BAB II LANDASAN TEORI. terdiri dari bagian atas yang disebut serambi (atrium) dan bagian bawah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. dan mengembalikannya kembali ke jantung (Taylor, 2010). Jantung terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORI. ke seluruh tubuh. Jantung bekerja non-stop selama kita hidup. Karena itu,

BAB II LANDASAN TEORI. periode, yaitu periode kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) (Abbas K, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT)

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

Journal of Control and Network Systems

Aplikasi Transformasi Wavelet Untuk Menghilangkan Derau Pada Sinyal Peluahan Sebagian

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT

Penerapan Transformasi Wavelet Diskrit Untuk Reduksi Noise Pada Citra Digital

ANALISA ENERGY COMPACTION PADA DEKOMPOSISI WAVELET

BAB III METODE PENELITIAN. Alam Universitas Lampung pada bulan Februari 2014 sampai Mei 2014.

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil.

TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM

Aplikasi Wavelet Untuk Penghilangan Derau Isyarat Elektrokardiograf

Pencocokan Citra Digital

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

BAB 2 LANDASAN TEORI. program pengurangan noise pada citra digital. Teori-teori ini mencakup penjelasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dapat diihat di tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras Perangkat Keras Spesifikasi

ANALISA IMAGE SIDIK JARI DIGITAL MENGGUNAKAN METODE WAVELET PAKET Oleh: Suparti Staf Pengajar Jurusan Matematika, FMIPA, Undip

DAFTAR ISI. i ABSTRACT. ii KATA PENGANTAR. viii DAFTAR GAMBAR

Gambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya gempa tektonik merupakan akibat adanya gerakan dinamis lempenglempeng

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet pada Daerah Homogen. Wavelet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuning merupakan proses menentukan frekuensi standar dan

Reduksi Noise Pada Sinyal Suara dengan Menggunakan Transformasi Wavelet Agus Kurniawan L2F

BAB III PENGOLAHAN DATA

ESTIMASI PERBAIKAN NILAI SNR

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data

PERBANDINGAN MOTHER WAVELET PADA PROSES DENOISING PADA SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL RADAR

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Analisa Sinyal Electrocardiography dan Phonocardiography Secara Simultan Menggunakan Continuous Wavelet Transform

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN MAXIMAL OVERLAP DISCRETE WAVELET TRANSFORM. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan hardware untuk pengambilan / pencuplikan citra serta

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diterima,diperkuat, serta direkam (Amrullah, 2012). Suara-suara ini

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

MATEMATIKA DI BALIK CITRA DIGITAL

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function

Transformasi Wavelet Diskrit (Discrete Wavelet Transforms): Teori dan Penerapan Pada Sistem Daya

KOMPRESI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

PENGOLAHAN SINYAL KARDIOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET

Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan dijelaskan tentang teori-teori penunjang bagi bab selanjutnya,

Karakteristik Spesifikasi

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN ANALISA IMAGE WAJAH DIGITAL MENGGUNAKAN METODE COSINUS PAKET (CPT)

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

BAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment

Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang. melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya.

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA

BAB III WAVELET. yang memenuhi

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOLAHAN ISYARAT JANTUNG BERBASIS WAVELET UNTUK DETEKSI KELAINAN INFARK MENGGUNAKAN METODE HIGH SPEED QRS DETECTION

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

Perancangan Stetoskop Elektronik Berbasis Komputer dengan Akuisisi Data Menggunakan NI-DAQ Card

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(PACs) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient

PEMANFAATAN K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA PENGENALAN WAJAH DENGAN PRAPROSES TRANSFORMASI WAVELET. Sufiatul Maryana, Lita Karlitasari, Arie Qur ania

