BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

INTISARI. Kata kunci : Volume parkir, kapasitas parkir, Kebutuhan Ruang Parkir(KRP).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAAN PUSTAKA. A. Pengertian Parkir

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

TINJAUAN PUSTAKA. Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan

BAB III LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB III LANDASAN TEORI. durasi parkir, akumulasi parkir, angka pergantian parkir (turnover), dan indeks parkir Penentuan Kebutuhan Ruang Parkir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya. Pendidikan dan Kebudayaan, 1991). Parkir adalah tempat pemberhentian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI LOKASI RUMAH SAKIT UMUM (Studi Kasus RSUD Dr. Moewardi Surakarta)

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Pengertian

Dalam pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir (Ditjen Hubdat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwujud (intangible) seperti reparasi, akomodasi, transportasi, asuransi, tempat

BAB II STUDI PUSTAKA

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

kendaraan (mobil penumpang, bus\truk, sepeda motor ). Termasuk ruang bebas dan

BAB II. TINJAl AN PI STAKA. Kata parkir berasal dari kata park yang berarti taman, dan menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR BASEMENT DI PUSAT PERBELANJAAN BANDUNG SUPERMALL, BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik-karakteristik parkir seperti kebutuhan parkir, volume parkir, durasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa fasilitas parkir menjadi bagian yang sangat penting dari sistem transportasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN PARKIR MOBIL DI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian yang berkaitan dengan parkir, diantaranya yaitu : atau tidak tetap disebut parkir.

Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Z.Tamin dituliskan bahwa tarikan pergerakan adalah jumlah pergerakan yang. Gambar 2.1 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Kata kunci : terminal parkir elektronik, karakteristik parkir, kelayakan finansial

KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS PERENCANAAN GEDUNG PARKIR PADA KAWASAN PERDAGANGAN SOMBA OPU DI JALAN PATTIMURA KOTA MAKASSAR DISUSUN OLEH :

DAFTAR ISI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Data

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Yogyakarta terletak di Propinsi D. I. Yogyakrta mempunyai lokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB III LANDASAN TEORI

Parkir Suatu keadaan dimana kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu (tidak bersifat sementara) PP No.43 thn 1993.

KAJIAN PENGARUH KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN HOS COKROAMINOTO ( PASAR PAHING ) KOTA KEDIRI LUCIA DESTI KRISNAWATI, ST,MM *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMUDAHAN MANUVER PARKIR (STUDI KASUS UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Penggunaan Lahan Parkir Mobil di Kampus Itenas Bandung

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI PUSAT PERBELANJAAN (Studi Kasus Solo Grand mall Surakarta)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Sistem Pola Parkir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

