Gambar 1.1. Contoh Peralatan Micro-Manufacturing (Qin, 2006)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2.1. Produk komponen mini-mico dari proses forging (Volersten, 2001)

C.2. Studi analisis pengaruh variasi beban dan kecepatan

MODUL 6 PROSES PEMBENTUKAN LOGAM

C.6. Perbandingan Karakteristik Produk Hasil Proses Micro Forging pada Material...

PROSES MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

Mesh Generation untuk Permukaan Die dan Punch dengan Program Fortran

PROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada)

TUGAS SARJANA STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA PRODUK CONNECTING ROD YANG ADA DI PASARAN DITINJAU DARI ASPEK METROLOGI

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

R. Hengki Rahmanto 1)

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan hasil produksi yang berkualitas dalam dunia industri,

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

ANALISA PENGARUH CLEARANCE

PENGARUH KOEFISIEN GESEKAN PADA PROSES MANUFAKTUR

PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

1. Pendahuluan Pembentukan Logam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Penambahan Serat Kawat Berkait Pada Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

Proses Lengkung (Bend Process)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA NASKAH PUBLIKASI

SIMULASI PROSES BACKWARD EKSTRUSION PADA PEMBUATAN KOMPONEN PISTON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan produk produk yang berkualitas agar merebut. pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri.

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

I. PENDAHULUAN. atau lebih dengan memanfaatkan energi panas. luas, seperti pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk suatu benda kerja dengan menggunakan sepasang alat. perencanaan peralatan, diameter yang akan dipotong, material alat

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA MAMPU BENTUK ALUMINIUM KOMERSIAL TERHADAP EFEK PERBEDAAN KETEBALAN MATERIAL PADA PROSES SPINNING

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN METODE TOOL TERMOKOPEL TIPE-K DENGAN MATERIAL St 41

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0 SILABUS MATAKULIAH. toleransi. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES PENEMPAAN/FORGING

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN

SIMULASI PROSES PEMESINAN MENGGUNAKAN UDARA-DINGIN DENGAN TABUNG VORTEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengecoran sangat berpengaruh terhadap. kemajuan Industri manufacture. Oleh karena itu pengembangan teknologi

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pemakaian baja struktural baja ringan (cold form steel) semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

PEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING.

Gambar 9. Macam Proses Ekstrusi: a. Ekstrusi langsung, b. Ekstrusi tidak langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh : Dwi Agus Santoso

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

PERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebenarnya sudah ada sejak zaman panjajahan Belanda ke

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING STAINLESS STEEL DENGAN SOFTWARE ABAQUS

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah

TI-2121: Proses Manufaktur

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB I PENDAHULUAN. tipis dan mengalami tegangan tekan akan mengalami masalah. instabiltas tekuk atau buckling. Buckling merupakan suatu proses

METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MANGAN PADA PADUAN ALUMINIUM 7wt% SILIKON TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING

BAB 1 PENDAHULUAN...1

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TI.4304 Metrologi & Perancangan Alat Bantu KONSEP TOLERANSI. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik - Unsika

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PAHAT PADA PROSES FRICTION DRILLING TERHADAP MIKROSTRUKTUR TEMBAGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam teknologi fabrikasi modern, kecenderungan miniaturisasi semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan produk-produk, alat dan instrumen yang diproduksi saat ini mengarah ke dimensi yang semakin mengecil. Alasan mengapa orang melakukan miniaturisasi, salah satunya yaitu dikarenakan semakin tingginya tingkat mobilitas manusia maka peralatan-peralatan yang digunakan perlu dibuat semakin kecil namun handal dalam fungsi dan kinerjanya. Hal ini membuat peneliti dan produsen peralatan berlomba membuat peralatan dan komponen berukuran mikro. Efek lanjut dari produk yang berukuran kecil/mikro adalah berimbas pada peralatan produksi yang dibutuhkan yang juga semakin mengecil. Imbas lainnya adalah berkurangnya konsumsi energi yang digunakan, mengurangi lahan yang dibutuhkan baik untuk produksi maupun penyimpanan, mengurangi kebutuhan akan material bahan baku, mengurangi polusi, yang pada akhirnya berarti mengurangi biaya produksi secara total (Geiger dkk, 2001). Gambar 1.1. Contoh Peralatan Micro-Manufacturing (Qin, 2006) Untuk mengantisipasi kecenderungan miniaturisasi pada fabrikasi modern, Lab Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin Undip telah mengawali melakukan penelitian proses pembuatan miniatur komponen. Usaha ini sebagai 1

