UJI SENSITIVITAS DAN SPESIFITAS PENEMUAN BASIL GRAM NEGATIF DENGAN PENGECATAN GRAM SEBAGAI DIAGNOSIS PENYARING INFEKSI SALURAN KEMIH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Morgan, 2003). Bakteriuria asimtomatik di definisikan sebagai kultur

BAB I PENDAHULUAN. sepsis terbanyak setelah infeksi saluran nafas (Mangatas, 2004). Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. (ureteritis), jaringan ginjal (pyelonefritis). 1. memiliki nilai kejadian yang tinggi di masyarakat, menurut laporan di

Screening Uji Tapis/Screening

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, walaupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Mikrobiologi klinik dan infeksi.

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

SCREENING. Pengertian. untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi. menggunakan. mungkin menderita. memisahkan.

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH VOLUME URIN TERHADAP PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) Tadjuddin Naid, Fitriani Mangerangi, Muldhaniah Arsyad

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

ABSTRAK. Pembimbing II : Triswaty Winata,dr,M.Kes.

UJI SENSITIVITAS DAN SPESIFITAS UJI PENYARING KANDIDIASIS VAGINA MENGGUNAKAN SEDIMEN DENGAN PENGECATAN GRAM. Lina Sundayani 1 Agrijanti 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI DIAGNOSTIK URINALISIS LEKOSIT ESTERASE TERHADAP KULTUR URIN UNTUK MENDIAGNOSA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN DENGAN KATETERISASI URETRA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

UJI DIAGNOSTIK LEUKOSITURIA DAN BAKTERIURIA MIKROSKOPIS LANGSUNG SAMPEL URIN UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

LAPORAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UNTUK WEBSITE DAN MADING TRIWULAN III TAHUN 2017

ABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes

I S O L A S I DAN E N U M E R A S I K U M A N P A T O G E N

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Lingkan Wullur, 2009; Pembimbing I : Penny S. M, dr., Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II: Yanti Mulyana, Dra., Apt., DMM., MS.

LAPORAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UPDATE WEBSITE DAN MADING SEMESTER I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan

PENDAHULUAN. Sistitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel. urotelium melapisi kandung kemih. Penyakit ini disebabkan oleh

PENGARUH PENUNDAAN WAKTU TERHADAP HASIL URINALISIS SEDIMEN URIN. Tadjuddin Naid, Fitriani Mangerangi, Hanifah Almahdaly

BAB I PENDAHULUAN. Sistitis merupakan keadaan adanya infeksi berupa pertumbuhan dan. perkembangbiakan mikroorganisme dalam kandung kemih dengan jumlah

LAPORAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UPDATE WEBSITE DAN MADING TRIWULAN I TAHUN 2017

ABSTRAK. Emil E, ; Pembimbing I: Penny Setyawati M., dr, SpPK, M.Kes. PembimbingII :Triswaty Winata, dr., M.Kes.

HUBUNGAN CRP (C-REACTIVE PROTEIN) DENGAN KULTUR URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2014.

Ventilator Associated Pneumonia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSKATA. dijumpai wanita maupun pria. Wanita lebih sering menderita infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. pada wanita hamil maupun wanita tidak hamil. Bakteriuria pada wanita

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Pemeriksaan Leukosit Urine Segar Dengan Setelah 2 Jam Di Suhu Kamar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan host. ISK berhubungan dengan interaksi antara bakteri patogen dan

ABSTRAK. Kata Kunci: Mycobacteriun tuberculose, Homogenisasi. PENDAHULUAN. penyakit AIDS serta bertambahnya penderita Diabetes Mellitus yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

PEMERIKSAAN LAMPU WOOD PADA PASIEN DERMATOSIS DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA SKRIPSI

SATUAN ACARA PENYULUHAN DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

25 Universitas Indonesia

BAB I Pendahuluan UKDW. penyebab keempat dari disabilitas pada usia muda (Gofir, 2009).

