#RainbowProject: BLUE b l u e (s) NULIS BUKU CLUB PALEMBANG NULIS BUKU CLUB UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Lingkup Hak Cipta : Pasal 2. 1. Hak Cipta merupakan eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana : Pasal 72. 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 2
#RainbowProject: BLUE b l u e (s) Copyright 2014 by NBCPalembang & NBCUnsri --- Penerbit: Nulis Buku Club Universitas Sriwijaya http://nbc-unsri.blogspot.com www.twitter.com/nbcunsri --- Editor: Bimo Rafandha (@bimorafandha) & Dian Mitasari (@dimisa16) Desain Sampul & Tata Letak: Creative Addiction Territory http://creative-addiction.blogspot.com www.twitter.com/putrikn Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 3
Daftar Isi Romansa Biru... 5 Secarik Kertas... 21 Darah Biru... 41 Biru... 63 Blue Moon... 85 Code Blue... 105 Under The Blue Sky of Sydney... 123 Samudera Paling Biru... 143 Feeling Blue... 165 Blue... 179 4
Romansa Biru Riski Miranda Putri Sudahlah. Aku sudah terlalu lelah membenci rindu. Sekuat apapun aku membencinya, ia tetap saja 5
enggan beranjak dari memori otakku. Berhentilah. Aku tahu ini saatnya aku berhenti mencandu ragu. Sejauh apapun aku pergi, ia tetap saja hadir di hadapanku. Lupakanlah. Aku kini sadar tak ada cinta yang sedikitpun tersisa. Segigih apapun aku berjuang, nyatanya takdir tak bergeming, tak sedikitpun memihakku. Hilangkanlah. Aku harap aku menghilang dari hidupnya, hingga rindu,ragu dan cinta jatuh pada hati selain dia. *** Puncak Jaya, April 2010 Ini adalah sebuah impian besar. Bagi seorang pendaki gunung seperti Edho, Pegunungan Jayawijaya adalah sebuah impian besar. Bagaimana tidak, pegunungan yang merupakan salah satu dari tujuh puncak benua ini merupakan langkah awal baginya untuk menjejaki enam puncak lain di belahan dunia. Berdasarkan info dari pendaki lain dan blog-blog dari hasil surfing di dunia maya, ternyata untuk mendaki gunung ini ada dua akses, yaitu melalui freeport dan ilaga. Pendaki gunung ini harus memiliki rekomendasi dari kantor Menpora, Kapolri, BIA intelejen Indonesia, Menhutbun/PKA, PT Freeport Indonesia (PTFI). Kalau 6
mau lewat Tembagapura dhoambah dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Itu semua harus diurus di Jakarta. Lalu di Jayapura, rekomendasi dari Bakorstranasda dan Kapolda harus dikantongi. Di Timika, rekomendasi EPO dan izin PTFI untuk fasilitas lintasan. Terakhir di Tembagapura, koordinasi dengan Emergency Response Group (ERG) untuk penanganan Emergency Procedure dan aparat Satgaspam untuk masalah keamanan lintasan. Sementara untuk akses Ilaga, dibutuhkan lebih banyak lagi biaya dan waktu yang lebih lama untuk mencapai kemah induk. Oleh karena itu mereka lebih memilih jalur freeport. 1 Semua sudah teratasi dan Edho beserta tim pendaki gunung telah siap menaklukan Pegunungan Jayawijaya. Puncak Jaya adalah tujuan utamanya. Puncak yang mempunyai ketinggian 4884 mdpl dan di sekitarnya terdapat gletser Carstenz, satu-satunya gletser tropika di Indonesia adalah tujuannya sebelum pemanasan global benar-benar melenyapkan gletser itu. Andai ia bisa 1 Dikutip dari: http://obyekwisataindonesiaku.blogspot.com/2013/04/puncak-jayagunung-bersalju-di-daerah.html 7
bersama Khanza menikmati gumpalan salju terbentang sepanjang mata memandang. Ia kembali teringat email terakhir Khanza padanya. To: edho_blue@yahoo.com From: khanza_snow@yahoo.com Subject: That s why i call you Blue Hi, Blue! Hahaha, pasti dahimu berkerut karena aku selalu memanggilmu sama seperti Joe memanggil anjingnya di Blue s Clues. Kamu tahu kenapa aku menamaimu Biru? Ya, kamu pasti langsung berkata karena aku menyukai warna itu. Ya memang benar, tapi aku lebih menyukai filosofinya. Biru melambangkan ketenangan, keheningan, kesetiaan, keamanan, kenyamanan, perlindungan, rasa percaya, kecerdasan, sensitif, bisa diandalkan dan stabil. Itulah yang aku rasa darimu. Semuanya. Kamu punya sifat positif dari warna biru yang tak aku miliki. By the way, 8
semoga kamu bisa tiba di puncak jaya dan kembali kepadaku secepatnya. Gonna miss you! Ia lalu membalas email itu bersama selembar foto gunung bersalju. Email terakhir sebelum dia mengadakan ekspedisi panjang itu. To From Subject : khanza_snow@yahoo.com : edho_blue@yahoo.com : Eternal Snow Tunggu saja, dua minggu kedepan aku akan mengirimkan fotoku bersama rimbunnya salju abadi di puncak jaya. Akan ku-petieskan kepingan salju itu bersama harapan dan masa depan kita. Always love you, Your Blue *** Nyatanya aku masih terpaku. Memandang cermin di hadapanku tanpa gairah. Sudah tiga tahun berlalu dan perasaan ini sedikitpun tak berubah. Aku masih menginginkan dia, menggandengnya, merangkulnya, menciumnya, mencintainya. Aku tahu kebodohan ini 9
terlalu aneh untuk kuanggap nyata. Tuhan, begitu ingin aku memandangnya hingga pikiran halusinasi mendominasi otakku. Tiba-tiba saja, sosok itu muncul di hadapanku sembari melengkungkan segaris senyum. Dia mendekat, begitu dekat hingga aku bisa mencium aroma musk favoritnya. Apa kabar? bisiknya di telingaku. Aku masih terpaku, tak percaya dengan apa yang kulihat. Selalu sama. Merindukanmu, menginginkanmu, dan mencintaimu..., jawabku refleks. Rindu yang telah membuncah memaksaku menariknya dalam pelukku. Oh Tuhan, betapa rindunya aku akan rengkuhnya. Kamu ke mana saja selama ini? Kamu tahu? Aku sangat merindukanmu... Aku selalu ada di dekatmu. Di sampingmu. Aku akan datang jika kau menginginkanku. Seperti saat ini... Dia mempererat pelukannya, membiarkan bahunya basah oleh air mata yang perlahan menetes. Kamu jahat! Kamu tahu, berapa banyak bulir air mata yang tumpah karenamu? Aku bingung, marah, kecewa! ujarku sembari memukul ringan dada 10
bidangnya. Aku tahu ini bukan waktu yang tepat untuk menumpahkan amarah yang kupendam. Maafkan aku, gumamnya. Ia memegang kedua bahuku, membawaku berhadapan dengannya. Ia lalu mengecup puncak kepalaku, membiarkanku bersandar lebih lama di bahunya. Biarkan waktu berhenti sebentar saja. *** 11