III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Prosedur

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

METODE. Materi. Alat. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

Liza Novitha Sari 1), Muhtarudin 2), Rudy Sutrisna 2) ABSTRACT

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengukuran VFA serta NH 3 dan analisis bahan pakan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang dengan 9 x 5 m, timbangan sapi, timbangan duduk, tali, skop, ember, cangkul, golok/arit, selang air. Alat yang digunakan untuk analisis VFA dan NH 3 cawan conway, tabung tempat rumen, buret untuk titrasi, alat destilasi uap, labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet, dan plastik. 2. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa 3 ekor sapi pedaging betina pascasapih dengan bobot sapi A 193 kg, sapi B 180 kg dan sapi C 280 kg. hijauan dan ransum perlakuan (R0, R1, dan R2) dengan penggunaan hidrolisat

tepung bulu ayam dan mineral makro (Ca dan Mg) dan mikro (Cu, Se, Zn dan Cr) organik. 23 C. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan 3 ekor sapi pedaging dengan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), 3 perlakuan dan 3 ulangan. R0 = Ransum basal, R1 = Ransum basal + 3% hidrolisat bulu ayam, R2 = R1 + Mineral Makro-organik (0,50% Ca organik, 0,04% Mg organik) serta Mineral Mikro-organik (40 ppm Zn organik, 10 ppm Cu organik, 0,10 ppm Se organik, dan 0,30 ppm Cr organik). D. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis of varian (ANOVA) apabila dari hasil analisis varian berpengaruh nyata pada satu peubah maka analisis akan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf nyata 5% dan atau 1%. E. Pelaksanaan Penelitian Pada tahap persiapan penelitian diawali dengan membersihkan kandang, peralatan, dan lingkungan sekitar kandang, dan penimbangan sapi. Kemudian masukkan ke dalam kandang sesuai dengan rancangan percobaan dan tata letak yang telah ditentukan.

24 1. Persiapan Bahan Ransum A. Pembuatan ransum basal Ransum basal yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas silase hijauan, janggel jagung, onggok, dedak halus, dan urea. Ransum basal yang disusun mengandung 12 % protein kasar. Kandungan nutrisi penyusun ransum basal (% Berdasarkan Bahan Kering) Tabel 2. Kandungan bahan penyusun ransum basal Bahan Pakaan Kandungan Nutrisi (%) BK PK LK SK Abu BETN Ca Silase hijauan 17,15 7,52 8,00 16,10 17,71 46,30 0,08 Onggok 86,80 1,36 1,28 9,21 7,59 79,02 0,22 Bekatul 88,00 12,80 8,10 7,13 9,98 61,09 0,08 Dedak halus 90,68 5,95 5,70 32,45 18,95 36,95 0,07 Kulit kopi 86,85 12,90 4,00 29,97 6,54 58,40 Bungkil kelapa 88,60 16,67 14,46 15,46 6,12 47,29 0,04 Bungkil kelapa sawit 92,02 18,37 15,53 22,60 4,65 38,85 Urea 261,87 Sumber :Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Unila (2013) Tabel 3. Komposisi dan kandungan nutrisi bahan penyusun ransum R0 Bahan Pakaan Imbangan Kandungan Nutrisi (%) KU (%) BK PK LK SK Abu BETN Ca Silase hijauan 30 5,15 2,26 2,40 4,83 5,31 13,89 0,02 Onggok 14 12,15 0,19 0,18 1,29 1,06 11,06 0,03 Bekatul 13 11,44 1,66 1,05 0,93 1,30 7,94 0,01 Dedak halus 18 16,32 1,07 1,03 5,84 3,41 6,65 0,01 Kulit kopi 8 6,95 1,03 0,32 2,40 0,52 4,67 Bungkil kelapa 8 7,09 1,33 1,16 1,24 0,49 3,78 0,003 Urea 1 2,62 Bungkil kelapa 8 7,36 1,47 1,24 1,81 0,37 3,11 sawit Jumlah 100 66,46 11,64 7,38 18,33 12,47 51,11 0,08 Kebutuhan 100 12,00 <8,00 >14,00 12,00 60,00 Sumber : Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Unila (2013) Keterangan : R0 = Ransum Basal