Analisis Kebutuhan Parkir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENATAAN RUANG PARKIR KENDARAAN (Studi Kasus Pada Lahan Parkir Kampus II Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Parkir Kata parkir berasal dari kata park yang berarti taman. Menurut kamus bahasa Indonesia, parkir diartikan sebagai tempat menyimpan. (Menurut Hobbs 1995, dalam Cahyono 2003) parkir diartikan sebagai suatu kegiatan untuk meletakkan atau menyimpan kendaraan di suatu tempat tertentu yang lamanya tergantung kepada selesainya keperluan dari pengendara tersebut. Menurut Warpani 1990, dalam Cahyono 2003) definisi parkir adalah meletakkan kendaraan dari suatu tempat atau areal untuk jangka waktu (durasi) parkir tertentu. Lalu lintas berjalan menuju suatu tempat dan setelah mencapai tempat tersebut, maka diperlukan tempat parkir. Kekurangan dalam hal penyediaan fasilitas parkir yang memadai sesuai dengan permintaan yang diharapkan dan diijinkan dapat menyebabkan kemacetan. Dengan meningkatnya tingkat perjalanan maka kebutuhan akan ruang parkir akan dikhawatirkan juga semakin meningkat. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan perlunya kualitas lahan dan tata ruang yang digunakan untuk parkir. Selain itu kenaikan kepemilikan kendaraan akan menimbulkan peningkatan kapasitas parkir. Rumah sakit adalah sarana upaya untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat serta dapat pula dimanfaatkan untuk pendidikan, tenaga kerja, dan penelitin. Rumah sakit beserta penunjangnya berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi msyarakat yang dilaksanankan secara efektif di tengah masyarakat. B. Jenis Parkir Menurut Warpani (1990) berdasarkan letaknya terhadap badan jalan parkir dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Parkir di jalan Parkir kendaraan di pinggir jalan ini dapat ditemui di kawasan perumahan maupun pusat kegiatan serta di kawasan lama yang umumnya tidak siap menampung perkembangan jumlah kendaraan. Idealnya parkir di jalan harus dihindarkan karena mengurangi lebar efektif jalan yang seyogyanya dipergunakan untuk kendaraan bergerak. Namun harus diakui pula bahwa hal ini hampir tidak mungkin dilakukan, sehingga hanya dilakukan dengan mengatur parkir di jalan sedemikian agar tidak terlalu menghambat kelancaran arus lalu lintas. 2. Parkir di luar jalan Parkir jenis ini mengambil tempat di pelataran parkir umum, tempat parkir khusus yang juga terbuka untuk umum dan tempat parkir khusus yang terbatas seperti kantor, hotel, dan sebagainya. Menurut Hoobs (1995), tempat parkir di luar badan jalan secara umum dapat digolongkan kedalam enam macam yaitu: pelataran parkir di permukaan tanah, garasi bertingkat, garasi bawah tanah, gabungan, garasi mekanis dan drive in. Menurut Abu Bakar, dkk (1996), kriteria parkir diluar badan jalan antara lain : a. Rencana umum tata ruang daerah. b. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas. c. Kelestarian lingkungan. d. Kemudahan bagi pengguna jasa. e. Tersedianya tata guna lahan. f. Letak antara jalan akses utama dan daerah yang dilayani. 3. Parkir Menurut Statusnya a. Parkir Umum Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah, jalan, dan lapangan yang pengelolaannya diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Tempat parkir umum ini menggunakan sebagian badan jalan umum yang dikuasai atau milik pemerintah yang termasuk bagian dari tempat parkir umum ini adalah parkir di tepi jalan umum. b. Parkir Khusus Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah atau lahan yang tidak dikuasai pemerintah daerah yang pengelolanya diselenggarakan oleh pihak lain baik berupa badan usaha maupun perorangan. Tempat parkir khusus ini berupa kendaraan bermotor dengan mendapatkan ijin dari pemerintah daerah, yang termasuk jenis ini adalah gedung parkir, peralatan parkir, tempat parkir gratis, dan garasi. Gedung parkir adalah tempat parkir pada suatu bangunan atau bagian bangunan. Pelataran parkir adalah tempat parkir yang tidak memungut bayaran dari pemilik kendaraan yang parkir di suatu lokasi. Tempat penitipan kendaraan atau garasi adalah tempat/bangunan milik perorangan. c. Parkir Darurat/ Insidentil Parkir darurat/insidentil adalah perparkiran di tempat-tempat umum baik yang menggunakan lahan tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan milik Pemerintah Daerah maupun swasta karena kegiatan darurat. d. Taman Parkir Taman parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga yang telah mendapat ijin dari Pemerintah Daerah. 4. Parkir Menurut Tujuannya a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar/muat barang.

Keduanya sengaja dipisahkan agar satu sama lain masing-masing tidak saling menunggu. 5. Parkir Menurut Jenis Kepemilikan dan Operasinya a. Parkir milik dan yang mengoperasikan Pemerintah Daerah. b. Parkir milik Pemerintah Daerah dan yang mengoperasikannya adalah swasta. c. Parkir milik dan yang mengoperasikannya swasta. C. Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan ruang parkir adalah ukuran kebutuhan ruang untuk parkir suatu kendaraan dengan aman dan nyaman dengan pemakaian ruang seefisien mungkin (Murwano, 1994, dalam Siregar, 1999 dalam Ahmad 2009). Besaran satuan ruang parkir merupakan inti ukuran ruang yang diperlukan untuk memarkir suatu kendaraan. Agar didapat keseragaman dalam penentuan besarnya daya tampung fasilitas parkir maka perlu ditetapkan Satuan Ruang Parkir yang dapat digunakan dalam perancangan perparkiran tersebut : 1. Kendaraan Standar Dimensi kendaraan standar mobil penumpang dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Dimensi kendaraan standar (Abubakar dkk,1996)

