KWH METER DENGAN SISTEM PRABAYAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGERTIAN KWH METER, JENIS-JENIS DAN PRINSIP KERJANYA

TUGAS AKHIR KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya

PERANCANGAN KWH METER DIGITAL MENGGUNAKAN KWH METER KONVENSIONAL

ABSTRAK. rumah pelanggan listrik. Fungsi dari alat ini adalah menghitung seberapa besar

Gambar 4.1. Pengujian Timer

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN. 3.1 Rangkaian dan Peralatan Pengujian

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik yang memanfaatkan suatu kumparan arus untuk mengindra arus serta

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ONLINE PENGGUNAAN DAYA LISTRIK DAN PEMUTUSAN LISTRIK JARAK JAUH

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

I. PENDAHULUAN. karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

STRATEGI PENGHEMATAN DAYA DENGAN PEMBUATAN ALAT MONITORING PENGGUNAAN DAYA LISTRIK SECARA DETAIL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

Wireless Data Logger with Microcontroller MCS-51

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Makalah Seminar Tugas Akhir PERANCANGAN KWH METER DIGITAL MENGGUNAKAN KWH METER KONVENSIONAL. Abstract :

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif dasar listrik dan tarif dasar

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau sebagai industri yang memiliki prospek yang tinggi. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan

Abstrak. 1. Pendahuluan

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

ROBOT MOBIL DENGAN SENSOR KAMERA UNTUK MENELUSURI JALUR PADA MAZE

ALAT PENGUKUR PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER DAN MIKROKONTROLER AT89S52

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

KONTROL MANUAL DAN OTOMATIS PADA GENERATOR SET DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER MELALUI SMARTPHONE ANDROID

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

Sistem Monitoring Pencurian Energi Listrik

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

BAB I PENDAHULUAN. yang menonjol adalah dalam bidang teknologi elektronika. Sebelum adanya listrik

SISTEM MONITORING KWH METER 3 PHASE DAN KALKULASI BIAYA PEMAKAIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PERANCANGAN ALAT MONITORING PENGGUNAAN DAYA LISTRIK SECARA DETAIL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

RANGKAIAN OPTIMAL UNTUK MOTOR INDUKSI 1 FASE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA APLIKASI POMPA AIR

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian tenaga listrik saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat


RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN),

PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

PERANCANGAN ALAT PENCATATAN PEMAKAIAN LISTRIK DIGITAL HUDARSONO

kwh meter Prabayar Hexing

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS

PROTOTYPE kwh METER DIGITAL PROJEK AKHIR II GATRA NOFANDRA

BAB I PENDAHULUAN. dengan arus yang sedang hingga besar, puluhan Ampere. Wattmeter adalah instrument atau alat pengukuran daya listrik

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

BAB I PENDAHULUAN. kecil, tidak seperti para peneliti terdahulu yang ketika membuat perangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU

BAB I PENDAHULUAN. suatu panel listrik selalu dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan cara

Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI. Kata Kunci : Perangkat, Inverter, Frekuensi, Motor Induksi, Generator.

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

BAB II LANDASAN TEORI. listrik, dan tegangan listrik (V). Gaya bertanggung jawab terhadap adanya

Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem. Jika sistem proteksi tersebut bagus, maka akan terciptanya keadaan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

Transkripsi:

KWH METER DENGAN SISTEM PRABAYAR Lauw Lim Un Tung, Henny Oktavia Electrical Engineering Dept., PETRA Christian University Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, INDONESIA Phone +62(31)-8439040 ext.1363, Fax: +62(31)-8436418 E-mail: tung@peter.petra.ac.id Abstrak Sistem pembayaran listrik yang dilakukan di Indonesia adalah dengan menghitung daya yang terpakai (melalui KWH meter), dimana secara periodik diperlukan petugas untuk mendatangi dari rumah ke rumah dan mencatat nilai yang tertera pada KWH meter. Setelah itu pemilik rumah harus membayar listrik pada tempat pembayaran listrik yang telah ditentukan, atau melalui fasilitas yang disediakan oleh bank. Sistem ini dikenal sebagai sistem pascabayar. Dengan sistem pascabayar ini akan timbul kemungkinan adanya tunggakan listrik, kesalahan pembacaan/pencatatan KWH meter, ataupun konsumen yang merasa tidak nyaman karena harus antri sekian lama. Dari permasalahan di atas timbullah suatu ide untuk sistem prabayar pemakaian listrik dengan menambahkan suatu peralatan pada KWH meter PLN yang sudah ada; berupa mikrokontroler AT89C2051 dengan sensor infrared dan photodiode dipakai untuk menghitung jumlah putaran piringan KWH meter. Dan selanjutnya mikrokontroler akan melakukan pengurangan jumlah unit pada kartu chip. Pengujian sistem yang dilakukan dengan cara memberi suatu beban pada KWH meter sehingga terjadi pengurangan jumlah unit yang setara dengan jumlah putaran piringan. Prototype rangkaian sistem prabayar ini telah dapat berjalan dengan baik. Kesalahan sekitar 6,46 % terjadi karena KWH meter untuk prototype tidak dikalibrasi lebih dahulu. Kata Kunci: KWH meter, sistem prabayar, kartu chip. 1. Pendahuluan Sistem pembayaran listrik yang dilakukan di Indonesia adalah dengan menghitung daya yang terpakai, yang akan terlihat melalui KWH meter (biasa dikenal dengan meteran listrik). Ada seorang petugas untuk suatu daerah tertentu, yang datang dari rumah ke rumah, bertugas untuk mencatat nilai yang tertera pada KWH meter tiap bulannya. Setelah itu pemilik rumah harus membayar listrik pada tempat-tempat pembayaran listrik yang telah ditentukan, atau melalui fasilitas yang disediakan oleh bank (misalnya melalui ATM). Sistem ini dikenal dengan sistem pascabayar. Sistem pembayaran di atas, khususnya untuk pembayaran listrik di mana pembayar langsung datang ke tempat pembayaran, memiliki beberapa kelemahan, antara lain kemungkinan adanya tunggakan listrik ataupun konsumen yang merasa tidak nyaman karena harus meng-antri sekian lama. Dari permasalahan di atas timbullah suatu ide untuk mengaplikasikan sistem prabayar untuk pemakaian energi listrik, khususnya pada rumah tangga. Sehingga pemilik rumah dapat lebih mengontrol jumlah pemakaian energi listrik dan memperbaiki sistem pembayaran listrik saat ini. Sistem ini juga diharapkan dapat mengefisiensikan proses administrasi di perusahaan listrik. 2. Perencanaan Pemakaian energi listrik di industri maupun rumah tangga menggunakan satuan kilowatthour (KWH), dimana 1 KWH sama dengan 3.6 MJ. Karena itulah alat yang digunakan untuk mengukur energi pada industri dan rumah tangga dikenal dengan watthourmeters. Besar tagihan listrik biasanya berdasarkan pada angka-angka yang tertera pada KWH meter setiap bulannya B-27

B-28 Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 21 22 Agustus 2002 untuk saat ini. KWH meter induksi adalah satu-satunya tipe yang digunakan pada perhitungan daya listrik rumah tangga. Bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, sebuah piringan aluminium, sebuah magnet tetap, dan sebuah gir mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan. Jika meter dihubungkan ke daya satu fasa, maka piringan mendapat torsi yang membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Semakin besar daya yang terpakai, mengakibatkan kecepatan piringan semakin besar; demikian pula sebaliknya. Gambar 1. Cara Kerja KWH Meter Pada piringan KWH meter terdapat suatu garis penanda (biasanya berwarna hitam atau merah). Garis ini berfungsi sebagai indikator putaran piringan. Untuk 1 KWH biasanya setara dengan 900 putaran (ada juga 450 putaran tiap KWH). Saat beban banyak memakai daya listrik, maka putaran piringan KWH ini akan semakin cepat. Hal ini tampak dari cepatnya garis penanda ini melintas. Sensor infrared dan photodiode dipakai untuk mendeteksi lewatnya garis penanda ini, sehingga mikrokontroler dapat menghitung jumlah putaran piringan KWH meter. Sistem prabayar ini tetap mempergunakan KWH meter yang sudah ada dengan sedikit modifikasi untuk memasang sensor dan unit sistem. Hal ini bertujuan untuk lebih mendayagunakan peralatan KWH meter yang sudah ada. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Blok Diagram Sistem Listrik dari PLN yang akan dialirkan ke rumah tangga (beban), terlebih dahulu dialirkan melalui MCB yang berfungsi sebagai pembatas arus sekaligus pengaman bila terjadi short circuit. Kemudian dialirkan juga ke KWH meter yang berfungsi untuk menghitung daya yang terpakai.