Perangkat Lunak Koreksi Citra dengan Metode Wavelet

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

Perbandingan Mother Wavelet dalam Proses Denoising pada Suara

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri dari bagian atas yang disebut serambi (atrium) dan bagian bawah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sinyal Suara Jantung (PCG) Jantung adalah organ tubuh yang berfungsi untuk memompa darah dan terdiri dari bagian atas yang disebut serambi (atrium) dan bagian bawah yang disebut dengan bilik (ventricle). Otot-otot jantung memompa darah dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Setiap kali terjadi proses pemompaan, katup jantung membuka sehingga darah dapat mengalir ke ruangan yang dituju. Selanjutnya katup menutup untuk mencegah aliran balik darah (Setiaji, 2011). Pada detak jantung dihasilkan dua suara yang berbeda yang dapat didengarkan pada stetoskop, yang sering dinyatakan dengan lub-dub. Suara lub disebabkan oleh penutupan katup triscupid dan mitral (atrioventrikular) yang memungkinkan aliran darah dari atrium (serambi jantung) ke ventricle (bilik jantung) dan mencegah aliran balik dan dapat disebut dengan suara jantung pertama (S1) yang terjadi pada awal systole (periode jantung berkontraksi). Suara dub disebut suara jantung kedua (S2) yang terjadi pada akhir systole atau awal diastole dan disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aortic dan pulmonary) yang membebaskan darah ke sistem sirkulasi paru-paru dan seluruh tubuh (Rizal, 2007). Sinyal suara jantung merupakan sinyal gelombang suara yang lemah, dan biasanya sinyal ini berada di range antara 10 Hz hingga 250 Hertz (Adinarayana, 2014). 7

8 Gambar 2.1 Bunyi Jantung Normal. (Setiaji, 2011) Gambar 2.2 Anatomi Jantung. (Anonim, 2015). 2.2 Wavelet Wavelet adalah sebuah gelombang kecil, yang dimana energinya terkonsentrasi dalam waktu untuk menyediakan alat bantu analisis non-stationer atau perubahan waktu. Karakteristik wave bergerak masih tetap dimiliki, namun juga dapat mensimulasikan analisis waktu-frekuensi dengan dasar matematika

9 yang fleksibel. Hal ini diilustrasikan dalam Gambar 2.3 dimana wave (kurva sinus) bergerak dengan amplitudo sama pada - t sehingga memiliki energi yang tak berhingga, dengan Wavelet yang memiliki energi berhingga terkonsentrasi pada suatu titik. (Burrus, Gopinath, Guo, 1998) Gambar 2.3 Bentuk Sebuah Wave dan Wavelet. (Burrus, Gopinath, Guo, 1998) 2.3 Transformasi Wavelet Sinyal suara jantung merupakan jenis sinyal non-stationer. Sinyal nonstasioner memiliki frekuensi yang bervariasi di dalam waktu, sehingga untuk menganalisisnya dibutuhkan metode transformasi yang dapat memberikan resolusi frekuensi dan waktu secara bersamaan maka metode yang cocok adalah Transformasi Wavelet dikarenakan Transfromasi Wavelet dapat mempresentasikan informasi suatu sinyal dalam kawasan waktu dan frekuensi dengan baik. (Ruth, 2014)

10 2.3.1 Dekomposisi Wavelet Wavelet dapat digunakan untuk melakukan analisis multi resolusi yang akan menghasilkan informasi dalam ranah waktu dan frekuensi. Skala atau resolusi yang biasanya dilihat pada data merupakan peranan yang penting. Algoritma Wavelet memproses data pada skala atau resolusi yang berbeda-beda. Pada Gambar menunjukan dekomposisi pada sinyal PCG berdasarkan pendekatan Wavelet. Pada Gambar 2.4 dapat dilihat jika sebuah sinyal dengan jendela yang besar, maka seseorang hanya akan memperhatikan informasi sinyal secara general, begitu juga saat sinyal dengan jendela yang kecil maka seseorang hanya akan memperhatikan sinyal pada detailnya saja, sehingga penggunaan resolusi yang bervariasi sangat diperlukan. Dasar dari prosedur analisis Wavelet adalah pemilihan fungsi prototype yang disebut Mother Wavelet. Analisis sementara dilakukan dengan frekuensi tinggi yang merupakan versi dari prototype Wavelet, sedangkan untuk analisis frekuensi dilakukan dengan dilatasi pada frekuensi rendah dari Wavelet yang sama. (Abbas, Bassam, 2009)

