ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA HITAM PUTIH DAN IMPLIKASINYA. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA REPUBLIK SENTILAN SENTILUN. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

Alih Kode dan Campur Kode Masyarakat Kelurahan Sukajawa Bandar Lampung dan Implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR. Oleh

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November Alih Kode dan Campur Kode dalam Film Toba Dreams dan Implikasinya

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA HITAM PUTIH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

III. METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan

CAMPUR KODE BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING KE DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM PARODI INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) NI LUH GEDE SUMARIANI ABSTRACT

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

CAMPUR KODE SIARAN RADIO MOST FM PENYIAR ARI DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF KICK ANDY DI METRO TV EPISODE 06 MARET 24 APRIL

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

THE ANALYSIS OF CODE SWITCHING AND MIXED CODE OF LANGUAGE STUDENTS OF PBSID STKIP GETSEMPENA IN BANDA ACEH LECTURES DISCUSSION FORUM

JURNAL ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG CODE SWITCHING AND CODE MIXING ON RADIO S ADVERTISEMENT AT TULUNGAGUNG REGENCY

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

I. PENDAHULUAN. akan lumpuh tanpa bahasa, walaupun sebenarnya manusia juga dapat berkomunikasi

CAMPUR KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS 1 SD NEGERI 3 GEROKGAK

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. antar-anggota masyarakat. Artis, pembawa acara, penonton, dan penelepon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

Pendidikan (S.Pd) Oleh YAMSUKINDAH NIM

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN MASYARAKAT DESA PANGKE KECAMATANMERAL BARAT KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE MAHASISWA PBSID ANGKATAN 2013 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH DALAM FORUM DISKUSI PERKULIAHAN

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun oleh: ISTI JABAHTUL MAULIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan sebagai sarana komunikasi. Adapun proses komunikasi

Sikap Terhadap Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 2 TBU dan Implikasinya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM PERCAKAPAN DI FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

Transkripsi:

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA HITAM PUTIH DAN IMPLIKASINYA Oleh Ronaldo Fisda Costa Sumarti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail : ronaldofisda1@gmail.com ABSTRACT This research aimed to describe the code switching and code-mixing as well as a contributing factor used in the Hitam Putih Talk Show, and implies the research against Indonesian language learning in senior high school. The design of this research is descriptive qualitative and data in this research comes from the speech in Hitam Putih Talk Show. Collecting data in this research using non participant observation techniques and then noted the conversation. The results showed that the dominant code switching which is used in conversation is the external code swicthing form of the transition from Indonesian to English and the factors that most influence is speakers. The dominant code-mixing is English words shaped into the structure of the Indonesian and the factors that most influence the occurrence of code-mixing is the speaker. The results of the study implied towards in learning scenarios in the form of description text anecdotes. Keywords: code switching, code-mixing, hitam putih talk show. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alih kode dan campur kode beserta faktor penyebabnya yang digunakan di Gelar Wicara Hitam Putih, dan mengimplikasikan hasil penelitian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan data dalam penelitian bersumber dari tuturan dalam Gelar Wicara Hitam Putih. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi nonpartisipasi yang kemudian dicatat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih kode yang dominan digunakan adalah alih kode ekstern berupa peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan faktor penyebab yang paling mempengaruhi adalah faktor penutur. Campur kode berbentuk kata bahasa Inggris ke dalam struktur bahasa Indonesia adalah bentuk campur kode yang dominan digunakan dan faktor penyebab yang paling mempengaruhi adalah faktor penutur. Hasil penelitian diimplikasikan terhadap pembelajaran di sekolah berupa uraian skenario dalam pembelajaran teks anekdot. Kata kunci: alih kode, campur kode, gelar wicara hitam putih. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1

PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk sosial. Kegiatan kesehariannya tidak terlepas dari komunikasi dengan sesamanya. Kegiatan komunikasi ini dilakukan dengan menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa dapat diartikan sebagai alat penunjang proses komunikasi karena bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan. Alex dan Achmad (dalam Ahmad dan Hendri, 2015: 1) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multilingual. Masyarakat yang multilingual artinya ialah suatu keadaan masyarakat yang memiliki beberapa bahasa. Keragaman bahasa yang ada pada masyarakat Indonesia menjadikan setiap individu berpotensi menggunakan lebih dari satu bahasa dalam suatu peristiwa tutur. Penggunaan dan kemampuan penguasaan lebih dari satu bahasa pada seseorang disebut bilingual atau kedwibahasaan. Chaer dan Agustina (2010: 84) mengatakan bahwa kedwibahasaan atau bilingualisme merupakan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Kedwibahasaan ini dapat mengakibatkan terjadinya alih kode dan campur kode. Alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain (Suwito dalam Rokhman, 2011: 37). Berbeda dengan alih kode, campur kode ialah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten (Kachru dalam Rokhman, 2011: 38). Peralihan dan penyisipan bahasa lain ke dalam suatu struktur bahasa sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti di lingkungan kampus, sekolah, pasar, rumah sakit, lingkungan kerja, maupun media cetak dan elektronik. Salah satunya ialah dalam media elektronik, khususnya gelar wicara. Program Gelar Wicara Hitam Putih merupakan acara gelar wicara yang berisi informasi, pengetahuan, pengalaman serta sisi lain kehidupan seseorang yang bisa dijadikan contoh dalam kehidupan. Para narasumber dalam acara ini diberikan waktu untuk memaparkan pengalaman dan hal yang sebenarnya terjadi. Hal ini sangat positif dan dapat menjadikan penonton atau pendengar menjadi termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik. Gelar Wicara Hitam Putih tidak hanya mendatangkan narasumber dari kalangan atas atau selebriti melainkan juga kalangan menengah ke bawah yang memiliki potensi, prestasi, dan hal yang bisa diteladani. Bintang tamu atau narasumber yang beragam status sosialnya dan memiliki kemampuan berbahasa yang beragam dapat mengakibatkan munculnya fenomena bahasa yaitu peristiwa alih kode dan campur kode. Suwito (dalam Rokhman, 2011: 37) menyatakan bahwa alih kode merupakan peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain. Berbeda dengan alih kode, campur kode merupakan pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain, dimana unsurunsur bahasa atau variasi-variasinya yang menyisip di dalam bahasa lain Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2

tidak lagi tersendiri (Rokhman 2011:39). Penelitian alih kode dan campur kode sebelumnya sudah pernah diteliti oleh Fitria (2016), Murniati (2015), Nur (2015), dan Santoso (2014). Kajian mereka pada domain pendidikan. Fitria (2016) mengkaji peristiwa tutur di SMKN 1 Liwa; Murniati (2015) mengkaji peristiwa tutur di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Nur (2015) mengkaji peristiwa tutur pada proses pembelajaran di SMAN 1 Seputih Agung; dan Santoso (2014) mengkaji peristiwa tutur di lingkungan SMAN 1 Purbolinggo. Selanjutnya, untuk menambah kajian alih kode dan campur kode, terutama pada domain pertelevisian, khususnya peristiwa tutur di gelar wicara. Peneliti ingin menambah kajian tersebut. Kemudian, kajian alih kode dan campur kode pada gelar wicara akan diimplikasikan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Hasil penelitian ini diimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas X (semester satu) dengan Kurikulum 2013. Adapun hal yang diimplikasikan dengan temuan adalah KD (Kompetensi Dasar) 4.6, yakni membuat teks anekdot dengan memperhatikan struktur, dan kebahasaan. Teks anekdot adalah sebuah cerita lucu atau menggelitik yang bertujuan memberikan suatu pelajaran tertentu (Kosasih, 2013: 7). Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik dan penting untuk meneliti alih kode dan campur kode pada Gelar Wicara Hitam Putih karena merupakan sebuah fenomena kebahasaan yang sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih gelar Gelar Wicara Putih melibatkan penutur dan mitra tutur yang beragam latar belakang sosial dan kemampuan berbahasa sehingga para penutur menggunakan berbagai bahasa yang mereka pahami namun dimengerti oleh mitra tuturnya. Hal ini sangat merepresentasikan keadaan masyarakat Indonesia yang multilingual. Peristiwa alih kode dan campur kode juga dapat terjadi pada ranah pendidikan serta dapat diimplikasikan pada pembelajaran penulisan teks anekdot. Hal tersebut bisa diterapkan karena teks anekdot merupakan teks cerita singkat atau pendek yang menggambarkan suatu peristiwa yang lucu menarik. Oleh karena itu, judul penelitian ini ialah Alih Kode dan Campur Kode pada Gelar Wicara Hitam Putih dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. METODE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, mempelajari, dan menjelaskan fenomena itu (Syamsyudin dan Damaianti, 2011: 74). Dalam pendekatan kualitatif terdapat beberapa metode, salah satunya metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah itu sendiri. Data-data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, dapat berupa kata-kata atau gambaran sesuatu (Djajasudarma, 2010: 16). Jadi, penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan menggambarkan atau menguraikan suatu fenomena sosial dan perspektif yang diteliti. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3

Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan yang terjadi dalam Gelar Wicara Hitam Putih. Data dalam penelitian ini ialah alih kode dan campur kode yang digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih. Terdapat tiga episode yang dijadikan sumber data, yaitu Syiar Penyair, Survivor, dan Save Lagu Anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi nonpartisipasi (no involvement). Dalam teknik pengumpulan data ini peneliti mengumpulkan data dengan pengamatan saja (Syamsudin dan Damaianti, 2011: 100). Video gelar wicara yang telah diamati kemudian dicatat. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan adanya tuturan yang terdapat alih kode dan campur kode, serta faktor penyebabnya. Bentuk alih kode yang digunakan dalam meliputi alih kode intern dan ekstern. Bentuk campur kode yang digunakan Putih meliputi campur kode berbentuk kata, frasa, baster, perulangan kata, ungkapan, dan klausa. Alih kode intern yang digunakan dalam meliputi peralihan dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia ke bahasa Sunda sedangkan alih kode intern yang digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih meliputi peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, bahasa Indonesia ke bahasa Arab, bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Alih kode yang cenderung digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih ialah alih kode ekstern. Campur kode yang digunakan dalam tuturan pada Gelar Wicara Hitam Putih berupa penyisipan serpihan bahasa Inggris ke dalam struktur bahasa Indonesia, bahasa Indonesia ke dalam struktur bahasa Inggris, bahasa Arab ke dalam struktur bahasa Indonesia, bahasa Betawi ke dalam struktur bahasa Indonesia, dan bahasa Sunda ke dalam struktur bahasa Indonesia. Campur kode yang cenderung digunakan dalam ialah campur kode berbentuk kata. Selain bentuk alih kode dan campur kode, ditemukan juga faktor penyebab terjadinya. Adapun faktor penyebab terjadinya alih kode, meliputi faktor penutur, lawan tutur, hadirnya orang ketiga, dan berubahnya topik pembicaraan. Faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode intern, meliputi faktor lawan tutur dan berubahnya topik pembicaraan sedangkan faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode ekstern adalah faktor penutur, lawan tutur, hadirnya orang ketiga, dan berubahnya topik pembicaraan. Faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode adalah faktor latar belakang sikap penutur dan kebahasaan. Campur kode yang digunakan dalam Gelar Wicara cenderung disebabkan oleh faktor latar belakang sikap penutur. Hasil penelitian yang telah diperoleh kemudian diimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun kompetensi dasar yang dikaitkan dengan hasil penelitian adalah KD 3.6 menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot dan 4.6 membuat kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan. Kompetensi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4