ABSTRAK. UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu poliuria, polidipsi dan polifagi (Suyono, 2009). Menurut Riskesdas (riset kesehatan dasar) prevalensi diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. bentuk nodul-nodul yang abnormal. (Sulaiman, 2007) Penyakit hati kronik dan sirosis menyebabkan kematian 4% sampai 5% dari

BAB I PENDAHULUAN (Watson, 2002; Gandasoebrata, 2007). Urin merupakan larutan yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

repository.unimus.ac.id

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi dengan angka

POLA BAKTERI INFEKSI SALURAN KEMIH DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE NOVEMBER 2010 NOVEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki angka yang cukup tinggi di Indonesia.Berdasarkan Riset. Bayi Lahir Rendah (BBLR) mencapai 11,5%, meskipun angka ini tidak

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

UJI DIAGNOSTIK LEUKOSITURIA DAN BAKTERIURIA MIKROSKOPIS LANGSUNG SAMPEL URIN UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB XXIII KULTUR URIN

Hubungan Penebalan Dinding Kandung Kemih pada Ultrasonografi dengan Nitrit Urin pada Penderita Klinis Sistitis

PERBANDINGAN PROFIL PASIEN YANG TERPAPAR BAKTERI Staphylococcus haemolyticus DAN Escherichia coli PADA SPESIMEN URIN DI RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

Transkripsi:

UJI SENSITIVITAS DAN SPESIFITAS PENEMUAN BASIL GRAM NEGATIF DENGAN PENGECATAN GRAM SEBAGAI DIAGNOSIS PENYARING INFEKSI SALURAN KEMIH Siti Zaetun 1, Farida 1, Agrijanti, Lalu Srigede 1 1 Poltekkes Kemenkes Mataram Jurusan Analis Kesehatan Abstrak Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menyaring hasil positif dan negatif suatu pemeriksaan, bagi yang positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular. Uji tapis pada umumnya bukan merupakan uji diagnostik dan oleh karenanya memerlukan tindak lanjut yang cepat dan pengobatan yang tepat pula. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui nilai sensitivitas dan spesifitas penemuan basil gram negatif dengan pengecatan gram sebagai diagnosis penyaring infeksi saluran kemih. Penelitian ini merupakan suatu penelitian cross sectional. Subjek penelitian adalah semua Mahasiswi berusia sekitar 18-20 tahun yang sedang mengikuti pendidikan di Jurusan Analis kesehatan Mataram diambil secara consecutive sampling. Pemeriksaan kultur urin sebagai Gold Standard terdapat 8 sampel positif bakteri dan 69 negatif, Pemeriksaan Gram urin tanpa centrigugasi 9 positif 76 negatif sebenarnya Pemeriksaan Lekositouria sedimen urin 15 positif sebenarnya, dan 62 negatif. Dari hasil pemeriksaan maka dibuat tabel 2 x 2 untuk mencari nilai Sensitivitas dan Spesifitas masingmasing pemeriksaan Sensitifitas 75,05 % Spesifisitas 80,51,43%. Kata Kunci : Sensitivitas, Spesifitas, Infeksi Saluran Kemih, Pewarnaan Gram. SENSITIVITY AND SPECIFICITY TEST BASIL DISCOVERY NEGATIVE ROOD BACTERIA WHIT GRAM STAINS FOR URINARY TRACT INFECTION SCREENING DIAGNOSIS Abstract Screening tests is not to diagnose but to filter out the positive and negative results of an examination, which is positive for intensive treatment that is not contagious. Screening tests are generally not a diagnostic test and therefore requires a rapid follow-up and appropriate treatment anyway. The purpose of this study was to determine the sensitivity and specificity of the discovery of the gram-negative bacilli staining gram as filter diagnosis of urinary tract infections. This study is a cross-sectional study, Subjects were all aged around 18-20 years Students who are following the health education analyst at the Department of Mataram taken by consecutive sampling. Examination of urine culture as the Gold Standard are 8 positive samples and 69 negative bacteria, Gram examination of urine without centrigugasi 9 positive negative 76 actual examination of urine sediment Lekositouria real positive 15 and negative 62. From the results of the examination is made of 2 x 2 table to find the value of sensitivity and specificity of each inspection sensitivity of 75, 05% specificity 80,51,43%. Keywords: Sensitivity, Specificity, Urinary Tract Infections, Gram. 53