KWH Meter dengan Sistem Prabayar B-29 Relay berfungsi sebagai penghubung atau pemutus aliran listrik dari MCB ke KWH meter. Relay ini dikontrol oleh mikrokontroler AT89C2051. Listrik dari MCB selain dialirkan ke KWH meter juga dialirkan ke power supply yang berfungsi untuk memberikan supply tegangan ke rangkaian mikrokontroler. Sensor infrared dan photodiode dipasang pada KWH meter sedemikian rupa sehingga dapat mendeteksi garis penanda pada piringan KWH meter. Output sensor ini dihubungkan ke mikrokontroler, supaya mikrokontroler AT89C2051 dapat menghitung jumlah putaran piringan KWH meter. Kartu Chip dan memory yang berupa serial EEPROM dipakai untuk menyimpan informasi jumlah putaran piringan KWH meter yang masih diperbolehkan. Pada sistem juga dipasang LED sebagai display indikator dan tombol untuk proses isi ulang. Pada saat awal di mana unit yang tersimpan di memory masih nol, mikrokontroler AT89C2051 menunggu adanya penekanan tombol isi ulang. Bila tombol tersebut ditekan, maka unit yang ada di Kartu Chip dipindahkan ke memory (sekaligus me-nol-kan kartu) dan relay-pun diaktifkan. Sistem siap untuk mendeteksi jumlah putaran piringan KWH meter. Untuk sejumlah putaran tertentu maka unit yang ada di memory akan dikurangi satu unit, hingga habis. Isi dari memory ini dapat ditambah dengan melakukan proses isi ulang. Kondisi unit nominal yang masih ada dapat dilihat melalui LED indikator. Jika unit nominal pada memory telah habis, maka mikrokontroler akan mematikan relay sehingga aliran listrik terputus. Relay akan aktif kembali jika memory tersebut telah diisi ulang. Dengan sistem prabayar ini, beban administratif Perusahaan Listrik dapat dikurangi sedemikian hingga tidak diperlukan adanya petugas yang mendatangi rumah tiap pelanggan dan mencatat besar pemakaian energi listrik. Proses billing sistem yang rumit juga bisa diatasi. Tunggakan karena pelanggan yang tidak membayar ataupun kesalahan perhitungan tagihan juga tidak terjadi lagi. Selain itu juga bagi konsumen tidak perlu antri untuk membayar tagihan. 3. Pengujian Pengujian dilakukan dengan memberi beban pada sistem dengan besar beban mulai Watt sampai 0 Watt. Dalam pengujian tersebut dicatat waktu yang diperlukan oleh sistem untuk memutuskan aliran listrik berdasarkan nilai nominal unit yang berada di dalam Kartu Chip, yang berarti aliran listrik terputus jika kartu habis. Kartu Chip diisi dengan data mulai dari satu sampai tiga unit, demikian pula dengan counter yang juga dibuat bervariasi mulai dari satu sampai tiga kali. Adapun yang dimaksud dengan counter adalah variabel yang dipakai untuk menghitung banyaknya putaran KWH meter untuk pengurangan tiap unit Kartu Chip. Jika counter berisi 1, maka tiap kali piringan berputar satu kali, langsung dilakukan pengurangan satu unit (satu putaran bernilai satu unit). Untuk counter dua kali dilakukan pengurangan satu unit kartu jika piringan telah berputar sebanyak dua kali (dua putaran bernilai satu unit). Demikian pula untuk counter tiga kali, dilakukan pengurangan satu unit kartu jika piringan telah berputar sebanyak tiga kali (tiga putaran bernilai satu unit). Masing-masing pengujian di atas dilakukan dua kali, dan rata-ratanya diambil sebagai data. Kemudian dari tiap nilai counter yang berbeda dibuat masing-masing tabelnya. Pengujian ini akan dibandingkan dengan hasil perhitungan menurut rumus : W = P x T (1) Di mana : W : Watthour (WH) P : daya dari beban yang dipakai (Watt) T : waktu (jam) Karena KWH meter yang dipergunakan mempunyai spesifikasi 900 putaran per KWH, maka perhitungan yang dilakukan disesuaikan dengan spesifikasi tersebut. Perhitungan dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh piringan untuk melakukan satu kali, dua kali, dan tiga kali putaran, dengan nilai beban mulai dari hingga 0 Watt. Berikut ini diberikan tabel beserta grafik dari hasil perhitungan, yang akan dibandingkan langsung dengan tabel dan grafik hasil pengujian. Hanya saja untuk waktu T tidak diberikan dalam jam, melainkan dalam detik.

