Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh terhadap Performa Produksi

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL PENGARUH PEMBERIAN MIKROKAPSUL MINYAK IKAN DALAM RANSUM PUYUH TERHADAP PERFORMA PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR. Oleh : SESTILAWARTI

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS AWAL PENELURAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Ade Trisna*), Nuraini**)

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

Penggunaan Ampas Sagu Ampas Tahu Fermentasi dengan Monascus purpureus dalam Ransum Terhadap Performa Puyuh Petelur

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

Yosi Fenita, Irma Badarina, Basyarudin Zain, dan Teguh Rafian

Performa Produksi Telur Turunan Pertama (F1) Persilangan Ayam Arab dan Ayam Kampung yang Diberi Ransum dengan Level Protein Berbeda

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

Gambar 2. Denah Lokasi Pemeliharaan

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Suplementasi Tepung Jangkrik Sebagai Sumber Protein Pengaruhnya Terhadap Kinerja Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN DEDAK DAN AMPAS TAHU FERMENTASI DENGAN Monascus purpureus TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

PENGGUNAAN POLLARD DENGAN ASAM AMINO SINTESIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS FISIK TELUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

T. Widjastuti dan R. Kartasudjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung ABSTRAK. ); 85% ad libitum (R 4

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK LEMURU DAN MINYAK SAWIT DALAM RANSUM TERHADAP RASIO ASAM LEMAK OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM TELUR BURUNG PUYUH

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C PADA PAKAN NON KOMERSIAL TERHADAP EFISIENSI PAKAN PUYUH PETELUR

I. Mangisah, I. Estiningdriati, dan S. Sumarsih Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 37 No. 1 : (Januari 2017) ISSN

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

KUALITAS KIMIA DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu

MATERI DAN METODE. Materi

PERFORMANS BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERIKAN TEPUNG KEONG SAWAH (Pila ampullacea) SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN DALAM RANSUM

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFFECT OF ADDITION OF DURIAN SEED MEAL IN FEED TO THE FEED CON- SUMPTION, HEN DAY PRODUCTION AND FEED CONVERSION ON QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

PENGARUH SUBTITUSI MINYAK SAWIT OLEH MINYAK IKAN LEMURU DAN SUPLEMENTASI VITAMIN E DALAM RANSUM AYAM BROILER TERHADAP PERFORMANS.

EFFECT OF ADDITION PROBIOTICS Lactobacillus sp. POWDER IN FEED ON THE LAYING HENS PERFORMANCES.

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

PERBEDAAN JUMLAH PEMBERIAN RANSUM HARIAN DAN LEVEL PROTEIN RANSUM TERHADAP PERFORMAN AYAM PETELUR UMUR MINGGU

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

Oleh : Gilang Nursandhi*), Achmad Marzuki**) dan Suratno***)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

PEMANFAATAN CASSAPRO (SINGKONG FERMENTASI) DALAM RANSUM AYAM KAMPUNG PERIODE STARTER

Transkripsi:

Jurnal Peternakan Indonesia, Februari 2013 Vol 15 (1) ISSN 1907-1760 Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh terhadap Performa Produksi The effect of feeding fish oil microcapsules in laying quails hens on quail performances Sestilawarti 1, Mirzah 2 dan Montesqrit 2 1 Fakultas Peternakan Universitas Jambi Jalan raya jambi Ma bulian KM 15 Mendalo Darat Jambi 2 Fakultas Peternakan Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis Padang email : sestilawarti@yahoo.com (Diterima: 23 November 2012; Disetujui: 29 Januari 2013) ABSTRACT An experiment was conducted to determine the effect of feeding fish oil microcapsule on quail performances. 200 quail layers were randomly allocated into 20 pens. A randomized completely design was used in this study with 0, 2%, 4% and 6% fish oil microcapsule in diet. Variable measured were feed consumption, egg production, egg weight, mass of egg and feed conversion. Data were analized by CRD and Duncan Multiple Range Test (DMRT). Results of the experiment indicated that the inclusion of fish oil microencapsule in laying quails diet did not affect the production performances (feed consumption, egg production, egg weight, mass of egg and feed conversion). Key words: fish oil microcapsule, performance of laying quail. PENDAHULUAN Puyuh adalah jenis unggas yang dimasukkan dalam aneka ternak. Puyuh sudah sejak lama dikenal masyarakat dan sepuluh tahun terakhir ini telah diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur. Puyuh mampu memproduksi telur mencapai 250-300 butir dalam setahun (Listiyowati dan Roospitasari, 2003). Berat telur puyuh sekitar 8% dari berat badan induk, hal ini berbeda dengan ayam dimana berat telurnya hanya 3% dari berat badan induknya. Ternak puyuh telah berkembang pesat di tengah-tengah dominasi ayam ras, walaupun tidak sebesar ayam petelur, namun ternak puyuh menjadi sumber penghidupan masyarakat. Puyuh telah menjadi alternatif bisnis yang menguntungkan, setidaknya sebagai usaha sambilan sekaligus memberi tambahan pendapatan bagi yang mengusahakannya. Usaha peternakan puyuh sangat tergantung pada pemeliharaan, kebersihan lingkungan dan pengendalian penyakit. Dalam pemeliharaan peternakan puyuh, selain makanan dan tata laksana, faktor bibit merupakan hal yang penting untuk mendapatkan performa produksi yang maksimal, puncak produksi dapat mencapai 80% dari jumlah ternak puyuh. Pemberian pakan pada ternak puyuh yang dilakukan secara tidak terbatas (ad libitum) akan menyebabkan konsumsi pakan berlebih, dan mengakibatkan kelebihan energi yang akan dikonversikan menjadi timbunan lemak dalam tubuh. Bahan penyusun ransum puyuh umumnya adalah terdiri dari 70% bahan sumber energi dan 25% sumber protein. Bahan penyusun ransum puyuh terdiri dari jagung giling, dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak kelapa, MMI, batu kapur dan topmix. Suplementasi minyak dalam pakan unggas merupakan salah satu cara yang mudah untuk memenuhi kebutuhan energi dan asam lemak esensial ternak. Minyak hewani ikan lemuru, sering digunakan sebagai sumber energi pada pakan unggas, karena mengan- Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh... (Sestilawarti et al.) 69

dung asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan ternak unggas (Wahyu, 1988), di samping itu sebagai sumber asam lemak omega-3. Umumnya minyak ikan mengandung sekitar 25% asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tak jenuh. Asam lemak Omega-3 banyak dijumpai pada ikan laut, seperti lemuru, herring, makarel, salmon, tuna, dan anchovy. Minyak ikan lemuru kaya akan EPA yang jumlahnya dapat mencapai 7,1g/100g. Minyak lemuru (Sardinella longiceps) merupakan hasil samping industri pengalengan ikan lemuru yang cukup banyak dan pemanfaatannya belum optimal dan berpotensi sebagai sumber asam lemak omega-3 (Estiasih, 1996). Pemberian minyak ikan dalam bentuk langsung atau cair ke dalam ransum ternak unggas telah banyak dilakukan. Tujuan pemberian minyak ikan tersebut adalah sebagai sumber energi dalam penyusunan ransum dan juga untuk mendapatkan produk ternak yang tinggi kandungan asam lemak omega-3. Pemberian minyak ikan secara langsung ke dalam ransum membuat ransum menggumpal dan tidak homogen, di samping itu kesulitan dalam penanganan minyak ikan tersebut dalam hal pendistribusian maupun penyimpanan karena minyak ikan tersebut mudah teroksidasi. Minyak ikan merupakan sumber asam lemak ω-3 rantai panjang dan sangat rentan terhadap oksidasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemberian minyak ikan dalam bentuk mikrokapsul minyak ikan. Mikrokapsul minyak ikan diperoleh dengan cara memerangkap minyak ikan dengan bahan penyalut dan selanjutnya dikeringkan dengan pengering semprot, proses tersebut juga dengan mikroenkapsulasi. Sejauh ini pemberian ataupun pengunaan minyak ikan dalam bentuk mikrokapsul ke dalam ransum puyuh belum banyak diungkapkan, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian mikrokapsul minyak ikan tersebut dalam ransum burung puyuh terhadap performa produksi. METODE Penelitian ini menggunakan ternak puyuh fase layer berumur 5 minggu sebanyak 200 ekor. Ransum disusun dari bahan-bahan seperti jagung, dedak, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak kelapa, dan batu kapur. Ransum disusun dengan isoprotein (20%) dan isokalori (2800 kkal/kg) dan air minum diberikan secara ad libitum komposisi dan kandungan zat-zat makanan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Kandungan zat-zat makanan (%) dan energi metabolisme (kkal/kg) bahan penyusun ransum a BahanPakan PK Lemak SK Ca P ME* (Kkal/kg) Jagung 7,59 2,51 1,22 0,15 0,147 3300 Dedak 13,90 4,09 13,45 0,70 0,07 1630 Bukil kedelai 42,46 0,88 5,67 1,08 0,343 2240 Tepung ikan 50,14 3,42 5,69 5,59 0,62 2720** Minyak kelapa - 100 - - - 8600 Topmix - - - 5,38 1,44 - MMI b 31,50 26,62 5,48 3,89 1,23 3691 Batu kapur - - - 35,00 5,00 - Sumber : a = Hasil Analisis Laboratorium NNR Fakultas Peternakan Unand b = Montesqrit dan Adrizal (2009) * = ME berdasarkan Scoot et al., (1982) **= ME berdasarkan Lesson and Summers (2001) 70 Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh... (Sestilawarti et al.)

