BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup, terdiri dari 1) Simpulan 2) Implikasi 3) Saran.

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF (STUDI EVALUATIF METODE CIPP DI SMA NEGERI 2 METRO) Oleh

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Temuan penelitian menggambarkan bahwa kondisi objektif implementasi

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah... 10

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkebutuhan khusus. Permasalahan pendidikan sebenarnya sudah lama

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang termasuk anak berkebutuhan khusus, hal ini dapat pula diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak. terkecuali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Keterbatasan yang dialami

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penggunaan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang indeks inklusi ini berdasarkan pada kajian aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang

BAB V SIMPULAN. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian evaluasi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. diskriminatif, dan menjangkau semua warga negara tanpa kecuali. Dalam

BAB IV ANALISIS PENELITIAN. A. Analisis Kebijakan Pendidikan Inklusi di SD Negeri 02 Srinahan Kesesi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multimedia dengan Menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan penelitian dan analisis hasil penelitian tentang

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. kurikulum di sekolah inklusi antara SMP Negeri 29 Surabaya dan SMP Negeri. 3 Krian Sidoarjo. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka peneliti

PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN Oleh

Lampiran 1. Hasil Wawancara. Informan : Bapak AS Jabatan : Kepala Sekolah Hari,tanggal : Kamis, 26 Mei 2016

139 Dwi Lestari Yuniawati, 2013 Manajemen Sekolah Berbasis Program Akselerasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan mengenai evaluasi penerapan moving class pada mata pelajaran

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

INSTRUMEN PENELITIAN EVALUASI TERHADAP PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA PALANGKA RAYA MENGGUNAKAN MODEL CIPP

BAB 4 PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. merespon perubahan perubahan yang terkait secara cepat, tepat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

PEMBUATAN PURWARUPA APLIKASI SKORING DAN DASHBOARD SERTIFIKASI GURU STUDI KASUS : SMA NEGERI 1 DENPASAR

WALIKOTA PROBOLINGGO

PENGUATAN EKOSISTEM PENDIDIKAN MELALUI BATOBO SEBAGAI OPTIMALISASI PENDIDIKAN INKLUSI DI PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat untuk saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dibagi menjadi 3 tingkat

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IbM TERAPI PRAKTIS BAGI KELUARGA ANAK TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi seorang guru membutuhkan persyaratan-persyaratan spesifik di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF SDN No MEDAN MARELAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DANSARAN. dari ketiga fokus yaitu Kesiapan implementasi Kurikulum 2013

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian mengenai implementasi program SKS di SMAN 3 Bandung

BAB.III METODE PENELITIAN

Evaluasi Program Akselerasi di SMA N 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Dwi Astutik Universitas Sebelas Maret

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 1 Boyolali beralamat di Jl. Kates nomor 8 Boyolali adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

TUNANETRA KELAS 2 DI SEKOLAH INKLUSI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) MAGUWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2016 LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN

P 37 Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta

PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM INKLUSI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal penting bagi suatu Negara untuk menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TIPE SLOW LEARNERS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, hasil pengolahan data, analaisis

PERAN GPK DALAM PELAYANAN SISWA ABK DI SEKOLAH INKLUSI PASCA DEKLARASIKAN PROVINSI BALI SEBAGAI PENYELENGARA PENDIDIKAN INKLUSI

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/ /2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat. menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal tahun pelajaran sekolah sebagai penyelenggara. pendidikan menerima siswa baru yang akan dididik di sekolah tersebut.

EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD NEGERI BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Bagian ini merupakan bab penutup, terdiri dari 1) Simpulan 2) Implikasi 3) Saran. Simpulan yang diambil berdasarkan paparan data dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian dari simpulan tersebuit, dikembangkan saran saran yang berguna bagi penelitian selanjutnya. Saran saran yang ada berfokus pada pengimplementasian pendidikan inkusif di SMAN 2 Metro (Studi Evaluatif). 5. 1 Simpulan Berdasarkan dari paparan data dan pembahasan yang ada bisa ditarik kesimpulan. 5.1.1 Evaluasi Context Peneliti melihat bahwa pengimpementasi pendidikan inklusif ini merupakan program Departemen Pendidikan Nasional, dimana Tentang Penetapan SD/SMP/SMA Pelaksana Sekolah Inklusif. Adanya Pedoman Khusus dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif ini. berdasarkan Penetapan ini, SMA Negeri 2 Metro menjadi salah satu SMA yang terpilih untuk mengimplementasikan pendidikan inklusif ini. Pengimplementasian Pendidikan Inklusif di Kota Metro ini berdasarkan oleh Peraturan Walikota Metro, nomor 03 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif, Sesuai dengan Keputusan Walikota Metro, nomor: 416/D3/KPTS/2012 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) penyelenggaraan pendidikn inklusif dan akselerasi kota metro masa bhakti 2012

128 2016 dan Sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Metro : Nomor:213/KPPS/D.3/2011. Dari temuan penelitian dilihat bahwa Belum maksimal kebutuhan proses penyelenggaraan pendidikan inklusif dan Untuk manajemen lingkungan (Hubungan Sekolah dengan Masyarakat), masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membantu mengembangkan pendidikan inklusif. 5.1.2 Evaluasi Input Peneliti menemukan bahwa evaluasi input merupakan evaluasi Kesesuaian Siswa, Tenaga Pendidik & Kependidikan. Dari data penelitian bisa diambil kesimpulan bahwa Perencanaan pembelajaran masih menggunakan kurikulum yang sesuai dengan sekolah,akan tetapi khusus anak berkebutuhan khusus mereka diturunkan nilai passing gradenya sebagai perencanaan pembelajaran (khusus), Sejauh ini pengelolaan pembelajaran dikelas sama dengan yang lainnya, akan tetapi ada kekhususan jika ABK tersebut tidak lulus ujian,maka akan ada remedial atau ujian yang membantu nilai mereka meningkat sampai merekka bisa mendapatkan passing grade / KKM yang telah disesuaikan dengan kapasitas mereka. Akan tetapi Guru Pendamping Khusus yang berasal dari internal, mereka baru sekali mengikuti Workshop mengenai pendidikan inklusif dan Terlihatnya belum ada Guru Pembimbing Khusus yang memiliki SK dari Pemerintah untuk mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus. 5.1.3 Evaluasi Process Peneliti menemukan bahwa evaluasi.proses merupakan evaluasi berdasarkan kesesuaian proses pembelajaran. Dari data penelitian bisa diambil kesimpulan