Pendahuluan Latar Belakang Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. Dibandingkan laki-laki, perempuan ternyata lebih rentan terkena penyakit ini. Karena, penyebabnya adalah saluran uretra (saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3-5 cm). Berbeda dengan uretra laki-laki yang panjang, sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit masuk. Gejala Umum Sering ingin kencing namun kencing yang dikeluarkan sangatlah sedikit, Kesakitan saat kencing, rasa sakit sampai terbakar pada kandung kemih 1. Infeksi Saluran Kemih adalah salah satu penyakit infeksi dimana jumlah bakteriuria berkembang biak dengan jumlah kuman biakan urine >100.000 /ml urine 2. Bakteriuria asimtomatik di definisikan sebagai kultur urine positif tanpa keluhan, sedangkan bakteriuria simtomatik didifenisikan sebagai kultur urine positif disertai keluhan 3. ISK disebabkan oleh berbagai macam bakteri diantaranya E.Coli, klebsiella, proteus, providensia, citrobacter,.aeruginosa, acinetobacter, enterococu faecali, dan staphylococcus saprophyticus namun, sekitar 90% ISK secara umum disebabkan oleh E.coli 3. Pemeriksaan Penunjang ISK antara lain Urinalisis Leukosuria atau puria: merupakan salah satu bentuk adanya ISK. Pemeriksaan bakteriologis berupa pemeriksaan mikroskopis dan biakan bakteri Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase leukosit positif : maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi 54 nitrit. ISK dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, terbanyak adalah bakteri. Penyebab lain meskipun jarang ditemukan adalah jamur, virus, klamidia, parasit, mikrobakterium. Didasari hasil pemeriksaan biakan urine kebanyakan ISK disebabkan oleh bakteri gram negatif aerob yang biasanya ditemukan di saluran pencernaan (Entreobacteriaceae) 4. Pemeriksaan yang paling sering dilakukan di lapangan terutama di Puskesmas menurut observasi Peneliti ialah pemeriksaan Lekosit dari sedimen urin yaitu Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin) terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urine. Bila ternyata pemeriksaan sedimen ini memang tidak cukup baik untuk mendeteksi adanya ISK pada anak, maka telah begitu banyak kasus-kasus anak dengan ISK yang tidak terdiagnosis sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi jangka panjang. Oleh sebab itu penting untuk mengetahui sensitifitas dan spesifisitas dari pemeriksaan sedimen urin tersebut. Apakah pemeriksaan urinalisis lain lebih baik dibanding pemeriksaan tersebut? Pemeriksaan manakah yang paling baik dalam mendeteksi adanya ISK ataupun yang dapat menyingkirkan ISK? Dengan mengetahui jawaban dari pertanyaanpertanyan tersebut, diharapkan akan dapat menggunakan pemeriksaan urinalisis yang terbaik, sehingga akan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemberian terapi atau menentukan perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan biakan urin. Metode penelitian ini merupakan suatu penelitian cross sectional, yang dilakukan di Jurusan Analis Kesehatan Mataram Poltekkes Kemenkes RI. Dengan menggunakan rumus untuk suatu uji diagnostik, maka diperlukan sebanyak 77 Mahasiswi. Pada penelitian ini akan dilakukan Uji sensitivitas dan Spesifitas Pewarnaan Gram dilakukan dengan membuat sediaan langsung dari urin tanpa sentrifugasi dengan meletakkan 2 tetes urin di atas kaca objek, dikeringkan dan kemudian

