Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 115 TAHUN 2001 TENTANG PEMBUATAN SUMUR RESAPAN DI PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang: a. bahwa salah satu upaya untuk melestarikan air tanah adalah dengan membuat sumur resapan yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung dan menyimpan curahan air hujan yang dapat menambah kandungan air tanah; b. bahwa dengan semakin meningkatnya pemanfaatan air tanah yang kurang terkendali dan dengan telah ditetapkannya bentuk, tipe serta jenis struktur sumur resapan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) maka Keputusan Gubernur Nomor 17 Tahun 1992 tentang pembuatan sumur resapan di OKI Jakarta dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan pada saat ini dan perlu disempurnakan; c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b, perlu ditetapkan kembali pembuatan sumur resapan di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan keputusan Gubernur. Mengingat: 1. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan; 2. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3. Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang - Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; 6. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 11 Tahun 1988 tentang Ketertiban Umum Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun 1991 tentang Bangunan di Wilayah DKI Jakarta; 8. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan dan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan; 9. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. MEMUTUSKAN Menetapkan: KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEMBUATAN SUMUR RESAPAN DI PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Sumur resapan adalah sistem resapan buatan yang dapat menampung air hujan yang langsung melalui atap atau pipa talang bangunan, dapat berbentuk sumur, kolam dengan resapan, saluran porous dan sejenisnya. 2. Penanggung Jawab Bangunan adalah pemilik/penyewa bangunan baik perorangan maupun badan hukum yang diberi kuasa atau hak untuk menempati atau mengelola bangunan. 3. Air tanah adalah semua air yang terdapat dalam lapisan tanah penyimpan air (akuifer) yang terdapat di bawah permukaan tanah. 4. Dinas Teknis adalah unit/satuan Perangkat Daerah yang memberikan pelayanan dan pengawasan terhadap kegiatan teknis pembangunan sumur resapan yaitu Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan Propinsi DKI Jakarta. 5. Pembina Teknis adalah setiap unit/satuan kerja/satuan Perangkat Daerah yang memberikan pelayanan kegiatan teknis yang berkaitan dengan pembuatan sumur resapan, baik kualitas maupun kuantitas air tanah sesuai bidang tugasnya masing-masing. 6. Permeabilitas tanah rendah adalah rembesan air dalam tanah sedemikian rupa sehingga air tampungan dalam sistem resapan baru habis dalam 24 jam sejak hujan pertama jatuh. 7. Volume sumur resapan adalah volume tampungan sumur resapan yang merupakan bagian yang kosong sebelum diisi air hujan. BAB II KEWAJIBAN PEMBUATAN SUMUR RESAPAN Pasal 2 Setiap penanggung jawab bangunan wajib membuat sumur resapan yang volume dan luasnya sebagaimana tercantum dalam lampiran I keputusan ini. (1) Setiap pemohon Izin Mendirikan Bangunan (1MB) wajib membuat perencanaan sumur resapan. (2) Pada saat proses Izin Penggunaan Bangunan (IPB) atau proses Permohonan Kelayakan Menggunakan Bangunan (KMB) belum membuat sumur resapan, maka kepada pemilik bangunan diwajibkan membuat sumur resapan. (3) Setiap bangunan yang telah berdiri dan belum mempunyai sumur resapan, diwajibkan membuat sumur resapan. Pasal 4 Dalam melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2), Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan berkoordinasi dengan Pembina Teknis. Pasal 5 Kegunaan sumur resapan adalah untuk menampung, menyimpan dan menambah kandungan air tanah serta mengurangi limpahan air permukaan tanah. Pasal 6
Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan wajib memberi pengarahan teknis tentang sumur resapan berdasarkan permohonan IMB/KMB dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembuatan sumur resapan dalam kaitan pelaksanaan pembangunan dan penggunaan bangunan. BAB III PERSYARATAN LOKASI SUMUR RESAPAN Pasal 7 (1) Penempatan sumur resapan diatur sebagai berikut: a. Sumur resapan dapat dibuat di areal pekarangan; b. Sumur resapan dibuat pada daerah yang tidak mudah longsor (labil) dan/atau terjal; c. Sumur resapan tidak dibuat di lokasi timbunan sampah dan/atau tanah yang mengandung bahan pencemar; (2) Pada daerah yang permukaan air tanahnya tinggi dapat dibebaskan dari pembuatan sumur resapan. (3) Daerah yang permukaan air tanahnya tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab dalam sektor pertambangan. (4) Air yang diperbolehkan masuk ke dalam sumur resapan yaitu air hujan yang langsung melalui atap atau talang bangunan. (5) Contoh sumur resapan sebagaimana tercantum dalam lampiran II keputusan ini. Pasal 8 Setiap Rencana Kota dan Rencana Tata Letak Bangunan yang merupakan kelengkapan permohonan IMB wajib mencantumkan lokasi sumur resapan, kecuali pada daerah yang dibebaskan dari pembuatan sumur resapan. BAB IV PEMBINA TEKNIS Pasal 9 Untuk menunjang keterpaduan pelaksanaan pembuatan sumur resapan, maka dalam penentuan institusi/kelembagaan sebagai Pembina Teknis adalah sebagai berikut: (1) Dinas Pekerjaan Umum Propinsi OKI Jakarta melaksanakan pembinaan teknis dengan mempersiapkan/menyetujui gambar/prototype sumur resapan akan didistribusi kepada masyarakat melalui Dinas Teknis, dan Pembina lainnya di Tingkat I maupun perangkat wilayah. (2) Dinas Tata Kota Propinsi OKI Jakarta melaksanakan pelayanan permohonan Rencana Kota dan Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB) dan menentukan letak sumur resapan. (3) Kantor Tata Bangunan dan Gedung Pemda Propinsi DKI Jakarta melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengawasan dan bantuan teknis terhadap sumur resapan yang dibangun pada bangunan gedung/rumah Dinas milik/aset Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. (4) Dinas Pertambangan Propinsi DKI Jakarta adalah unit/satuan kerja yang menangani pengelolaan dan pemanfaatan air bawah tanah termasuk pemantauan fluktuasi permukaan air bawah tanah antara lain pemantauan muka air tanah. (5) Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Propinsi DKI kebijaksanaan dan mengkoordinasikan pelaksanaan keputusan ini.
Pasal 10 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan dan instansi pembina wajib membuat laporan periodik setiap tahunnya tentang pelaksanaan keputusan ini kepada Gubernur Propinsi DKI Jakarta. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 (1) Dengan berlakunya keputusan ini maka Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 17 Tahun 1992 tentang Pembuatan Sumur Resapan di DKI Jakarta dinyatakan tidak berlaku lagi. (2) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal... GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal... SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, SUTIYOSO H. FAUZI BOWO NIP.470044314 LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
Lampiran I: Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 115 Tahun 2001 Tanggal 12 November 2001 Volume Sumur Resapan yang Disederhanakan No. Luas Penampung Atap Bangunan (m2) Volume 1. 50 2 2. 51-99 4 3. 100-199 6 4. 200-299 8 5. 300-399 16 6. 400-499 20 7. 500-599 24 8. 600-699 28 9. 700-799 32 10. 800-899 36 11. 900-999 10 Dst. Kelipatan