Tabel 2. Komposisi dan Kandungan Zat-zat Makanan (%), serta Energi Metabolisme (kkal/kg) Ransum Penelitian Bahan ransum Ransum Perlakuan (%) A B C D Jagung giling 57 58,5 58,5 57,5 Dedak halus 5,5 4,8 4,8 4,8 Bukil kedelai 12,3 11 10 10 T. Ikan 20,5 20 19 18 Minyak kelapa 1 0 0 0 MMI 0 2 4 6 Batu kapur 3,5 3,5 3,5 3,5 Topmix 0,2 0,2 0,2 0,2 Total 100 100 100 100 PK (%) 20,59 20,44 20,18 20,23 Lemak (%) 3,46 3,18 3,47 3,94 SK (%) 3,29 3,23 3,26 3,29 Ca (%) 2,64 2,67 2,68 2,70 P (%) 0,44 0,45 0,47 0,49 ME (Kkal/kg) 2889,77 2872,96 2897,18 2910,80 Keterangan :Dihitung berdasarkan Tabel 1. MMI= Mikrokapsul Minyak Ikan Mikrokapsul minyak ikan diperoleh dengan cara memerangkap minyak ikan dengan bahan penyalut berupa : tepung daging dan tulang serta bungkil kelapa kemudian dikeringkan dengan pengering semprot (Montesqrit dan Adrizal, 2009). Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap unit terdiri dari 10 ekor puyuh sebagai unit percobaan. Perlakuan adalah penggunaan mikrokapsul minyak ikan dalam ransum. Perlakuan tersebut adalah: RA = Ransum memakai 0% mikrokapsul minyak ikan; RB = Ransum memakai 2% mikrokapsul minyak ikan; RC = Ransum memakai 4% mikrokapsul minyak ikan; RD = Ransum memakai 6% mikrokapsul minyak ikan. Jika ada perbedaan antar perlakuan diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) (Steel and Torrie, 1980). Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1) Konsumsi ransum (gram/ekor/ hari) diukur dengan pemberian ransum yang ditimbang setiap hari kemudian dikurangi sisa ransum; 2). Produksi telur telur harian (Quail day)(%) dihitung dengan membagi jumlah telur pada hari yang bersangkutan dengan jumlah puyuh yang hidup pada hari yang sama dikali 100%; 3). Berat telur (gram/butir) diperoleh dengan menimbang telur setiap harinya dan dirata-ratakan sampai selesai penelitian; 4) Massa telur (gram/ekor/hari) dihitung dengan persentase produksi telur harian (Quail day) selama satu bulan dikalikan dengan berat telur rata-rata (gram/butir/hari) yang dihasilkan dalam bulan tersebut; dan 5) Konversi ransum dihitung dengan membandingkan jumlah makanan yang dikonsumsi dengan produksi (massa telur) selama penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh pemberian mikrokapsul minyak ikan (MMI) dalam ransum puyuh terhadap konsumsi ransum, produksi telur, massa telur dan konversi ransum dapat dilihat pada Tabel 3. Konsumsi Ransum Konsumsi ransum puyuh selama penelitian berkisar dari 20,17 gram/hari sampai 20,75 gram/hari. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul minyak ikan (MMI) sampai taraf 6% memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh... (Sestilawarti et al.) 71

