema belajar. Melalui tema dalam program terpadu akan memudahkan anak membangun konsep tentang benda atau peristiwa yang ada di lingkungannya. Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran tema adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang anak 7

dan lingkungannya. Tema yang disajikan kepada anak harus dimulai dari hal-hal yang telah dikenal anak menuju yang lebih jauh; dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Dalam mengembangkan suatu tema, guru-guru dapat memilih topik yang mereka pandang relevan dengan minat anak, serta mengembangkan pembelajaran sekitar ide-ide pokok yang dipilih tersebut. Pengorganisasian program pembelajaran seperti ini sangat penting untuk membuat proses pembelajaran dapat dilakukan secara tidak terstruktur dan dapat diimplementasikan dalam wujud kegiatan yang dilakukan oleh anak. Ciri lain dari program pendidikan prasekolah adalah bersifat emergent, Artinya, apa yang terjadi secara kontekstual di sekolah itu betul-betul diperhatikan sebagai bahan pembelajaran. Penampilan guru tidak bersifat kaku dengan perencanaan yang telah dibuatnya di rumah. Sebaliknya, perencanaan yang dibuat hendaknya sudah memperhitungkan hal-hal yang mungkin terjadi secara spontan di sekolah. Program pendidikan anak usia dini juga hendaknya responsif terhadap perbedaan anak baik dalan hal kecakapan, minat, maupun gaya belajar. Ini berarti pengalaman belajar yang kaya dan variatif sehingga memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar sesuai dengan karakterstik dan kebutuhannya masing-masing. Anak yang cerdas mendapat kesempatan untuk belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya, begitupun anak yang lamban mendapat perlakuan yang sesuai pula. Selain itu, adanya berbagai pilihan bagi anak juga memungkinkan program yang kita sajikan dapat memenuhi unsur perbedaan individual anak. Lembaga pendidikan yang memiliki progaram akan lebih terorganisir, terencana dan terarah dalam melaksanakan program pendidikannnya sebagaimana 8

dikemukakan Taba dan Oliva (1992), A curriculum is a plan for learning. Sebagai rencana, kurikulum menyediakan sejumlah pengalaman yang memungkinkan anak dapat melakukan kegiatan belajar. Program tersebut harus benar-benar memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Bredekamp (1993) mengemukakan, Bukan anak yang harus disesuaikan dengan program, tetapi program yang harus disesuaikan dengan anak. Program pembelajaran untuk anak usia dini harus direncanakan untuk membantu anak mengembangkan potensinya secara utuh. Program pembelajaran harus dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan anak, memberikan kesempatan untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan intelektual atau kognitif, emosi dan fisik anak, memberikan dorongan, serta mengembangkan hubungan sosial yang sehat. 2. Kedudukan Sumber Belajar untuk Perkembangan Anak Usia Dini Proses pembelajaran anak merupakan suatu sistem yang didalamnya terdiri dari beberapa aspek, komponen, atau unsur. Keseluruhan aspek/komponen tersebut pada hakikatnya saling berkaitan dalam suatu sistem pembelajaran yang menyeluruh, bahkan merupakan suatu keterpaduan secara utuh. Berikut ini adalah suatu model pendekatan sistem proses pembelajaran: 9

Umpan balik Masukan pendukung Evaluasi Manusia : Guru Staf Kepegawaian Metode Kurikulum Metode Mengajar Media Materi : Prasarana Sarana Biaya Calon Peserta Didik Masukan Bimbingan Pembelajaran PROSES PEMBELAJARAN Lulusan Keluaran Masukan lingkungan Masyarakat Sosial Budaya Secara sederhana keseluruhan sistem pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut : Pembelajaran yang terjadi pada anak yang secara nyata merupakan tindak bimbingan dan tindak pembelajaran, tidak terlepas dari unsur atau komponenkomponen yang lainnya. Dua komponen umum yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran anak tersebut adalah komponen masukan pendukung dan komponen masukan lingkungan. 10