2 langkah awal menuju pembuatan komponen mikro. Pada tahap pertama penelitian, telah berhasil mendesain dan membuat mesin drop hammer forging, mendesain dan menghasilkan cetakan tipe closed die upset forging serta melakukan eksperimen pembuatan miniatur komponen berbahan kawat Aluminium murni memakai proses cold dan hot upset forging. Gambar 1.3 menunjukkan hasil produk penelitian yang diperoleh dimana secara visual produk yang dihasilkan cukup baik. Dari nilai kekasaran permukaan produk yang dihasilkan, seperti ditampilkan pada tabel 1.1, trend yang terjadi sudah baik hanya saja belum mampu memenuhi standar kekasaran minimal baik untuk proses cold dan hot dengan dimensi yang dimeter head 2,86mm. (a) (b) (c) (d) Gambar 1.2. Produk Cold Upset Forging tampak samping (a) tampak atas (b) produk miniatur dibandingkan dengan uang Rp 200,- (c) produk miniatur dibandingkan jarum pentul(d) (Rusnaldy dkk,. 2010) Percobaan awal dengan alat yang didesain dan dibuat sendiri menghasilkan produk yang cukup baik (lihat gambar 1.2). Namun jika dianalisa lebih detail lagi maka akan terlihat ternyata dimensi produk belum sesuai dengan

3 dimensi yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.3a dan 1.3b. Kualitas dimensi produk belum memenuhi kriteria awal karena diameter head terlalu kecil yang mana mengindikasikan juga cetakan atas tidak terisi penuh. Selain kualitas dimensi yang belum sesuai dengan spesifikasi produk, muncul juga cacat lipatan di posisi siku pada hasil proses cold upsetting dan barreling yang cukup besar ukurannya pada keduanya. Barreling yang cukup besar ini bisa menimbulkan resiko cacat pada head produk, berupa retakan sehingga juga berpengaruh pada kekuatan produk itu sendiri. Barreling yang cukup besar mengindikasikan adanya tahanan gesekan yang cukup besar yang menghambat laju aliran deformasi material. Selain itu beberapa produk juga mengalami adanya kemunculan flash padahal secara perhitungan tidak ada volume berlebih untuk proses upsetting ini. (a) (b) (c) Gambar 1.3. Profil produk yang dihasilkan dari proses cold upset forging (a) Profil produk yang dihasilkan dari proses hot upset forging (b) [Rusnaldy dkk,. 2010] Tipe komponen hasil proses upsetting (c)

4 Tabel 1.1 Hasil eksperimen pembuatan miniatur komponen proses upset forging (Rusnaldy dkk, 2010) Parameter dimensi Proses Upset forging Cold Working Hot Working Target Diameter head (mm) 2,35 2,51 2,28 2,50 2,86 Tebal head (mm) 0,69 0,71 0,72 0,84 0,6 Kekasaran permukaan ((μm) 0,82 1,19 1,02 1,29 0,2 Barreling Besar Cukup besar Cetakan penuh Cacat lain lipatan - - Dari tabel 1.1 terlihat bahwa dari sisi dimensi produk yang dihasilkan belum memuaskan. Dua parameter utama terkait dimensi head yaitu diameter dan tebal head ternyata jauh dari target. Faktor barreling dan cacat lain sesungguhnya juga berimbas ke aspek geometri. Beberapa hipotesa penyebab kurang sempurnanya produk upset forging diatas adalah: 1.1.1 Ukuran dimensi (diameter dan tebal head) yang belum tercapai. Faktor yang perlu dikaji terkait permasalahan ini adalah kesesuaian volume benda kerja dengan volume ruang cetakan. Jika volume tersebut telah terpenuhi, pertanyaan selanjutnya apakah rasio diameter dan tinggi silinder benda kerja awal sudah tepat. Hal ini karena proses upset forging memerlukan parameter diameter awal minimal yang harus dipenuhi untuk mencapai dimensi akhir produk yang diinginkan. Kedua adalah apakah cetakan mengalami keausan/cacat sehingga merubah penampang cetakan dan ini bisa berarti perubahan volume cetakan serta profil penampang yang akan berpengaruh terhadap laju deformasi material. Yang ketiga adalah faktor energi pembentukan apakah cukup untuk mendeformasi material secara optimal, atau bahkan cenderung berlebih sehingga berakibat memperpendek umur cetakan karena energi berlebih tersebut ditransfer ke cetakan sehingga cetakan akan mengalami kegagalan/cacat. 1.1.2 Barreling. Barreling terjadi karena gesekan yang besar antara benda kerja dengan dinding cetakan. Adanya barreling yang besar berarti adanya hambatan yang