11 Gambar 2.4 Dekomposisi Sinyal PCG Dengan Menggunakan Wavelet. (Abbas, Bassam, 2009) 2.3.2 Transformasi Wavelet Kontinyu Transformasi Wavelet kontinyu didefinisikan secara matematis dengan persamaan sebagai berikut (2.1) dimana ψ*(t) adalah konjugat komplek fungsi Wavelet penganalisa ψ(t). persamaan ini menunjukan bagaimana fungsi f(t) di dekomposisikan ke dalam sebuah set dari fungsi basis s, ψ(t) disebut dengan Wavelet. Variabel s dan τ yang merupakan skala dan translasi adalah dimensi baru setelah di transformasi. Wavelet diperoleh dari sebuah Wavelet dasar yang disebut Mother Wavelet. (Abbas, Bassam, 2009)

12 2.3.3 Transformasi Wavelet Diskrit Pada transformasi Wavelet kontinyu yang telah di jelaskan pada subab sebelumnya bahwa Continue Transform Wavelet (CWT) dihitung dengan menggeser skala yang dapat diubah secara kontinyu. Pada Transformasi Wavelet Diskrit (TWD) skalanya dan translasinya tidak berubah secara kontinyu tapi berubah secara diskrit, sehingga menghasilkan rumus sebagai berikut (2.2) s s dan τ adalah integer dan s 0 adalah step dilatasi yang telah baku sesuai dengan aturan dyadic dan nilainya harus lebih besar dari satu. τ0 adalah parameter translasi yang nilainya harus besar dari nol dan tergantung pada perubahan dilatasi. Efek dari mendiskritkan Wavelet berdampak pada waktu-skala yang menjadi interval-interval diskrit. Jika sampel dari axis frekuensi yang berhubungan dengan dyadic sampel yaitu s0 = 2, dan jika nilai translasi yang dipilih adalah 1 berarti τ0 = 1, maka akan persamaan 2.2 akan menjadi (2.3) (Abbas, Bassam, 2009) Dengan menggunakan fungsi Wavelet diskrit diatas sehingga diperoleh transformasi Wavelet diskrit sebagai berikut T s,τ = x(t)ψ s,τ (t)dt (2.4)

13 T s,τ dikenal sebagai koefisien detil Wavelet pada indek skala s dan lokasi τ. Wavelet diskrit dyadic orthonormal berkaitan dengan fungsi penskala dan persamaan dilatasinya. Fungsi penskala berkenaan dengan penghalusan sinyal dan memiliki bentuk yang sama seperti fungsi Wavelet adalah φ s,τ = 1 2s φ(t τ2s ) (2.5) 2 s Lalu fungsi penskala di konvolusi dengan sinyal sehingga menghasilkan koefisien approksimasi S s,τ = x(t)φ s,τ (t)dt (2.6) Akhirnya sinyal x(t) dapat disajikan sebagai kombinasi deret ekspansi dengan menggunakan koefisien aproksimasi dan koefisien detil sebagai berikut : x(t) = τ= S s0,τ φ s0,τ(t) + s= τ= T s,τ ψ s,τ (t) (2.7) Gambar 2.5 Lokalisasi Wavelet Diskrit di Dalam Ruang Waktu-Skala Pada Dyadic Grid. (Vallens,1999) Untuk pengaplikasian transformasi Wavelet diskrit, sinyal masukan diproses dengan melewatkan sinyal yang akan dianalisis menggunakan filter berdasarkan frekuensi dan skala yang berbeda. Sinyal input dilewatkan melalui sekelompok high-pass filter untuk menganalisis frekuensi tinggi, dan dilewatkan melalui sekolompok low-pass filter untuk menganalisis frekuensi rendah. Sinyal