Keterangan : a = Jarak Gandar L = Panjang Total b = Depan Tergantung (Front Overhang) h = Tinggi Total c = Belakang Tergantung (Rear Overhang) B = Lebar Total d = Lebar Jarak 2. Ruang Bebas Kendaraan Parkir Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung pintu terluar pintu ke badan kendaraan yang ada di sampingnya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan yang di parkir disampingnya pada saat penumpang turun dari kendaraan, sedangkan ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm (Abu bakar dkk, 1996). 3. Lebar Bukaan Pintu Kendaraan Ukuran lebar bukaan pintu kendaraaan tergantung pada fungsi dan karakteristik pemakai kendaraan yang memakai fasilitas parkir (Abubakar dkk, 1996). Lebar bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan pembelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik pengguna yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga golongan seperti yang ada di Tabel 2.1. Berdasarkan golongan I dan golongan II, penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan golongan III penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan, seperti tercantum dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Lebar bukaan pintu kendaraan Jenis bukaan pintu Pengguna fasilitas parkir Gol Pintu depan/belakang terbuka tahap awal 55 cm Pintu depan/belakang terbuka tahap awal 75 cm Pintu depan terbuka penuh dan ditambah untuk pergerakan kursi roda Sumber : Abubakar dkk, 1996 - Karyawan/pekerja kantor - Tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran,universitas pemerintahan perdagangan, - Pengunjung tempat olahraga, pusat hiburan/rekreasi, pusat perdagangan eceran/swalayan, rumah sakit dan bioskop - Orang cacat III I II Tabel 2. 2 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) Jenis kendaraan Satuan ruang parkir (m) 1. a. Mobil penumpang untuk golongan I b. Mobil penumpang untuk golongan II c. Mobil penumpang untuk golongan III 2. Bus/truk 3. Sepeda motor Sumber : Abubakar dkk, 1996 2,30 x 5,00 2,50 x 5,00 3,00 x 5,00 3,40 x 12,50 0,75 x 2,00 Dari uraian di atas dapat ditetapkan besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan sebagai berikut: a. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang dapat dilihat di Gambar 2.2

B O R, Gambar 2.2 Satuan Ruang Parkir (Abubakar dkk,1996) = lebar total kendaraan (cm) = lebar bukaan pintu (cm) = jarak bebas arah lateral (cm) = jarak bebas longitudinal (cm) Lp = panjang total ruang parkir (cm) L = panjang total kendaraan (cm) Bp = lebar total ruang parkir (cm) Tabel 2. 3 Golongan Satuan Ruang parkir Mobil Penumpang Golongan I Golongan II Golongan III B 170 cm 170 cm 170 cm O 55 cm 75 cm 80 cm R 5 cm 5 cm 50 cm L 470 cm 470 cm 470 cm 10 cm 10 cm 10 cm 20 cm 20 cm 20 cm Bp 230 cm (B+O+R) 250 cm (B+O+R) 300 cm (B+O+R) Lp 500 cm (L+ ) 500 cm (L+ ) 500 cm (L+ ) + + + Sumber: Abubakar dkk, 1996

b. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk bus dan truk. Untuk kendaraan bus dan truck, dapat dibagi ke dalam tiga jenis golongan kendaraan ukuran yakni kecil, sedang dan besar. Golongan Satuan Ruang Parkir bus dan truk dapat dilihat di Tabel 2.4 D. Survei Kebutuhan Ruang Parkir Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan. Pada tempat dimana parkir kendalikan, maka tempat parkir harus diberi marka pada permukaan jalan. Tempat tambahan diperlukan bagi kendaraan untuk melakukan alih gerak, diaman hal tersebut tergantung dari sudut parkirnya. Sudut parkir dipilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut (Direktorat Perhubungan Darat, 1998) : 1. Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas Pada jalan-jalan yang lebarnya kurang, hanya parkir sejajar saja yang dapat digunakan, karen parkir bersudut kurang aman jika dibandingkan dengan penggunaan parkir sejajar untuk suatu daerah kecepatan kendaraan yang tinggi. Parkir bersudut hanya diperbolehkan pada jalan-jalan kolektor dan local yang lebar kapasitasnya mencukupi. 2. Kondisi Jalan dan Lingkungan Makin besar sudut yang digunakan maka semakin kecil luas daerah masingmasing tempat parkirnya, akan tetapi makin lebar pula lebar jalan yang diperlukan untuk membuat lingkaran membelok bagi kendaraan yang memasuki tempat parkir. Penentuan Satuan Parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRP diklasifikasikan menjadi tiga, seperti terlihat pada table 2.4 berikut :

Tabel 2. 4 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) No Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir ( 1. 2. 3. a. Mobil penumpang untuk golongan I b. Mobil penumpang untuk golongan II c. Mobil penumpang untuk golongan III Bus/Truck Sepeda Motor Sumber : (Direktorat Perhubungan Darat,1998) E. Pengendalian Parkir 2,30 x 5,00 2,50 x 5,00 3,00 x 5,00 3,40 x 12,50 0,75 x 2,00 Aspek yang dibahas dari pengendalian parkir adalah dengan orientasi komersil, sedangkan tujuan dari pengendalian parkir itu sendiri adalah (Direktorat Perhubungan Darat, 1998) : 1. Mencegah terjadinya hambatan arus kendaraa. 2. Mengurangi kecelakaan. 3. Membuat penggunaan tempat parkir menjadi lebih efektif. 4. Memelihara benda sejarah, sekiranya berada di suatu kota dengan nilai sejarah yang tinggi. 5. Bertindak sebagai mekanisme pembatas terhadap penggunaan jalan di daerah yang padat. Pada umumnya semakin dekat pergerakan menuju arah pusat kota, akan semakin banyak menemui hambatan-hambatan pada saat mengemudikan kendaraan. Saat ini pengendalian parkir merupakan satu-satunya metode untuk membatasi pergeraskan kendaraan yang dapat dilakukan oleh seorang perencana sistem transportasi. Pengendalian parkir diterapkan terutama untuk mengurangi hambatan dan untuk memungkinkan jalan menjadi lebih baik dalam memenuhi permintaan lalu lintas, dengan menggantiu parkir di jalan (on street parking) menjadi parkir di luar jalan (off street parking). Pengendalian parkir dimanfaatkan untuk memperngaruhi kelebihan kota yang terjadi, mencegah orang untuk membawa kendaraan pribadi dan