B-30 Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 21 22 Agustus 2002 Tabel 1. Tabel Pengujian Dan Perhitungan Waktu Untuk Satu Putaran (Watt) 1 Unit 2 Unit 3 Unit Rata-rata Perhitungan 37 75 110 37.06 40 200 19 40 59 19.56 20 300 12.5 24.5 37 12.36 13.33 400 9 18 26.5 8.94 10 500 7.5 16 22 7.61 8 600 6.5 13 20 6.56 6.67 700 6 12 17.5 5.94 5.71 800 5 10.5 15 5.08 5 900 4 8 12 4 4.44 0 3 6 9 3 4 50 40 30 20 10 Pengujian Perhitungan 0 300 500 700 900 (Watt) Gambar 3. Grafik Pengujian Dan Perhitungan Waktu Untuk Satu Putaran Tabel 2. Tabel Pengujian Dan Perhitungan Waktu Untuk Dua Putaran (Watt) 1 Unit 2 Unit 3 Unit Rata-rata Perhitungan 76 157.5 228.5 76.97 80 200 38 76 111.5 38.17 40 300 24.5 50.5 73.5 24.75 26.67 400 19 38 58 19.11 20 500 15 30 44.5 13.28 16 600 13 25 38 12.72 13.33 700 11.5 21 32.5 10.94 11.43 800 9 18 28 9.11 10 900 8 16 24.5 8.06 8.89 0 7 15 22.5 6.5 8

KWH Meter dengan Sistem Prabayar B-31 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pengujian Perhitungan 300 500 700 900 (Watt) Gambar 4. Grafik Pengujian Dan Perhitungan Waktu Untuk ua Putaran Tabel maupun grafik di atas merupakan tabel dan grafik untuk counter = 1, yang berarti satu kali putaran bernilai satu unit. Sedangkan 1 unit dalam tabel berarti waktu yang diperlukan sistem untuk menghabiskan 1 unit kartu. Demikian pula 2 unit untuk 2 unit kartu, dan 3 unit untuk 3 unit kartu. Karena itu rata-rata dalam tabel di atas diperoleh melalui : (T 1unit + T 2unit /2 +T 3unit /3) / 3, yang berarti waktu yang diperlukan oleh piringan KWH meter untuk melakukan satu kali putaran. Sedangkan untuk perhitungan secara teoritis diperoleh untuk satu kali putaran piringan KWH meter. Tabel 3. Tabel Pengujian Dan Perhitungan Waktu Untuk Tiga Putaran (Watt) 1 Unit 2 Unit 3 Unit Rata-rata Perhitungan 120 242.5 359.5 120.36 120 200 55 114.5 179 57.31 60 300 37.5 76.5 118.5 38.42 40 400 28 57 89 28.72 30 500 22.5 44 68.5 22.44 24 600 18.5 37.5 57.5 18.72 20 700 16.5 32.5 49 16.36 17.14 800 14 28.5 44 14.31 15 900 13 26 41 13.22 13.33 0 12 24 36.5 12.06 12