dasar tersebut dimuat dalam kurikulum 2013. A. Bentuk Alih Kode dan Campur Kode 1. Alih Kode Intern Alih kode intern merupakan peralihan dari bahasa penutur ke bahasa yang serumpun ataupun sebaliknya. Terdapat dua data dalam alih kode intern. Berikut ini data dan analisisnya. Chika : Arya? Jawab ngapa? Kumaha damang (Dt- 70/AK13- I1/Sun/LT3)? Arya : Damang. Data (70) merupakan alih kode. Alih kode tersebut terjadi peristiwa tutur (31). Alih kode data (70) terjadi pada Gelar Wicara Hitam Putih. Alih kode pada data (70) dilakukan oleh Chika terjadi ketika Chika menanyakan kabar Arya. Alih kode pada data (70) adalah alih kode intern, peralihan dari bahasa penutur ke bahasa yang serumpun. Alih kode pada data (70) merupakan peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. Percakapan sebelumnya menggunakan bahasa Indonesia. Kemudian, Chika beralih menggunakan bahasa Sunda untuk menanyakan kabar Arya. Kata kumaha bagaimana dan damang sehat merupakan kosakata bahasa Sunda. Kedua kata tersebut dapat ditemukan dalam kamus bahasa Sunda. Hal inilah yang menyebabkan peralihan bahasa yang dilakukan oleh Chika tergolong alih kode intern. 2. Alih Kode Ekstern Alih kode ekstern merupakan peralihan dari bahasa penutur ke bahasa asing ataupun sebaliknya. Alih kode ekstern yang digunakan dalam Gelar Wicara Hitam Putih, meliputi peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, bahasa Indonesia ke bahasa Arab, dan bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Berikut ini salah satu data beserta analisisnya. Ustad : Memang pesan moralnya adalah ada masa dimana prinsipnya sederhana saja NBHI. N pertama nikmati. B kedua batasi. Kulu Wasrofu wala tufribu (Dt-123/AK22- E20/Ar/P15). Data (123) merupakan alih kode. Alih kode pada data (123) ditemukan dalam peristiwa tutur (47). Alih kode pada data (123) dilakukan oleh Ustad Wijayanto ketika Ustad Wijayanto menyampaikan pola makan yang baik. Data (123) merupakan alih kode ekstern, peralihan dari bahasa penutur ke bahasa asing. Alih kode tersebut merupakan peralihan bahasa Indonesia ke bahasa Arab. Tuturan sebelumnya menggunakan bahasa Indonesia. 3. Campur Kode Berbentuk Kata Campur kode berbentuk kata merupakan penyisipan serpihan bahasa berupa kata asing atau penutur ke struktur bahasa penutur. Campur kode berbentuk kata yang digunakan dalam, meliputi penyisipan kata bahasa Inggris, Jawa, Sunda, dan Betawi ke dalam struktur bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data beserta analisisnya. Deddy : Maksudnya kamu sono (Dt-02/CK2- Kt1/Btw/P2) gitu loh. Bintang tamu suruh duduk loh, udah dikasih tepuk tangan belum? Data (2) merupakan campur kode. Campur kode tersebut terjadi pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5