mengalihkannya ke pengguna transportasi publik. Namun, pencegahan membawa kendaraan peribadi tersebut tidak diterapkan oleh kebanyakan masyarakat kecuali kepada mereka yang tidak memiliki kendaraan. Bila permintaan parkir telah melampaui penyediaan tempat parkir, yang ditandai dengan banyaknya perlanggaran terhadap parkir di tempat yang seharusnya tidak boleh parkir ganda atau peringatan dilarang parkir. Pengendalian utama yang perlu dibahas adalah mengenai tempatnya. Harga dan baiaya adalah hal yang penting juga mengingat pengendalian tersebut dapat digunakan secara bersama agar penawaran tempat parkir yang tersedia dapat disesuaikan dengan permintaan. F. Penelitian sebelumnya 1) Mz (2012) dari Universitas Baturaja melakukan penelitian dengan judul Analisis Kebutuhan dan Penataan Ruang Parkir di Kampus Universitas Baturaja.Tujuan penelitian tempat parkir ini adalah: a) Menghitung jumlah kendaraan yang parkir di kampus Karang Sari Universitas Baturaja; b) Menghitung kebutuhan ruang parkir di kampus Karang Sari Universitas Baturaja, dan; c) Penataan ruang parkir di kampus Karang Sari Universitas Baturaja. Hasil penelitian diperoleh luas halaman parkir atas khusus kendaraan sepeda motor untuk mahasiswa 1536 m2, dengan fasilitas parkir dapat menampung ± 1024 kendaraan roda dua (motor) sedangkan luas parkir bawah 792m2 dengan fasilitas parkir dapat menampung ± 528 kendaraan roda dua (motor), dan luas halam parkir kendaraan roda empat (mobil) 390m2 yang dapat menampung ±33 kendaraan. 2) Ali & Arifin (2015), dari Universitas Mercu Buana Jakarta melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kapasitas Kebutuhan Gedung Parkir Sepeda Motor Dan Mobil Study Kasus (Di Mall Grand Metropolitan Bekasi) Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan perparkiran sepeda motor dan mobil di Mall Grand metropolitan Bekasi untuk mengetahui kapasitas parkir di Mall Grand metropolitan Bekasi. Hasil penelitian ini

adalah volume parkir untuk kendaraan mobil dan motor pada hari sabtu sebanyak 2809 dan 1419 kendaraan, untuk hari minggu 2779 dan 1414 kendaraan, sedangkan hari senin sebanyak 1155 dan 1121 kendaraan. Akumulasi mobil terbesar terjadi pada hari minggu sebanyak 477 kendaraan pada pukul 19.00-19.59 untuk mobil sedangkan motor terjadi pada hari minggu sebanyak 277 kendaraan pada pukul 18.00-18.59. durasi rata rata parkir 6,7 jam. indeks parkir di gedung parkir sepeda motor di Mall Cyber Park Bekasi pintu masuk satu (1) dan pintu masuk dua (2) yang terjadi adalah melebihi dari 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kapasitas ruang gedung parkir sepeda motor dan mobil sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan ruang parkir yang ada. 3) Hidayat et al. (2015) dari Binus University melakukan penelitian dengan judul Studi Parkir Kampus Anggrek Kondisi Eksisting dan Penambahan Lahan Parkir Baru Terhadap Pengguna Kampus Anggrek Binus University. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kejenuhan lahan parkir kondisi eksisting untuk diperbandingkan dengan penambahan lahan parkir baru. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jumlah mobil yang masuk ke Kampus Anggrek lebih besar daripada volume parkiryang tersedia (turnover = 1,58) sehingga banyak mobil yang kesulitan mencari tempat parkir dan terpaksa harus mencari alternatif tempat parkir lain seperti parkir Area 52. Akan tetapi, setelah area lahan parkir Lantai 8 di fungsikan, angka turnover berkurang menjadi 0,54 yang mengartikan bahwa tingkat kejenuhan lahan parkir kampus anggrek berkurang sekitar 65 % dari sebelum parkir lantai 8 berfungsi.