25 Tabel 4. Kandungan nutrisi bahan penyusun ransum R1 Bahan Pakan Imbangan KU (%) Kandungan Nutrisi (%) BK PK LK SK Abu BETN Ca Ransum basal 97 64,46 11,29 7,16 17,78 12,09 49,58 0,08 Tep. Bulu 3 2,60 2,05 0,21 0,00 0,19 0,26 0,40 Jumlah 100,00 67,07 13,34 7,37 17,78 12,29 49,84 0,48 Kebutuhan 100 12,00 <8,00 >14,00 12,00.60,00 Sumber : Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Unila (2013) Keterangan : R1 = Ransum Basal + 3% Hidrolisat Bulu Ayam Tabel 5. Komposisi dan kandungan nutrisi bahan penyusun ransum R2 Bahan Pakan Imbangan KU (%) -------------------------Kandungan Nutrisi (%)--------------------- --------ppm------- BK PK LK SK Abu BETN Ca Mg Zn Cu Cr Se Ransum 97 64,46 11,29 7,16 17,78 12,09 49,58 0,08 Basal Tep. Bulu 3 2,60 2,05 0,21 0 0,19 0,26 0,40 SabunCa 0.50 Sabun Mg 0.4 Zn-lysinat 4-3 Cu-lysinat 1-3 Cr-lysinat 3-5 Se-lysinat 1-5 Jumlah 100 66,06 13,34 7,37 17,78 12,29 49,84 0.48 0.4 4-3 1-3 3-5 1-5 Kebutuhan 100 12,00 <8,0 >14,00 >60,00 0.5 0.4 4-3 1-3 3-5 1-5 Sumber : Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Unila (2013) Keterangan : R2 = R1+ 0,50% Ca Organik; 0,04% Mg Organik; 40 ppm Zn Organik, 10 ppm Cu Organik; 0,10 ppm Se Organik;dan 0,30 ppm Cr Organik 2. Persiapan Mineral Makro Organik (Ca dan Mg) A. Persiapan Mineral Organik Ca Menurut Muhtarudin et al. (2004) pembuatan mineral organik Ca adalah a. menentukan penyabunan minyak goreng b. menyiapkan minyak minyak goreng sebanyak 912 g (larutan a); c. menyiapkan NaOH 10 M sebanyak 400 g lalu dilarutkan ke dalam aquades sampai 1000 ml (larutan b);

26 d. membuat larutan CaCO 3 5 M sebanyak 680,33 g yang dilarutkan dalam aquades sampai 1000 ml (larutan c); e. mencampur larutan a dan b, setelah itu dicampur dengan larutan c dan kemudian dicurahkan pada ember. Ca (CO 3 ) + 2 Na (OH) Ca (OH) 2 + 2 Na (SO 4 ) Menurut Muhtarudin et al, (2004) pembuatan mineral organik Mg adalah sebagai berikut : a. menentukan penyabunan minyak goreng b. menyiapkan minyak goreng sebanyak 912 g (larutan a) c. menyiapkan NaOH 5 M sebanyak 400 g lalu dilarutkan ke dalam aquades sampai 1000 ml (larutan b) d. membuat larutan MgSO 4 5 M sebanyak 601,84 g yang dilarutkan dalam aquades sampai 1000 ml (larutan c) e. mencampur larutan a dan b, setelah itu dicampur dengan larutan c. Mg (SO 4 ) + 2 Na (OH) Mg (OH) 2 + Na 2 (SO 4 ) f. mencampur larutan a dan b, setelah itu dicampur dengan larutan c. 3. Persiapan Mineral Mikro Organik (Zn, Cu, Se, dan Cr) 1. Zn-lysinat 2 Lys (HCl) 2 + ZnSO 4 Zn (Lys(HCl) 2 ) + SO 4 2- Campur lysin 43,823 glysin HCl yang dilarutkan dalam 100 ml air + ZnSO 4 16,139 g yang dilarutkan dalam 100 ml air.

27 2. Cu- lysinat 2 Lys (HCl) 2 + CuSO 4 Cu (Lys(HCl) 2 ) + SO 4 - Campur lysin 43,823 glysin HCl yang dilarutkan dalam 100 ml air + CuSO 4 15,995 g yang dilarutkan dalam 100 ml air. 3. Se- lysinat 2 Lys (HCl) 2 + Na 2 SeO 3. 5H2O LysSO 3 + 2 NaCl Campur 0,8712 g lysin (HCl) 2 yang dilarutkan dalam 100 ml air + 0,627 g NaSeO 3 yang dilarutkan dalam 100 ml air. 4. Cr-lysinat 3 Lys (HCl) 2 + CrCl 3.6H 2 O Lys3Cr + H2O Campur 11,2 g lysin (HCl) 2 yang dilarutkan dalam 100 ml air + 0,5 g CrCl 3.6H 2 O yang dilarutkan dalam 100 ml air F. Persiapan Hidrolisat Bulu Ayam Bulu ayam yang dihidrolisat terlebih dahulu dikeringkan sampai kadar air15%. Selanjutnya, bahan tersebut dicampur dengan larutan HCl 12%. Perbandingan berat bulu ayam dengan volume HCl 12% dalam pencampuran adalah 2:1 (100 kg bulu ayam dicampur dengan 50 liter HCl 12%). Bulu ayam dan HCl 12% dicampur merata, setelah itu dilakukan pemeraman selama 3 hari. Setelah pemeraman, hidrolisat bulu ayam dikeringkan dengan panas matahari atau oven 60 o C sampai kadar air 13--15%.

