BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dan komparatif. Dalam penelitian ini langkah pertama yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus diopenalisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. dan ringkasan anggaran. Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil lokasi di Kabupaten Brebes dan Pemalang dengan data yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Buleleng (4) Kab. Gianyar (5) Kab. Jembrana (6) Kab. Karangasem (7) Kab. Klungkung (8) Kab. Tabanan (9) Kota Denpasar.

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah termasuk didalamnya sumber penerimaan asli pada penerimaan PAD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Dana Alokasi Umum pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Adapun alasan

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten Di Indonesia Sebelum Dan Setelah Pemekaran

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian yang digunakan penulis adalah pengujian hipotesis untuk

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih ( Sugiyono, 2006;11). Hubungan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

BAB V PENUTUP. dengan rencana yang telah dibuat dan melakukan pengoptimalan potensi yang ada di

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diambil adalah Kabupaten/ Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Pajak Daerah, Retribusi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independennya adalah pajak daerah, retribusi daerah, dana alokasi umum dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah asosiatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8)

ANALISIS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Kota di Jawa Tengah)

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAHAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rasio Kemandirian Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian = x 100 Bantuan Pemerintah Pusat dan Pinjaman

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten di Jawa Tengah. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Sumber data

: Niken Kurniawati NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang tahun 2008

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampling Jenuh, yaitu teknik Sampling yang semua anggota populasi


BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: tertinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu sebesar Rp ,

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

ANALISIS ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD PEMERINTAH PROVINSI JAMBI TAHUN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 2016

BAB III METODE PENELITIAN. selesai pada bulan September Lokasi penelitian ini bertempat di Bursa Efek. Tabel 1 Jadwal Penelitian

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA DEPOK

BAB lll METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitiaan ini menggunakan populasi dari perusahaan BUMN Non

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Metode

I. PENDAHULUAN. sebagian masyarakat Indonesia mendukung dengan adanya berbagai tuntutan

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data kuantitatif, yaitu Data Laporan Realisasi Anggaran APBD pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

ANALISIS PENGARUH PEMBERLAKUAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH KOTA METRO

ANALISIS PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BOGOR

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

3.1. Desain Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian analisis komparatif

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun oleh : Nama : Ismy Chaerunissa Oktia NPM : Jurusan : Akuntansi / S1 Pembimbing : Supiningtyas P., SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hasilnya bisa berupa penguatan, bantahan, atau modifikasi terhadap teori

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan pengujian atas hipotesis-hipotesis yang telah diajukan. Sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel yang

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis rasio ketergantungan keuangan daerah, simpulan yang

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PULAU JAWA DAN KALIMANTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN yaitu sebanyak 41 bank bank tersebut terdiri dari: 1. Bank umum BUMN terdiri dari 4 bank

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return dan trading

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penelitian berbentuk deskriptif dan komparatif. Dalam penelitian ini langkah pertama yang akan dilakukan yaitu menganalisis data realisasi APBD dengan menggunakan rasio keuangan, kemudian rasio tersebut dibandingkan dalam periode waktu tertentu dengan menggunakan uji statistik. Penelitian deskriptif yaitu sebuah penelitian yang menggambarkan objek/subjek penelitian yang berupa data-data yang sudah tersedia. Dalam melakukan penelitian, data tidak boleh dimanipulasi oleh penulis. Oleh karena itu penelitian deskriptif sering disebut sebagai penelitian noneksperimental karena data yang akan diteliti sudah tersedia baik dimasa lalu, sekarang atau dimasa mendatang. Jenis penelitian deskriptif dalam penelitian ini berupa analisis dokumen yaitu pengumpulan dan pengujian dokumen berupa realisasi APBD pada kabupaten/kota di provinsi NAD dan Papua tahun 1994 2008. Penelitian komparatif atau perbedaan yaitu, jenis penelitian yang membedakan atau membandingkan hasil penelitian antara dua kelompok penelitian.

33 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kinerja keuangan daerah sebelum dan sesudah otonomi khusus pada kabupaten/kota se-provinsi NAD dan Papua. Periode penelitian yang dilakukan dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2008. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,2004). Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah kabupaten/kota se- Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yaitu sebanyak 23 pemerintah daerah dan kabupaten/kota se-provinsi Papua yaitu sebanyak 29 pemerintah daerah. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2004). Jumlah sampel yang peneliti pakai pada kabupaten/kota se-provinsi NAD sebanyak lima pemerintah daerah, sedangkan sampel pada kabupaten/kota se-provinsi Papua yaitu sebanyak dua pemerintah daerah. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan pertimbangan (judgement sampling). Adapun kriteria yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Kabupaten/kota se-provinsi NAD dan Papua yang mempublikasikan realisasi APBD dalam situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (www.djpk.depkeu.go.id) dari tahun 1994 2008.