peristiwa tutur (1). Campur kode pada data (2) ditemukan dalam tuturan Deddy. Campur kode tersebut digunakan ketika Deddy menanggapi pernyataan Chika yang salah paham. Campur kode pada data (2) tergolong berbentuk kata karena unsur yang disisipkan merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terjadi dari morfem tunggal. Kata yang disisipkan tergolong morfem bebas atau kata dasar karena serpihan yang disisipkan tersebut dapat berdiri sendiri, morfem yang tanpa keterikatannya dengan morfem lain, dapat langsung digunakan dalam tuturan dan memiliki arti tersendiri/ makna leksikalnya. 4. Campur Kode Berbentuk Frasa Campur kode berbentuk frasa merupakan penyisipan serpihan bahasa berupa frasa bahasa asing atau serumpun ke dalam struktur bahasa penutur. Campur kode berbentuk frasa yang digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih, meliputi penyisipan frasa bahasa Inggris, Arab, dan Betawi kedalam struktur bahasa Indonesia. Selain itu, terdapat juga penyisipan bahasa Indonesia ke dalam struktur bahasa Inggris. Berikut ini data beserta analisisnya. Dea : Udah move on (Dt- 161/Ck132- Fr27/Ing/K61), udah move on. Data (161) merupakan campur kode. Campur kode tersebut digunakan oleh Dea ketika Dea menanggapi pernyataan Chika. Data (161) merupakan campur kode berbentuk frasa. Hal ini karena serpihan yang disisipkan merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang. Frasa yang disisipkan adalah frasa bahasa Inggris ke dalam struktur bahasa Indonesia. Terdapat dua kata yang disisipkan, yaitu kata move pindah dan on hidup. Kedua kata tersebut memiliki arti tersendiri dan dapat berdiri sendiri tetapi pada data (161) kedua kata tersebut digabungkan dan memiliki satu makna, yaitu berpindah. 5. Campur Kode Berbentuk Baster Campur kode berbentuk baster merupakan penyisipan gabungan bahasa asli penutur dengan bahasa penutur. Campur kode baster yang digunakan ailah penyisipan gabungan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Berikut ini data beserta analisisnya. Deddy: Oh jadi, ada project, save lagu (Dt- 143/Ck116- Bs1/Ing/K56) anak, selamatkan lagu anak. Data (143) merupakan campur kode. Campur kode pada data (143) digunakan oleh Deddy ketika Deddy mendeskripsikan kegiatan bintang tamunya saat akan memanggilnya untuk memasuki studio. Campur kode tersebut merupakan campur kode berbentuk baster. Hal ini karena serpihan yang disisipkan merupakan gabungan asli dengan bahasa asing. Terdapat dua kata, yaitu kata bahasa Inggris dan kata asli bahasa Indonesia. Ketika kedua kata tersebut digabung maka akan membentuk baster. Baster tersebut adalah save lagu selamatkan lagu. Campur kode tersebut dikatakan baster karena kata lagu adalah kata asli bahasa Indonesia kemudian disandingkan dengan kata save yang merupakan kata bahasa Inggris. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6

6. Campur Kode Berbentuk Perulangan Kata Campur kode berbentuk perulangan kata merupakan penyisipan unsur-unsur bahasa asing atau serumpun berupa perulangan kata (proses dan hasil pengulangan satuan bahasa sebagai akibat fonologis atau gramatikal) ke dalam struktur bahasa penutur. Campur kode berbentuk perulangan kata yang digunakan dalam tuturan berupa perulangan kata sebagian; perulangan kata bahasa Betawi ke dalam struktur bahasa Indonesia. Joshua : Ya dulu tapi, inimah gegayaan (Dt- 172/Ck143- Pk1/Btw/P77) aja. Data (172) merupakan campur kode. Campur kode pada data (172) digunakan oleh Josgua ketika Joshua menjawab pertanyaan Deddy yang meledeknya sebagai tukang poto di ancol. Data (172) merupakan campur kode berbentuk perulangan kata. Hal ini karena serpihan yang disisipkan merupakan proses dan hasil pengulangan satuan bahasa sebagai akibat fonologis atau gramatikal. Perulangan kata tersebut merupakan perulangan kata bahasa Betawi. Perulangan tersebut berupa perulangan sebagian, yaitu perulangan kata pada sebagian kata. Kata dasarnya, yaitu gaya tingkah. Kata dasar itupun kemudian diberi perulangan sebagian, menjadi gegayaan (gaya-gaya). 7. Campur Kode Berbentuk Ungkapan Campur kode berbentuk ungkapan merupakan penyisipan unsur-unsur bahasa asing atau serumpun berupa penyisipan ungkapan atau idiom ke dalam struktur bahasa penutur. Campur kode berbentuk ungkapan yang digunakan berupa penyisipan ungkapan bahasa Arab ke dalam struktur bahasa Indonesia. Ustad: Siapa yang sungguhsungguh akan terwujud, man jadda wa jadda. (Dt-139/Ck114- Ung1/Ar/K55) Data (139) merupakan campur kode. Campur kode pada data (139) digunakan oleh Ustad Wijayanto ketika Ustad Wijayanto memberikan semangat dan nasihat kepada Arya agar ia berubah menjadi lebih baik. Data (139) merupakan campur kode berbentuk ungkapan. Hal ini karena serpihan yang disisipkan merupakan konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota memunyai makna yang ada hanya karena bersama yang lain, serta konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya. Terdapat tiga kata pada ungkapan tersebut yang masing-masing memiliki arti sendiri, yaitu man siapa, jadda bersungguhsungguh, dan wajada mendapatkan atau berhasil. Masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri namun ketiga kata tersebut digabung memiliki arti yang utuh dan membentuk sebuah ungkapan, yaitu man jadda wajada siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan berhasil. Makna yang dimaksudnya Ustad Wijayanto, yaitu siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan berhasil sehingga tergolong ungkapan. 8. Campur Kode Berbentuk Klausa Campur kode berbentuk klausa merupakan penyisipan unsur-unsur dari bahasa asing atau serumpun berupa penyisipan satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurangkurangnya terdiri dari subyek dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7