14 frekuensi rendah identik dengan informasi global yang terdapat pada sinyal input, sedangkan sinyal frekuensi tinggi identik dengan informasi detil dari sinyal input. Sinyal frekuensi rendah ini dapat dimanfaatkan untuk mengenali pola umum pada sinyal input. (Alfatwa, 2009) Contoh untuk dekomposisi pada Wavelet diskrit transform satu dimensi ditunjukan pada gambar 2.3 yang merupakan pohon dekomposisi, dimana S merupakan sebuah sinyal yang di dekomposisi dengan orde 3 dan menghasilkan koefisien detail cd1, cd2, cd3, serta koefisien aproksimasi ca1. (Ruth, 2014) Gambar 2.6 Dekomposisi Orde 3 Untuk Sinyal S. (Matlab, 2013) 2.3.4 Mother Wavelet Mother Wavelet merujuk pada arti kata small wave (gelombang kecil) yang berarti memiliki panjang yang terbatas. (Ruth, 2014) Mother Wavelet merupakan prototype yang akan menghasilkan Daughter Wavelet Ψa,b (t) dibentuk oleh translasi (b) dan skala (a).

15 1 t b a, b ( t) ( ) (2.8) a a Keterangan: b a ψ = parameter translasi = parameter skala = Mother Wavelet (Surtono, 2012) Gambar 2.7 Illustrasi Transformasi Wavelet. (Kauhsoik, 2014) 2.3.4.1 Wavelet Daubechies Ingrid Daubechies merupakan salah satu dari bintang paling cemerlang dalam bidang penelitian Wavelet. Transform Wavelet Daubechies ditemukan oleh Igrid Daubechies pada tahun 1987. Daubechies Wavelets merupakan salah satu bagian dari orthogonal Wavelet. Adapun koefisien filter yang digunakan dalam

16 jenis Wavelet ini didapat dari penurunan persamaan Wavelet secara matematis oleh Igrid Daubechies. (Napitupulu, 2012). Hasil akhir dari persamaan yang digunakan untuk menetukan koefisien filter adalah sebagai berikut : (2.9) Daubechies membangun Wavelet yang mempunyai karakteristik compact support (mempunyai panjang yang terbatas, Nk ) dan diperhasul hingga beberapa derajat. Smoothness dari Wavelet berhubungan dengan kondisi momen yang merupakan pengaruh dari fungsi skala. Untuk m = 0,1,2,..,Nk/2 1. Wavelet Daubechies memiliki Nk/2 vanishing moments yang berarti sinyal dapat diperhalus hingga polynomial dengan derajat Nk/2 1. Wavelet Daubechies sangat bagus untuk merepresentasikan sifat-sifat polynomial di dalam sinyal. Panjang support dari Wavelet Daubechies adalah Nk-1, contohnya adalah D2 (Wavelet Haar) mempunyai support length sama dengan 1, D4 mempunyai support length sama dengan 3, D5 mempunyai support length sama dengan 4. Gambar 2.8 Wavelet Daubechies. (Venkatta, Kumar, 2014)

17 2.3.4.2 Wavelet Coiflet `Wavelet Daubechies mempunyai bentuk yang tidak simetris, untuk meningkatkan bentuk simetrisnya makan Daubechies membangun Wavelet Coiflet. Jenis Wavelet filter ini tidak jauh berbeda dengan Daubechies filter. Filter Coiflet ini juga di design oleh Igrid Daubechies sama halnya dengan filter Daubechies. (Napitupulu, 2012) Gambar 2.9 Wavelet Coiflet. (Venkatta, Kumar, 2014) 2.3.4.3 Wavelet Symlet Symlet Wavelet merupakan bentuk singkat dari symmetrics Wavelet. Memang tidak secara sempurna simetris, namun filter ini di design dengan cara agar memiliki sedikit bentuk asimetris, Symlet juga dirancang oleh inggrid Daubechies yang merupakan pengembanagan dari Wavelet Daubechies. (Napitupulu, 2012)