diwarnai dengan pewarnaan Gram. dengan minyak imersi (oil emersion field = oil) disebut positif bila ditemukan satu bakteri atau lebih per lapangan pandang metode yang dipakai oleh penelitian Arslan, S., Caksen, H., Rastgeldi, L., et al. 2002 5. Sebagai pembanding Untuk biakan urin, dipakai media endo agar dan agar darah, yang kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35-37oC. Biakan Gold Standard urin disebut positif bila ditemukan pertumbuhan koloni bakteri patogen 100.000/ml urin. Pada hasil penelitian dilakukan uji diagnostik (dengan memasukkan hasil pemeriksaan ke dalam tabel 2 x 2) untuk menilai sensitivitas, spesifisitas. Screening adalah proses yang dimaksud untuk mengidentifikasi penyakitpenyakit yang tidak diketahui/tidak terdeteksi dengan menggunakan berbagai test/uji yang dapat diterapkan secara tepat dalam sebuah skala yang benar Screening atau penyaringan kasus (Uji Tapis) adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita. Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang didiagnosisnya positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular Screening pada umumnya bukan merupakan uji diagnostik dan oleh karenanya memerlukan tindak lanjut (follow-up) yang cepat dan pengobatan yang tepat pula. Tujuan screening untuk detteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orangorang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk). Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan 55 dan tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.) Infeksi Virus (Hepatitis) Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Ca Serviks Ca Prostat, Glaukoma) HIV-AIDS. Sensitivitas (sensitivity) ialah kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil tes positif dan benar sakit. Sesifisitas (specificity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil negatif dan benar tidak sakit 6. Penelitian ini bertujuan mencari nilai Sensitivitas dan Spesifitas penemuan basil gram negatif dengan pengecatan gram sebagai uji penyaring diagnosis infeksi saluran kemih Metode Penelitian dilaksanakan di Jurusan Analis Kesehatan Mataram selama bulan Maret sampai dengan Agustus 2014. Penelitian ini merupakan suatu penelitian cross sectional, Subjek penelitian semua Mahasiswi berusia sekitar 18-20 tahun yang sedang mengikuti pendidikan di Jurusan analis kesehatan Mataram diambil secara consecutive sampling. 1. Kriteria inklusi adalah: Semua Mahasiswi dengan demam tanpa sebab yang jelas,, bila demam disertai dengan salah satu bila terdapat gejala disuria, bau urin yang menyengat, atau hematuria 2. Kriteria eksklusi Mahasiswi dikeluarkan dari penelitian bila tidak bersedia mengikuti penelitian atau bila ada riwayat pemakaian antibiotika dalam 3 hari terakhir. 3. Dengan menggunakan rumus untuk suatu uji diagnostik, maka diperlukan sebanyak 77 responden. Pengumpulan Data 1. Pengambilan Sampel menggunakan metode urin pancar tengah (MSU) Semua spesimen diambil sebanyak minimal 4 ml, dihomogenkan, dan dibagi ke dalam 2 kelompok; 1)

sebanyak ± 3 ml untuk pemeriksaan dipstick test, sedimen urin, dan pemeriksaan lekosit dengan Naubeuer hemocytometer yang dilakukan oleh Dosesn yang bekerja di Laboratorium 2) sebanyak ± 1 ml untuk biakan urin 0,01 ml untuk pewarnaan Gram sebanyak 0,01 ml,.semua spesimen segera dikirim dan diperiksa dalam waktu 1-2 jam setelah pengambilan urin. Bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan dalam 2 jam, maka urin disimpan dulu di dalam lemari pendingin atau cold pack, maksimal 24 jam. 2. Pemeriksaan sedimen urin dilakukan melakukan sentrifugasi urin dengan kecepatan 1500 selama 5 menit. Hasil pemeriksaan dilaporkan positif bila didapatkan lekosit 5/lpb. 3. Pewarnaan Gram dilakukan dengan membuat sediaan langsung dari urin tanpab sentrifugasi dengan meletakkan 2 tetes urin di atas kaca objek, dikeringkan dan kemudian diwarnai dengan pewarnaan Gram. 4. Bila ditemukan satu bakteri atau lebih per lapangan pandang dengan minyak imersi (oil emersion field = oif) maka disebut positif. 5. Untuk biakan urin, dipakai media endo agar dan agar darah, yang kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35-37oC. Biakan urin disebut positif bila ditemukan pertumbuhan koloni bakteri patogen 100.000/ml urin. 6. Pada hasil penelitian dilakukan uji diagnostik (dengan memasukkan hasil pemeriksaan ke dalam Tabel (2 x 2) untuk menilai sensitivitas dan spesifisitas Hasil penelitian ini di analisis secara deskriptif Hasil Dari hasil pemeriksaan urin yang dicat gram kemudian dicentrifius dibuat sediaan basah untuk pemeriksaan lekositouria dan dikultur sebanyak 00,1 ml maka dibuat tabel hasil pemeriksaan seperti tabel 1. Tabel 1. Hasil pemeriksaan Urin yang dicat gram kemudian dicentrifius dibuat sediaan basah untuk pemeriksaan Lekositouria dan Kultur. No. Basil Gram (-) Lekositouria Kultur Bakteri 1. Negatif Negatif Negatif 2. Negatif Negatif Negatif 3. Negatif Negatif Negatif 4. Negatif Positif Negatif 5. Negatif Negatif Negatif 6. Negatif Negatif Negatif 7. Positif Positf Positif 8. Negatif Negatif Negatif 9. Negatif Negatif Negatif 10. Negatif Negatif Negatif 11. Negatif Negatif Negatif 12. Negatif Negatif Negatif 13. Negatif Positif Negatif 14. Negatif Negatif Negatif 15. Negatif Negatif Negatif 16. Negatif Positf Negatif 17. Negatif Negatif Negatif 18. Negatif Positif Negatif 19. Negatif Negatif Negatif 20. Negatif Negatif Negatif 56