Komponen masukan pendukung terdiri dari guru, staf kepegawaian, program kegiatan belajar/kurikulum, metode mengajar, media atau sumber belajar, saranaprasarana, dan biaya. Komponen-komponen tersebut sangat penting dan berperan dalam menunjang proses pembelajaran yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Guru merupakan tulang punggung dalam pelaksanaan dan penerapan berbagai program pembelajaran anak di lembaga pendidikan anak usia dini. Gurulah yang mengelola program pembelajaran anak dan mengembangkannya sehingga dapat memfasilitasi pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Dalam pelaksanaannya guru juga didukung oleh staf kepegawaian khususnya dalam penanganan hal-hal yang bersifat administratif. Masukan pendukung lain yang memegang peranan yang sangat penting adalah kurikulum atau program pembelajaran anak. Program pembelajaran atau kurikulum merupakan acuan bagi guru dalam melakukan berbagai tindak pembelajarannya. Di dalam kurikulum/program pembelajaran sudah tertera secara jelas mengenai aspekaspek perkembangan anak yang harus dikembangkan dilengkapi dengan berbagai cara untuk mencapainya secara efektif. Sumber pengalaman belajar bagi anak itu tidak hanya guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Media pembelajaran merupakan sumber belajar lain yang memiliki peran dan manfaat yang penting dalam mendukung proses pembelajaran anak. Bahkan ada pendapat seorang ahli pendidikan anak yang mengatak bahwa yang membedakan antara bentuk pendidikan/pembelajaran anak dengan orang dewasa adalah media pendidikannya. Secara khusus dalam pembelajaran anak dikenal dengan 11

istilah alat permainan. Melalui alat-alat permainan inilah anak-anak mencoba menggali dan mengembangkan berbagai pengalamanannya secara luas. Selain itu, komponen atau unsur penting lain dalam penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran anak adalah sarana-prasarana dan biaya. Sarana dan prasarana ini menyangkut bangunan atau fasilitas sekolah. Bangunan dan fasilitas sekolah sangat penting dalam ikut membantu terselenggaranya proses pendidikan/pembelajaran yang nyaman untuk anak-anak. Jika kondisi lembaga pendidikan tersebut bersih, tertata dengan baik tentunya akan sangat mendukung kegiatan belajar yang dilakukan anak. Anak akan senantiasa termotivasi dan senang tinggal dan belajar di lembaga pendidikannya. Lain halnya dengan tempat belajar anak yang tidak tertata, kotor, dan kumuh. Biaya penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran yang memadai akan sangat memungkinkan lembaga pendidikan dapat mengelola kegiatan pendidikannya secara baik pula. Penggunaan biaya tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan lembaga pendidikan itu. Untuk dapat memberikan layanan pendidikan/pembelajaran terbaik setiap lembaga pendidikan harus mampu menentukan sumber-sumber dana pendidikan yang dapat digali dan menentukan alokasi pemanfaatannya secara terencana. Komponen penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran yang lain yang sangat penting diperhatikan adalah komponen masukan lingkungan. Maksudnya adalah bahwa lingkungan sekitar lembaga pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran yang dilakukan. Sebagai contoh lembaga pendidikan yang didirikan di dekat sebuah pasar akan berbeda dengan lingkungan 12

pendidikan yang direncanakan secara khusus untuk tidak terlalu berdekatan dengan tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, pabrik dan lain-lain. Lingkungan sekitar lembaga pendidikan harus diupayakan mendukung program yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan bukan masalah sebaliknya. Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas mengenai kedudukan sumber belajar dalam pendidikan anak usia dini, kita melihat bahwa sumber belajar merupakan bagian penting dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang tidak terpisah dari komponen-komponen yang lainnya. Dengan demikian keberadaan sumber belajar dalam sistem pendidikan/pembelajaran secara umum memberikan sumbangan yang sangat penting sehingga penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat terselenggara dengan baik, lancar dan efektif. Tugas : 1. Uraikan bagaimanakah karakteritik program pembelajaran anak usia dini? 2. Mengapa guru harus mengetahui perbedaan karakteristik program pembelajaran anak usia dini secara utuh? 3. Jelaskan bagaimanakah kedudukan sumber belajar dalam pembelajaran anak usia dini? 13