predikat, dan memunyai potensi untuk menjadi kalimat ke dalam stuktur bahasa penutur. Campur kode berbentuk klausa yang digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih berupa penyisipan klausa bahasa Inggris dan Arab ke dalam struktur bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data beserta analisisnya. Deddy: Itu bisa kita potong jadi tiga, God is able (Dt- 60/Ck50-Kl2/Ing/P22). Data (60) merupakan campur kode. Campur kode pada data (60) ditemukan dalam tuturan Deddy. Campur kode pada data (60) ditemukan ketika Deddy memberikan pernyataan terakhir sebelum menutup acaranya. Data (60) merupakan campur kode berbentuk klausa. Klausa yang disisipkan adalah klausa bahasa Inggris ke dalam struktur bahasa Indonesia. Campur kode tersebut tergolong sebagai campur kode berbentuk klausa karena serpihan yang disisipkan merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurangkurangnya terdiri dari subyek dan predikat, dan memunyai potensi untuk menjadi kalimat. Campur kode pada data (60) berpotensi menjadi kalimat karena terdapat subjek dan predikat. Subjek pada kata God Tuhan dan predikat pada kata able bisa. Adanya subjek dan predikat membuat serpihan yang disisipkan tergolong berbentuk klausa. B. Faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode 1. Faktor Penyabab Alih Kode Faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode pada tuturan di Gelar Wicara adalah faktor penutur, lawan tutur, hadirnya orang ketiga, dan berubahnya topik berbicara sedangkan faktor perubahan situasi tidak ditemukan sebagai faktor penyebab terjadinya alih kode dalam Gelar Wicara Hitam Putih. Alih kode yang terjadi dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih cenderung disebabkan oleh faktor penutur. 2. Faktor Penyebab Campur Kode Faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode pada tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih adalah faktor latar belakang sikap penutur dan kebahasaan. Campur kode yang terjadi dalam Gelar Wicara Hitam Putih cenderung disebabkan oleh faktor latar belakang sikap penutur. Kedekatan, kemampuan berbahasa, dan latar belakang sosial merupakan faktor di dalamnya yang membuat alih kode digunakan. C. Implikasi Alih Kode dan Campur Kode pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Hasil penelitian diimplikasikan pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA, khususnya pada materi pembelajaran teks anekdot. Hasil penelitian berupa alih kode dan campur kode yang terjadi dalam peristiwa tutur di Gelar Wicara Hitam Putih dapat dikaitkan dengan kompetensi dasar 3.6 menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot dan 4.6 membuat kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur, dan kebahasaan. Kompetensi dasar tersebut dimuat di dalam kurikulum 2013. Hasil penelitian dikaitkan dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil penelitian digunakan sebagai contoh teks anekdot yang akan dijadikan rangsangan atau membangun konteks dalam memulai pembelajaran pada kompetensi dasar 3.6 dan 4.6. Selain itu, hasil penelitian digunakan sebagai pengembangan dalam Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8