21. Negatif Negatif Negatif 22. Positif Positif Positif 23. Negatif Negatif Negatif 24. Negatif Negatif Negatif 25. Negatif Positf Negatif 26. Negatif Negatif Negatif 27. Negatif Negatif Negatif 28. Negatif Positif Negatif 29. Positif Negatif Positif 30. Negatif Negatif Negatif 31. Negatif Negatif Negatif 32. Negatif Negatif Negatif 33. Negatif Negatif Negatif 34. Negatif Negatif Negatif 35. Negatif Negatif Negatif 36. Negatif Negatif Negatif 37. Positif Negatif Negatif 39. Negatif Negatif Negatif 40. Negatif Negatif Negatif 41. Negatif Positif Negatif 42. Negatif Negatif Negatif 43. Negatif Negatif Negatif 44. Negatif Positf Negatif 45. Negatif Negatif Negatif 46. Negatif Positif Negatif 47. Positif Negatif Negatif 48. Negatif Positif Negatif 49. Negatif Negatif Negatif 50. Negatif Negatif Negatif 51 Negatif Positf Negatif 52. Negatif Negatif Negatif 53. Negatif Negatif Negatif 54. Negatif Negatif Negatif 55. Negatif Positif Negatif 56. Negatif Negatif Negatif 57. Negatif Negatif Negatif 58. Negatif Positf Negatif 59. Negatif Negatif Negatif 60. Negatif Negatif Positif 61 Negatif Negatif Negatif 62. Positif Positif Positif 63. Negatif Negatif Negatif 64. Negatif Negatif Negatif 65. Positif Positf Positif 66. Negatif Ngatif Negatif 67. Negatif Positif Negatif 68. Negatif Negatif Negatif 69. Negatif Negatif Negatif 70. Positif Positif Positif 71. Negatif Negatif Negatif 57