(P>0,05) terhadap konsumsi ransum puyuh petelur (Tabel 3). Hal ini disebabkan pemberian mikrokapsul minyak ikan (MMI) sampai taraf 6% dalam ransum tidak mempengaruhi palatabilitas ransum, sehingga konsumsi ransum tidak berbeda dengan ransum kontrol, hal ini disebabkan karena dengan proses mikroenkapsulasi dapat mengurangi bau amis sehingga tidak mempengaruhi palatabilitas dan juga karena ada tambahan bahan penyalut berupa tepung daging dan bungkil kelapa yang dapat meningkatkan palatabilitas. Hal lain yang menyebabkan konsumsi ransum tidak berbeda karena mikrokapsul minyak ikan yang ditambahkan stabil dan tidak tengik, sebab jika lemak atau minyak yang ditambahkan tengik akan menyebabkan palatabilitas ransum menurun sehingga konsumsi rannsum menurun. Anggorodi (1995) menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum adalah palatabilitas ransum. Pemberian mikrokapsul minyakikan pada ransum puyuh belumbanyak dilakukan. Oleh sebab itu perlu dibandingkan dengan penelitian pada puyuh dengan pemberian minyak ikan. Hasil penelitian Saerang (2003) menyatakan bahwa penggunaan minyak ikan lemuru dalam ransum puyuh tidak mempengaruhi konsumsi ransum bila dibandingkan dengan ransum kontrol. Sedangkan Suripta dan Astuti (2006) menyatakan bahwa penambahan minyak ikan dalam ransum puyuh sampai 4% menurunkan konsumsi ransum bila dibandingkan dengan kontrol. Rataan konsumsi ransum yang diperoleh pada penelitian masih dalam batas konsumsi standar. Djulardi (1995) menyatakan konsumsi ransum puyuh pada umur 42 hari sampai afkir sebesar 21 gr/ekor/hari. Produksi Telur Rataan produksi telur selama penelitian berkisar dari 52,23 sampai 55,79%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul minyak ikan sampai taraf 6% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi telur puyuh (Tabel 3). Hal ini disebabkan oleh kecukupan kandungan nutrisi antar perlakuan yang menyebabkan puyuh dapat berproduksi dengan baik, sehingga tidak mempengaruhi proses pembentukan telur dan produksi telur dapat berjalan dengan normal. Hal lain yang menyebabkan tidak terpengaruhnya produksi telur karena ransum yang digunakan antar perlakuan disusun secara isokalori dan isoprotein yang membedakannya hanya kadar lemak kasar. Tidak terpengaruhnya produksi telur akibat penambahan minyak ikan lemuru dalam ransum puyuh didukung oleh penelitian Zufrizal (2001); Saerang (2003); dan Suripta dan Astuti (2006). Produksi telur yang diperoleh dalam penelitian tidak jauh berbeda dengan yang didapatkan peneliti lain. Suripta dan Astuti (2006) pemberian minyak ikan dalam ransum puyuh menghasilkan produksi telur sebesar 54,89% dengan lama pemeliharaan selama 12 minggu. Berat Telur Rataan berat telur puyuh selama penelitian berkisar 8,26 sampai 8,47 gram. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul minyak ikan sampai taraf Tabel 3. Rataan performa produksi puyuh Perlakuan Ransum konsumsi ransum (gr/ekor/hari) Produksi telur (%) Performa Produksi Berat telur (gr/butir) Massa telur (gr/hari) Konversi Ransum A (0% MMI) 20,75±0,78 55,79±5,07 8,31±0,24 4,63±0,34 4,49±0,28 B (2% MMI) 20,61±1,13 52,23±2,03 8,47±0,13 4,42±0,18 4,73±0,73 C (4% MMI) 20,63±1,15 55,11±4,51 8,28±0,20 4,57±0,51 4,62±0,54 D (6% MMI) 20,17±0,51 55,39±3,11 8,26±0,17 4,67±0,23 4,74±0,64 Ket: analisis Ragam menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) 72 Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh... (Sestilawarti et al.)