28 Gambar 4. Pembuatan hidrolisat bulu ayam Adapun proses pembuatan hidrlosat bulu ayam secara lengkap sebagai berikut Bulu ayam Dikeringkan Bulu ayam KA 15% Ditambahkan NaOH Pencampuran NaOH 3% (50 L) Bulu ayam (100 kg) 2:1 Penyemprotan bulu ayam Pemeraman selama 3 Pengeringan Pengeringan Matahari Oven 60 0 C Kadar Air 13-15% Gambar 3. Skema pembuatan bulu ayam terhidrolisat

29 G. Pengambilan Cairan Rumen Sapi a) menyiapkan peralatan yang akan digunakan pada saat pengambilan cairan rumen; b) kambing yang akan diambil cairan rumennya dipuasakan dari pakan dan diberi air minum; c) cairan rumen yang telah diambil sebelum dimasukan ke dalam wadah disaring terlebih dahulu menggunakan kain kasa; d) cairan rumen hasil saringan dimasukkan ke dalam tabung film dan ditetesi larutan HgCl 2% sebanyak 2-3 tetes; e) tabung-tabung film yang telah berisi cairan rumen ditutup rapat menggunakan lakban, masukan ke dalam plastik lalu dimasukan ke dalam termos yang berisi es batu. Gambar 5. Pengambilan cairan rumen sapi

30 H. Peubah Yang Diamati 1. Volatile Fatty Acids (VFA) Produksi asam lemak terbang (VFA) cairan rumen dapat diukur dengan metode destilasi uap (Muhtarudin, et al., 2002) yaitu : a. cairan rumen di-centrifuge pada kecepatan 8000 rpm selama 10 menit pada suhu 4 0 C, kemudian dipisahkan antara supernatan dan endapan; b. mengambil sebanyak 5 ml supernatan cairan rumen menggunakan spet lalu dimasukan ke dalam labu erlenmeyer, kemudian menambahkan H 2 SO 4 15% sebanyak 1 ml dan menutup labu erlenmeyer yang telah dirangkai dengan alat destilasi uap. Larutan H 2 SO 4 akan mendesak VFA, sehingga VFA akan menguap dan dibawa oleh uap panas. Selanjutnya uap panas dan VFA setelah melewati tabung pendingin akan terkondensasi dan ditampung dalam labu erlenmeyer yang berisi 5 ml NaOH 0,5 N; c. menghentikan proses destilasi setelah volume cairan didalam labu erlenmeyer mencapai volume 150 ml. Selanjutnya ditambahkan 2-3 tetes indikator fenolptalein ke dalam labu erlenmeyer dan dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N sampai terjadi perubahan warna dari merah jambu menjadi tidak berwarna lagi; d. menghitung kadar VFA cairan dengan rumus sebagai berikut : VFA Total = (b-s) x N HClx 1000/5 mm Keterangan = b : volume titran blanko s : volume titran sampel N : normalitas larutan HCl

31 2. Amonia (NH 3 ) Konsentrasi Amonia cairan rumen diukur dengan metode mikrodifusi Conway dan metode destilasi uap (Widyantoro, 1996) sebagai berikut : a. mengambil sebanyak 1 ml larutan H 3 BO 3 lalu dituangkan ke dalam cawan Conway bagian tengah. Kemudian ditetesi larutan indikator metil red metil blue sehingga berubah warna menjadi ungu; b. mengambil sebanyak 1 ml supernatant lalu dituangkan ke dalam cawan Conway bagian luar sebelah kiri. Kemudian mengambil sebanyak 1 ml larutan Na 2 CO 3 jenuh, lalu dituangkan ke dalam cawan Conway sebelah kanan; c. menutup rapat cawan Conway dengan bantuan vaselin. Selanjutnya diputar-putar sehingga kedua larutan tersebut tercampur rata. Ion Na + dari Na 2 CO 3 akan menggeser ion NH + 4 (ammonium) dari cairan rumen sehingga menguap menjadi NH 3. Kemudian diinkubasi selama 90 menit pada suhu kamar; d. setelah diinkubasi selama 90 menit pada suhu kamar, larutan ammonium borat berubah menjadi warna hijau. Selanjutnya dititrasi dengan larutan H 2 SO 4 0,0143 N sampai terjadi perubahan warna dari hijau menjadi warna ungu kembali; e. menghitung kadar amonia cairan rumen menggunakan rumus : N-amonia = (ml titrasi x N H 2 SO 4 x 1000) mm.