34 2. Kabupaten/ kota se-provinsi NAD dan Papua yang tidak mengalami pemekaran daerah atau otonomi daerah dari tahun 1994 2008. Daftar Kabupaten dan Kota yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah : Tabel 2 Daftar Kabupaten/Kota Provinsi Papua No Nama Kabupaten/Kota 1. Kabupaten Jayapura 2. Kabupaten Paniai Sumber: Data diolah oleh penulis Tabel 3 Daftar Kabupaten/Kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) No Nama kabupaten/kota 1. Kabupaten Aceh Selatan 2. Kabupaten Aceh Tengah 3. Kabupaten Aceh Tenggara 4. Kabupaten Aceh Utara 5. Kota Banda Aceh Sumber: Data diolah oleh penulis 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang bersumber dari dokumen realisasi APBD pada kabupaten/kota se-provinsi NAD dan Papua, yang diperoleh dari website resmi Dirjen Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan www.djpk.depkeu.go.id.

35 Periode realisasi APBD yang menjadi pengamatan penelitian ini adalah periode tujuh tahun sebelum otonomi khusus tahun anggaran (1994 2000) dan tujuh tahun sesudah otonomi khusus (2002 2008). 3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari dokumen yang sudah tersedia. Dalam penelitian ini data dokumentasi yang digunakan yaitu realisasi APBD kabupaten/kota se-provinsi NAD dan Papua. 3.5. Metode Analisis Data 3.5.1. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah daerah. Rasio-rasio tersebut dibandingan dengan rasio keuangan sebelum dan sesudah otonomi khusus. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung masing-masing rasio keuangan pemerintah daerah yang sudah ditetapkan sebagai variabel penelitian. Hasil perhitungan rasio-rasio ini selanjutnya digunakan sebagai data dalam pengujian statistik. Dalam mengukur kinerja keuangan daerah dapat dihitung dengan rumus-rumus rasio keuangan daerah, yaitu diantaranya: desentralisasi fiskal, efisiensi keuangan daerah, dan aktifitas keuangan daerah.

36 1. Derajat Desentralisasi Fiskal Derajat desentralisasi fiskal dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah PAD dengan total pendapatan daerah. Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total pendapatan daerah, semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam penyeenggaraan desentralisasi (Mahmudi, 2011) Rumusan rasio derajat desentralisasi fiskal (Mahmudi, 2011) yaitu : Pendapatan Asli Daerah Rasio Derajat Desentralisasi fiskal : x 100% Total Pendapatan Daerah Untuk dapat mengukur tingkat kinerja keuangan daerah maka kita perlu membandingkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Total Pendapatan Daerah (TPD). Dari perhitungan ini kita dapat melihat seberapa besar peranan PAD terhadap TPD tersebut. Menurut Halim (2002), ada beberapa skala interval untuk menarik kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut yaitu: a. Apabila tingkat kemandirian 0%-25%, berarti kemampuan keuangan daerah tersebut rendah sekali. Maka, daerah tersebut sangat bergantung kepada pemerintah pusat (pola hubungan instruktif); b. Apabila tingkat kemandirian 25%-50%, berarti kemampuan keuangan daerah tersebut rendah. Namun, campur tangan pemerintah pusat dalam hal keuangan sudah mulai berkurang. Sehingga, daerah tersebut dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi daerah (pola hubungan konsultatif).

37 c. Apabila tingkat kemandirian 50%-75%, berarti kemampuan keuangan daerah tersebut sedang. Dengan demikian daerah yang bersangkutan tingkat kemandiriannya mendekati mampu melaksanakan urusan otonomi daerah (pola hubungan partisipatif). d. Apabila tingkat kemandirian 75%-100% berarti kemampuan keuangan daerah tersebut tinggi. Sehingga, campur tangan pemerintah pusat sudah tidak ada karena daerah telah benar-benar mampu mandiri dalam melaksanakan urusan otonomi daerah (pola hubungan delegatif). 2. Efisiensi Keuagan Daerah Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara output dan input atau realisasi pengeluaran dengan realisasi penerimaan daerah. Rasio efisiensi (Hamzah, 2006 dalam Kurniati, 2012) diukur dengan: Realisasi Pengeluaran Rasio Efisiensi Keuangan Daerah: X 100% Realisasi Penerimaan Dengan mengetahui hasil perbandingan antara realisasi pengeluaran dan realisasi penerimaan dengan menggunakan ukuran efisiensi tersebut, maka penilaian kinerja keuangan dapat ditentukan (Budiarto;2007 dalam Kurniati; 2012). Apabila kinerja keuangan diatas 100% ke atas dapat dikatakan tidak efisien, 90% - 100% adalah kurang efisien, 80% - 90% adalah cukup efisien, 60% - 80% adalah efisien dan dibawah dari 60% adalah sangat efisien.