18 Gambar 2.10 Wavelet Symlet. (Venkatta, Kumar, 2014) 2.3.4.4 Wavelet Biorthogonal Wavelet Biorthogonal menggunakan dua Wavelet, satu untuk dekomposisi (di sisi kiri) dan yang lainnya untuk rekonstruksi (di sebelah kanan sisi). Istilah Biorthogonal merujuk pada adanya 2 fungsi skala yang orthogonal satu sama lain. (Napitupulu, 2012). Gambar 2.11 Wavelet Biorthogonal. (Venkatta, Kumar, 2014)

19 2.4 Parameter 2.4.1 Standar Deviasi Standar deviasi digunakan untuk mengukur besar dari variasi atau penyebaran dari rata-rata. Semakin rendah nilai suatu standar deviasi mengindikasikan bahwa titik data cenderung sangat dekat dengan rata-rata (nilai yang diharapkan), begitu juga ketika nilai standard deviasi tinggi mengindikasikan bahwa jangkauan titik data yang tersebar sangat besar. s = σ 2 = 1 N N 1 i=1 (x i μ) 2 (2.10) S = standar deviasi, N = nomor sample, Xi= input sinyal jantung, µ= rata-rata 2.4.2 Energi Energi berarti sesuatu memiliki kemampuan untuk menyebabkan perubahan, energi biasanya digunakan untuk menggambarkan berapa banyak potensi sistem yang harus berubah. Pada sinyal suara jantung, Energi total di setiap komponen detail dan approksimasi memberikan informasi yang berguna tentang lokasi artefak di sinyal. Artefak merupakan variasi sinyal yang tidak diinginkan. Artefak ini termasuk instrumen suara, suara dari suara tubuh, suara karena gerakan subjek dan gerakan diafragma stetoskop. Semakin rendah range frekuensi hasil dekomposisi maka memiliki Energi normalisasi yang besar dikarenakan mengandung suara jantung, sedangkan semakin tinggi range frekuensi hasil dekomposisi maka memiliki Energi normalisasi yang kecil dikarenakan mengandung artefak. (Kumar, 2015).

20 Energi dekomposisi rerata di setiap EDi dihitung dengan persamanaan (diasumsikan akan didekomposisi hingga level 10) : (Di(k)) EDi= 2 jumlah cuplik Di, K= 1,2,. Panjang Di (2.11) i = 1,2,. N=10 Energi dekomposisi rerata di EA10 dihitung dengan persamanaan (diasumsikan akan didekomposisi hingga level 10) : EA10= (A 10 (k)) 2 jumlah cuplik A 10, K= 1,2,.Jumlah cuplik A10 (2.12) 2.4.3 Normalisasi Energi Energi dekomposisi rerata perlu dinormalisasi agar energi terendah berada pada nilai 0 dan energi tertinggi berada pada nilai 1 sehingga rentang nilai grafik normalisasi energi akan berada diantara range 0 dan 1. ENj = E Di maks(e D1, E A 10 ), j = 1,2,3.n (2.13) ENj = Energi rerata normalisasi pada dekomposisi ke j (j= 1,2,3 N=10) EDi = Energi rerata sinyal detail ke- I (i= 1,2,3.N=10) EA10= Energi rerata sinyal aproksimasi A10 2.5 Denoising Wavelet Denoising sinyal adalah memperkirakan nilai sinyal yang sebenarnya dari sinyal yang memiliki noise dan dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut : y(n) = x(n) + s(n) (2.14)

