BAB 1 PENDAHULUAN. didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Ditanggung Pemerintah. BPPN. TVRI. PT. KAI

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1 Di Indonesia sendiri dengan penduduk. yang dapat digunakan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi islam bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980 an, diskusi mengenai Bank Syariah sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Oleh sebab itu, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menurun, tapi jika dilihat dari total asset mengalami kenaikan yaitu mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0

Perkembangan Penerbitan Sukuk dan Sukuk Korporasi Outstanding per 31 Oktober ,0 7,26

BAB I PENDAHULUAN. atau gulung tikar, sehingga mengakibatkan meningkatnya tingkat

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didirikan pada tahun 1963 di Mesir, dengan namamitghamr Bank. Lembaga

I. PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

Sukuk 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H. Perkembangan Sukuk Korporasi. Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dari tahun ke tahun dirasa semakain pesat, diawali berdirinya Bank Muamalat pada tahun 1991 yang didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dariikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim, hingga dikeluarkannya undang-undang no 10 tahun 1998 tentang perbankan. Isi dari undang-undang tersebut yang menyangkut tentang prinsip syariah ditulis dalam beberapa poin yaitu pada poin ketiga yang berisi Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran, lalu poin keempat berisi Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran, poin kedua belas Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil, dan yang terakhir pada poin ketiga belas Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan 1

2 kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarahwaiqtina). Pada tahun 2012 tepatnya bulan Oktober dari data yang dikeluarkan Bank Indonesia mengenai jumlah perbankan syariah yang tersebar di berbagai kota dari Bank umum syariah, Unit usaha syariah,hingga Bank pembiayaan rakyat Syariah yaitu berjumlah dua ribu lima ratus tujuh puluh empat (2.574). Sejak awal perkembangan perbankan syariah di Indonesia, dari sisi pembiayaan, akad murabahah lebih mendominasi pembiayaan tersebut. Semestinya, pembiayaan dengan akad mudharabah dan akad musyarakah harus lebih banyak, karena pada akad inilah karakteristik dasar perbankan syariah terbentuk. Kedua akad tersebut merupakan akad dengan sistem bagi hasil. Perbankan syariah dengan sistem bagi hasil inilah yang menjadi pembeda dengan bank konvensional, akan tetapi pembiayaan bagi hasil pada bank syariah yang seharusnya menjadi khas malah kalah oleh pembiayaan jual beli (murabahah). Data penyaluran dana bank umum syariah dan unit usaha syariah berdasarkan pada data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia disajikan sebagai berikut:

3 Tabel 1.1 Penyaluran Dana Bank umum syariah dan Unit umum syariah (dalam triliun rupiah) Penyaluran Dana Okt-10 Okt-11 Growth Nominal Share(%) Nominal Share(%) Nominal Share(%) Total Penyaluran 83,81 100 122,73 100 38,92 46,43 Dana Pembiayaan 62,99 75,16 96,62 78,72 33,62 53,58 Piutang Murabahah 34,83 41,56 52,06 42,42 17,23 49,46 Piutang Qardh 3,29 3,93 13,02 10,61 9,72 295,17 Mudharabah 8,41 10,04 10,14 8,26 1,73 20,54 Musyarakah 13,42 16,01 17,73 14,45 4,31 32,11 Lainnya 3,04 3,62 3,67 2,99 0,64 20,92 Antar bank 3,64 4,34 3,66 2,98 0,02 0,49 Penempatan di BI 11,19 13,35 16,21 13,21 5,02 44,89 Surat berharga 5,67 6,76 5,94 4,84 0,27 4,78 Penyertaan 0,09 0,10 0,05 0,04 (0,04) (46,59) Tagihan lainnya 0,24 0,28 0,26 0,21 0,02 9,32 Sumber data: Outlook perbankan syariah 2012 (tambah outlook perbankan 2013) 3

4 Berdasarkan data Outlook perbankan syariah tahun 2012 jumlah seluruh pembiayaan tahun 2010 hingga bulan Oktober sebesar 62,99 triliun rupiah, yang terdiri atas pembiayaan murabahah sebesar 34,83 triliun rupiah, pembiayaan Qardh sebesar 3,29 triliun rupiah, pembiayaan mudharabah sebesar 8,41 triliun rupiah, pembiayaan musyarakah sebesar 13,42 triliun rupiah, pembiayaan lainya sebesar 3,04 triliun rupiah. Pada tahun 2011 hingga bulan Oktober total pembiayaan adalah 96,62 triliun rupiah. Total pembiayaan tersebut terdiri atas pembiayaan murabahah sebesar 52,06 triliun rupiah, pembiayaan qardh sebesar 13,02 triliun rupiah, pembiayaan mudharabah sebesar 10,14 triliun rupiah, pembiayaan musyarakah sebesar 17,73 triliun rupiah, pembiayaan lainnya sebesar 3,67 triliun rupiah. Data komposisi pembiayaan bank umum syariah dan unit usaha syariah berdasarkan data statistik perbankan syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:

