logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah kongkrit.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya dalam menghasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Salah satu tahapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran fisika masih didominasi dengan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam menguasai

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan alam maupun lingkungan sosial di masyarakat. berasal dari kata science yang berarti pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya hapalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bangsa (UU RI No. 20 Tahun 2003). Berdasarkan fungsi tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar. Belajar tidak hanya dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dan sangat berperan dalam perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pembelajaran IPA di SD diarahkan untuk mencari pengetahuan dan berbuat sehingga membantu murid untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran IPA bukan hanya untuk memahami pengetahuan tentang faktafakta, konsep-konsep, dan pengertian IPA saja. Melainkan juga untuk mengembangkan keterampilan dan sikap-sikap yang diperlukan untuk mencapai pengetahuan itu. Kegiatan seperti pengamatan, penyelidikan, penyusunan, dan pengkajian gagasan dalam membangun pengetahuan sangat diutamakan walaupun masih bersifat sederhana. Tingkat perkembangan psikologi murid usia sekolah dasar masih berada pada tahap kongkrit. Murid akan mudah untuk memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh-contoh kongkrit dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui benda-benda nyata. Artinya pada tahap ini murid akan mengalami permulaan berpikir rasional, memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah kongkrit. Namun, pembelajaran IPA masa sekarang ini kurang dikaitkan dengan isu sosial dan teknologi yang ada di masyarakat, terutama yang berkaitan dengan perkembangan teknologi dan kehadiran produk-produk teknologi di masyarakat, 1

serta akibat yang ditimbulkannya. Pengajaran IPA di sekolah semata-mata hanya berorientasi pada tuntutan kurikulum yang telah dituangkan di dalam buku teks. Pembelajaran di kelas pun masih didominasi oleh ceramah dari guru. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru hanya menjelaskan sebatas produk dan sedikit proses. Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan salah satu pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan sadar akan adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat serta dapat memecahkan masalah dan membuat keputusan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan, faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Trianto (Riani, 2012), menyatakan bahwa : Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi murid untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk pemenuan dan berbuat sehingga dapat membantu murid untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh banyak faktor. Satu dari sekian banyak faktor tersebut yaitu: menentukan atau memilih pendekatan yang sangat penting dikenal dan nantinya dapat diterapkan baik dalam kegiatan pembelajaran sains maupun dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi saat ini, (Uno, 2004) Proses pembelajaran IPA guru harus mampu merancang kegiataan pembelajaran dengan melibatkan pengetahuan awal murid serta menerapkan suatu model pembelajaran yang memfasilitasi murid dengan kegiataan-kegiataan percobaan dan pengamatan benda dan gejala alam termasuk sumber daya alam didalamnya yang dapat memperjelas konsep-konsep yang dipelajari. Melalui penerapan model pembelajaran yang tepat, diharapkan murid akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran IPA sehingga akan mampu meningkatkan hasil belajar murid, (Adnyani, dkk, 2013). Melalui observasi awal guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran (teacher centered) sehingga keterlibatan murid dalam proses pembelajaran sangat kurang. Guru tidak memberikan keleluasaan bagi murid untuk mengembangkan dan menggali pengetahuannya sendiri. Guru masih menceramahi muridnya walaupun dalam proses pembelajaran sudah terbentuk kelompok-kelompok kecil, namun campur tangan guru masih sangat menonjol. Murid cenderung pasif dalam pembelajaran sebab hanya terjadi transfer ilmu oleh guru (teacher centered) dan bukan karena aktivitas dari murid itu sendiri, hal ini dapat memunculkan kesan pelajaran IPA itu sulit dan membosankan. Selain itu, proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru ini dapat mematahkan

semangat dan motivasi murid untuk belajar di kelas sebab siswa merasa bahwa dirinya tidak diberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga murid kurang aktif dan hasil belajar murid tentang sumber daya alam masih rendah yaitu memperoleh nilai di bawah 75 sebesar 55%. Seorang guru tidaklah mudah menciptakan kondisi yang kondusif bagi semua murid. Ada murid yang proaktif, ada murid yang tidak banyak bicara (pendiam) tetapi memiliki kemampuan di atas temannya, dan terdapat pula murid yang banyak bicara tetapi memiliki kemampuan rendah. Bahkan, ada murid dengan kemampuan menengah ke bawah merasa tertekan dengan materi IPA Sains khususnya pada materi tentang sumber daya alam yang penuh dengan teori, konsep, rumus-rumus, dan praktikum yang rumit bahkan sulit di pahami. Untuk meningkatkan hasil belajar murid pada materi sumber daya alam, diperlukan suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang dapat membangkitkan keaktifan murid sehingga akan memudahkan mereka untuk mengerti dan mencari pemahaman sendiri tentang materi yang akan diajarkan khususnya materi sumber daya alam. Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu langkah strategis yang perlu diambil oleh guru yaitu dengan menggunakan beberapa metode dan pendekatan. Dalam hal ini pendekatan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM). Pendekatan STM memungkinkan murid berperan secara aktif dalam pembelajaran serta sains dan teknologi dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat.