pembuatan teks anekdot, yakni menggunakan dua bahasa atau lebih. Latar belakang siswa yang beragam, baik latar belakang sosial maupun latar belakang kebahasaan dapat mempengaruhi kemampuan menulis siswa itu sendiri, termasuk dalam membuat teks anekdot. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dalam peristiwa tutur di Gelar Wicara Hitam Putih, ditemukan adanya tuturan yang tergolong alih kode, campur kode, serta faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode. 1. Alih kode yang digunakan dalam adalah alih kode intern dan alih kode ekstern. Alih kode intern yang digunakan dalam tuturan pada Gelar Wicara Hitam Putih berjumlah dua data. Alih kode intern yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralihan bahasa Indonesia ke bahasa Sunda dan dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia. Kemudian, alih kode ekstern yang digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih berjumlah 39 data. Alih kode ekstern yang digunakan dalam penelitian ini berupa peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, bahasa Indonesia ke bahasa Arab, dan bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Alih kode ekstern yang cenderung digunakan Putih adalah peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Selanjutnya, ditemukan juga campur kode dalam tuturan pada Gelar Wicara Hitam Putih. Campur kode yang ditemukan seperti campur kode berbentuk kata, frasa, baster, perulangan kata, ungkapan, dan klausa. Campur kode yang digunakan dalam berupa penyisipan serpihan bahasa Inggris ke dalam struktur bahasa Indonesia, bahasa Indonesia ke dalam struktur bahasa Inggris, bahasa Arab ke dalam struktur bahasa Indonesia, bahasa Betawi ke dalam struktur bahasa Indonesia, dan bahasa Sunda ke dalam struktur bahasa Indonesia. Campur kode berbentuk kata cenderung digunakan Putih. Campur kode berbentuk kata yang digunakan dalam tuturan pada Gelar Wicara Hitam Putih berjumlah 117 data. Campur kode berbentuk kata yang digunakan meliputi penyisipan kata bahasa Betawi, Jawa, Arab, Inggris, dan Sunda yang disisipkan ke dalam struktur bahasa Indonesia. Campur kode berbentuk kata merupakan bentuk campur kode yang cenderung digunakan Putih. Campur kode berbentuk frasa yang ditemukan dalam tuturan pada Gelar Wicara Hitam Putih berjumlah 35 data. Campur kode berbentuk frasa yang digunakan dalam tuturan pada Gelar Wicara Hitam Putih berupa penyisipan frasa bahasa Inggris, Arab, dan Betawi ke dalam struktur bahasa Indonesia dan juga terdapat penyisipan frasa bahasa Indonesia ke dalam struktur bahasa Inggris. Penyisipan frasa bahasa Inggris ke dalam struktur bahasa Indonesia merupakan campur kode bentuk frasa yang cenderung digunakan dalam tuturan. Campur kode berbentuk baster yang digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih berjumlah satu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 9