6% dalam ransum puyuh memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap berat telur (Tabel 3). Hal ini disebabkan adanya keseimbangan zat makanan dalam ransum masingmasing perlakuan sehingga perlakuan ransum tidak mempengaruhi berat telur. Hal lain yang menyebabkan tidak terpengaruhnya berat telur akibat pemberian mikrokapsul minyak ikan (MMI) dalam ransum adalah karena penambahan mikrokapsul tersebut tidak mempengaruhi proses pembentukan telur akan tetapi mempengaruhi komposisi kandungan lemak dalam kuning telur. Penelitian sebelumnya yang menggunakan minyak ikan lemuru dalam ransum puyuh tidak nyata mempengaruhi berat telur (Zuprisal dkk, 2001; Suripta dan Astuti, 2006). Rataan berat telur pada penelitian ini berkisar 8,26 8,47 gr/butir. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Suripta dan Astuti (2006) berat telur puyuh sampai umur 12 minggu adalah 8,93 gr/butir. Rendahnya berat telur pada penelitian ini diduga disebabkan karena puyuh belum mencapai puncak produksi. Nugroho dan Mayun (1986) menyatakan bahwa telur puyuh saat permulaan bertelur berukuran kecil, ukuran telur membesar sesuai pertambahan umur sampai mencapai besar yang stabil. Massa Telur Rataan massa telur selama penelitian berkisar 4,42-4,67 gr/butir/hari. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul minyak ikan (MMI) sampai taraf 6% memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap massa telur puyuh petelur. Hal ini disebabkan oleh produksi telur, berat telur dan konsumsi ransum juga tidak dipengaruhi oleh pemberian mikrokapsul minyak ikan (MMI). Persentase produksi telur dan berat telur mempengaruhi produksi massa telur, sedangkan produksi massa telur dan konsumsi ransum mempengaruhi konversi ransum. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Muslim (2010) di mana massa telur puyuh sampai 8 minggu produksi adalah 4,39 g/ekor/hari. Konversi Ransum Rataan konversi ransum selama penelitian berkisar 4,49-4,74. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul minyak ikan (MMI) sampai taraf 6% dalam ransum puyuh tidak nyata meningkatkan konversi ransum (Tabel 3). Hal ini disebabkan oleh massa telur dan konsumsi ransum juga tidak dipengaruhi oleh pemberian mikrokapsul minyak ikan (MMI). Menurut Muslim (2010) konversi ransumpuyuh sebesar 4,96 selama 8 minggu penelitian. Zuprizal dkk. (2001) menyatakan bahwa pemberian minyak ikan lemuru pada ransum puyuh sampai taraf 8% tidak mempengaruhi konversi ransum. Menurut Suripta dan Astuti (2006) konversi ransum pada puyuh yang diberi minyak ikan lemuru adalah 3,19 dan Rospitasari (1995) menyatakan bahwa konversi ransum puyuh umur 16 minggu adalah 2,63-3,83. Tingginya konversi ransum pada penelitian ini disebabkan puyuh belum mencapai puncak produksi dan puyuh baru berumur 13 minggu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan mikrokapsul minyak ikan dalam ransum puyuh sampai taraf 6% tidak mempengaruhi performa produksi. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, H, R.1995. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta. Djulardi, A., Muis. H dan Latif. S. A. 2006. Ilmu Nutrisi Aneka Ternak dan Satwa Harapan. Andalas University Press. Padang. Estiasih, T. 1996. Mikroenkapsulasi Konsentrat Asam Lemak Omega-3 dari Limbah Cair Pengalengan Ikan Lemuru (Sardinella longiceps). Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh... (Sestilawarti et al.) 73

Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Leeson, S., and J. D. Summer. 2001. Nutrition of The Chicken, Fourth Ed. Departement University of Guelph Ontario, Canada. Listiyowati, E dan K. Roospitasari. 2003. Puyuh: Tatalaksana Secara Komersial. Cetakan ke 13. Penebar Swadaya. Jakarta. Montesqrit dan Adrizal. 2009. Optimasi Produksi Mikrokapsul Minyak Ikan Sebagai Feed Aditif untuk Menghasilkan Produk Unggas Kaya Asam Lemak ω-3 dan Kolesterol Kuning Telur. Laporan Penelitian Hibah Bersaing.Universitas Andalas. Padang. Muslim. 2010. Pemberian campuran dedak dan ampas tahu fermentasi Monascus purpureus terhadap performa dan kualitas telur burung puyuh. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas, Padang. NRC. 1997. Nutrient Requirement of Poultry. 7 th Ed. National Academy of Science. Washington DC. Nugroho, dan I.G.K.Mayun. 1986. Beternak Burung Puyuh. Penerbit Eka Offset. Semarang. Saerang, J.L.P. 2003. Efek pakan dengan penambahan berbagai minyak terhadap produksi dan kualitas telur. Program Pascasarjana IPB. Bogor. Scott, M. L.,M.C. Nesheim and R.J. Young. 1982. Nutrition of The Chicken Fourth Ed. Published by M. L. Scott and Associates, Ithaca, New York. Wahyu, J. 1988. Cara Pemberian dan Penyusunan Ransum Unggas. Cetakan ke-4. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Zuprizal, Cuk Tri Noviandi, Indratiningsih dan Sri Harimurti. 2002. Studi transfer omega-3 yang berasal dari limbah industri pengolahan ikan terhadap komposisi kimia telur berbagai jenis unggas. Karya Ilmiah Hasil Penelitian. Lembaga Penelitian UGM. Yogyakarta 74 Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh... (Sestilawarti et al.)