5 besar terhadap laju deformasi material. Sehingga hal ini juga berpengaruh pada kualitas permukaan produk yang dihasilkan serta berpengaruh terhadap pencapaian dimensi geometri produk. Pengujian aspek friction/gesekan pada posisi seperti ini saat ini masih dalam proses penelitian dan kendala yang belum terpecahkan secara memuaskan (pelumasan dan gesekan secara micro). 1.1.3 Cacat lain (Lipatan) Cacat ini kemungkinan terjadi akibat dari aspek Upset rasio, principle strain yang tidak sesuai atau penampang cetakan yang berubah. Adanya cacat juga berimbas pada profil /dimensi produk yang tidak sesuai. Melihat hampir semua cacat yang terjadi berkaitan dengan pencapaian dimensi produk maka pada penelitian ini difokuskan untuk mengkaji aspek penyebab timbulnya cacat dimensi produk pada hasil proses upset forging dengan titik berat difokus. Aspek kekasaran permukaan walaupun penting, bisa dikesampingkan dahulu karena aspek kepresisian dimensi haruslah diutamakan (Lange dkk, 1985). Untuk mengkaji hal ini, penulis akan menggunakan pendekatan kajian perhitungan dengan rumus, pengujian dimensi dengan menggunakan alat-alat ukur yang diperlukan (CMM, micrometer) serta analisis menggunakan metode elemen hingga dengan software deform 2D v8.1. Penggunaan pendekatan elemen hingga sebagai pendekatan dasar dalam metal forming telah dikonstruksikan tahapannya oleh Kobayasi dkk (1989) dan Bathe (1996) serta telah diaplikasikan oleh Dixiet dkk (2002). 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab cacat dimensi produk (diameter dan tebal head) hasil proses cold upset forging yang dilakukan di Lab Metrologi Industri Teknik Mesin Undip. 1.3 Batasan Masalah Batasan dalam penelitian ini adalah: a. Proses yang dianalisa adalah proses cold upset forging

6 b. Analisa yang dilakukan terkait produk terbatas pada faktor penyebab tidak sempurnanya yaitu dimensi diameter dan tebal head produk. c. Material yang digunakan sebagai bahan uji adalah kawat aluminium murni berdiameter 1,5 mm panjang 5,06 mm dengan sifat-sifat fisik yang telah diketahui. d. Material Dies adalah Baja SKD 11 dan dikerjakan dengan mesin EDM yang ada di Lab Produksi dan Jasa Politeknik Negeri Semarang. e. Proses Upsetting dilakukan dengan sistem pengerjaan dingin yaitu temperatur 20 o C (cold working). Variasi beban yang digunakan 75N, 85N, 95N, 105N,115N, 125N dan variasi kecepatan berdasar ketinggian jatuh beban sebesar 25 mm, 50 mm, dan 75mm. f. Proses Upsett forging menggunakan mesin yang ada di Lab Metrologi dan Kontrol kualitas jurusan Teknik Mesin Undip yang menggunakan sistem drop hammer yang memanfaatkan gaya gravitasi untuk energi pembentukannya. g. Pemakaian Software Deform digunakan untuk mensimulasikan proses dengan mengontrol parameter input material serta parameter input proses. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan manfaat sebagai berikut : a. Memberikan informasi atas faktor utama penyebab cacat dimensi produk sehingga kedepan bisa dilakukan antisipasi baik pada tahapan desain dan proses agar hal ini tidak terjadi lagi. b. Mengetahui sejauh mana batasan kemampuan Lab Metrologi Industri untuk membuat produk miniatur. c. Mengetahui batasan kemampuan mesin drop hammer forging yang sedang dikembangkan serta sarana pendukungnya dalam rangka meneliti proses microforming untuk pembuatan produk micro part. 1.5 Sistematika Penulisan Penyusunan tesis ini terbagi atas 5 bab. Bab-bab tersebut adalah: bab I pendahuluan, bab II tinjauan pustaka, bab III metodologi penelitian, bab IV

7 analisa dan pembahasan, serta bab V kesimpulan dan saran. Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. Tinjauan pustaka berisi tentang forging, upset forging, penelitian proses upset forging, drop hammer forging, Cacat pada proses tempa (forging), Aluminium. Metodologi penelitian berisi tentang pengambilan data produk eksperimen, pengolahan data desain dan eksperimen, simulasi FEM, Pembahasan dan diagram alir penelitian. Validasi dan hasil simulasi, Simulasi FEM berdasarkan data hasil pengukuran produk eksperimen untuk menentukan nilai blow efficiency, Simulasi FEM berdasarkan data desain produk dan cetakan dengan nilai Blow efficiency 20,5%, analisa gaya upsetting yang terjadi pada proses cold upset forging Analisa batas toleransi perubahan dimensi pada cetakan dibahas pada bagian analisa dan pembahasan. Sedangkan pada bagian akhir tesis ini akan ditutup dengan kesimpulan dan saran. Daftar pustaka berisi tentang daftar bahan-bahan pustaka yang digunakan sebagai rujukan atau acuan dasar penulisan tesis, sedangkan lampiran berisi tentang data hasil perhitungan proses simulasi.