5 Tabel 1.2 Komposisi Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Akad 2010 2011 2012 Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Mudharabah Musyarakah Murabahah 8,631 10,150 10,203 10,229 10,133 10,122 10,039 10,349 10,482 10,904 11,023 11,180 11,359 11,438 14,624 17,769 18,209 18,960 18,759 19,225 19,503 20,396 21,275 22,298 22,322 23,051 24,481 25,207 37,508 52,148 53,993 56,365 56,473 58,326 59,165 61,895 64,544 67,752 70,730 73,826 77,153 80,953 (dalam miliar rupiah) Sumber data: Statistik Perbankan Syariah 2012 5

6 Berdasarkan data perbankan syariah 2012 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk tahun 2012, tepatnya menggunakan perbandingan antara bulan Oktober 2011 dan Oktober 2012, dimana pada Oktober 2011 tercatat pembiayaan jual beli dengan akad murabahah sebesar 52.148 (miliar rupiah) sedangkan pada akad mudharabah dan musyarakah masing-masing menunjukan angka 10.150 dan 17.769 (miliar rupiah), sedangkan pada Oktober 2012 pembiayaan jual beli dengan akad murabahah menunjukan angka 80.953 (miliar rupiah), meningkat dibandingkan Oktober 2011. Pada pembiayaan dengan akad mudharabah dan musyarakah menunjukan angka masing-masing 11.438 dan 25.207 (miliar rupiah) meningkat dibanding Oktober tahun 2011. Data-data yang diperoleh dari Outlook perbankan syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2012, pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah merupakan beberapa jenis pembiayaan yang diminati oleh masyarakat pengguna jasa bank syariah. Pada hakikatnya seperti kita ketahui bahwa selain menyalurkan dana bank syariah juga berfungsi menghimpun dana dari masyarakat,selain itu menurut undang-undang no.10 tahun 1998 poin ketiga menyatakan bahwa Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Fungsi tersebut menghadapkan bank syariah pada resiko likuiditas, yaitu kemungkinan terjadi penarikan dana oleh pemiliknya, sementara pendapatan yang diharapkan dari penempatan dana yang dilakukan antara lain dalam bentuk pembiayaan belum masuk ke kas bank, karena pembiayaan murabahah,

7 pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah merupakan beberapa jenis pembiayaan terbesar pada bank syariah, maka kontribusinya terhadap keuangan bank syariah sangat diharapkan, salah satunya adalah terhadap likuiditas bank syariah. Berawal dari fenomena di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menarik permasalahan dari kasus yang sedang terjadi dan menjadi polemik di dunia perbankan syariah sampai saat ini, yaitu besarnya tingkat pembiayaan murabahah, mudharabah, musyarakah dapat menimbulkan ancaman dari segi likuiditas perbankan syariah tersebut. Hal itu dikarenakan apabila dana yang dipakai untuk melakukan pembiayaan belum dilunasi sedangkan pemilik dana pihak ketiga sudah ingin mengambil dananya yang telah jatuh tempo dari bank tersebut, maka bank tersebut akan dinilai bermasalah dalam likuiditasnya. Hal ini dilakukan guna memberikan pengetahuan kepada para praktisi-praktisi perbankan syariah yang sedang menjamur di negara Indonesia sepuluh tahun terakhir ini. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Likuiditas Bank Syariah di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, dengan demikian maka yang menjadi rumusan masalah adalah Apakah pengaruh pembiayaan syariah terhadap likuiditas perbankan syariah di Indonesia?

8 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, dengan judul Pengaruh Pembiayaan Syariah terhadap Likuiditas Bank Syariah di Indonesia memiliki tujuan, yaitu untuk mengetahui secara teori maupun praktik tentang pengaruh pembiayaan syariahterhadap likuiditas perbankan syariah di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ditulis sebelumnya, terdapat manfaat penelitian yang dapat diambil, diantaranya: 1. Perbankan syariah di Indonesia Dapat menjadi referensi yang tepat dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah khususnya untuk produk pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, dan pembiayaan musyarakah karena produk pembiayaan tersebut paling diminati oleh masyarakat di luar sana sehingga tidak akan menganggu stabilitas likuiditas yang ada dalam bank syariah tersebut. 2. Peneliti selanjutnya Dapat menjadi tolak ukur sejauh mana penelitian saat ini dilakukan, sehingga nantinya akan lebih disempurnakan lagi, khususnya tentang pengaruh pembiayaan syariah terhadap likuiditas perbankan syariah.

9 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang dari penelitian ini, kemudian rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian ini, dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, serta sistematika dalam penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang penelitian sebelumnya atau terdahulu, kemudian landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini, kerangka pikir, dan hipotesis dari penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang rancangan dari penelitian ini, batasan-batasan penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisioperasional dan pengukuran variabel, serta teknis analisis dari penelitian ini BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai gambaran subyek penelitian dimana menjelaskan garis besar tentang populasi dari penilitian serta aspek-aspek dari sampel yang nantinya akan dianalisis. Disamping itu pada bab ini menjelaskan mengenai analisis data seperti analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan pembahasan.

10 BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang berisikan jawaban atas rumusan masalah, keterbatasan penelitian, dan saran yang merupakan implikasi penelitian baik bagi pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan utamanya untuk peneliti selanjutnya..