Hudoyo (Samatowa, 2006) mengatakan bahwa : Untuk mempelajari suatu materi sains (IPA) yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar sains (IPA). Apalagi diajarkan menurut cara yang tepat kemudian dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar misalnya diajarkan dengan menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM). Pendekatan sains teknologi masyarakat merupakan belajar mengajarkan sains dan teknologi dalam konteks pengalaman dan kehidupan sehari-hari, dengan fokus isu-isu/masalah-masalah yang sedang dihadapi masyarakat, baik bersifat lokal, regional, nasional, maupun global yang memiliki komponen sains dan teknologi. Maka model sains teknologi masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap IPA serta membentuk literasi IPA dan teknologi. Melalui pendekatan sains teknologi masyarakat, para murid sebagai warga masyarakat diharapkan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sekitarnya. Model sains teknologi akan mendorong murid menggali masalah dengan pendapat murid tersebut, memungkinkan terjadinya pembentukan konsep pada murid, konsep yang telah terbentuk ini dapat diaplikasikan pada situasi lain, dan membuat keputusan tentang konsep yang benar. Penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat akan memberi peluang kepada siswa untuk mengalami proses belajar secara intensif, di samping dapat menghilangkan perasaan jenuh atau cepat belajar ketika pengelolaan pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah berpatokan buku ajar saja. Disamping itu murid akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna karena murid secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga lebih kuat melekat dalam memori atau pikiran murid untuk memahami pelajaran

sehingga akan dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada materi sumber daya alam. Berdasarkan uraian dan kenyataan di atas, maka pendekatan sains tekonologi masyarakat dipikirkan dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar murid yang aktif dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Murid dalam Pembelajaran IPA Materi Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM). 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Kurangnya metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran 2) Guru mendominasi dalam proses pembelajaran (teacher centered) 3) Murid kurang menguasai konsep tentang sumber daya alam 4) Murid belum aktif dalam proses pembelajaran 5) Hasil belajar murid tentang sumber daya alam masih rendah 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Bagaimanakah aktifitas murid dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo? 2) Apakah dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) hasil belajar murid pada materi sumber daya alam dapat meningkat? 1.4. Cara Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, akan digunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk meningkatkan hasil belajar murid. Adapun langkah-langkah/sintaks pendekatan STM adalah sebagai berikut: 1) Guru mengundang murid untuk aktif dalam pembelajaran, guru menggali informasi dari murid dengan mengajukan pertanyaan agar murid termotivasi dalam menjawab dan mengikuti tahapan selanjutnya. 2) Guru membantu murid dalam menghubungkan pembelajaran baru dengan pembelajaran sebelumnya. 3) Guru menjelaskan manfaat yang akan didapat bila mempelajarinya dengan baik. 4) Guru membentuk murid dalam kelompok-kelompok yang selanjutnya akan mencoba merancang dan melakukan kegiatan eksperimen atau percobaan untuk mengumpulkan data. 5) Murid melanjutkan dengan kegiatan diskusi untuk menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang telah mereka peroleh melalui kegiatan atau percobaan dan mencoba menemukan solusi atau pemecahan masalah.

1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu : 1) Dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo murid aktif dalam proses pembelajaran. 2) Untuk meningkatkan hasil belajar murid dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) hasil belajar murid pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1.6.1. Manfaat Teoretis a. Diharapkan murid memiliki pengetahuan tentang pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) sebagai salah satu bentuk inovasi belajar di SD. b. Diharapkan guru memiliki teori pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan hasil belajar murid pada materi sumber daya alam 1.6.2. Manfaat Praktis a. Diharapkan dapat memperluas pengetahuan guru dalam menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran. b. Sebagai acuan dan masukan agar penelitian selanjutnya dalam mengembangkan pengembangan alternatif pembelajaran di SD.