129 bahwa proses pembelajaran telah berjalan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan pendidikan inklusif, Metode pembelajaran audio dan visual dimana metode yang dipakai sama dengan siswa umum lainnya, Proses perumusan kurikulum itu dilakukan oleh Guru BK dan Guru Reguler yang telah dipilih untuk menangani Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah tersebut, Tidak ada perbedaan antara desain kurikulum sekolah reguler dengan sekolah inklusi, Guru senantiasa melakukan evaluasi kurikulum yang sedang berjalan agar materi yang dikembangkan dan diterapkan selalu sesuai dengan perkembangan, Sumber pembiayaan berasal dari pusat, ada monitoring dari pusat sejak tahun 2010, Kompetnsi belajar yg dicapai oleh ABK mengalami peningkatan. Semua mereka lulus ujian dan ada yang diterima di Universitas Negeri Jakarta dan Akademi Keperawatan. Akan tetapi Manajemen lingkungan sekolah (hubungan sekolah dengan masyarakat) belum sesuai dengan pedoman khusus penyelenggaraan inklusif dimana masyarakat masih kurang perduli dan peka terhadap program pendidikan inklusif ini, Sekolah menjalin kerjasama hanya dengan pihak SLB saja. Sedangkan untuk tenaga dokter / psikolog belum ada jalinan kerjasama dan perlu adanya Guru Pembimbing Khusus. 5.1.4 Evaluasi Product Peneliti menemukan bahwa evaluasi.produk merupakan evaluasi berdasarkan Kesesuaian Pelayanan, Peran Masyarakat & Orang Tua terhadap produk yang dicapai. Dari data penelitian bisa diambil kesimpulan bahwa Proses pengadaan sarana dan prasarana berjalan dengan lancar, Ketersediaan sarana dan prasarana bisa dikatakan sudah memadai, Sekolah bekerjasama dengan SLB yang berada

130 dekat dengan sekolah tersebut, bekerjasama dengan pemerintah daerah serta pemerintah pusat. Akan tetapi proses penyelenggaraan belum berjalan dengan maksimal, Masih terlihat kurangnya peran masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif ini dan ada yang terlihat acuh tak acuh terhadap perkembangan anaknya di sekolah. 5.2 Implikasi Implikasi dapat dirumuskan berdasarkan temuan temuan penelitian yang merupakan konsekuensi untuk mencapai kondisi ideal dalam Mengimplementasikan Pendidikan Inklusif di di SMAN 2 Metro. Implikasi dari penelitian ini antara lain : 5.2.1 Evaluasi Context SMA Negeri 2 Metro telah berusaha seoptimal mungkin mengimplementaikan pendidikan inklusif yang sesuai dengan Pedoman Khusus Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif 5.2.2 Evaluasi Input Peneliti menemukan bahwa kurikulum yang digunakan tetap sama akan tetapi Anak berkebutuhan Khusus mendapatkan kurikulum yang disesuaikan dengan kemampuan mereka, sekolah sudah berusaha untuk membuka pemahaman kepada seluruh pendidik tentang Anak Berkebutuhan Khusus dan membentuk Guru Pendamping yang untuk sementara ini berasal dari Guru guru di sekolah. 5.2.3 Evaluasi Process Peneliti melihat bagaimana evaluasi proses penerapan pendidikan inklusif di SMAN 2 Metro.

131 5.2.4 Evaluasi Product Evaluasi produk adalah evaluasi dampak dari pengimplementasian pendidikan inklusif di SMAN 2 Metro, penel;iti melihat bagaimana prestasi prestasi yang dicapai oleh Anak Berkebutuhan Khusus baik secara akademik maupun non akadeimik. 5.3 Saran Ada beberapa saran yang bisa diberikan bagi tenaga pendidik di SMAN 2 Metro, bagi Lingkungan Masyarakat dan bagi penelitian selanjutnya. 5.3.1 Bagi Tenaga Pendidik di SMAN2 Metro Penelitian diharapkan mampu memberikan masukan bahwa perlu banyak proses peningkatan yang dilakukan seperti mau mengenal lebih dalam lagi tentang Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus dan Cara Menanganinya sehingga yang ditekankan untuk bisa memahami tidak hanya pendidik yang menjadi guru pendamping Khusus ABK, akan tetapi pula guru yang umum juga harus mempelajarinya. 5.2.2 Bagi Lingkungan Masyarakat Penelitian ini diharapkan mampu membuka kesadaran dan pandangan kepada orang tua / wali murid, baik anaknya termasuk ABK maupun Umum, agar bisa lebih peka lagi terhadap anak mereka dan dapat bekerjasama dengan baik kepada pihak sekolah.

132 5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian secara terus menerus (continuos improvement), perlu ada penelitian selanjutnya yang berfokus pada masing masing input pendidikan. Khususnya pada perkembangan Pendidikan inklusif di Indonesia.