21 y(n) adalah sinyal yang berderau, x(n) adalah sinyal asli, dan s(n) merupakan derau sinyal. (Sundararajan, 2015) Pada umumnya, Denoising Wavelet memiliki prosedur sebagai berikut : Menggunakan transformasi Wavelet ke sinyal yang berderau untuk memproduksi koefisien Wavelet pada setiap level dekomposisi. Memilih batas nilai threshold yang tepat pada setiap level dekomposisi dan metode threshold yang diinginkan (hard atau soft tresholding) Merekonstruksi sinyal dengan transformasi Wavelet inverse. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa prosedur Denoising memiliki tiga proses yaitu mendekomposisikan sinyal, memberikan batas nilai threshold, dan merekonstruksi sinyal. Denoising memiliki metode yang disebut Shrinkage yang dapat diimplementasikan dengan hard tresholding ataupun soft tresholding. Pada hard tresholding, koifisien Wavelet yang memiliki nilai dibawah ambang batas yang telah ditentukan akan diubah menjadi nol, sedangkan pada soft tresholding koifisien Wavelet akan di reduksi mendekati nilai ambang batas yang telah ditentukan. Nilai ambang batas merupakan nilai perkiraan dari tingkatan derau yang didapatkan dengan menghitung nilai standar deviasi dari koefisien detail. (Donoho, 1995) y = x, if x > λ Hard Treshold = { y = 0, if x λ (2.15) y = x λ, if x > λ Soft Treshold = { y = x + λ, if x < λ y = 0, if x λ (2.16) Dimana x adalah sinyal input, y adalah sinyal setelah di-treshold, dan λ adalah nilai threshold, hard tresholding dan soft tresholding di illustrasikan pada Gambar

22 2.12 serta dapat dilihat pada gambar 2.13 yang merupakan contoh penerapan soft tresholding dimana nilai threshold λ = 0.4 sehingga pada Gambar 2.13(b) semua nilai antar 0.4 hingga -0.4 akan dibuat menjadi nol, sedangkan nilai yang lebih besar dari 0.4 dan lebih kecil dari -0.4 akan diubah mendekati axis- x oleh 0.4. (Sundararajan, 2015) Gambar 2.12 Tipe Threshold Yaitu (a) Hard dan (b) Soft. (Ergen, 2012) Gambar 2.13 (a) Sebuah Sinyal Sinusoidal (b) Sinyal Sinusoidal Dengan Soft Tresholded Dengan Nilai Treshold λ=0.4. (Sundararajan, 2015)

23 Metode hard tresholding tidak mempengaruhi koefisien detail yang lebih besar dari ambang batas atau threshold. Metode hard tresholding memiliki karakterstik yang tidak stabil dan sensitif terhadap perubahan yang kecil pada sinyal, sedangkan metode soft tresholding dapat menimbulkan bias ketika koefisien terlalu besar, meskipun beberapa metode yang baru telah diusulkan untuk mengatasi kekurangan metode shrinkage ini, namun metode shrinkage merupakan metode yang masih lebih efisien untuk digunakan. (Donoho, 1995) Hal yang penting didalam metode tresholding adalah mencari nilai yang tepat untuk nilai ambang batas yang akan digunakan. Pada kenyataanya telah banyak teknik ataupun metode yang diusulkan untuk menghitung nilai threshold, namun pada kenyataanya semua teknik tersebut membutuhkan perkiraan tingkat derau. Standar deviasi dari nilai data dapat digunakan untuk menentukan nilai perkiraan tingkat derau, Donoho mengusulkan teknik untuk mendapatkan nilai estimator yang cukup baik pada Denoising Wavelet yang persamaanya dijelaskan sebagai berikut : (2.17) Dimana L merupakan jumlah dari tingkatan dekomposisi, median dipilih dari nilai koefisien detail pada sinyal yang dianalisis. (Donoho and Johnstone 1994; Donoho and Johnstone 1998).