data. Campur kode berbentuk baster yang digunakan berupa gabungan kata bahasa Inggris dengan kata asli bahasa Indonesia. Campur kode berbentuk perulangan kata yang ditemukan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih berjumlah satu data. Campur kode berbentuk perulangan kata yang digunakan berupa penyisipan perulangan kata bahasa Betawi ke dalam struktur bahasa Indonesia. Campur kode berbentuk perulangan kata sedikit ditemukan Putih. Campur kode berbentuk ungkapan yang ditemukan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih berjumlah satu data. Campur kode berbentuk ungkapan yang digunakan berupa penyisipan ungkapan bahasa Arab ke dalam struktur bahasa Indonesia. Campur kode berbentuk ungkapan sedikit ditemukan Putih. Campur kode berbentuk klausa yang ditemukan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih berjumlah delapan data. Campur kode berbentuk klausa yang digunakan berupa penyisipan klausa bahasa Inggris dan Arab ke dalam struktur bahasa Indonesia. Penyisipan klausa bahasa Inggris ke dalam struktur bahasa Indonesia merupakan campur kode yang cenderung digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih. 2. Selain bentuk-bentuk alih kode dan campur kode, ditemukan juga beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya dalam tuturan pada Gelar Wicara Hitam Putih. Faktor penyebab terjadinya alih kode terdapat 41 data, meliputi faktor penutur, mitra tutur, hadirnya orang ketiga, dan berubahnya topik pembicaraan. Selain faktor penyebab alih kode, terdapat juga faktor penyebab terjadinya campur kode, yaitu 163 data meliputi faktor latar belakang sikap penutur dan kebahasaan. Faktor penyebab alih kode meliputi, penutur, lawan tutur, hadirnya orang ketiga, dan berubahnya topik pembicaraan. Alih kode yang digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih cenderung disebabkan oleh faktor penutur. Penutur memiliki faktor penentu sehinggan ia melakukan alih kode, seperti latar belakang sosial, latar belakang penutur, kedekataan dengan mitra tutur, dan keuntungan yang diharapkan bagi penutur ketika berbincang dengan mitra tuturnya. Kemudian, faktor penyebab terjadinya campur kode meliputi, latar belakang sikap penutur dan kebahasaan. Campur kode yang digunakan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih cenderung disebabkan oleh faktor latar belakang sikap penutur. Kedekatan dengan mitra tuturnya, adanya maksud, serta adanya pengaruh budaya dan teknologi merupakan faktor di dalamnya. 3. Hasil penelitian diimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Kompetensi yang dikaitkan dengan hasil penelitian ialah KD 3.6 menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot dan 4.6 membuat kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur, dan kebahasaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk alih kode dan campur kode yang ditemukan dalam tuturan di Gelar Wicara Hitam Putih dapat dijadikan sebagai bahan ajar tambahan dan variasi pada pembelajaran teks anekdot. Hasil penelitian dijadikan sebagai contoh Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 10

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan juga penggunaan bahasa Indonesia sesuai konteks. Hasil penelitian ini juga dikaitkan sebagai bahan untuk melakukan stimulus respon, bahan ajar, dan tugas di rumah. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut. 1. Bagi guru, hasil penelitian hendaknya dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai deskripsi alih kode dan campur kode pada Gelar Wicara Hitam Putih. Guru dapat memanfaatkan alih kode dan campur kode dalam sebagai variasi dalam pembelajaran di kelas. Hasil penelitian berupa bentuk alih kode dan campur kode dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran teks anekdot, pembelajaran cerpen, dan pembelajaran drama. 2. Bagi peneliti, hasil penelitian hendaknya digunakan sebagai referensi teoretis tentang alih kode dan campur kode. Hasil penelitian juga dapat memberikan wawasan mengenai deskripsi alih kode dan campur kode pada Gelar Wicara Hitam Putih dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Selain itu, peneliti selanjutnya sebaiknya dapat menindaklanjuti penelitian yang sejenis dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, seperti pendekatan Research and Development atau Mix Methods. Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian alih kode dan campur kode yang diimplikasikan dalam bentuk bahan ajar atau mengembangkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad dan Hendri. 2015. Mudah Menguasai Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya. AR, Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Chaer. Abdul. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, T. Fathimah. 2010. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama. Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Rokhman, Fathur. 2013. Sosiolinguistik (Suatu pendekatan pembelajaran bahasa dalam masyarakat multikultural). Yogyakarta: Graha Ilmu. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 11