B-32 Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 21 22 Agustus 2002 140 120 80 60 40 20 0 Pengujian Perhitungan 300 500 700 900 (Watt) Gambar 5. Grafik Pengujian Dan Perhitungan Waktu Untuk Tiga Putaran Tabel 4. Tabel Kesalahan Antara Hasil Pengujian Dengan Perhitungan Error (%) (Watt) 1 Putaran 2 Putaran 3 Putaran 7.35 3.79 0.3 200 2.2 4.58 4.48 300 7.28 7.2 3.95 400 10.6 4.45 4.27 500 4.88 17 6.5 600 1.65 4.58 6.4 700 4.03 4.29 4.55 800 1.6 8.9 4.6 900 9.91 9.33 0.83 0 25 18.75 0.5 Dari hasil pengujian terlihat bahwa dengan beban yang semakin besar waktu yang diperlukan sistem untuk memutuskan aliran listrik semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa putaran piringan KWH meter semakin cepat, sehingga pemotongan unit Kartu Chip berlangsung lebih cepat pula. Dari pengujian pula terlihat bahwa sistem cukup stabil, yang terbukti dengan waktu pemotongan satu unit sebanding dengan waktu pemotongan kelipatannya untuk masingmasing counter. Namun dari seluruh hasil pengujian apabila dibandingkan dengan hasil perhitungan didapatkan error (kesalahan) rata-rata yang terjadi, yaitu 6,46 %. Kesalahan ini dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain KWH meter yang tidak dikalibrasi, pencatatan waktu dilakukan secara manual dengan stop-watch dan nilai yang diperoleh dibulatkan (pembuangan waktu 1/ detik), maupun faktor kesalahan manusia dalam pencatatan waktu (respon penekanan stop-watch yang tidak tepat). 4. Kesimpulan Bila KWH meter dengan sistem prabayar ini diterapkan, maka error sebesar 6,46% ini tidak terjadi karena sistem prabayar ini. Hal ini disebabkan unit prototype sepenuhnya telah mampu mendeteksi putaran piringan KWH meter dan mampu menghitung jumlah putaran yang terjadi, serta mampu melakukan pemotongan sejumlah unit pada memory. Apalagi bila nilai unit pada Kartu Chip dihitung dengan satuan KWH, di mana pada unit prototype mempergunakan KWH meter dengan spesifikasi 900 putaran dapat menghitung pemakaian energi listrik secara lebih

KWH Meter dengan Sistem Prabayar B-33 presisi. Besarnya error pada KWH meter dengan sistem prabayar hanya bergantung pada error dari KWH meter induksi itu sendiri. Dan ini berarti sama dengan error pada KWH meter yang dipakai di rumah-rumah. Hal ini berarti penggunaan KWH meter dengan sistem prabayar ini mempunyai error total yang lebih kecil dibanding dengan sistem pascabayar yang dipakai sekarang, karena tidak adanya error dari proses administratif Perusahaan Listrik dalam memproses tagihan. Sehingga secara tidak langsung juga menyebabkan tidak terjadi adanya tunggakan pelanggan yang tidak membayar penggunaan energi listrik. Manfaat lain dari sistem ini, pelanggan tidak perlu lagi melakukan antrian untuk membayar. Penggunaan unit KWH meter yang sudah ada dan mikrokontroler AT89C2051 yang murah merupakan suatu solusi bagi pengembangan sistem ini (tidak memerlukan banyak biaya untuk penggantian sistem dari pascabayar ke prabayar) sekaligus meningkatkan efisiensi secara nasional. 5. Daftar Pustaka [1] AT89C2051 Datasheet. San Jose : Atmel Corporation, 2000. [2] AT93C46 Datasheet. San Jose : Atmel Corporation, 2002. [3] Theodore Wildi, Electrical Machines, Drivers, and Power System, New Jersey:Prentice Hall, 1991.