72. Negatif Negatif Negatif 73. Positif Positf Positif 74. Negatif Ngatif Negatif 75. Negatif Positif Negatif 76. Negatif Negatif Negatif 77. Negatif Positif Negatif Pemeriksaan kultur urin sebagai Gold Standard terdapat 8 sampel positif bakteri dan 69 negatif, Pemeriksaan Gram urin tanpa centrigugasi 9 positif 76 negatif sebenarnya pemeriksaan Lekositouria sedimen urin 15 positif sebenarnya, dan 62 negatif. Dari hasil pemeriksaan maka dibuat tabel 2 x 2 untuk mencari nilai Sensitivitas dan Spesifitas masing-masing pemeriksaan. Tabel 2. Spesifitas dan Sensitivitas Pemeriksaan dengan Pengecatan Gram dari Urine tanpa Centrifius Status Penyakit Ada Tidak Ada Total Uji Skrining Positif 7 2 9 Negatif 1 76 77 Jumlah 8 78 86 Rumus : o Sensitifitas = 7 / (7 + 1 ) x 100% = 87, 50% o Spesifisitas = 76 / (2 +76 ) x 100% = 97,43% Tabel 3. Spesifitas dan Sensitivitas Pemeriksaan Lekositouria Status Penyakit Ada Tidak Ada Total Uji Skrining Positif 6 15 21 Negatif 2 62 64 Jumlah 8 77 85 Rumus : Sensitifitas = 6 / (6 + 2 ) x 100% = 75, 05 % Spesifisitas = 62/ (15 +62 ) x 100% = 80,51,43% Pembahasan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif yang menganalisis data pada saat tertentu tanpa melakukan perlakuan. Peneliti ini mengambil data sebanyak 77 sampel dari Mahasiswi yang mengalami gejala ISK yang Mengikuti Pendidikandi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram pada bulan Maret sampai Agustus. Pemeriksaan Infeksi Saluran Kemih adalah salah satu penyakit infeksi dimana jumlah bakteriuria berkembang 58 biak dengan jumlah kuman biakan urine >100.000 /ml urine. Pemeriksaan Screening Pewarnaan Gram dilakukan dengan membuat sediaan langsung dari urin tanpa sentrifugasi dengan meletakkan 2 tetes urin di atas kaca objek, dikeringkan dan kemudian diwarnai dengan pewarnaan Gram. dengan minyak imersi (oil emersion field = oil) disebut positif bila ditemukan satu bakteri atau lebih per lapangan pandang metode yang dipakai oleh penelitian Pemeriksaan Lekosit dari sedimen urin yaitu Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin)

terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urine. Biakan Gold Standard urin disebut positif bila ditemukan pertumbuhan koloni bakteri patogen. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Nilai Sensitivitas dan Spesifitas pemeriksaan ISK menggunakan metode urinedibuat sediaan Gram lebih tinggi dan lebih baik dari pemeriksaan lekosituria. Banyaknya Positif Palsu pada pemeriksaan lekosuria disebabkan karena. Beberapa hal yang dapat menjadi faktor kesalahan harus diperhatikan dalam pemeriksaan sedimen urin untuk lekosituria ialah ketika melakukan pemeriksaan, semua bahan yang mengendap belum dicampur lebih dulu dengan cairan yang diatas dengan mengocok urine tersebut, urin tidak dikocok maka sedimen urin akan tertinggal didasar botol penampung. Pemeriksaan sedimen yang telah disentrifus, tidak diresuspensi sebelum diperiksa supaya sedimen tercampur. Cahaya yang masuk mikroskop terlalu terang, unsur halus tidak terlihat. Alat-alat yang dipakai termasuk mikroskop harus tidak bersih. Kotoran kecil pada objek glass, kaca penutup atau diatas lensa mikroskop yang tidak bersih bisa dikira unsur sedimen. Volume urin, kecepatan sentrifus, tidak sesuai standar. 3. Sukandar, Enday. (2006). Nefrologi Klinik Edisi III-2006., Bandung : Penerbit PPI bagian Ilmu Penyakit Dalam RSH. 4. Ryu KH, Kim MK dan Jeong YB 2007. A Recent Study on the Antimicrobial Sensitivity of the Organisms that Cause Urinary Tract Infection. Korean J Urol. 2007 Jun;48(6):638-645. 5. Arslan, S., Caksen, H., Rastgeldi, L., et al. 2002. Use of urinary Gram stain for detection of urinary tract infection in childhood. Yale J of Biol and Med, 75, 73-8. 6. Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Ed.rev, cet 14. Jakarta: Rineka Cipta. Kesimpulan Sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan Gram urin tanpa centrigugasi lebih tinggi dari pada pemeriksaan Lekositouria urin. Daftar Pustaka 1. Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta : EGC. 2. Morgan, Robert M. dan Shelby D. Hunt 1994. The Commitment Trust Theory of Relationship Marketing. Journal of Marketing. Vol. 58. No. 3. 1994. 59