38 3. Aktifitas Keuangan Daerah Rasio aktifitas keuangan daerah (keserasian belanja modal) dapat dirumuskan sebagai berikut (Halim, 2008): Belanja Modal Aktifitas Keuangan Daerah: X 100% Total Belanja Daerah Analisis Aktifitas (Rasio Keserasian Belanja) Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan belanja pelayanan publik (belanja modal) maka dana yang digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin besar. 3.5.2. Pengujian Statistik Pengujian statistik dilakukan dengan menguji rasio keuangan sebelum dan sesudah otonomi khusus pada kabupaten/kota se-provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Papua, dari hasil pengujian ini diharapkan dapat mengetahui apakah terdapat perbedaan antara tingkat kinerja keuangan pemerintah daerah sebelum dan sesudah otonomi khusus pada kabupaten/kota se- Provinsi NAD dan Papua. Tahap-tahap pengujian meliputi uji normalitas data dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov -Smirnov. Dilanjutkan dengan pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel penelitian dengan Paired Samples T Test atau Wilxocon Signed Rank Test. Tingkat signifikasi atau nilai alfa (α) pada penelitian ini ditetapkan untuk seluruh pengujian adalah sebesar 0,05 atau (5%). Besarnya nilai alfa (α) tergantung pada keberanian pembuat keputusan

39 yang dalam hal ini berapa besar kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan ditolerir. Penjelasan tahap-tahap pengujian sebagai berikut: 3.5.2.1 Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas penting dilakukan karena untuk menentukan alat uji statistik apa yang sebaiknya digunakan pengujian hipotesis. Apabila data berdistribusi normal maka digunakan test parametik, sebaliknya apabila data berdistribusi tidak normal maka lebih sesuai dipilih alat uji statistik non parametik dalam pengujian hipotesis. Uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov dipilih karena lebih peka untuk mendeteksi normalitas data dibandingkan pengujian dengan menggunakan grafik (Ghozali, 2006). Hipotesis nol (H0) dinyatakan bahwa data dari masing-masing variabel penelitian pada periode sebelum dan sesudah otonomi khusus berdistribusi normal. Penentuan normal tidaknya data ditentukan dengan cara, apabila hasil signifikasinya lebih besar dari tingkat signifikasi yang sudah ditentukan ( 0,05) maka H0 diterima maka data tersebut terdistribusi normal. Sebaliknya apabila signifikasi uji lebih kecil dari nilai signifikasi (< 0,05) H0 ditolak maka data tersebut terdistribusi tidak normal. 3.5.2.2 Pengujian Hipotesis Hasil uji normalitas data digunakan untuk menetukan alat uji apa yang paling sesuai digunakan dalam pengujian hipotesis. Apabila data berdistribusi normal maka digunakan uji parametrik, yaitu Paired Sample T Test.

40 Jika data berdistribusi tidak normal maka digunakan uji non parametik Wilcoxon s Signed Rank Test lebih sesuai digunakan. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data dalam uji statistik mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Kedua model penelitian pre-post atau sebelum-sesudah. Uji beda digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu pada satu sampel yang sama pada dua periode pengamatan yang berbeda yaitu sebelum dan sesudah adanya treatment. Treatment tertentu pada penelitian ini adalah peristiwa otonomi khusus. Jika treatment tersebut tidak berpengaruh pada subjek, maka nilai rata-rata pengukurannya adalah sama dengan atau dianggap nol dan hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak. Jika treatment ternyata berpengaruh, nilai rata-rata pengukuran tidak sama dengan nol (H0) nya ditolak, yang berarti hipotesis alternatifnya (Ha) diterima. 3.5.2.3. Paired Samples T Test (Uji sampel berpasangan) Paired Sample T Test atau uji T sampel berpasangan merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2006). Data berasal dari dua pengukuran atau dua periode pengamatan yang berbeda yang diambil dari subjek yang dipasangkan, yaitu kinerja keuangan pemerintah pada kabupaten/kota se-provinsi NAD dan Papua sebelum dan sesudah otonomi khusus. Paired samples t-test berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memilki rata-rata (mean) sama.

41 Pengambilan keputusan: 1. Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan antara tingkat kemandirian keuangan pemerintah daerah sebelum dan sesudah otonomi khusus. 2. Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan antara tingkat kemandirian keuangan pemerintah daerah sebelum dan sesudah otonomi khusus. 3.5.2.4. Wilcoxon Signed Rank Test Uji statistik non parametik yang digunakan adalah dengan Wilcoxon Signed Rank Test. Uji ini digunakan untuk menganalisis data berpasangan karena adanya dua perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk mengetahui perbedaan antara tingkat kinerja keuangan daerah sebelum dan sesudah otonomi khusus, dengan membandingkan masing-masing indikatornya (rasio keuangan pemerintah daerah). Ha diterima jika signifikansi < 0,05, dan Ha ditolak jika signifikansi > 0,05.